Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian
Menurut Kurtini dan Riyanti 2011, pada hari ke-4 seluruh organ tubuh mulai tampak, sistem vascular jelas, mata sudah mulai terlihat dan tampak sebagai
bintik gelap yang terletak di sebelah kanan jantung, jantung sudah membesar. Dengan mikroskop terlihat otaknya yang terbagi 3 bagian, yaitu otak depan, otak
tengah, dan otak belakang. Pada fase ini peneliti malakukan penyemprotan larutan vitamin B kompleks yang diharapkan dapat membantu mengoptimalkan
perkembangan embrio.
Vitamin B kompleks adalah satu kelompok vitamin B yang terdiri dari: vitamin B1 thiamine, vitamin B2 riboflavin, vitamin B3 niacin, vitamin B5
pantothenic acidasam pantotenat, vitamin B6 pyridoxamine, vitamin B9 folic acidasam folat, vitamin B12 cyanocob, vitamin B7 biotin, Kolin, dan inositol
Yuniastuti, 2007. Menurut Sandjaja dan Atmarita 2009, penyemprotan dengan larutan vitamin B kompleks yang mengandung vitamin B9 asam folat
dapat mempercepat petumbuhan janin, mempercepat regenerasi sel, pembentukan sel darah merah dan menjaga kekebalan tubuh. Selain itu, asam folat juga
berperan sebagai pembawa karbon tunggal pada pembentukan heme molekul hemoglobin. Asam folat memegang peranan penting dalam awal perkembangan
embrio, diantaranya adalah pembentukan neural tube. Neural tube inilah sebagai awal pembentukan otak dan sumsum tulang belakang Pramita, 2015.
Menurut Widianingrum 2012, penyemprotan telur menggunakan larutan vitamin B kompleks sebanyak 5 butir per liter air menunjukkan angka kematian embrio
yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan air tanpa vitamin B kompleks. Pada penyemprotan B kompleks sebanyak 5 butir per liter air menunjukkan
angka sebesar 26,67 ± 16,41, sedangkan pada air tanpa B kompleks sebesar 45,83 ± 21,71.
Selain faktor suhu dan kelembapan, menurut Widianingrum 2012, ketebalan kerabang telur dapat menjadi penyebab kegagalan dalam proses penetasan. Hal
ini terjadi karena pada saat proses menetas, anak itik DOD mengalami kesulitan untuk memecahkan kerabang telur yang tebal sehingga dapat menyebabkan DOD
mati karena kelelahan. kelembapan dalam mesin tetas dilakukan dengan menambahkan air. Air berfungsi untuk membantu proses pelapukan kerabang
telur CaCO
3
sehingga embrio bisa memecah kerabang telur dengan mudah dan kematian embrio bisa dikurangi.
Menurut Mulyadi 2015, air dapat menjadi salah satu faktor dalam pelapukan kerabang telur CaCO
3
yang sering disebut hidrolisis. Hidrolisis adalah bentuk pelapukan kimia yang disebabkan oleh air. Proses pelapukan kimia ini terjadi
karena air H
2
O, biasanya dalam bentuk air hujan, merusak komposisi dan ukuran kimia mineral-kalsium dan menghasilkan mineral-kalsium kurang stabil,
sehingga lebih mudah terlapuk Syekhfani, 2013. Ketika proses hidrolisis berjalan maka vitamin B kompleks yang terkandung dalam larutan akan segera
menebus membran-membran telur han menstimulasi blastodisk untuk segera berkembang lebih cepat menjadi calon embrio.
Berdasarkan penelitian Widianingrum 2012, tentang penggunaan vitamin B kompleks sebagai bahan penyemprotan terhadap fertilitas, daya tetas, dan
kematian embrio dengan dosis 5 butir vitamin B kompleks per liter air yang menghasilkan pengaruh nyata. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui
pengaruh B kompleks dengan dosis yang tepat dalam gram untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Dosis 5 butir vitamin B kompleks setara dengan 4 g
vitamin B kompleks. Tingkat dosis yang lebih tinggi akan digunakan untuk mengetahui hasil optimum pada penetasan telur itik tegal yaitu 4 gl air,
6 gl air, dan 8 gl air.