guru kelas apakah soal yang akan digunakan untuk tes akhir ini tidak terlalu sulit, setelah peneliti konsultasikan dengan guru kelas, pada awalnya berkomentar
soalnya tidak terlalu sulit tetapi terlalu banyak, karena soal tesnya berbentuk uraian, namun setelah berdiskusi kembali dengan mempertimbangkan beberapa
alasan guru kelas akhirnya menyetujui soal tes kemampuan pemecahan masalah yang peneliti buat. Karena instrumen tes kemampuan pemecahan masalah
dikatakan valid oleh kedua validator, maka instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran valid untuk digunakan.
3. Melakukan tes kemampuan pemecahan masalah pada kelas penelitian Tes kemampuan pemecahan masalah dilaksanakan setelah pertemuan ketiga
selesai dilaksanakan. Tes kemampuan pemecahan masalah dilaksanakan tepatnya pada hari Rabu, 30 Maret 2016 pada pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 15.30
WIB di kelas X-6. Tes terdiri dari 6 butir soal dilaksanakan selama 60 menit dan diikuti oleh sebanyak 36 siswa. Sebelum mengerjakan tes guru memberikan
instruksi dan petunjuk pengerjaan tes kepada siswa. Setelah selesai diberikan informasi, siswa dipersilahkan mengerjakan tes yang diberikan. Setelah waktu
habis, siswa diminta untuk mengumpulkan hasil tesnya kepada guru. 4. Melaksanakan penskoran dan penilaian terhadap tes kemampuan pemecahan
masalah pada kelas penelitian. Penskoran tes kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada Lampiran 37.
4.1.3 Hasil Kedudukan Siswa dalam Kelompok
Menurut Arikunto, 2009 yang dimaksud dengan kedudukan siswa dalam kelompok adalah letak seseorang siswa di dalam urutan tingkatan. Dalam istilah
umum, disebut ranking. Untuk dapat diketahui ranking dari siswa-siswa di suatu kelas maka harus diadakan pengurutan nilai siswa-siswa tersebut dari yang paling
atas sampai ke nilai yang paling bawah. Dengan pengelompokkan atas 3 ranking berdasar standar deviasi, diperoleh kedudukan siswa dalam kelompok seperti pada
Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Pengelompokkan Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 9 Semarang
NO KODE
NILAI KELOMPOK
NO KODE
NILAI KELOMPOK
1 ADR
95 ATAS
19 MLP
93 ATAS
2 AES
93 ATAS
20 MBS
82 SEDANG
3 ARF
77 SEDANG
21 MRA
77 SEDANG
4 ANS
93 ATAS
22 NAL
97 ATAS
5 ABM
58 BAWAH
23 NWM
85 SEDANG
6 AM
77 SEDANG
24 NA
88 SEDANG
7 AAK
82 SEDANG
25 RA
45 BAWAH
8 ARP
78 SEDANG
26 RAA
93 ATAS
9 ASH
80 SEDANG
27 RAT
88 SEDANG
10 BWK
83 SEDANG
28 RKS
80 SEDANG
11 DRY
90 SEDANG
29 RDR
82 SEDANG
12 DAP
77 SEDANG
30 RMK
85 SEDANG
13 DKN
77 SEDANG
31 SY
87 SEDANG
14 DS
58 BAWAH
32 SRA
83 SEDANG
15 HW
87 SEDANG
33 SA
87 SEDANG
16 INM
82 SEDANG
34 UK
87 SEDANG
17 KAK
78 SEDANG
35 WBA
83 SEDANG
18 LM
93 ATAS
36 NSP
78 SEDANG
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa 7 siswa termasuk kelompok atas, 26 siswa termasuk kelompok sedang, dan 3 siswa termasuk dalam kelompok bawah, maka
kelompok siswa yang dominan di kelas X-6 adalah kelompok sedang. Perhitungan selengkapnya untuk menentukan kedudukan siswa dalam kelompok dapat dilihat
pada Lampiran 41.
4.1.4 Hasil Penentuan Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 6 siswa kelas X-6 SMA Negeri 9 Semarang, yang dipilih secara purposive sample 2 siswa dari masing-masing kelompok.
Purposive sample sampel bertujuan adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, dalam hal ini dipilih berdasarkan tujuan yang hendak
dicapai yaitu mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa untuk kelompok atas, sedang, dan bawah. Penentuan siswa termasuk kelompok atas, sedang, atau
bawah berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah. Hasil analisis nilai tes kemampuan pemecahan masalah diperoleh 7 siswa masuk dalam kelompok
atas, 26 siswa kategori masuk dalam kelompok sedang, dan 3 siswa masuk dalam kelompok bawah.
Dari hasil pengelompokan siswa dengan mempertimbangkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah, setiap kelompok dipilih 2 subjek penelitian
secara purposive sample yang akan dianalisis kemampuan pemecahan masalah matematika. Subjek penelitian yang diwawancarai oleh peneliti dapat dilihat pada
Tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Daftar Nama Subjek Penelitian Wawancara
NO KODE
KEDUDUKAN 1
ADR ATAS
2 NAL
ATAS 3
WBA SEDANG
4 SRA
SEDANG 5
DS BAWAH
6 ABM
BAWAH
Selanjutnya peneliti melaksanakan wawancara dengan subjek penelitian. Data wawancara direkam dengan menggunakan audio recorder dan handphone.
Wawancara dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan peneliti dengan subjek penelitian yaitu pada tanggal 7 April 2016.
4.2 Analisis Data