3.6 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Data merupakan hal yang terpenting dalam suatu penelitian. Tanpa adanya data maka suatu penelitian tidak akan berjalan. Data dapat diperoleh dari sumber
data. Sumber data dibedakan menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Pada penelitian yang akan
dilaksanakan ini, menggunakan sumber data primer. Data primer ini merupakan data tertulis dari hasil tes kemampuan
pemecahan masalah dan hasil wawancara dengan siswa yang menjadi subjek penelitian. Data deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa berupa uraian
mengenai tahap kemampuan pemecahan masalah dari kelompok atas, sedang, dan bawah.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
3.7.1 Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama siswa kelas X-5 sebagai kelas uji coba dan kelas X-6 sebagai kelas penelitian, yang diperlukan
sebagai data penelitian.
3.7.2 Tes
Arikunto 2009: 53 mengemukakan tes merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Metode tes digunakan untuk mendapatkan nilai kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
penelitian. Tes dilakukan setelah siswa memperoleh pembelajaran materi trigonometri model Auditory Intellectually Repetition AIR. Sebelum dilakukan
tes, soal terlebih dahulu diujicobakan pada kelas uji coba. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan dan keabsahan tes yang meliputi reliabilitas,
taraf kesukaran dan daya pembeda dari tiap-tiap butir soal. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes bentuk uraian. Sebelum tes diberikan,
terlebih dahulu diujicobakan pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran butir soal tes.
3.7.3 Wawancara
Menurut Moleong 2007: 186 wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewer yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Wawancara
dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung mengenai kemampuan siswa dalam hal memecahkan masalah. Esterberg dalam
Sugiyono 2010: 319-320 mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan peneliti mencatatnya.
Wawancara semiterstruktur termasuk dalam kategori in-depth interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan
oleh responden. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui
secara pasti apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.
Peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan dalam pelaksanaan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian dengan
menggunakan audio recorder sebagai alat perekam sehingga hasil wawancara menunjukkan keabsahan dan dapat diorganisir dengan baik untuk
analisis selanjutnya. Perekaman dilakukan secara bergiliran. Artinya wawancara dilakukan satu persatu secara bergantian sehingga peneliti mudah
menyimpulkan kemampuan pemecahan masalah setiap siswa dalam menyelesaikan butir soal pada materi trigonometri.
3.8 Prosedur Penelitian