Kemampuan Pemecahan Masalah dan Model Pembelajaran AIR

Tabel 4.10 Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelompok Bawah No. Kode Nilai 1. ABM 58 2. DS 58 3. RA 45 Jumlah 161 Rata-rata 54

4.3.4 Kemampuan Pemecahan Masalah dan Model Pembelajaran AIR

Hasil analisis data nilai tes akhir menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Pada kelas penelitian, diberi perlakukan pembelajaran model Auditory Intellectually Repetition AIR. Siswa antusias mengikuti pembelajaran, pada tahap persiapan, siswa mampu mengamati dan memberikan pesan mengenai video motivasi yang ditayangkan pada setiap pertemuannya, kemudian pada tahap menyampaikan, siswa mampu menanggapi materi apersepsi yang diberikan oleh guru, pada tahap pelatihan siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk memecahkan masalah dan menemukan pengetahuan baru melalui media LKS dan LTS, pada tahap menyampaikan hasil siswa mengerjakan kuis secara individu, kemudian diakhiri dengan menyampaikan kesimpulan secara lisan mengenai materi yang dibahas pada tiap pertemuannya. Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas penelitian, kelas tersebut dievaluasi untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi trigonometri. Soal terdiri dari 6 butir soal berbentuk uraian dengan alokasi waktu 60 menit. Soal yang digunakan sebelumnya telah diuji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda dimana soal tersebut telah diujicobakan. Selanjutnya hasil dari tes kemampuan pemecahan masalah pada kelas penelitian diuji ketuntasan belajar. Uji tersebut menunjukkan bahwa siswa yang dikenai model pembelajaran AIR telah mencapai ketuntasan belajar berdasarkan KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang diterapkan di SMA Negeri 9 Semarang, yaitu 75 untuk mata pelajaran matematika. Secara klasikal, uji proporsi pihak kiri menunjukkan bahwa persentase siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar telah melampaui 85. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran AIR dapat membantu siswa mencapai ketuntasan belajar baik secara individual maupun klasikal. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan pembelajaran model AIR dapat mengalami peningkatan. Penerapan model pembelajaran AIR memiliki karkteristik yang membuat siswa lebih aktif dalam memahami materi. Guru tidak sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, melainkan memfasilitasi siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa memiliki pemahaman yang lebih mantap terhadap materi trigonometri. Siswa paham benar mengenai materi apa yang mereka pelajari, penerapannya dan cara menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan trigonometri. Edward L. Thorndike, sebagaimana dikutip oleh Suherman 2003: 28 mengemukakan bahwa seorang anak akan lebih berhasil belajarnya, jika ia telah siap untuk melakukan kegiatan belajar, diberikan pengulangan, semakin sering pengulangan dilakukan akan makin kuat konsep tertanam dalam ingatan anak. Hal ini sangat selaras dengan tahapan dalam model pembelajaran AIR, yakni tahap persiapan, penyampaian, pelatihan dan menyampaikan hasil. Ausubel, sebagaimana dikutip oleh Suherman 2003: 28 mengemukakan bahwa teori belajar bermakna mendukung siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, yakni dalam menyelesaikan soal-soal tidak rutin. Teori belajar bermakna menyatakan, makna dibangun ketika guru memberikan permasalahan yang relevan dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada sebelumnya, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai. Dalam pembelajaran model AIR, sebelum memulai materi yang baru, guru selalu memberikan materi apersepsi, yang tujuannya untuk mengingatkan kembali dan mengecek kemampuan siswa mengenai materi yang dibahas pada pertemuan selanjutnya. Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan pembelajaran model AIR lebih baik adalah sebagai berikut. 1 Model pembelajaran AIR memberi kesempatan siswa untuk melatih pemahaman dan penggunaan kemampuan pemecahan masalah melalui latihan-latihan soal yang diberikan. 2 Penerapan model pembelajaran AIR mengajak siswa untuk memecahkan masalah melalui diskusi kelompok. Melalui diskusi akan menyatukan ide-ide mereka secara verbal, sehingga dapat meningkatkan daya nalar, keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasannya, merumuskan pertanyaan, merencanakan perencanaan strategis serta menganalisis pengalaman. Akibatnya, siswa secara aktif dapat memecahkan masalah. 3 Melalui pembelajaran model AIR, pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga siswa menjadi semangat dan termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Secara umum, penerapan model pembelajaran AIR dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan RPP yang telah disusun. Peneliti dapat memaparkan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru maupun peneliti lain dalam menerapkan pembelajaran model AIR sebagai berikut. 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP harus disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang digunakan serta disesuaikan dengan kompetensi keterampilan apa yang akan diteliti; 2 Media yang digunakan dan tugas-tugas yang diberikan juga diharapkan mampu mendukung pembelajaran dengan baik; 3 Guru harus menguasai dengan baik strategi pembelajaran yang digunakan dan melakukan persiapan sebaik mungkin untuk pembelajaran yang akan dilakukan; 4 Pembagian anggota kelompok dengan kemampuan yang merata. Agar dalam pelaksanaan diskusi dapat berlangsung efektif; 5 Komunikasi yang terjadi dalam kelompok. Artinya, hendaknya dalam diskusi peserta didik fokus mendiskusikan apa yang menjadi permasalahan; 6 Guru selalu bekeliling memperhatikan proses jalannya diskusi. Guru ikut memantau serta menilai kinerja kelompok dan hasil kerja kelompok; 7 Pengorganisasian waktu pembelajaran hendaknya dilakukan dengan efektif dan efisien.

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Kemampuan pemecahan masalah siswa SMA kelas X dalam pembelajaran model Auditory Intellectually Repetition AIR mencapai ketuntasan klasikal. 2. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelompok Atas a. Siswa kelompok atas pada tahap memahami masalah, siswa menuliskan apa yang diketahui secara lengkap dan terurut, menuliskan apa yang ditanyakan dari soal secara tepat serta menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat sendiri. b. Siswa kelompok atas pada tahap merencanakan penyelesaian, siswa menebak konsep apa yang harus digunakan dalam menyelesaikan masalah dengan tepat, menyederhanakan masalah dengan melakukan eksperimen dan simulasi membuat gambar secara lengkap, mengidentifikasi sub- tujuan mencari hal-hal yang perlu dicari sebelum menyelesaikan masalah secara lengkap dan terurut. c. Siswa kelompok atas pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan. d. Siswa kelompok atas pada tahap memeriksa kembali hasil dan proses tidak 165

Dokumen yang terkait

KOMPARASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X MATERI TRIGONOMETRI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN MMP DAN PAIRS CHECK

0 10 423

PENINGKATAN KARAKTER DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII

0 16 263

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP N SATU ATAP 6 PAKKAT HUMBAHAS.

2 9 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (Air) Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Prestasi Belajar Matematika Si

0 1 15

model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR).

1 2 52

KEEFEKTIFAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 MINGGIR.

0 1 221

PROFIL KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA.

4 12 95

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

0 0 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan pemecahan masalah matematika - PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 PADAMARA - repository perpustakaan

0 0 11