Authoritarianisme Psikologi Humanistis Erich Fromm

26 melalui mekanisme pelarian, mereka masih butuh untuk menemukan jawaban atas keberadaannya yaitu melalui kebebasan positif.

2.2.3.1. Authoritarianisme

Istilah authoritarianisme berasal dari bahasa Inggris yaitu authoritarian. Kata authoritarian sendiri berasal dari bahasa Inggris authority, yang sebetulnya turunan dari bahasa Latin yaitu auctoritas. Kata tersebut berarti pengaruh, kuasa, wibawa, otoritas. Dengan otoritas tersebut orang dapat mempengaruhi pendapat, pemikiran, gagasan, dan perilaku orang, baik secara perorangan maupun kelompok. Authoritarianisme merupakan paham atau pendirian yang berpegang pada otoritas, kekuasaan, yang meliputi cara hidup dan bertindak. Istilah authoritarianisme digunakan untuk menggambarkan bentuk organisasi sosial atau keadaan yang memaksa dengan kuat dan kadang-kadang dengan tindakan yang berlawanan terhadap penduduk. Misalnya, dalam sebuah negara otoriter, para warga dikenakan wewenang negara dalam segala aspek kehidupan mereka. Authoritarianisme juga ditandai dengan tunduk pada otoritas kesenangan akan menyelesaikan kepatuhan atau tunduk kepada otoritas yang bertentangan dengan kebebasan individu dan demokrasi. Dalam www.PsychWiki.comAuthoritarianism , Stenner 2009 menjelaskan seperti kutipan berikut ini: “Authoritarianism is an enduring predisposition across all political and social affairs, which favors conformity and obedience sameness and oneness over freedom and difference ”. “Authoritarianisme adalah suatu kecenderungan kronis yang berlaku untuk semua urusan politik maupun sosial, yang menyerupai kesesuaian dan ketaatan kesamaan dan kesatuan yang lebih dari kebebasan dan perbedaan”. 27 Fromm 1941:141 dalam bukunya Escape from Freedom memperkuat pernyataan tersebut bahwa: “Authoritarianism is the tendency to give up the independence of one’s own individual self and to fuse one’s self with somebody or something outside oneself in order to acquire the strength which the individual self is lacking ”. “Authoritarianisme adalah kecenderungan untuk menyerahkan kemandirian seseorang secara individu dan meleburkannya dengan seseorang atau sesuatu diluar dirinya demi mendapatkan kekuatan yang tidak dimilikinya” Feist Feist, 2010:235. Dengan kata lain, authoritarianisme adalah mencari ses uatu yang baru, “pertalian kedua” sebagai pengganti pertalian pertama yang telah hilang. Kebutuhan untuk bersatu dengan mitra yang kuat tersebut dapat berupa dua hal yaitu masokisme dan sadisme. Masokisme timbul dari rasa ketidakberdayaan, lemah serta rendah diri dan bertujuan untuk menggabungkan diri dengan orang atau institusi yang lebih kuat. Usaha masokis tersebut sering berkedok cinta atau kesetiaan tersembunyi. Sedangkan sadisme bertujuan mengurangi kecemasan dasar dengan mencapai kesatuan dengan satu orang atau lebih Feist Feist, 2010:236.

2.2.3.2. Kebebasan Positif