Latar Belakang La Bibliographie

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sastra tidak lain dari catatan penting tentang apa yang telah dirasakan manusia di dunia. Sastra tersebut juga memiliki hubungan yang jelas dalam kehidupan. Seperti yang dijelaskan Hudson 1970:10 bahwa: “Literature is the vital records of what men have seen in life, what they have experienced of it, what they have thought and felt about these aspects of it which have the most immediate and enduring interest for all of us. It is thus fundamentally an expression of life through the medium of language ”. “Sastra adalah catatan penting dari apa yang telah dilihat manusia dalam kehidupan, apa yang telah mereka alami, apa yang telah mereka pikirkan dan rasakan tentang aspek-aspek yang telah berlangsung dan abadi yang telah menarik perhatian bagi kita semua. Dengan demikian, pada dasarnya sastra merupakan ekspresi kehidupan melalui media bahasa”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, 2008 dijelaskan bahwa sastra adalah “karya tulis yang bila dibandingkan dengan tulisan lain, dengan ciri-ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya”. Karya sastra berarti karangan yang mengacu pada nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual, dengan cara yang khas. Pembaca sastra dimungkinkan untuk menginterpretasikan teks sastra sesuai dengan wawasannya sendiri. 2 Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya manusia dan kehidupan sebagai mediumnya. Sastra adalah karya yang bersifat ambigu, asosiatif, ekpresif, konotatif, dan menunjukkan sikap penulis atau pembacanya. Meskipun bersifat imajinatif, karya sastra diciptakan berdasarkan kenyataan, tetapi kenyataan yang ada dalam unsur karya sastra bukan kenyataan yang apa adanya Semi 2012:169. Karya sastra merupakan media yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan pengalamannya. Peran karya sastra sebagai media adalah untuk menghubungkan pikiran-pikiran pengarang yang ingin disampaikan kepada pembaca. Karya sastra juga dapat merefleksikan pandangan pengarang terhadap berbagai masalah yang diamati di lingkungannya. Realitas sosial yang dihadirkan melalui teks kepada pembaca merupakan gambaran tentang berbagai fenomena sosial yang pernah terjadi di masyarakat dan dihadirkan kembali oleh pengarang dalam bentuk dan pengetahuan dan memperkaya wawasan pembacanya dengan cara yang unik, yaitu tanpa berkesan mengguruinya Sugihastuti, 2007:81-82. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Ratna 2008:305 yang menyatakan bahwa hakikat karya sastra adalah imajinasi yang dilukiskan melalui bahasa dan dilakukan oleh pengarang, tetapi bila tanpa didasarkan atas dan diinvestasikan terhadap pemahaman mengenai kenyataan dalam masyarakat, maka karya sastra tersebut akan berubah menjadi dongeng, cerita khayal, bahkan sebagai ilmu pengetahuan. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa karya sastra juga erat hubungannya dengan masyarakat karena dalam hal penciptaan karya sastra, masyarakat dan seluruh pernik kehidupannya adalah sumber inspirasi. Dan perhatian terhadap masyarakat justru meningkatkan pemahaman terhadap karya sastra karena sebagai bagian integral masyarakat. Karya sastra pada dasarnya 3 secara keseluruhan disusun berdasarkan model-model masyarakat. Oleh karena karya sastra disusun dengan menggunakan kata- kata, maka karya sastra disebut “dunia dalam kata” yakni dunia yang dihuni oleh tokoh-tokoh fiksional. Masyarakat yang dilukiskan adalah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana dialami oleh pengarang, bedanya masyarakat tersebut sudah bercampur dengan emosi, obsesi, cita-cita dan citra pengarang. Yassin seperti dikutip dalam Nurgiyantoro 2009:15 menyatakan bahwa karya sastra terbagi menjadi tiga jenis yaitu puisi, novel atau yang sering disebut dengan roman, dan drama. Karya sastra khususnya roman diciptakan oleh pengarang dengan tujuan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan tanpa melupakan bahwa karya sastra sebenarnya merupakan bagian masalah hidup, filsafat dan ilmu jiwa. Roman adalah cerita yang ditulis dalam bahasa roman yaitu rakyat Perancis pada abad pertengahan. Roman juga dapat diartikan sebagai cerita prosa yang melukiskan pengalaman lahir dari beberapa orang yang berhubungan satu sama lain dalam suatu keadaan. Dalam Dictionnaire Larousse De Poche, 1988 :370 dijelaskan seperti kutipan berikut ini : “Roman est une oeuvre d’imagination en prose, qui cherche à retenir le lecteur par l’intérêt de l’intrigue, des descriptions, et l’analyse des sentiments”. “Roman adalah karya imajinasi dalam prosa, yang menarik perhatian pembaca dari alur ceritanya yang menarik, dari penggambarannya, dan penguraian keindahan- keindahannya”. Untuk memperkuat beberapa pendapat tentang roman tersebut seperti dikutip dari www.wikipedia.orgwikiProsa diunduh 26102015; pukul 20:15 dijelaskan bahwa roman merupakan bentuk prosa baru karangan prosa timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala 4 suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak- kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang- cabang, banyak digresi pelanturan. Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut . Dalam penelitian ini, peneliti memilih roman yang berjudul “Sans Famille” yang berarti “Sebatang Kara” karya Hector Malot sebagai objek penelitian karena roman ini merupakan roman yang paling populer dari keseluruhan karyanya dan telah mendapat apresiasi yang sangat luas. Di samping itu, kisah keberanian, integritas, dan kesetiaan anak yang sebatang kara tersebut, layak menjadi contoh bagi anak-anak di jaman sekarang karena sangat sulit menemukan seorang anak yang sekaligus memiliki keberanian, integritas dan kesetiaan di dunia nyata sehingga peneliti tertarik mengungkap kisah tersebut lebih dalam. Roman Sans Famille pada awalnya bukanlah sebuah karya sastra anak-anak atau remaja, tetapi dalam perkembangannya Sans Famille lebih populer sebagai roman anak- anak dan remaja. Libraire de La Societe de Gens de Lettres mempublikasikan pertama kali roman Sans Famille pada tahun 1878. Pada tahun 1934 di Prancis, roman Sans Famille diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama. Senza Famiglia adalah judul film layar lebar dari roman Sans Famille yang dibuat oleh industri perfilman Italian pada tahun 1946. Kemudian pada tahun 1965 dibuat versi film televisi dengan judul Le Théâtre de la Jeunesse : Sans Famille. Pada tahun 1961 dibuat juga dalam film Hongkong yang berjudul Nobody’s Child. Kisah Sans Famille juga sudah pernah dibuat animasinya dalam banyak versi pada tahun 1970 oleh perusahaan perfilman asal Jepang 5 yaitu Toei Animation yang berjudul Chibikko Rémi to Meiken Capi dan tahun 1977-1987 oleh Tokyo Movie Shinsha dengan judul Nobody’s Boy: Rémi Le Naki Ko dengan total 51 episode anime. Kemudian pada tahun 1981 Sans Famille ditayangkan di Paris dengan 6 part TV series oleh TF1 yang dibintangi oleh Petula Clark. Selanjutnya pada tahun 1984 di Uni Soviet dalam bahasa Rusia dengan judul Bez Semyi. Bukan hanya animasi, Jepang juga membuat drama dari kisah Sans Famille yang berjudul Nobody’s Girl Le Naki Ko dalam 2 season dengan total 25 episode drama seri TV, yang dibintangi Yumi Adachi, Takeshi Naito, Yoshiko Tanaka, et al. Awalnya diproduksi sebagai hari penghormatan 3 season modern untuk karya Masterpiece klasik oleh Hector Malot tapi dalam 2 season dengan tema yang lebih realistis dan kontroversial menyebabkan penolakan dari beberapa penonton lainnya. Kemudian Jepang membuat anime lagi dengan judul Rémi, Nobody Girl Le Naki Ko Rémi sebanyak 26 episode anime serial TV, pembuatan terakhir di Nippon Animation’s World Masterpiece Theatre Series. Versi ini membuat perubahan besar untuk alur ceritanya, yang mengubah Remi disuarakan oleh aktris pop star suara legendaris Mitsuko Horie menjadi seorang gadis dan menjadikannya seorang penyanyi anak. Kemudian seri ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh jaringan TV di seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara juga sempat ditayangkan rutin di salah satu TV swasta Indonesia dan Asia Selatan. Selain itu, roman Sans Famille juga diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, yaitu bahasa Italia Senza Famiglia, Spanyol Sin Familia, Jerman Heimatlos, Romania Singur Pe Lume, Belanda Alleen Op De Wereld, Vietnam Không Gia Dinh dan Inggris Nobody’s Boy. Cerita Sans Famille selain 6 berbentuk roman juga banyak dibuat versi Fançais facile-nya atau versi yang mudah dipahami, salah satunya dibuat oleh penerbit Hachette di Paris yang diadaptasi oleh Christine Ferreire pada tahun 1962. Versi Français facile tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Tanti Lesmana yang berjudul “Sebatang Kara” yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama, di Jakarta pada tahun 2010. Dan terjemahan terbaru Sans Famille dalam bahasa Inggris yang berjudul “Alone in the World” oleh Adrian de Bruyn, pada tahun 2007 http:www.wikipedia.orgwikiSans_Famille [diunduh 20150420 pukul 20:05]. Roman Sans Famille merupakan karya Masterpiece klasik tentang keberanian, integritas, dan kesetiaan. Roman tersebut menceritakan sebuah kisah perjalanan panjang seorang anak yang bernama Rémi dalam mengatasi kehidupan di jalanan. Ketika masih bayi, Rémi diculik dan di tinggalkan disebuah jalanan di Paris. Seorang pemotong batu yang miskin mengangkatnya sebagai anak, tetapi kemudian menjualnya kepada Signor Vitalis, pemusik jalanan yang membawa Rémi berkelana bersama rombongan pertunjukannya yang terdiri atas anjing-anjing Capi, Dulce, Zerbino dan seekor kera Joli-Coeur. Dari Signor Vitalis-lah Remi belajar bermain musik, dan orangtua ini menjadi pengganti sosok ayah baginya. Berbagai peristiwa dialaminya : kehilangan orang yang disayangi, menemukan sahabat sejati, dan terutama : harapan untuk menemukan kembali orangtua kandungnya. Pengaruh dari kecenderungan untuk menyesuaikan diri atau menyatukan diri dari keterasingan terhadap masyarakat selama Remi berkelana keliling Prancis mempengaruhi kehidupan Remi itu sendiri. Remi dapat belajar bermusik, bernyanyi, berbahasa Inggris, belajar arti sebuah kesetiaan, integritas dan keberanian dari kehidupannya yang sebatang 7 kara di Prancis. Hal tersebut yang secara tidak disadari bahwa pengaruh lingkungan sangatlah berdampak besar terhadap perkembangan dan sifat anak. Karya sastra, baik novel, drama dan puisi di jaman modern ini sarat dengan unsur- unsur psikologis sebagai manifestasi : kejiwaan pengarang, para tokoh fiksional dalam kisahan dan pembaca. Karya fiksi psikologis merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu novel yang bergumul dengan spiritual, emosional dan mental para tokoh dengan cara lebih banyak mengkaji perwatakan daripada mengkaji alur atau peristiwa Minderop 2013 :53. Psikologi berasal dari kata Yunani psyche, yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia Atkinson dalam Minderop 2013:3. Psikologi juga merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan, berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya www.belajarpsikologi.com pengertian-psikologi diunduh 20151106 pukul 14.00. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Dengan demikian objek ilmu psikologi sangat luas, maka dalam perkembangannya ilmu psikologi dikelompokkan dalam beberapa bidang yaitu psikologi umum, psikologi faal, psikologi perkembangan, psikologi kepribadian, psikologi klinis, psikologi konseling, psikologi abnormal, 8 psikologi pendidikan, psikologi diagnostik, psikologi sosial, psikologi industri, psikologi humanistis, psikologi sastra dan lain-lain. Selain itu, psikologi juga terbagi dalam beberapa metodologi di antaranya: metodologi eksperimental, observasi ilmiah, sejarah kehidupan metode biografi dan wawancara. Metode wawancara tersebut terbagi dalam beberapa teknik seperti angket, pemeriksaan psikologi, metode statistik dan metode analisis karya. Metode analisis karya tersebut dilakukan dengan cara menganalisis hasil karya seperti gambar-gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang www.wikipedia.comwikipsikologi [diunduh 20151106 pukul 14.30]. Tidak semua sikap manusia tampil secara dominan dan bersamaan dalam diri seorang individu. Banyak orang percaya bahwa masing-masing individu memiliki karakteristik kepribadian atau pembawaan yang menandainya. Pembawaan yang mencakup dalam pikiran, perasaan, dan tingkah laku merupakan karakteristik seseorang yang menampilkan cara ia beradaptasi dan berkompromi dalam kehidupan, itulah yang disebut kepribadian Santrock dalam Minderop, 2013:4. Kepribadian dalam psikologi bisa mengacu pada pola karakteristik perilaku dan pola pikir yang menentukan penilaian seseorang terhadap lingkungan. Kepribadian dibentuk oleh potensi sejak lahir yang dimodifikasi oleh pengalaman budaya dan pengalaman unik yang mempengaruhi seseorang sebagai individu. Pendekatan teoritis untuk memahami kepribadian mencakup kualitas nalar, psikoanalisis, pendidikan sosial, dan teori-teori humanistik: 9 “Personality refers to the characteristic patterns of behavior and ways of thinking that determine a person’s adjustment to his environment. Personality is shaped by inborn potential as modified by experiences common to the culture and subcultural group such as sex roles and unique experiences that affect the person as an individual. The major theoretical approach to an understanding of personality include trait, psychoanalytic, social learning, and humanistic theories Hilgard, et al via Minderop, 2013:4 ” “Kepribadian mengacu pada pola karakteristik perilaku dan cara berpikir yang menentukan penyesuaian seseorang terhadap lingkungannya. Kepribadian kemungkinan dibentuk oleh pembawaan sejak lahir yang dimodifikasi oleh pengalaman bersama budaya dan kelompok cabang kebudayaan misalnya peran gender dan pengalaman unik yang mempengaruhi seseorang sebagai individu. Pokok pendekatan teoritis untuk memahami kepribadian mencakup perilaku, psikoanalisis, pembelajaran sosial, dan teori- teori humanistik”. Untuk memperkuat pernyataan tersebut, peneliti akan menggunakan teori psikologi sastra untuk memahami aspek-aspek psikologi yang terkandung di dalam roman Sans Famille. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi dengan sastra, yaitu : a memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis, b memahami unsur-unsur kejiwaan para tokoh fiksional dalam karya sastra, dan c memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca. Dan pada dasarnya, psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah kejiwaan para tokoh fiksional yang terkandung dalam karya sastra Ratna, 2008 :343. Psikologi sastra adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra. Mempelajari psikologi sastra sebenarnya sama halnya dengan mempelajari manusia dari sisi dalam. Mun gkin aspek „dalam‟ ini yang acap kali bersifat subjektif, yang membuat para pemerhati sastra menganggapnya berat. Sesungguhnya belajar psikologi sastra amat indah, karena kita dapat memahami sisi kedalaman jiwa manusia, jelas amat luas dan amat dalam Endraswara, 2008 :16. 10 Psikologi sastra juga merupakan telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Dalam menelaah suatu karya psikologis hal penting yang perlu dipahami adalah sejauh mana keterlibatan psikologi pengarang dan kemampuan pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dengan masalah kejiwaan. Psikologi sastra dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar subconscious yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk sadar conscious Endraswara, 2008 :96. Kedua, telaah psikologi sastra adalah kajian yang menelaah cerminan psikologis dalam diri para tokoh yang disajikan sedemikian rupa oleh pengarang sehingga pembaca merasa terbuai oleh problema psikologis kisahan yang kadang kala merasakan dirinya terlibat dalam cerita. Karya-karya sastra memungkinkan ditelaah melalui pendekatan psikologi karena karya sastra menampilkan watak para tokoh, walaupun imajinatif, dapat menampilkan berbagai problem psikologis. John Keble berpendapat kedekatan antara karya sastra dan psikologi dapat dicermati melalui, misalnya karya-karya sastra yang merupakan ungkapan pemuasan motif konflik desakan keinginan dan nafsu yang ditampilkan para tokoh untuk mencari kepuasan imajinatif yang dibarengi dengan upaya menyembunyikan dan menekan perasaan dengan menggunakan „cadar‟ atau „penyamar‟ dari lubuk hati yang paling dalam sebagaimana dikutip Abrams dalam Minderop, 2013 :57. Gelora jiwa dan nafsu yang tampil melalui para tokoh ini yang harus digali oleh peneliti yang tentunya berdasarkan analisis secara instrinsik terlebih dahulu dan selanjutnya didekati melalui pendekatan psikologi. 11 Peneliti memilih Psikologi Humanistis yang berpayung pada Psikologi Sastra dalam penelitian ini dikarenakan :1 teori psikologi sastra dapat mengevaluasi karya sastra, menggali lebih dalam problem-problem kejiwaan tokoh bisa berupa konflik, kelainan perilaku, dan bahkan kondisi psikologis yang lebih parah sebagaimana dialami manusia di dalam kehidupan nyata, dan; 2 teori psikologi humanistis Erich Fromm berasumsi lebih melihat manusia dari sudut pandang sejarah yang didasari akan keberadaan manusia seperti keterasingan dan kesendirian yang menakutkan, dan juga menemukan jawaban atas keberadaan manusia untuk kabur dari kebebasan melalui pelarian, sehingga teori tersebut sangat relevan untuk menganalisis roman Sans Famille karya Hector Malot. Dalam penelitian ini akan dikaji fenomena psikologis tokoh utama roman Sans Famille dengan menggunakan teori Psikologi Humanistis Erich Fromm, yaitu authoritarianisme dan kebebasan positif.

1.2 Rumusan Masalah