Isi Laten Isi Komunikasi

48

a. Isi Laten

Menyelamatkan diri Aku tidak memikirkannya sama sekali. Pergi ke mana ? Ke tempat siapa? Kalau dipikir-pikir, orang besar tua yang tampan dan berjenggot putih ini, mungkin juga tidak semenakutkan yang aku duga sebelumnya; dan jika dia majikanku, mungkin dia bukan seorang majikan yang tak berperasaan. Berlangsung lama kami menempuh perjalanan jauh ditengah sedih kesepian, meninggalkan daratan itu untuk menemukan perladangan yang menarik perhatian, dan semua tidak terlihat di sekeliling kami, juga jauh memandang bentangannya, beberapa bukit yang membundar di puncak yang gersang.

b. Isi Komunikasi

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Rémi merasa tak berdaya untuk menempuh jalan yang sangat jauh karena fisiknya tidak kuat tapi dia tidak berpikir bagaimana cara menyelamatkan dirinya. Rémi merasa sedih dan kesepian dalam menempuh perjalanan yang jauh melalui bukit-bukit walaupun dia bersama dengan Signor Vitalis dan rombongan pertunjukan jalanan. Dia belum pernah menempuh perjalanan sejauh itu dan juga tidak dapat menolaknya atau menyelamatkan diri dari kenyataan yang harus dihadapi ke depannya. Setelah beberapa waktu berlalu, Signor Vitalis memutuskan untuk berpisah dengan Rémi dan menitipkannya pada seorang padrone. Selama pengembaraan, Rémi sudah sering bertemu para padrone yang suka memukuli anak-anak yang bekerja padanya. Orang-orang itu sangat kejam, suka menyumpah-nyumpah dan biasanya pemabuk. Hal itulah yang memenuhi pikiran Rémi, yang membuatnya khawatir 49 seandainya dia tinggal bersama salah satu dari para padrone tersebut. Perhatikan kutipan berikut: 5 SF256-257 “Dans nos courses à travers les villages et les villes, j’en avais rencontré plusieurs, de ces padrones qui mènent les enfants qu’ils ont engagés de-ci de-là, à coups de bâton. Ils ne ressemblaient en rien à Vitalis, durs, injustes, exigeants, ivrognes, l’injure et la grossièreté à la bouche, la main toujours levée. Je pouvais tomber sur un de ces terribles patrons . Et puis, quand même le hasard m’en donnerait un bon, c’était encore un changement. Après ma nourrice, Vitalis. Après Vitalis, un autre. Est-ce que ce serait toujours ainsi ? Est-ce que je ne trouverais jamais personne à aimer pour toujours ? Peu à peu j’en étais venu à m’attacher à Vitalis comme à un père. Je n’aurais donc jamais de père ; Jamais de famille ; Toujours seul au monde ; Toujours perdu sur cette vaste terre, où je ne pouvais me fixer nulle part ”

a. Isi Laten