36
Pada tahap pengumpulan data tersebut, peneliti mengumpulkan dan menelaah sumber data yang mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian untuk memperoleh data.
Data yang diperoleh kemudian digunakan dalam menganalisis objek penelitian yang berupa buku yaitu roman Sans Famille karya Hector Malot. Setelah mengumpulkan data
melalui teknik pustaka, langkah selanjutnya adalah memasukkan data tersebut dalam sebuah kartu data Ratna, 2008:48.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi. Isi dalam teknik analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi.
Isi laten adalah isi yang terkandung dalam naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi. Isi laten adalah isi
sebagaimana dimaksudkan oleh penulis, sedangkan isi komunikasi adalah isi sebagaimana terwujud dalam hubungan naskah dengan konsumen Ratna, 2008 :48.
Dengan kata lain, isi komunikasi pada dasarnya mengimplikasikan isi laten, tetapi belum tentu sebaliknya.
Analisis terhadap isi laten akan menghasilkan arti, sedangkan analisis terhadap isi komunikasi akan menghasilkan makna. Dasar pelaksanaan teknik analisis isi adalah
penafsiran yang memberikan perhatian pada isi pesan. Teknik analisis tersebut dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat isi di mana peneliti menekankan bagaimana
memaknakan isi komunikasi atau isi interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa komunikasi Ratna, 2008:49.
Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah mencari fakta yang relevan pada objek penelitian, kemudian hasil yang diperoleh dideskripsikan. Pada langkah
37
selanjutnya, peneliti menganalisis data-data yang ditemukan dengan memberi penjelasan- penjelasan lebih lanjut, sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan.
3.5 Teknik Pemaparan Hasil Analisis Data 3.5.1 Analisis Isi Laten
Berikut teknik hasil analisis isi laten pada kutipan roman Sans Famille berupa analisis tokoh
1 Nomor data:1
2 Sumber data: SF70
3 Korpus Data
Data
Tu as le cœur gros, continua Vitalis, je comprends cela et ne t’en veux pas. Tu
peux pleurer librement, si tu en as envie. Seulement tâche de sentir que ce n’est pas
pour ton malheur que je t’emmène. Que serais-tu devenu ? Tu aurais été très
probablement à l’hospice. Les gens qui t’ont élevé ne sont pas tes père et mère. Ta
maman, comme tu dis, a été bonne pour toi et tu l’aimes, tu es désolé de la quitter, tout
cela c’est bien ; mais fais réflexion qu’elle n’aurait pas pu te garder malgré son mari.
Ce mari, de son côté, n’est peut-être pas aussi dur que tu le crois. Il n’a pas de quoi
vivre, il est estropié, il ne peut plus travailler, et il calcule qu’il ne peut pas se
laisser mourir de faim pour te nourrir. Comprends aujourd’hui, mon garçon, que
la vie est trop souvent une bataille dans laquelle on ne fait pas ce qu’on veut.
Terjemahan Hatimu sedih, lanjut Signor Vitalis, aku
mengerti dan tidak memnginginkanmu seperti itu. Kamu bisa menangis sepuasnya,
jika kau mau. Tapi cobalah memahami bahwa itu bukan untuk mencelakakanmu
yang aku katakan padamu. Apa yang akan terjadi padamu? Kamu sangat mungkin
dikirim ke Panti Asuhan. Orang-orang yang membesarkanmu itu bukan ayah dan
ibumu. Wanita itu, seperti yang kamu katakan, sangat baik padamu dan kamu
menyayanginya,
kamu menyesal
meninggalkannya, semua itu baik; tapi setelah dipikir-pikir bahwa dia tidak dapat
menjagamu karena
suaminya tidak
menginginkanmu. Laki-laki
itu di
pihaknya, mungkin juga tidak bersikap keras seperti yang kamu pikirkan. Dia
tidak punya apa-apa untuk hidup, dia sudah cacat, dia tidak bisa bekerja lagi, dan dia
memperkirakan tidak dapat mencegah kematian karena kelaparan kalau menjadi
orangtua angkatmu. Mengertilah sekarang, anakku, bahwa hidup itu sering kali
berjuang dalam keadaan yang tidak
38
diinginkan.
Analisis Korpus Data
Rémi merupakan tokoh utama dalam roman Sans Famille karya Hector Malot. Ia adalah seorang anak yang sebatang kara hidup di jalanan Paris dan menelusuri jalan-jalan utama
sambil menghibur orang-orang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan berat hati, dia meninggalkan orang yang menjaganya dan merawatnya dari sejak kecil dan terpaksa
bergabung rombongan pertunjukan jalanan. Dia menelusuri jalan-jalan sambil mencari uang. Dengan kata lain, Rémi berperan sebagai orang terasing, sendirian, atau tidak
berdaya yang membutuhkan seseorang atau sesuatu di luar dirinya sebagai tempat perlindungannya maupun tempat mendapatkan keamanan. Sebagaimana dikutip dari Feist
Feist, 2010:333 mengungkapkan bahwa kebutuhan akan keamanan safety needs termasuk keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari
kekuatan-kekuatan yang mengancam, seperti perang, penyakit, rasa takut, kecemasan dan lain sebagainya Feist Feist, 2010:333.
Keterangan: Bagian 1 berisi
:Nomor urut kartu data Bagian 2 berisi
:Judul roman yaitu, Sans Famille Bagian 3 berisi
: Korpus data Bagian 4 berisi
: Analisis korpus data
39
3.5.2 Analisis Isi Komunikasi
Berikut teknik hasil analisis isi komunikasi dengan menggunakan teori psikologi humanistis Erich Fromm, berupa analisis tokoh yang mengalami authoritarianisme dan
kebebasan positif.
1 Nomor data:1
2 Sumber data: SF70
3 Korpus Data
Data Tu as le cœur gros, continua Vitalis, je
comprends cela et ne t’en veux pas. Tu peux pleurer librement, si tu en as envie.
Seulement tâche
de sentir que ce n’est pas pour ton malheur que je t’emmène. Que
serais-tu devenu ? Tu aurais été très probablement à l’hospice. Les gens qui
t’ont élevé ne sont pas tes père et mère. Ta maman, comme tu dis, a été bonne pour toi
et tu l’aimes, tu es désolé de la quitter, tout cela c’est bien ; mais fais réflexion qu’elle
n’aurait pas pu te garder malgré son mari. Ce mari, de son côté, n’est peut-être pas
aussi dur que tu le crois. Il n’a pas de quoi vivre, il est estropié, il ne peut plus
travailler, et il calcule qu’il ne peut pas se
laisser mourir de faim pour te nourrir.
Comprends aujourd’hui, mon garçon, que la vie est trop souvent une bataille dans
laquelle on ne fait pas ce qu’on veut. Terjemahan
Hatimu sedih, lanjut Signor Vitalis, aku mengerti dan tidak memnginginkanmu
seperti itu. Kamu bisa menangis sepuasnya, jika kau mau. Tapi cobalah
memahami bahwa itu bukan untuk mencelakakanmu yang aku katakan
padamu. Apa yang akan terjadi padamu? Kamu sangat mungkin dikirim ke Panti
Asuhan.
Orang-orang yang
membesarkanmu itu bukan ayah dan ibumu. Wanita itu, seperti yang kamu
katakan, sangat baik padamu dan kamu menyayanginya,
kamu menyesal
meninggalkannya, semua itu baik; tapi setelah dipikir-pikir bahwa dia tidak dapat
menjagamu karena
suaminya tidak
menginginkanmu. Laki-laki
itu di
pihaknya, mungkin juga tidak bersikap keras seperti yang kamu pikirkan. Dia
tidak punya apa-apa untuk hidup, dia sudah cacat, dia tidak bisa bekerja lagi, dan dia
memperkirakan tidak dapat mencegah kematian karena kelaparan kalau menjadi
orangtua
angkatmu. Mengertilah
sekarang, anakku, bahwa hidup itu sering kali berjuang dalam keadaan
yang tidak diinginkan.
40
Analisis Korpus Data
Kutipan roman tersebut menunjukkan sisi masokisme sebagai bagian dari authoritarianisme. Dalam hal ini yang dimaksud dengan authoritarianisme adalah
kecenderungan untuk menyerahkan kemandirian seseorang secara individu dan meleburkannya dengan seseorang atau sesuatu di luar dirinya demi mendapatkan
kekuatan yang tidak dimilikinya. Kebutuhan untuk bersatu dengan mitra yang kuat tersebut dapat berupa masokisme. Masokisme adalah bagian dari dan juga merupakan
faktor penyebab munculnya authoritarianisme. Masokisme tersebut timbul dari rasa ketidakberdayaan, lemah serta rendah diri dan bertujuan untuk menggabungkan diri
dengan orang atau institusi yang lebih kuat dan usaha tersebut sering terlihat sebagai maksud tersembunyi dari cinta dan kesetiaan. Rémi berusaha mencari sesuatu yang baru,
“pertalian kedua” sebagai pengganti pertalian pertama yang telah hilang. Monsieur Barberin menjual Rémi kepada Signor Vitalis karena tidak mampu lagi menghidupi
Rémi. Kemudian Rémi bergabung dengan rombongan pertunjukan Signor Vitalis, namun tidak memiliki kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada ibu angkatnya
yang sangat disayanginya dan dia merasa sedih. Orang-orang yang merawat dan
membesarkannya sejak kecil, harus ditinggalkan demi kebaikan Rémi. Dia harus
mengembara melanjutkan kehidupan barunya bersama majikannya Signor Vitalis
meskipun dia tidak ingin hal itu terjadi. Di dunia nyata, terkadang kita tidak bisa
mempertahankan orang-orang yang menyayangi kita dan selalu memberi kenyamanan serta semangat di setiap hari-hari yang kita lewati. Meskipun hal itu bukanlah bagian dari
41
keinginan kita, tapi kita harus rela melepaskannya. Demikian juga tokoh Rémi, dia harus berjuang untuk tetap bertahan bersama ibu angkatnya tapi ayah angkatnya tidak
menginginkannya. Akhirnya, dia harus pergi meninggalkan orang-orang yang disayanginya dan tindakan tersebut merupakan keputusan yang tepat untuk bergabung
dan ikut dengan Signor Vitalis.
42
BAB. IV AUTHORITARIANISME DAN KEBEBASAN POSITIF
TOKOH UTAMA DALAM ROMAN SANS FAMILLE KARYA HECTOR MALOT
4.1. Authoritarianisme
Bagian pertama yang akan dibahas adalah authoritarianisme pada tokoh utama dalam roman Sans Famille. Dalam hal ini yang dimaksud dengan authoritarianisme
adalah paham atau pendirian tokoh utama yang berpegang pada otoritas, kekuasaan seseorang atau kelompok, yang meliputi cara hidup dan bertindak. Authoritarianisme
merupakan kecenderungan untuk menyerahkan kemandirian seseorang secara individu dan meleburkannya dengan seseorang atau sesuatu di luar dirinya demi mendapatkan
kekuatan yang tidak dimilikinya. Suatu hari, Monsieur Barberin mengalami kecelakaan di tambang sehingga dia
harus beristirahat dan kembali ke rumahnya. Kemudian, dia menemukan Rémi masih berada di rumahnya padahal dia sudah berpesan pada istrinya agar mengirimkan Rémi ke
panti asuhan tapi istrinya tidak mengindahkannya. Lalu, Monsieur Barberin pun marah karena tidak menginginkan Rémi lagi berada di rumahnya dan Rémi merasa takut kalau
dia akan dikirim ke panti asuhan. Perhatikan kutipan berikut:
1 SF34-35
“Il y avait au village deux enfants qu’on appelait «les enfants de l’hospice », ils avaient une plaque de plomb au cou avec un numéro; ils étaient mal habillés et
sales ; on se moquait d’eux ; on les battait. Les autres enfants avaient la
43
méchanceté de les poursuivre souvent comme on poursuit un chien perdu pour s’amuser, et aussi parce qu’un chien perdu n’a personne pour le défendre.
Ah je ne voulais pas être comme ces enfants ; je ne voulais pas avoir un numéro au cou, je ne voulais pas qu’on courut après moi en criant : « à
l’hospice à l’hospice » Cette pensée seule me donnait froid et me faisait claquer les dents
.” a.
Isi Laten
Di desa itu ada dua anak yang disebut « anak-anak panti » ; mereka mempunyai plat yang diikat di leher dengan nomor, mereka berpakaian buruk dan jorok, orang selalu
mengejek mereka, memukulinya. Anak-anak yang lain jahat sering mengejarnya seperti anjing yang hilang untuk bersenang-senang, dan juga seekor anjing yang kesasar yang
tidak mempunyai majikan untuk mempertahankan dirinya. Ah aku tidak ingin seperti anak-anak itu ; aku tidak ingin mempunyai nomor leher, aku tidak ingin orang
berlari mendekatiku sambil berteriak : «anak panti anak panti » Itulah yang kupikirkan sendiri yang membuatku kedinginan dan membuatku menggertakkan
gigi. b.
Isi Komunikasi
Kutipan di atas menunjukkan authoritarianisme pada tokoh utama yaitu tokoh Rémi mengkhawatirkan hidupnya jika dia akan dikirim oleh orangtua angkatnya ke panti
asuhan. Dia sudah tahu bagaimana keadaan anak-anak panti di desa itu. Mereka sering diejek, dipukuli, dan dikejar-kejar anak-anak yang lain seperti anjing hilang yang tidak
memiliki majikan. Rémi berpikir bahwa dia juga akan mengalami hal yang seperti itu seandainya dia dikirim ke panti asuhan.
Rémi merasa bahwa dia akan menjadi seperti orang-orang yang tidak diperhitungkan misalnya seperti orang gila atau pengemis yang sering diperlakukan orang
yang tidak punya hati sebagai bahan permainan untuk bersenang-senang. Di samping itu, orang yang tidak diperhitungkan tersebut juga kebanyakan tidak memiliki keluarga,
44
rumah atau sesuatu maupun seseorang yang akan dijadikan sebagai tempat mendapatkan perlindungan. Dia tidak tahu ke mana arah dan tujuan yang akan dicari agar menemukan
tempat perlindungan sebagai sumber rasa aman untuk mempertahankan dirinya. Kemudian, Rémi berusaha mencari sesuatu yang baru, “pertalian kedua” sebagai
pengganti pertalian pertama yang telah hilang. Pertalian kedua sebagai pertalian pertama yang telah hilang dalam hal ini adalah sesuatu atau seseorang yang dijadikan sebagai
tempat perlindungan atau tempat mendapatkan rasa aman atau dengan kata lain sebagai wali atau majikan. Monsieur Barberin menjual Rémi kepada Signor Vitalis karena tidak
mampu lagi menghidupi Rémi. Kemudian Rémi bergabung dengan rombongan pertunjukan Signor Vitalis, namun tidak memiliki kesempatan untuk mengucapkan
selamat tinggal kepada ibu angkatnya dan dia merasa sedih. Perhatikan kutipan berikut :
2 SF70
“- Tu as le cœur gros, continua Vitalis, je comprends cela et ne t’en veux pas. Tu peux pleurer librement, si tu en as envie
.
Seulement tâche de sentir que ce n’est pas pour ton malheur que je t’emmène. Que serais-tu devenu ? Tu aurais été très
probablement à l’hospice. Les gens qui t’ont élevé ne sont pas tes père et mère. Ta maman, comme tu dis, a été bonne pour toi et tu l’aimes, tu es désolé de la
quitter, tout cela c’est bien ; mais fais réflexion qu’elle n’aurait pas pu te garder malgré son mari. Ce mari, de son côté, n’est peut-être pas aussi dur que tu le
crois. Il n’a pas de quoi vivre, il est estropié, il ne peut plus travailler, et il calcu
le qu’il ne peut pas se laisser mourir de faim pour te nourrir. Comprends aujourd’hui, mon garçon, que la vie est trop souvent une bataille dans laquelle
on ne fait pas ce qu’on veut.” a.
Isi Laten Hatimu sedih, lanjut Signor Vitalis, aku mengerti dan tidak menginginkanmu
seperti itu. Kamu bisa menangis sepuasnya, jika kamu mau. Hanya berusahalah merasakan bahwa itu bukan untuk mencelakakanmu ketika aku mengajakmu
pergi. Apa yang akan terjadi padamu? Kamu sangat mungkin dikirim ke Panti Asuhan.
Orang-orang yang membesarkanmu itu bukan ayah dan ibumu. Wanita itu, seperti yang
45
kamu katakan, sangat baik padamu dan kamu menyayanginya, kamu menyesal meninggalkannya, semua itu baik; tapi setelah dipikir-pikir bahwa dia tidak dapat
menjagamu karena suaminya tidak menginginkanmu. Laki-laki itu di pihaknya, mungkin juga tidak bersikap keras seperti yang kamu pikirkan. Dia tidak punya apa-apa untuk
hidup, dia sudah cacat dan, dia tidak bisa bekerja lagi, dan dia memperkirakan tidak dapat
mencegah kematian karena kelaparan kalau menjadi orangtua angkatmu. Mengertilah sekarang, anakku, bahwa hidup itu sering kali berjuang dalam keadaan yang tidak
diinginkan. b.
Isi Komunikasi
Kutipan roman di atas adalah authoritarianisme tokoh utama yaitu Rémi yang merasa sedih dan tak sanggup untuk meninggalkan Mére Barberin ibu angkatnya yang
sangat disayangi dan terpaksa bergabung dengan rombongan pertunjukan jalanan. Orang- orang yang merawat dan membesarkan Rémi sejak kecil, harus ditinggalkan demi
kebaikan Rémi. Di dunia nyata, terkadang kita tidak bisa mempertahankan orang-orang yang menyanyangi kita dan yang selalu memberi kenyamanan serta semangat di setiap
hari-hari yang kita lewati. Meskipun hal itu bukanlah bagian dari keinginan kita, tapi kita harus rela melepaskannya. Demikian juga dengan tokoh Rémi, dia harus berjuang untuk
tetap bertahan bersama ibu angkatnya tapi ayah angkatnya tidak menginginkannya. Akhirnya, dia harus pergi meninggalkan orang-orang yang sangat disayanginya dan
tindakan tersebut merupakan keputusan yang tepat untuk bergabung dan ikut dengan Signor Vitalis.
Authoritarianisme tersebut juga ditandai dengan keadaan yang memaksa dengan kuat dan tunduk pada otoritas kesenangan akan menyelesaikan kepatuhan atau tunduk
46
kepada otoritas yang bertentangan dengan kebebasan individu. Rémi sebagai seorang pekerja bagi Signor Vitalis harus patuh padanya dan melakukan semua perintah
majikannya tersebut walaupun terkadang tidak suka untuk melakukannya. Perhatikan kutipan berikut:
3 SF201
“Il fallut de nouveau emboîter le pas derrière mon maître et, la bretelle de ma harpe tendue sur mon épaule endolorie, cheminer le long des grandes routes,
par la pluie comme par le soleil, par la poussière comme par la boue. Il fallut faire la bête sur les places publiques et rire ou pleurer pour amuser
l’honorable société. La transitio
n fut rude, car on s’habitue vite au bien-être et au bonheur” a.
Isi Laten Harus kembali lagi berjalan mengikuti jejak majikanku, dan menyandang
harpaku yang membentang di atas bahuku yang terasa sakit, menempuh perjalanan jauh dan berat di sepanjang jalan-jalan utama, dalam hujan seperti
dalam terik matahari, dalam debu seperti dalam lumpur. Harus berperan sebagai orang bodoh di tempat umum dan tertawa atau menangis untuk menghibur
penonton yang terhormat. Perubahan itu sulit, karena aku sudah terbiasa dalam kesejahteraan dan kebahagiaan.
b. Isi Komunikasi