terhadap seseorang ketika terjadi perampokan, perkelahian untuk membuktikan kekuasaan atau dominasi seseorang
Berdasarkan kedua pendapat diatas maka dapat dipahami bahwa bentuk perilaku agresi terbagi menjadi dua yaitu agresi fisik dan agresi verbal. Perilaku
agresi dalam bentuk fisik misalnya berkelahi atau yang berhubungan dengan fisik seseorang, sedangkan perilaku agresi bentuk verbal lebih cenderung kepada
perilaku yang mana ditandai dengan caci maki atau bahkan mendiamkan seseorang atau tidak memberikan sapaan. Namun, berdasarkn kedua pendapat
diatas maka dapat juga dipahami bahwa agresi memiliki sebuah tujuan yaitu agresi untuk melampiaskan emosi dan agresi untuk mencapai tujuan lain.
Bentuk perilaku agresi ini tentunya memiliki pengaruh terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Sebab, dengan mengetahui bentuk perilaku
agresi maka akan memudahkan peneliti untuk meneliti atau membandingkan antara anak yang memiliki perilaku agresi dan anak yang tidak memiliki perilaku
agresi.
2.3.4 Faktor penyebab Agresivitas
Agresi merupakan suatu perilaku dimana terdapat seseorang dengan sengaja ingin menyakiti, melukai, dan mengancam orang lain untuk meluapkan
emosi yang ada di dalam dirinya maupun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Fisher dalam Syamsul 2015: 263 penyebab terjadinya perilaku
agresif yaitu:
1. Amarah Marah merupakan emosi yang memiliki ciri aktivitas sistem saraf
parasimpatik yang tinggi dimana ada perasaan ingin menyerang, menghancurkan atau melempar sesuatu, bila hal tersebut disalurkan maka akan terjadi agresi.
2. Faktor Biologis Adapun beberapa faktir biologis yang mempengaruhi perilaku agresi yaitu:
gen, sistem otak, kimia darah masa haid. 3. Kesenjangan generasi
Adanya perbedaan anatar generasi anak dan orang tuanya menyebabkan benuk hubungan komunikasi menjadi minim, kegagalan komunikasi orang tua dan
anak yang diyakini sebagai satu penyebab timbulnya perilaku agresi pada anak. 4. Lingkungan
Faktor- faktor yang disebabkan oleh lingkungan ini yaitu: kemiskinan, suhu udara dan anonimitas tidak mempunyai identitas diri.
5. Frustasi Frustasi terjadi ketika seseorang terhalangi oleh sesuatu dalam mencapai
suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan, atau tindakan tertentu sedangkan agresi merupakan salah satu bentuk respon terhadap frustasi.
6. Pendisiplinan yang keliru Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama
yang dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat memberikan berbagai pengaruh yang buruk. Pendidikan disiplin yang seperti itu dapat memicu anak
melampiaskan kepada perilaku agresif.
7. Tontonan kekerasan
Tontonan kekerasan merupakan hal yang paling sering saksikan dalam kehidupan sehari- hari. Hal ini akan membawa dampak buruk bagi mereka yang
melihatnya, dan akan dengan mudah dicontoh. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa faktor
terbentuknya perilaku agresi terbagi menjadi dua, yaiu faktor internal dan eksernal. Dimana faktor internal ini meliputi amarah, frustasi, dan faktor biologis.
Sedangkan faktor eksternal ini meliputi adanya kesenjangan anatara orang tua dan anak, pola asuh yang kurang ideal, lingkungan tempat inggal, pendisiplinan dari
orang tua yang keliru dan maraknya tontotan kekerasan melalu tv, koran dan media masa lainya.
Perilaku agresi merupakan suatu sikap dimana seseorang dengan sengaja ingin melukai orang lain. Perilaku agresi tersebut bisa terjadi tentunya
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang telah disebutkan diatas. Ketika telah mengetahui fakotor-faktor yang dapat menimbulkan perilaku agresi pada anak,
diharapkan agar orang tua maupun guru dapat mencegahnya dengan cara memberikan perhartian yang lebih atau atau mencegah anak untuk melihat
tontonan yang kurang mendidik. Sehingga anak dapat berperilaku baik dilingkunganya
Pada bagian ini telah dijelaskan mengenai agresivitas yang mana merupakan suatu bentuk perilaku dimana perilaku tersebut memiliki motiv ingin melukai
orang lain dengan sengaja. Ciri dari perilaku ini ditandai dengan adanya tujuan
untuk melukai orang lain, menyerang pendapat orang lain, marah tidak jelas dan melakukan perkelahian. Perilaku agresi ini memiliki dua bentuk yaitu agresi
verbal dan agresi fisik. Perilaku agresi ini tidak semata-mata ada didalam diri individu begitu saja, namun perilaku ini tercipta karena beberapa faktor yang
berasal dari dirinya sendiri maupun didalam lingkunganya.
2.4 Pola Asuh Orang Tua