38 38 38 38 38 Tidak memerlukan hadirnya peneliti. b. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.

Tabel 3.1 Daftar Kelas dan Jumlah Siswa di SMP Kesatrian Semarang Kelas Jumlah siswa

IX.1 38

IX.2 38

IX.3 38

IX.4 38

IX.5 38

IX.6 Jumlah

38 228

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono 2008: 81 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan Arikunto 2006: 131 menyatakan bahwa sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Maka menurut pendapat diatas dapat dipahami bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan menjadi obyek peneliian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple purposive sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan dari wawancara dengan guru BK sehingga diperoleh rekomendasi dari guru BK yang ada di SMP Kesatrian 2 Semarang untuk mengambil sampel pada kelas IX. Pengambilan sample disesuaikan dengan teori dari Arikunto 2008: 116, yang menyatakan bahwa penentuan pengambilan sampel apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 atau 20-55, Jumlah subyek dikatakan besar apabila lebih dari 150. Dengan adanya teori tersebut maka peneliti mengambil 30 dari jumlah Populasi 228 siswa sehingga jumlah sampel yang didapat sebanyak 66 responden. Berikut adalah sampel siswa kelas IX SMP Kesatrian 2 Kota Semarang di Kota Semarang yaitu: Tabel 3.2 Jumlah Responden Penelitian Jumlah siswa per- kelas Sampel IX.1 38 11 IX.2 38 11 IX.3 38 11 IX.4 38 11 IX.5 38 11 IX.6 38 11 Jumlah 66

3.5 Teknik Pengumpul Data

Menentukan alat pengumpul data yang tepat sangatlah penting, karena hal tersebut akan menentukan baik dan buruknya suatu penelitian. Pengumpulan data merupakan suatu usaha unuk memperoleh keterangan atau fakta yang benar- benar nyata dan dapat dipertanggung jawabkan. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa siswi di SMP Ksatrian 2 dikota Semarang

3.5.1 Metode Angket

Dalam penelitian tentang Dampak Pola Asuh Orang Tua terhadap Agresivitas Siswa, respondenya adalah siswa kelas IX SMP Ksatrian 2 di Kota Semarang, oleh karena itu metode yang akan digunakan dalam pengambilan data ialah berupa kusioner atau angket. Menurut Sugiyo 2011: 192 kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sedangkan menurut Arikunto 2006: 151 kusioner merupakan sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui. Menurut pendapat diatas maka dapat dipahami bahwa kusioner atau angket merupakan seperangat pertanyaan atau pernyataan dalam bentuk tertulis yang harus dijawab oleh responden. Menurut Arikunto 2006: 151 kusioner memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti. b. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.

c. Dapat dijawab dengan cepat oleh responden d. Dapat dibuat anonym sehingga responden mampu untuk jujur dan tidak malu-malu saat menjawabnya. e. Dapat dibuat terstandar sehingga semua responden dapat diberikan peranyaan yang sama. Adapun kelemahan Kusioner ialah: a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang mungkin terlewati padahal sukar untuk diulangi, diberikan kepada responden. b. Seringkali sukar dicari validitasnya. c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak benar- benar jujur. d. Seringkali pertanyaan tidak kembali terutama jika dikirim lewat pos. e. Waktu pengambilan tidak sama sehingga ada yang terlambat. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka dalam pelaksanaan penelitian peneliti mengupayakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Penyebaran angket atau kusioner dilakukan oleh peneliti secara langsung. b. Menggunakan angket tertutup untuk menghindari jawaban responden yang terlalu melebar. c. Dalam penyusunan angket, peneliti melakukan uji validitas dengan cara konsultasi dengan para ahli, dalam kesempatan ini ialah dengan dosen pembimbing dan melalukan try out kepada beberapa responden. Di dalam penyusunan angket terdiri dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif + dan pernyataan dalam bentuk negatif -. Jenis skala yang digunakan adalah jenis skala likert. Dengan skala pengukuran ini, maka akan diperoleh nilai dari setiap variabel yang diukur dengan angket yang digunakan sebagai pengumpul data. Dalam skala likert jawabn setiap instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif Sugiyono, 2009: 68. Teknik pensekoran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : Tabel 3.3 Kategori Jawaban dan Cara Penskoran Angket No. Pernyataan Positif No. Pernyataan Negatif Jawaban Nilai Jawaban Nilai 1. Sangat sesuai 4 1. Sangat Tidak sesuai 4

2. Sesuai

3 2. Tidak Sesuai 3

3. Tidak Sesuai

2 3. Sesuai 2

4. Sangat

Tidak Sesuai 1 4. Sangat Sesuai 1

3.6 Penyusunan Insrumen