52
3.6.1 Obsevasi
Observasi adalah pengamatan yang dillakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosila dengan gejala-gejala psikis untuk
kemudian dilakukan penelitian Soemitro, 1990:62. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan setting, kegiatan yang terjadi,
orang yang terlibat di dalam kegiatan, waktu kegiatan dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati tentang peristiwa yang
bersangkutan Ashshofa 2010:58. Penelitian ini menggunakan pengamatan secara langsung yaitu
ke tempat-tempat para pelaku usaha dalam memproduksi produk- produk P-IRT. Observasi dilakukan penulis untuk membuktikan
bahwa kebenaran tentang adanya pengemasan produk P-IRT namun tidak disertai dengan pelabelan yang sesuai dengan Pasal 8 ayat 1
huruf i Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
3.6.2 Wawancara Interview
Wawancara interview adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka face-to-face, ketika seseorang yakni pewawancara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada
53
seseorang responden. Kerlinger dalam Amirrudin dan Asikin, 2004:82.
Metode wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang tidak dapat diperoleh lewat pengamatan. Ada tiga
cara untuk melakukan interview: Ashshofa 2010:59 a.
Melalui percakapan informal interview bebas b.
Menggunakan pedoman wawancara c.
Menggunakan pedoman baku Penulis mewawancarai pihak-pihak terkait yang berwenang
dan berkompeten dalam penyelenggaraan perlindungan hukum terhadap konsumen atas pelabelan P-IRT. Sebelum wawancara dengan
informan, penulis telah menyiapkan instrumen wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait perlindungan hukum terhadap
konsumen atas pelabelan P-IRT. Untuk menjaga kredibilitas hasil wawancara perlu adanya pencatatan data yang penulis lakukan dengan
menyiapkan handphone yang berfungsi untuk merekam hasil wawancara. Mengingat tidak semua informan suka dengan adanya alat
tersebut karena merasa tidak bebas ketika diwawancarai, maka penulis meminta izin terlebih dahulu kepada informan.
Disamping menggunakan alat perekam, penulis juga membuat catatan-catatan yang berguna untuk membantu penulis dalam
54
merencanakan pertanyaan-pernyataan berikutnya dan juga meminta penulis untuk mencari pokok-pokok penting sehingga sehingga dapat
mempermudah analisis. Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan Bapak Purianto Wahyu Nugroho selaku Kepala
Seksi Farmasi Makanan Minuman dan Perbekalan Alat Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Semarang, Ibu Rosida Juana selaku staff bagian
Farmasi Makanan Minuman dan Perbekalan Alat Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Semarang, Bapak Eko Puncak selaku PFM Muda
Pemeriksaan dan Penyidikkan Balai Besar POM Semarang, Ibu Farida selaku Fungsionaris Umum Balai Besar POM Kota Semarang serta
para pelaku usaha P-IRT yang ada disekitar Kota Semarang.
3.6.3 Dokumentasi