11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahaulu
Penelitian terdahulu oleh Leonard Hutapea, Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang 2012, dengan judul “Perlindungan Konsumen
Atas Produk Makanan Industri Rumah Tangga di Kota Semarang“. Rumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah Bagaimana perlindungan hukum
bagi konsumen yang dirugikan atas produk makanan Industri Rumah Tangga di Kota Semarang, Apa sajakah kendala-kendala yang dialami pemerintah
terkait pengawasan terhadap produk makanan Industri Rumah Tangga yang tidak memiliki izin P-IRT di Kota Semarang, serta upaya pemerintah
mengatasi kendala-kendala terkait pengawasan terhadap produk makanan Industri Rumah Tangga yang tidak meiliki izin P-IRT di Kota Semarang.
Dari penelitian tersebut, didapati bahwa produk makanan yang beredar di pasaran Kota Semarang tidak semua memiliki izin P-IRT, padahal dalam
Pasal 4 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 tentang Pendaftaran Pangan Olahan
menjelaskan bahwa industri rumah tangga diwajibkan untuk memilki sertifikat produksi terhadap pangan olahanya. Penelitian ini lebih menekankan
12
pada mewajibkan pelaku usaha untuk memiliki sertifikat P-IRT yang sesuai dengan perundang-undangan.
2.2 Tinjauan Umum Perlindungan Konsumen
Ruang lingkup perlindungan konsumen merupakan salah satu perkembangan hukum di Indonesia. Perlindungan konsumen tidak dibatasi
dengan mewadahinya dalam satu jenis Undang-Undang, seperti Undang- Undang tentang Perlindungan Konsumen saja.
Menurut Shidarta 2004: 1 hukum perlindungan konsumen selalu berhubungan dan berinteraksi dengan berbagai bidang dan cabang hukum
lain, karena pada tiap bidang dan cabang hukum itu senantiasa terdapat pihak yang berpredikat “konsumen”.
Dengan mengacu pengertian konsumen, maka perbedaan antara hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen berbeda. Pembedanya yakni,
hukum umum yang berlaku dapat pula merupakan hukum konsumen sedangkan bagian-bagian tertentu yang mengandung sifat-sifat membatasi
danatau mengatur syarat-syarat tertentu perilaku kegiatan usaha danatau melindungi kepentingan konsumen, merupakan hukum perlindungan
konsumen Az. Nasution dalam NHT Siahaan, 2005: 31. Dalam pendapatnya Az. Nasution dalam Celina Celina, 2009: 13
mengatakan bahwa, Hukum Konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan dan masalah antara berbagai
13
pihak satu sama lain berkaitan dengan barang atau jasa konsumen di dalam pergaulan hidup.
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, bahwa “Perlindungan Konsumen adalah
segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”.
Namun Az. Nasution dalam Shidarta Shidarta, 2006: 11 berpendapat lagi bahwa hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum
konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah bersifat mengatur, dan juga mengandung sifat yang melindungi kepentingan konsumen. Adapun
hukum konsumen diartikan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama
lain berkaitan dengan barang danatau jasa konsumen, di dalam pergaulan hidup.
Az. Nasution mengakui, asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan dan masalah konsumen itu tersebar dalam berbagai
bidang hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis. Ia menyebutkan, seperti hukum perdata, hukum dagang, hukum pidana, hukum administrasi negara
dan hukum internasional, terutama konvensi-konvensi yang berkaitan dengan kepentingan-kepentingan konsumen. Shidarta, 2006:12.
14
2.3 Tinjauan Umum tentang Konsumen