13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Bank
Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dari definisi bank diatas dapat ditarik kesimpulan, yaitu bank merupakan suatu
lembaga yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, seperti tabungan, deposito maupun giro, dan menyalurkan dana simpanan
tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan, baik dalam bentuk kredit maupun bentuk-bentuk lainnya. Maka bank bisa juga disebut sebagai lembaga perantara yang
bergerak dibidang keuangan financial intermediary. Berdasarkan UU No.10 Tahun 1998, terdapat dua cara yang dapat ditempuh oleh
bank dalam menjalankan usahanya, yaitu: a. Secara Konvensional
Dalam hal ini bank menggunakan cara-cara yang biasa dipraktekan dalam dunia perbankan pada umumnya, yaitu menggunakan instrumen “bunga” interest.
Bank akan memberikan jasa bunga tertentu kepada penabung, deposan atau giran. Disisi lain, bank akan mengenakan jasa atau biaya bunga kepada debitur, tentunya
dengan tingkat yang lebih tinggi.
b. Prinsip Syariah Pada butir 13 Pasal 1 UU Nomor 10 Tahun 1998, dijelaskan bahwa “Prinsip
syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain atau penyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan dengan prinsip bagi hasil mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan
modal musyarakah, prinsip jual-beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa pilihan ijarah, atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina
”.
2. Bank Syariah
Bank Syariah atau yang biasa disebut juga Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan tidak menggunakan instrumen bunga interest. Bank Syariah
adalah lembaga keuangan yang operasional dan produknya dikembangkan dengan berlandaskan Al Qur’an dan Al Hadits.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008, bahwa Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit
usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya. Sedangkan Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang
operasionalnya berdasarkan prinsip syariah.
1
1
Djawahir Hejazziey, Perbankan Syariah Dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Deepublish, 2014, h.11
Secara umum pengertian Bank Islam Islamic Bank adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat islam. Saat ini banyak istilah
yang diberikan untuk menyebut entitas bank islam itu sendiri, yakni Bank Tanpa Bunga Interest-Free Bank dan Bank Syariah Sharia Bank atau Bank Prinsip Bagi
Hasil Loss and Profit Sharing. Di Indonesia sendiri secara teknis yuridis penyebutan Bank Islam memperguanakan istila
h resmi “Bank Syariah”, atau yang secara lengkap disebut “Bank Berdasarkan Prinsip Syariah”.
2
Dalam beberapa hal, bank konvensioanl dan bank syariah memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer
yang digunakan, syarat-syarat memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya. Akan tetapi, terdapat banyak perbedaan
mendasar diantara keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja.
3
Dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum islam. Sebagai pengawas
operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan ketentuan syariah, maka dalam struktur organisasinya terdapat Depan Pengawas Syariah.
Selain itu, jika pada perbankan syariah terdapat perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabahnya, kedua belah pihak tidak menyelesaikannya di peradilan
negeri, tetapi sesuai tata cara dan hukum materi syariah.
2
Ibid, h.11
3
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, h.29