Exellence   Cepat
  Tepat   Ramah
Sumber: www.paninbanksyariah.co.id data diolah
Bank Panin Syariah merupakan Bank Umum Syariah pertama yang mencatatkan saham  perdananya  IPO  di  Bursa  Efek  Indonesia  BEI  pada  tanggal  15  Januari
2014.  Bank  Panin  Syariah  menawarakan  saham  kepada  publik  sejumlah 4.750.000.000 lembar saham kepada masyarakat disertai dengan 950.000.000 waran
seri I yang diberikan secara cuma-Cuma. Harga penawaran saham Rp. 100 per lembar saham dimana dana yang diperoleh sekitar Rp. 475 miliar.
Pelepasan  saham  ke  masyarakat  ini  setara  dengan  50  persen  dari  jumlah  modal ditempatkan  dan  disetor  penuh.  Dengan  demikian,  komposisi  kepemilikan  saham
Bank  Panin  Syariah  setelah  IPO  telah  mengalami  perubahan  sehubungan  dengan adanya kepemilikan saham oleh publik.
B. Kondisi Kesehatan Bank Panin Syariah Pra Go Public
Informasi keuangan yang terdapat pada laporan keuangan perusahaanbank dapat memberikan  gambaran  kondisi  kesehatan  keuangan,  juga  dapat  menilai  kinerja
manajemen bank yang bersangkutan sehingga diharapkan dapat menjaga transparansi kepada  publik.  Pengukuran  kondisi  kesehatan  keuangan  Bank  Panin  Syariah
didasarkan  pada  Peraturan  Bank  Indonesia  No.131PBI2011  yakni  dengan pendekatan  berdasarkan  risiko  risk-based  bank  rating.  Didalam  peraturan  tersebut
telah  dijelaskan  bagaimana  bank  menilai  kesehatannya  yaitu  dengan  melakukan penilaian  terhadap  beberapa  faktor  diantaranya  risk  profile,  good  corporate
governance,  earning  dan  capital.  Selain  faktor  tersebut,  dilihat  juga  berbagai
indikator keuangan lain yang umumnya digunakan diantaranya total aset, dana pihak ketiga  dan  laba  bersih.  Adapun  ikhtisar  keuangan  Bank  Panin  Syariah  yang
digunakan adalah periode tahun 2010 hingga 2013 dan dapat dilihat pada Lampiran 1. 1.  Risk Profile dan GCG
Seperti bank lainnya, Bank Panin Syariah juga melaporkan tingkat kesehatannya berdasarkan  PBI  tentang  risk-based  bank  rating  tersebut.  Pada  faktor  risk  profile
secara  berturut-turut  sejak  tahun  2010  hingga  2013  selalu  berada  dalam  peringkat yang aman dari kemungkinan resiko yang besar, low, low, low to moderate dan low to
moderate.  Artinya  pada  tahun  2010  dan 2011  kemungkinan  kerugian  yang  dihadapi bank  dari  risiko  inheren  komposit  tergolong  sangat  rendah  dan  kualitas  penerapan
manajemen  risiko  secara  komposit  sangat  memadai.  Meskipun  terdapat  kelemahan minor, tetapi kelemahan tersebut dapat diabaikan. Kemudian di dua tahun berikutnya
yakni  2012  dan  2013,  kemungkinan  kerugian  masih  tergolong  rendah  dan  kualitas penerapan  manajemen  risiko  memadai.  Namun  kelemahan  minor  yang  ada  harus
mendapat  perhatian  dari  manajemen.  Berikut  ini  tabel  dari  Peringkat  Profil  Resiko tahun 2010 hingga 2013.
Penilaian terhadap faktor GCG Good Corporate Governance pada Bank Panin Syariah juga menunjukan bahwa manajemen bank telah melakukan penerapan GCG
dengan  baik  di  tahun  2010  dan  2011.  Artinya  secara  umum  apabila  terdapat kelemahan  dalam  penerapan  GCG,  maka  kelemahan  tersebut  kurang  berarti
signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal. Lalu dua tahun berikutnya yakni 2012 dan 2013 terjadi peningkatan peringkat GCG menjadi sangat baik.
Tabel 4.3 Hasil Self Assessment Penilaian GCG
Tahun Nilai
Predikat 2010
2.2 Baik
2011 1.95
Baik 2012
1.35 Sangat Baik
2013 1.35
Sangat Baik
Sumber: Laporan Pelaksanaan GCG data diolah
2. Earning
Pada  faktor  earning  tentunya  banyak  rasio  keuangan  yang  dapat  dijadikan  tolak ukur.  Namun  tidak  dapat  dipungkiri  bahwa  ukuran  dari  profitabilitas  yang  biasa
digunakan  adalah  ROA.  Sebelum  menganalsis  ROA,  ada  indikator  yang  juga  perlu dilihat  pada  Bank  Panin  Syariah,  yakni  laba  bersih   dan  BOPO  Beban  Operasional
dan Pendapatan Operasional yang diraih bank. Periode  2010
– 2013 terjadi fluktuasi yang cukup tinggi pada laba bersih Bank Panin  Syariah.  Bahkan  di  tahun  2010,  bank  mengalami  kerugian  sebesar  Rp.  7,2
Miliar.  Kerugian  diakibatkan  besarnya  biaya  operasional  yang  digunakan  selama tahun  2010,  hal  ini  dibuktikan  dengan  tingginya  angka  BOPO  yang  mencapai
182,31.  Yang  artinya  manajemen  tidak  mampu  menekan  biaya  operasional sehingga  terjadi  pembengkakan.  Namun  di  tahun  berikutnya  bank  mampu
memperbaiki kinerjanya dan menjadi lebih efisien hingga akhirnya mencatatkan laba Rp.  37  miliar  dengan  BOPO  47,6  di  tahun  2012.  Meskipun  kembali  mengalami
penurunan laba di tahun 2013 menjadi Rp. 21 miliar yang kembali diakibatkan beban operasional yang meningkat dengan BOPO 81,31.
Tabel 4.2 Peringkat Profil Resiko
Tahun Peringkat Komposit
2010 Low 1
2011 Low 1
2012 Low to Moderate 2
2013 Low to Moderate 2
Sumber: Laporan Tahunan data diolah
Sumber: Laporan Tahunan Bank Panin Syariah data diolah
Sumber: Laporan Tahunan Bank Panin Syariah data diolah
Bank  Panin  Syariah  pada  periode  2010 –  2013  mengalami  fluktuasi  dalam
kinerjanya  ditinjau  dari  ROA.  Dengan  rata-rata  ROA  1,01  per  tahun,  kemampuan bank  untuk  menghasilkan  laba  tentu  dipertanyakan.  Terlebih  lagi  angka  rata-rata
tersebut berada dibawah standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 1,25. Akan tetapi angka rata-rata tidak serta merta berarti bank tidak mampu menghasilkan laba
sama sekali. Terbukti di tahun 2012 ROA Bank Panin berada diangka 3,48.
-7,173 10,900
37,099 21,332
2010 2011
2012 2013
Gambar 4.2 Grafik Fluktuasi Laba Bersih
Rp juta
2010 2011
2012 2013
182.31
69.30 47.60
81.31
Gambar 4.3 Grafik Fluktuasi BOPO