Risk Based Bank Rating

Tabel 2.2 Penilaian Tingkat GCG Kriteria Nilai Nilai Komposit 1.5 Sangat Baik 1.5 Nilai Komposit 2.5 Baik 2.5 Nilai Komposit 3.5 Cukup Baik 3.5 Nilai Komposit 4.5 Kurang Baik Nilai Komposit 4.5 Tidak Baik Sumber: Aditya Wira Perdana Setiawan 2012 Semakin kecil nilai komposit self assessment GCG menunjukan semakin baik kinerja GCG perbankan. GCG merupakan mekanisme untuk mengatur dan mengeloa bisnis serta untuk meningkatkan kemakmuran perusahaan. Mekanisme GCG yang baik akan memberikan perlindungan kepada para investor dan kreditur untuk memperoleh kembali hasil investasi dengan wajar, tepat dan seefisien mungkin serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaik yang dilakukannya untuk kepentingan perusahaan. 7 c. Rentabilitas Earning Rasio Rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian 7 Muhamad Ibadil M, Analisis Pengaruh Risiko, Tingkat Efisiensi dan GCG Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Pendekatan Beberapa Komponen Metode Risk-based Bank Rating SEBI 1324DPNP2011, Skripsi S1 Universitas Diponegoro, 2013 h. 35 rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. 8 Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian tehadap kinerja, sumber- sumber dan keberlanjutan dari rentabiltas bank. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas rentabilias bank dan perbandingan kinerja bank dengan peer group baik melalui aspek kuantitatif maupun kualitatif. 9 Adapun rasio utama yang digunakan dalam mengukur rentabilitas adalah Net Interest Margin NIM pada Bank Konvensional atau Net Operating Margin NOM pada Bank Syariah. NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga terhadap rata-rata aktiva produktif. Sedangkan NOM adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui perbandingan pendapatan operasional dengan rata-rata aktiva produktif. Selain NIMNOM terdapat pula rasio penunjang dalam pengukuran rentabilitas yakni Return On Assets ROA. ROA adalah rasio rentabilitas yang menunjukan antara laba sebelum pajak dengan total asset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan. 10 8 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Tangerang: UIN Jakarta Press, 2013 h.99 9 Muhamad Ibadil M, Analisis Pengaruh Risiko, Tingkat Efisiensi dan GCG Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan, h. 35 10 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h.101 d. Permodalan Capital Rasio permodalan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar-kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki para pemegang sahamnya. Perhitungan aspek permodalan bank dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko yang mungkin timbul dari pembiayaan yang diberikan bank kepada pihak lain. 11 Dalam melakukan perhitungan permodalan, Bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan permodalan, bank juga harus mengaitkan dengan profil risiko bank. Semakin tinggi profil risiko bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi risiko tersebut. 12 Adapun rasio utama yang digunakan dalam aspek permodalan yaitu rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM atau lebih dikenal sebagai rasio Capital Adequacy Ratio CAR. CAR adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki bank. CAR sendiri yaitu merupakan rasio modal Modal Inti + Modal Pelengkap +Modal Pelengkap Tambahan setelah dikurangi dengan Penyertaan terhadap 11 Ibid, h. 90 12 Muhamad Ibadil M, Analisis Pengaruh Risiko, Tingkat Efisiensi dan GCG Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan, h. 36 Aktiva Teritmbang Menurut Risiko ATMR. ATMR adalah nilai total masing- masing aktiva bank setelah dikaitkan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0 dan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100. Dengan demikian ATMR menunjukan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah yang cukup. 13 Dalam ATMR, aktiva yang dihitung mencakup aktiva yang tercantum dalam neraca dan aktiva yang bersifat administratif. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarannya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri. ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot resiko dari pos aktiva neraca tersebut. ATMR aktiva adminstratif dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan pos rekening tersebut. Langkah terakhir dalam menghitung ATMR yaitu menjumlahkan semua perkalian nominal pos – pos aktiva neraca dengan bobot resiko. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk bank yang sehat harus memiliki CAR minimal 8. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh Bank for International Settlement BIS. 14 13 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h.93 14 Muhamad Ibadil M, Analisis Pengaruh Risiko, Tingkat Efisiensi dan GCG Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan, h. 36

B. Penelitian Terdahulu

Indah Suci Lestari 2011 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Initial Public Offering IPO Terhadap Kinerja Keuangan Pada PT Bank Jawa Barat dan Banten Periode 2009 – 2010”. Penelitian ini bertujuan untuk 1 Menganalisis perubahan struktur modal pra dan pasca IPO, 2 Menganalisis kesehatan perseroan pra IPO dengan analisis rasio keuangan, 3 Menganalisis kesehatan perseroan pasca IPO dengan analisis rasio keuangan, 4 Menganalisis pengaruh IPO terhadap kinerja keuangan perseroan. Metode analisis data yang digunakan yaitu membandingkan kinerja keuangan perseroan pra IPO dengan pasca IPO. Analisis yang digunakan untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan analisis rasio keuangan termasuk rasio CAMEL Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity di dalamnya. Penelitian dimulai dengan menganalisis perubahan struktur modal pra dan pasca IPO, lalu menganalisis kinerja keuangan pra dan pasca IPO dengan analisis rasio, seperti ROA, ROE, NPM, OPM, DER, PBV, EPS, PER, CAR, ATTM, NIM, BOPO, dan LDR. Setelah dianalisis kinerja keuangan pada masing-masing periode, selanjutnya penelitian dilanjutkan pada tahap perbandingan antara kinerja keuangan pra IPO dengan pasca IPO dengan menggunakan uji beda paired-sample t test. Hasil dari analisis perubahan struktur modal menunjukkan bahwa pendanaan bank BJB lebih banyak menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan pendanaan dari kewajiban jangka panjang. Pendanaan bank BJB di tahun 2010 mengalami perubahan yang sangat signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya pra IPO. Setelah penawaran umum, pendanaan bank BJB 73,95 persennya diambil dari ekuitas pemegang saham, sedangkan sisanya didanai oleh utang jangka panjang. Kinerja keuangan bank BJB dari tahun ke tahun baik sebelum IPO maupun setelah IPO selalu menempati peringkat komposit antara 1 dan 2 sehingga tergolong kategori baiksehat. Hal ini juga dibuktikan dengan tetap bertahannya harga saham bank BJB pada level di atas Rp 1.100,00 di mulai dari saat IPO 8 Juli 2010 sampai 1 Maret 2011 yang memiliki nilai PBV 2,34 kali. Kemudian untuk hasil dari Paired-Samples t Test dengan SPSS 15, diperoleh t hitung t tabel 1,899 2,201 dan signifikansi 0,084 0,05 sehingga Ho diterima, ini artinya tidak ada perbedaan rata-rata kinerja keuangan antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Maka dapat disimpulkan bahwa IPO tidak mempengaruhi kinerja keuangan bank BJB untuk periode 2009 hingga 2010. Hening Asih Widyaningrum, dkk 2014 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Risk Based Bank Rating RBBR Studi kasus pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam IHSG Sub Sektor Perbankan Tahun 2012”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam sub sektor perbankan tahun 2012. Penilaian dengan metode Risk-Based Bank Rating terdiri dari empat faktor risk profile, Good Corporate Governance, earning dan capital dari setiap bank. Penelitian ini melakukan penilaian terhadap dua faktor dari keempat faktor yang ada, yakni earning dengan rasio Return On Asset ROA dan Net Interest Margin NIM, serta capital dengan Capital Adequacy Ratio CAR. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yang diperoleh dari Return On Asset menunjukkan masih terdapat bank yang tidak sehat dengan nilai Return On Asset di bawah 1,25. Penilaian Net Interest Margin menunjukkan keseluruhan bank yang menjadi sampel penelitian dapat digolongkan ke dalam bank sehat. Penilaian terhadap faktor capital dengan rasio Capital Adequacy Ratio menunjukkan hasil yang positif pada setiap bank, secara keseluruhan setiap bank memiliki nilai Capital Adequacy Ratio di atas 10 sehingga masuk ke dalam bank sehat. Muhamad Ibadil M 2013 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Risiko, Tingkat Efisiensi dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Pendekatan Beberapa Komponen Metode Risk-based Bank Rating SEBI 1324DPNP2011”. Penelitian ini bertujuan untuk menganlisis pengaruh NPL, NIM, LDR, BOPO, CAR, PDN, dan GCG terhadap tingkat kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan ROA. Metode pendekatan yang dipakai adalah RBBR, sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia SEBI 1324DPNP2011. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua Bank Umum di Indonesia. Sampel yang digunakan adalah 20 bank umum di Indonesia periode 2008 – 2012. Pengambilan sampel yang digunakan dengan teknik sampling dan analisis metode purposive. Dan analisis data dengan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengujian, dapat dicatat bahwa ROA dipengaruhi oleh NPL, NIM, LDR, BOPO, CAR, PDN dan GCG. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji parsial t test, uji penentuan koefisien dan tes signifikansi simultan f test. Hasil penelitian menunujukan bahwa NPL, NIM CAR dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan ROA. Akan tetapi LDR, PDN dan GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan ROA. Nurul Shiyam Aprila 2013 , melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega Indonesia dengan Menggunakan Metode RGEC Periode 2008- 2012”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega Indonesia dengan menggunakan metode RGEC dan untuk mendeskripsikan perbedaan tingkat kinerja keuangan bank teresbut. Peneilitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah independent sample t test dengan menggunakan SPSS 19.0. Hasil analisis menunjukan bahwa secara keseluruhan kinerja kedua bank dari metode analisis rasio keuangan yang ditinjau dari aspek REC pada periode 2008- 2012 yang meliputi NPF 1 , NPF 2 , PDN, FDR, ROA, CAR 1 dan CAR 2 dapat diperoleh kesimpulan bahwa secara deskriptif kinerja Bank Syariah Mega Indonesia lebih baik dibandingkan Bank Muamalat Indonesia. Analisis NPF 1 , NPF 2 , PDN, ROA dan CAR 1 yang digunakan dalam analisis rasio keuangan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mega Indonesia pada periode 2008 – 2012 menunjukan bahwa

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Intellectual Capital Terhadap Tingkat Kesehatan Perbankan Syariah Go Public dan Non Go Public di Indonesia

2 34 124

Pengaruh Kebijakan Go Public Terhadap Tingkat Kesehatan Keuangan PT.Bank Panin Syariah

0 7 92

Pengaruh kebijakan Go Public terhadap tingkat kesehatan keuangan PT.Bank Panin Syariah

4 7 92

Keputusan go public PT. Bank Panin Syariah Tbk : pendekatan analytic network process

3 12 123

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012.

0 10 14

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012.

0 2 12

PENGARUH RASIO INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Perbandingan Intellectual Capital Terhadap Tingkat Kesehatan Perbankan Syariah Go Public dan Non Go Public di Indonesia

0 1 10

PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN SYARIAH GO PUBLIC DAN NON

0 0 11

PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA BANK GO PUBLIC - Perbanas Institutional Repository

0 0 25