Keputusan go public PT. Bank Panin Syariah Tbk : pendekatan analytic network process

(1)

KEPUTUSAN GO PUBLIC PT BANK PANIN SYARIAH TBK : PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

SISKA PUSPITASARI

NIM: 1112046100162

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

LEMBAR PENGESAIIAN

Skripsi berjudul "Keputusan Go Public PT Bank Panin Syariah Tbk : Pendekatan Analytic Network Process" yang ditulis oleh Siska Puspitasari, NIM 11t2046100162, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (Jtr\) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jwnat, 23 September 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi


(4)

(5)

v ABSTRACT

Siska Puspitasari. 1112046100162. The Go Public Desicion of PT Bank

Panin Syariah Tbk: Analytic Network Process Approach. Concentration of Islamic

Banking, Muamalat Department (Islamic Economics), Faculty of Sharia and Law, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

The problem that Islamic Bank’s has now is not be separated from the problem of capital. Without sufficient capital Islamic banks will not be able to expand or enhance the wider range of services especially for upgrading infrastructure, improving the quality of technology, product innovation, or an increase in resources. In order to strengthen the capital and business scale and efficiency of Islamic banking, OJK has designed a program priority as a strategic move to support the development of Islamic banks. One of them is encourage Islamic banking to be go public or Initial Public Offering (IPO). But unfortunately until now there is only one of Islamic banking that have official listing on the Exchange, that is PT Bank PaninSyariah Tbk. This research aims to 1) analyze the benefits, costs, opportunity, and risk from the decision of go public that taken by Bank Panin Syariah, and 2) to determine an alternative strategy to decide of go public in Islamic banks depends on consideration BOCR (benefits, opportunity, cost, risk ). The data that used are primary data obtained through literature studies, in-depth interview and questionnaires by respondents to assess benefits, costs, opportunity, and risk as well as the formulation of strategies in the decision of go public to Islamic banking. This study uses Analytic Network Process (ANP) research methods with Benefit, Opportunity, Cost, and Risk (BOCR) network.The result showed depends on priority, the decision of go public is more benefits and opportunities for Islamic banks compared with the costs and risks of the decision of go public, with a priority value following benefits (35.43%), opportunities (28.35%), cost (16 , 65%), and risk (19.57%). While the order of priority of the strategy to go public on the basis of the calculation BOCR, then the result is: 1) branding, 2) the quality of the profession and institutions, 3) improvement of GCG, 4) the timing of the IPO, 5) an increase in assets and liabilities, 6) increase in profit, 7 ) strengthening the structure of the company, 8) an increase in the size of the company, 9) determination of the number of shares outstanding.

Keyword : Islamic Bank, Go Public, ANP-BOCR Supervisor : Dr. Euis Amalia, M.Ag.


(6)

ABSTRAK

Siska Puspitasari. 1112046100162. Keputusan Go Public PT Bank Panin

Syariah : Pendekatan Analytic Network Process. Konsentrasi Perbankan Syariah,

Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Permasalahan yang dihadapi Bank Syariah saat ini tidak lepas dari masalah permodalan. Tanpa permodalan yang cukup bank syariah tidak akan mampu melakukan ekspansi atau meningkatkan jangkauan layanan yang lebih luas apalagi untuk peningkatan infrastruktur, peningkatan kualitas tekhnologi, inovasi produk, ataupun peningkatan sumber daya. Dalam rangka memperkuat permodalan dan skala usaha serta efisiensi perbankan syariah, OJK telah merancang program prioritas sebagai langkah strategis untuk mendukung perkembangan bank syariah. Salah satunya adalah dengan mendorong perbankan syariah untuk melakukan go

public atau Initial Public Offering (IPO). Namun yang disayangkan adalah sampai

sekarang ini hanya ada satu perbankan syariah yang resmi listing di Bursa, yaitu PT Bank Panin Syariah Tbk. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis benefit,

cost, opportunity, dan risk dari keputusan go public yang diambil oleh Bank Panin

Syariah, dan 2) menentukan alternatif strategi dalam memutuskan go public pada bank syariah berdasarkan pertimbangan BOCR (benefit, opportunity, cost, risk). Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui studi literatur,

indepth interview dan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui

benefit, cost, opportunity, dan risk serta perumusan strategi dalam pengambilan

keputusan go public perbankan syariah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analytic Network Process (ANP) dengan jaringan Benefit, Opportunity, Cost, dan Risk (BOCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, berdasarkan nilai prioritas keputusan go public lebih memberikan manfaat dan peluang bagi bank syariah dibandingkan dengan biaya dan risiko dari keputusan go

public, dengan nilai prioritas sebagai berikut manfaat (35,43%), peluang (28,35%),

biaya (16,65%), dan risiko (19,57%). Kedua, berdasarkan urutan prioritas strategi

go public dengan berdasarkan perhitungan BOCR, maka dihasilkan sebagai berikut:

1) branding, 2) kualitas profesi dan lembaga, 3) perbaikan GCG, 4) timing IPO, 5) peningkatan aset dan liability, 6) peningkatan laba, 7) penguatan struktur perusahaan, 8) peningkatan ukuran perusahaan, 9) penentuan jumlah saham beredar.

Kata Kunci : Bank Syariah, Go Public, ANP-BOCR Pembimbing : Dr. Euis Amalia, M. Ag.


(7)

vii

KATA PENGANTAR ِمْيِحَرلا ِنَمْحَرلا ِه ِمْسِب

Assalammualaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat, dan kasih sayang-Nya, penulis mendapatkan kelancaran dan kemudahan dalam menuntaskan skripsi ini yang berjudul “Keputusan Go Public PT Bank Panin Syariah Tbk : Pendekatan Analytic Network Process” sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa shalawat serta salam yang selalu mengiringi rasa syukur, penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan paling sempurna dalam sikap dan tutur katanya.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidaklah mudah dan tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Berkat dorongan dan motivasi dari merekalah yang akhirnya mengantarkan penulis kepada penyelesaian skripsi yang sangat baik. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini dan dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberikan arahan dan semangat serta yang dengan sabar telah


(8)

membantu proses pengajuan judul penelitian hingga tahap akhir penyelesaian skripsi.

3. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan masukan, arahan dan dorongan kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Prof. Ahmad Rodhoni, MM dan Dr. Ir. H. Roikhan Muhammad Azis, MM selaku Dosen FEB UIN Jakarta yang telah meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian serta memberikan arahan dan masukan dalam menyelesaikan tugas ini.

5. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan FEB UIN Jakarta yang telah meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian.

6. Bapak Dr. Aries Muftie selaku Komisaris Utama PT Bank Panin Syariah yang telah meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan membantu penulis dalam menyelesaikan proses penelitian terkait go public bank syariah.

7. Bapak Aam Slamet Rusydiana dan Ibu Abrista Devi selaku fasilitator di Smart Consulting yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pengolahan data penelitian.

8. Segenap Dosen dan Staf Akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan tambahan ilmu kepada penulis.


(9)

ix

9. Kedua orang tua tercinta, Bapak Nana Herdiyana dan Nur Syaripah serta adik tersayang Alya Hafidzah yang telah banyak memberikan semangat, inspirasi, saran, doa dan dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis.

10.Someone special in my heart, Hasbi Siraj yang selalu ada dan senantiasa

menemani serta memberikan perhatian yang begitu besar untuk penulis agar terus semangat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

11.Keluarga Ideologis, C.O.I.N.S merupakan lembaga kajian keilmuan yang selama ini menjadi tempat penulis berdiskusi dan belajar serta mengembangkan diri. Khususnya Maya, Peni, Tofik, Tendi, Nuke, Dwiki, Novian, Reza.

12.Kawan-kawan Perbankan Syariah D 2012 yang selama empat tahun ini berjuang bersama dalam mewujudkan cita-cita. Khususnya Heny, Atun, Hanim, dan Achi.

13.Keluarga besar Generasi Baru Indonesia (GenBI) UIN Jakarta, HMI Komfaksy, HMPS Muamalat, Q-Pro Academy, KKN PERKASA yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk terus belajar dan mengembangkan diri. 14.Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, namun tidak

mengurangi rasa terima kasih.

Jakarta, 29 Juni 2016


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRACT ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 7

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 10

D. Kerangka Pemikiran ... 11

E. Kerangka Penelitian ... 14

F. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17

A. Landasan Teori ... 17

B. BOCR (Benefit, Opportunity, Cost, Risk) Go Public ... 37


(11)

xi

BAB III METODE PENELITIAN ... 57

A. Jenis Penelitian ... 57

B. Teknik Pengumpulan Sampel ... 57

D. Metode Analisis Data ... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Kondisi Umum PT Bank Panin Syariah Tbk ... 69

B. Identifikasi Benefit, Opportunity, Cost, Dan Risk Keputusan Go Public ... 72

C. Analisis Hasil ANP Atas Go Public ... 74

BAB V PENUTUP ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Rekomendasi ... 95

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ...19

Tabel 2.2 Perbedaan Perusahaan Go Public dan Perusahaan Tidak Go Public ...30

Tabel 2.3 Data Benefit, Cost, Opportunity, Risk dan Alternatif Solusi Hasil Studi Literatur ...50

Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...55

Tabel 3.1 Daftar Responden Penelitian ...58

Tabel 3.2 Definisi Skala Penilaian dan Skala Numerik ...63

Tabel 3.3 Contoh Struktur Masalah Sederhana Intransitivitas ...66

Tabel. 4.1 Komposisi Kepemilikan Saham Bank Panin Syariah ...71

Tabel 4.2 Hasil ANP atas Keputusan Go Public ...74

Tabel 4.3 Bobot Alternatif Strategi Go Public ...91


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Periode 2008-2015 ...1

Gambar 1.2 Pangsa Pasar Perbankan Syariah ... 3

Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran ...13

Gambar 1.4 Kerangka Penelitian ...15

Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan ...32

Gambar 2.3 Proses Penawaran Umum Saham ...36

Gambar 3.1 Perbedaan Hierarki dan Jaringan ...60

Gambar 4.1 Pertumbuhan Aset Bank Panin Syariah Tahun 2013 – 2015 ...70

Gambar 4.2 Pertumbuhan DPK dan Pembiayaan Bank Panin Syariah Tahun 2013 – 2015 ...70

Gambar 4.3 Model ANP Keputusan Go Public ...73

Gambar 4.4 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Benefit Go Public ...78

Gambar 4.5 Aspek Manfaat Go Public ...79

Gambar 4.6 Aspek Manfaat Pasar ...79

Gambar 4.7 Aspek Manfaat Finansial ...79

Gambar 4.8 Aspek Manfaat Tak Berwujud ...79

Gambar 4.9 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Peluang Go Public ...81

Gambar 4.10 Aspek Peluang Go Public ...82

Gambar 4.11 Aspek Peluang Finansial ...82

Gambar 4.12 Aspek Peluang Pasar ...82

Gambar 4.13 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Biaya Go Public ... 84


(14)

Gambar 4.15 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Risiko Go Public ...86

Gambar 4.16 Aspek Risiko Go Public ...87

Gambar 4.17 Aspek Risiko Pasar ...87

Gambar 4.18 Aspek Risiko Finansial ...87

Gambar 4.19 Aspek Risiko Manajemen ...87

Gambar 4.20 Hasil Pengukuran Kendall’s (W) atas Strategi Go Public ...90


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner Penelitian

Lampiran II : Tampilan Model ANP dalam software Super Desicion Lampiran III : Tabel Hasil Pengolahan Data


(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perbankan Syariah di Indonesia selama lebih dari dua dekade ini telah menunjukkan laju pertumbuhan yang cukup bervariasi namun tetap dalam kondisi baik. Dalam dekade terakhir perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan yang positif dan cukup menggembirakan.

Gambar 1.1

Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Periode 2008-2015

Sumber : ojk.go.id

Berdasarkan grafik diatas, terlihat pertumbuhan asset perbankan syariah terus meningkat dari tahun 2008 sampai 2015. Dimana jumlah asset perbankan syariah secara gabungan tercatat sebesar Rp 272,38 triliun pada Mei 20151 atau meningkat sebesar 10,17 persen dari tahun sebelumnya. Dan jika dirata-ratakan peningkatan perbankan syariah selama 10 tahun terakhir sebesar 33,2 persen2.

1 Tim Otoritas Jasa Keuangan , “Statististik Perbankan Syariah (SPS) Mei 2015, Tabel

Rasio Keuangan Bank Umum Syariahdan Unit Usaha Syariah”, h. 18.


(17)

2

Namun di tengah pertumbuhan positif perbankan syariah, ternyata terjadi perlambatan pertumbuhan aset dalam perkembangan di tiga tahun terakhir sehingga pada akhir tahun 2014 hanya tercatat pertumbuhan sebesar 12 persen. Perlambatan pertumbuhan ini disebabkan oleh kondisi perekonomian nasional yang sedang menurun, dimana Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2015 hanya mencapai 4,71 persen secara tahunan (yoy), sedangkan pada kuartal I 2014 telah mencapai 5,21 persen.

Menurunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia merupakan dampak dari melemahnya perekonomian di China, dimana ekonomi China menurun dari 7,4 persen menjadi 7 persen3. Lesunya perekonomian global menjadi salah satu indikator perlambatan ekonomi Indonesia yang kemudian akhirnya secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada pertumbuhan perbankan syariah.

Salah satunya adalah menurunnya tingkat rasio kecukupan modal (car

adequacy ratio) perbankan syariah. Data statistik perbankan syariah mencatat

jumlah CAR perbankan syariah hanya sebesar 14,29 persen, menurun jika dibandingkan dengan Mei 2014 yang mencapai 16,85 persen. Tetapi catatan CAR pada Mei 2015 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan awal tahun yang sempat anjlok hingga 13,75 persen. Namun, kondisi CAR sebesar 14,29 persen masih cukup baik untuk menilai kesehatan perbankan syariah.

3 Septian Deny, “Perbankan Syariah Ikut Terdampak Perlambatan Ekonomi”, Artikel

diakses pada pada 5 Oktober 2015, dari :


(18)

3

Selain itu, dampak perlambatan pertumbuhan perbankan syariah yang terjadi pada tahun 2014 dirasakan oleh bank syariah yang berada di daerah Banten. Dimana pertumbuhan aset perbankan syariah disana mengalami penurunan pada kuartal II tahun 2014 menjadi 4,15 persen dibanding pertumbuhan pada kuartal II tahun 2013 sebesar 8,21 persen4. Ternyata jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas adalah muslim tidak menjamin perkembangan keuangan syariah dapat bergerak cepat. Hal ini dibuktikan dari pangsa pasar perbankan syariah yang hanya bergerak di bawah angka 5 persen. Bahkan di tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup drastis hingga mencapai 3,70 persen, bahkan lebih rendah jika dibandingkan pada tahun 2013 yang mencapai angka 4,80 persen.

Gambar 1.2

Pangsa Pasar Perbankan Syariah

Sumber : Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

Ada tiga kemungkinan yang menjadi alasan mengapa pangsa pasar bank syariah sangat kecil di Indonesia, yaitu : 1) Kurangnya kesadaran muslim tentang pentingnya bank syariah; 2) Infrastruktur dan kualitas bank syariah


(19)

4

secara signifikan kurang dari perbankan konvensional; 3) Bank konvensional memiliki keunggulan non teknis dibandingkan bank syariah5.

Kemudian masih banyak lagi masalah-masalah yang dihadapi oleh perbankan syariah di Indonesia yang saat ini menjadi perhatian khusus para

stakeholder. Masalah-masalah ini terangkum dalam Roadmap Perbankan

Syariah Indonesia 2015 – 2019, diantaranya adalah 1) belum selarasnya visi dan masih kurangnya koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah, 2) modal yang belum memadai, skala industri dan individual bank yang masih kecil serta efisiensi yang masih rendah, 3) biaya dana yang mahal yang berdampak pada keterbatasan segmen pembiayaan, 4) produk yang masih kurang variatif dan pelayanan yang belum sesuai ekspektasi masyarakat, 5) kuantitas dan kualitas SDM yang belum memadai serta TI yang belum dapat mendukung pengembangan produk dan layanan, 6) pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah, dan 7) pengaturan dan pengawasan yang masih belum optimal.

Melihat permasalahan yang dihadapi oleh perbankan syariah, maka dibutuhkan sebuah strategi yang dapat memenuhi visi pengembangan perbankan syariah nasional yang dipaparkan dalam Roadmap Perbakan Syariah Indonesia 2015-2019 dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni :

5 Sebastian Herman, “Negara Mayoritas Muslim, Pangsa Pasar Bank Syariah Kenapa Rendah?”, Paper FREKS III 2015 Kategori Muda, h. 5


(20)

5

“Mewujudkan perbankan syariah yang berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan stabilitas sistem keuangan serta berdaya saing tinggi.”

Sebagaimana yang ditawarkan oleh otoritas terkait keputusan dalam mewujudkan visi pengembangan perbankan syariah, salah satunya adalah dengan memperkuat permodalan dan skala usaha serta efisiensi. Tentu permodalan merupakan bagian yang terpenting dalam mendukung perkembangan bank syariah di Indonesia. Tanpa permodalan yang cukup bank syariah tidak akan mampu melakukan ekspansi atau meningkatkan jangkauan layanan yang lebih luas. Apalagi untuk peningkatan infrastruktur, peningkatan kualitas tekhnologi, inovasi produk, ataupun peningkatan sumber daya manusianya pasti membutuhkan modal yang tidak sedikit.

Dalam rangka memperkuat permodalan perbankan syariah, OJK telah merancang program-program prioritas untuk mendukung terlaksananya keputusan tersebut, salah satunya adalah mendorong perbankan syariah untuk melakukan go public atau Initial Public Offering (IPO). Dengan adanya program tersebut perbankan syariah diharapkan untuk lebih aktif menawarkan sahamnya kepada publik, karena dengan begitu perbankan syariah berpeluang mendapatkan dana segar yang dapat digunakan untuk melakukan ekspansi dan memperluas jangkauan layanan perbankan. Tidak hanya itu masih banyak

benefit yang akan didapatkan dari keputusan go public ini.

Namun yang disayangkan adalah sampai sekarang ini hanya ada satu perbankan syariah yang berani mengambil keputusan go public, yaitu Bank


(21)

6

Panin Syariah. Tepatnya pada tanggal 15 Januari 2014 Bank Panin Syariah resmi mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia dengan menerbitkan saham baru sejumlah 4.750.000.000 atau 48,72 persen dari modal disetor6. Dimana pencapaian Bank Panin Syariah setelah go public yakni adanya peningkatan total ekuitas di tahun 2014 sebesar 104 persen dengan CAR di akhir tahun 2014 mencapai 25,69 persen7. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada laba bersih yang diperoleh yakni senilai Rp 70,9 miliar atau sekitar 232 persen dibanding tahun sebelumnya. Tentu keputusan yang diambil Bank Panin Syariah ini harus diapresiasi, karena apabila dilihat dari segi usia Bank Panin Syariah merupakan bank yang lebih muda dibandingkan Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri.

Sehingga diperlukan kajian khusus untuk membahas mengapa Bank Panin Syariah mengambil keputusan go public disaat perbankan syariah yang lain belum mengambil keputusan tersebut. Dan apakah keputusan go public ini dapat menjadi solusi konkrit dalam pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Oleh karena itu, dalam rangka menganalisis urgensi keputusan go

public untuk perbankan syariah maka penulis hendak mengangkat judul

penelitian “Keputusan Go Public PT Bank Panin Syariah Tbk : Pendekatan

Analytic Network Process”

6 Ria Pratiwi, “Pembiayaan dan DPK Meningkat, Aset Bank Panin Syariah Capai Rp 4 Triliun”, 19 Juni 2014, dari : http://swa.co.id/corporate/financial-report/pembiayaan-dan-dpk-meningkat-aset-bank-panin-syariah-capai-rp4-triliun, diakses pada Rabu, 14 Oktober 2015.


(22)

7

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, yaitu :

a. Kendala-kendala yang dihadapi perusahaan untuk go public, yakni : 1) Saham mengalami underpricing ketika diperdagangkan di pasar

sekunder8;

2) Ingin mempertahankan perusahaannya untuk tetap menjadi perusahaan private karena tidak ingin adanya pengurangan kepemilikan saham;

3) Kekhawatiran tentang kondisi pasar yang tidak menguntungkan9; 4) Kemudian kendala lain yang dihadapi, khususnya perbankan syariah

yang ingin go public adalah terletak pada kebijakan pemegang saham10. Karena ketika pemegang saham masih belum memiliki niatan untuk memasukkan perusahaannya ke bursa, maka bank syariah atau perusahaan tersebut tidak akan bisa melakukan go public. b. Saat ini baru satu Bank Syariah yang mencatatkan nama di bursa atau

listing di Bursa Efek, yaitu PT. Bank Panin Syariah, Tbk (PNBS). Dimana

8 Fitri Ismiyati dan Rohmad Fuad Armansyah, “Motif Go Public, Herding, Ukuran Perusahaan, dan Underpricing Pada Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan,

No. 1 (April 2010).

9James C. Brau Dan Stanley E. Fawcett. “Initial Public Offerings : An Anlysis of Theory and Practice”. The Journal Of Finance. No. 1 (Februari 2006).

10 Dian Ihsan Siregar, “BEI Minta Perbankan Syariah Ikut Melenggang Di Bursa”, 13


(23)

http://bisnis.liputan6.com/read/773944/bei-minta-perbankan-syariah-ikut-8

sudah ada 519 perusahaan11 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan hanya 41 perusahaan12 yang bergerak di bidang perbankan yang mencatatkan namanya di bursa.

c. Risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan, diantaranya adalah : 1) Perusahaan atau calon emiten dituntut untuk lebih terbuka, 2) Harus mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai kewajiban pelaporan, 3) Segala bentuk kegiatan keuangan harus tercatat secara terperinci dan dapat di pertanggung jawabkan, 4) Harus selalu membuatkan pelaporan yang diwajibkan sesuai dengan kurun waktu yang ditetapkan, dan 5) Harus mengumumkan besarnya pendapatan dan pembagian dividen calon emiten.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti akan membatasi permasalahan dengan tujuan untuk mencegah pembahasan yang terlalu meluas, yakni :

a. Penelitian ini dibatasi hanya meninjau bagaimana manfaat, biaya, peluang, dan risiko yang dihadapi oleh bank syariah yang akan go public. Sebagai bentuk pertimbangan bank syariah dalam mengambil keputusan

go public. Dimana perbankan syariah yang menjadi objek penelitian

adalah Bank Panin Syariah Tbk.

11 Bursa Efek Indonesia, “Perusahaan Tercatat”, diakses dari : http://www.idx.co.id/id

-id/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx, pada Rabu, 25 Nopember 2015.

12 Saham OK, “Sub Sektor Bank di BEI”, 22 Oktober 2015, diakses dari :

http://www.sahamok.com/emiten/sektor-keuangan/sub-sektor-bank/, pada Rabu, 25 Nopember 2015.


(24)

9

b. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Analytic Network Process melalui jaringan BCR (Benefit-Costs Ratio). Sebelum ke tahapan analisis, peneliti melakukan studi literatur dan indepth interview dengan pakar dan praktisi yang dianggap ahli dan mengetahui banyak tentang persoalan yang diangkat, kemudian diteruskan dengan pengisian kuesioner oleh pakar, praktisi, atau akademisi yang kompeten dalam persoalan yang dibahas.

c. Penelitian ini difokuskan untuk meninjau keputusan go public yang diambil PT Bank Panin Syariah Tbk dan menemukan skala prioritas dari setiap kriteria serta solusi alternatif dalam memutuskan keputusan go public pada bank syariah.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil paparan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan bahwa dengan mendorong perbankan syariah menjadi perusahaan publik (go public) dapat menjadi langkah strategis dalam meningkatkan pertumbuhan perbankan syariah. Oleh karena itu, peneliti telah membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil peninjauan benefit, opportunity, cost dan risk PT Bank Panin Syariah Tbk dalam mengambil keputusan go public?

2. Bagaimana rumusan dan skala prioritas strategi dalam memutuskan go


(25)

10

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Meninjau hasil keputusan go public yang diambil PT Bank Panin Syariah Tbk ketika go public dilihat dari komponen benefit, cost, opportunity, dan

risk.

2) Menentukan alternatif strategi dalam memutuskan go public pada bank syariah.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1) Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan referensi bagi pihak akademisi dalam mengkaji strategi pengembangan perbankan syariah di industri perbankan nasional.

2) Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak praktisi khususnya bagian manajemen perseroan untuk mengambil keputusan go

public dalam rangka mempercepat kemajuan perbankan syariah terutama

dalam hal permodalan. 3) Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat dalam mengenal dan memahami lebih jauh tentang keputusan


(26)

11

D. Kerangka Pemikiran

Permasalahan yang dihadapi bank syariah hingga saat ini telah menjadi perhatian regulator dan praktisi bank syariah. Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti telah terangkum sepuluh permasalahan, yaitu : 1) Perlambatan pertumbuhan aset perbankan syariah, 2) Terjadinya stagnansi bank syariah, 3) Pangsa pasar bank syariah menurun, 4) Belum selarasnya visi dan masih kurang koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah, 5) Modal yang belum memadai, skala industri dan individual bank yang masih kecil serta efisiensi yang masih rendah, 6) Biaya dana yang mahal berdampak pada keterbatasan segmen pembiayaan, 7) Produk yang masih kurang variatif dan pelayanan yang belum sesuai ekspektasi masyarakat, 8) Kuantitas dan kualitas SDM yang belum memadai serta TI yang belum mendukung pengembangan produk dan layanan, 9) Pemahaman dan kesadaran masyarakat masih rendah, dan 10) Pengaturan dan pengawasan yang masih belum optimal. Berdasarkan penjabaran masalah diatas maka sebenarnya masalah bank syariah tidaklah terlepas dari masalah permodalan.

Pihak otoritas telah merencanakan program prioritas untuk menangani permasalahan bank syariah, salah satunya adalah dengan mendorong bank syariah untuk melakukan IPO (initial public offering) atau go public. IPO merupakan kegiatan penawaran umum saham ke publik guna mendapatkan dana, yang nantinya dapat digunakan untuk mendanai ekspansi perusahaan. Hal ini didukung pula dengan pendapat Adler Haymans Manurung yang mengatakan bahwa pendanaan


(27)

12

pada saham merupakan pendanaan yang memiliki risiko kecil dibandingkan dengan pendanaan melalui penerbitan surat utang atau mendapat pinjaman.

Sehingga keputusan go public dapat dipertimbangkan sebagai sebuah alternatif strategi untuk mengatasi permasalahan permodalan yang dihadapi bank syariah. Oleh karena itu perlu pengkajian lebih jauh untuk dapat mengetahui urgensi dari keputusan go public. Namun, sampai saat ini hanya ada satu bank syariah yang sudah go public yaitu Bank Panin Syariah. Oleh karena itulah diperlukan pandangan dari praktisi Bank Panin Syariah sebagai satu-satunya bank syariah yang sudah go public. Dalam penelitian ini tidak hanya melibatkan pendangan praktisi melainkan pandangan pakar juga menjadi pertimbangan untuk mengkaji keputusan go public bank syariah.

Hal ini dapat dideteksi dengan menggunakan metode ANP (analytic

network process), dengan menekankan kepada manfaat, peluang, biaya, dan risiko

dari keputusan go public. Kemudian merumuskan strategi go public dengan mempertimbangkan benefit, opportunity, cost, dan risk, sehingga akan menghasilkan strategi yang tepat untuk bank syariah. Dan dapat menjadi rujukan untuk bank syariah lain yang belum go public. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran.


(28)

13

Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran Masalah

1. Perlambatan pertumbuhan aset perbankan syariah

2. Terjadinya stagnansi bank syariah 3. Pangsa pasar bank syariah menurun 4. Belum selarasnya visi dan masih kurang koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah 5. Modal yang belum memadai, skala industri dan individual bank yang masih kecil serta efisiensi yang masih rendah 6. Biaya dana yang mahal berdampak pada keterbatasan segmen pembiayaan

7. Produk yang masih kurang variatif dan pelayanan yang belum sesuai ekspektasi masyarakat

8. Kuantitas dan kualitas SDM yang belum memadai serta TI yang belum mendukung pengembangan produk dan layanan

9. Pemahaman dan kesadaran masyarakat masih rendah

10. Pengaturan dan pengawasan yang masih belum optimal

PERMODALAN

Solusi

Mendorong perbankan syariah untuk melakukan go public

atau IPO (OJK)

Pendanaan pada saham merupakan pendanaan yang

memiliki risiko kecil dibandingkan dengan pendanaan melalui penerbitan

surat utang atau mendapat pinjaman. (Adler Haymans

Manurung)

KEPUTUSAN GO PUBLIC PT BANK PANIN SYARIAH TBK : PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS

Metode Analytic Network Process (ANP)

Jaringan BCOR (Benefit, Cost, Opportunity, Risk)


(29)

14

E. Kerangka Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analytic network

process (ANP). ANP sangat cocok digunakan untuk penentuan sebuah

keputusan atau strategi karena ANP dapat menghasilkan bobot penilaian terhadap kriteria keputusan yang ditawarkan. Dalam ANP menggunakan sumber data primer, yang diperoleh melalui kajian pustaka atau wawancara mendalam. Tinjauan pustaka berfungsi untuk mengumpulkan data yang bersifat teori dan akan diverifikasi melalui wawancara mendalam oleh pakar atau praktisi. Kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner oleh pakar dan praktisi yang sudah ditentukan oleh peneliti.

Setelah pengumpulan data selesai, maka selanjutnya adalah tahap analisis data dengan tahapan metode ANP yaitu pertama dengan melakukan

pairwise comparison (perbandingan pasangan) antar kriteria. Untuk dapat

menghasilkan nilai eigen vektor, yang nantinya akan dihitung dengan pola perhitungan matriks untuk dapat menemukan nilai consistency index dan

consistency ratio. Setelah itu akan menghasilkan nilai yang disebut bobot

prioritas atau nilai priorita antar kriteria.

Begitu pula dengan perhitungan strategi yang ditawarkan tetap melalui proses yang sebelumnya terlebih dahulu, hanya saja ditambahkan perhitungan formula additive negative untuk dapat menghasilkan prioritas strategi yang tepat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.4 Kerangka Penelitian.


(30)

15

Gambar 1.4 Kerangka Penelitian

Hasil Bobot prioritas setiap elemen

Prioritas Strategi Kesimpulan dan Saran

Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil peninjauan benefit, opportunity, cost dan risk PT Bank Panin Syariah Tbk dalam mengambil keputusan go public? 2. Bagaimana rumusan dan skala prioritas strategi dalam

memutuskan go public bank syariah ?

Rancangan Pengumpulan Data

Diskusi pakar dan praktisi

Keputusan Go Public Perbankan Syariah

Studi pustaka

Penentuan elemen penelitian Pra penelitian

Pengumpulan Data Studi pendahuluan, Studi pustaka, Opini pakar

Pengumpulan data lapangan

Analisis Data

ANP Nilai Eigen Vektor

Hitung CI dan CR

Pairwise Comparison

Tidak

Ya Analisis Prioritas Keputusan


(31)

16

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori-teori mengenai konsep bank syariah, sumber pendanaan bank syariah, konsep manajemen pengambilan keputusan, dan teori keputusan go public/IPO serta penelitian studi terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode penentuan sampel, dan metode analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang bagaimana manfaat, peluang, biaya dan risiko keputusan go public dan rumusan strategi keputusan go public bank syariah.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

Demikianlah penjelasan mengenai sistematika penulisan skripsi yang dibuat oleh penulis.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Bank Syariah

Bank Syariah atau disebut juga Bank Islam merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya) berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat makro maupun mikro.13

Menurut UU No. 21 Tahun 2008, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Syariah. Dalam UU tersebut juga disebutkan definisi dari prinsip syariah, yaitu prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.

Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa bank syariah adalah lembaga keuangan yang dalam kegiatan usahanya


(33)

18

berlandaskan pada prinsip syariah. Bank syariah bukan hanya sekedar bank yang bebas bunga, tetapi juga bank yang memiliki orientasi pencapaian kesejahteraan. Secara fundamental terdapat beberapa karakteristik bank syariah14, yakni:

1) Penghapusan riba, dimana dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan dalam surah Al-Imran ayat 130 yang berbunyi :

                       Artinya :

“Hai orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (Q.S Al-Imran :130).

2) Pelayanan kepada kepentingan publik dan merealisasikan sasaran sosio-ekonomi Islam

3) Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari bank komersil dan bank investasi

4) Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati-hati terhadap permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada penyertaan modal, karena bank komersial syariah menerapkan profit and lost sharing dalam konsinyasi, ventura, bisnis, dan industri

5) Bagi hasil cenderung mempererat hubungan bank syariah dan pengusaha,

14 Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuanggan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada


(34)

19

6) Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi kesulitan likuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen pasar uang antar bank syariah dan instrumen bank sentral berbasis syariah.

Berdasarkan penjelasan diatas terlihat jelas bahwa esensi dan karakteristik bank syariah berbeda dengan bank konvensional. Dimana perbedaan bank syariah dan bank konvensional akan disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

No. Perbedaan Bank Syariah Bank

Konvensional

1. Fungsi dan

Kegiatan Bank

Intermediasi, Manager Investasi, Investor, Sosial, Jasa Keuangan

Intermediasi, Jasa Keuangan

2. Mekanisme dan Objek Usaha

Anti riba dan anti maysir

Tidak antiriba dan antimaysir

3. Prinsip Dasar Operasi

- Tidak bebas nilai (prinsip syariah islam) - Uang sebagai alat tukar

dan bukan komoditi - Bagi hasil, jual beli,

sewa

- Bebas nilai

(prinsip materialis)

- Uang sebagai komoditi

- Bunga

4. Prioritas Pelayanan

Kepentingan publik Kepentingan pribadi

5. Orientasi Tujuan sosial-ekonomi

islam, keuntungan


(35)

20

6. Bentuk Bank komersial, bank

pembangunan, bank

universal atau multi-purpose

Bank komersial

7. Evaluasi Nasabah Lebih hati-hati karena partisipasi dalam risiko

Kepastian pengembalian pokok dan bunga (creditworthiness dan collateral) 8. Hubungan

Nasabah

Erat sebagai mitra usaha Terbatas debitor-kreditor

9. Sumber Likuiditas Jangka Pendek

Pasar Uang Syariah, Bank Sentral

Pasar Uang, Bank Sentral

10. Pinjaman yang diberikan

Komersial dan

nonkomersial,

berorientasi laba dan nirlaba

Komersial dan

nonkomersial, berorientasi laba

11. Lembaga Penyelesaian Sengketa

Pengadilan, Badan

Arbitrase Syariah

Nasional

Pengadilan, Arbitrase

12. Risiko Usaha - Dihadapi bersama

antara bank dan

nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran - Tidak mungkin terjadi

negative spread

- Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur, risiko debitur tidak terkait langsung dengan bank

- Kemungkinan terjadi negative spread


(36)

21

13. Struktur Organisasi Pengawas

Dewan Komisaris,

Dewan Pengawas

Syariah, Dewan Syariah Nasional

- Dewan Komisaris

14. Investasi Halal Halal atau Haram

Sumber : Ascarya (2008)

2. Sumber Pendanaan Bank Syariah

Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan atau lembaga lainnya. Kemudian untuk membiayai kegiatan operasional bank, dana dapat diperoleh dari modal sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham15. Perolehan dana disesuaikan pula dengan tujuan dari pengunaan dana tersebut. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung.

Oleh karena itu, penulis beranggapan bahwa pemilihan sumber dana harus dilakukan secara tepat untuk mendapatkan feedback yang memuaskan. Berikut beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sumber dana dan penggunaan dana bank, yaitu16 :

1) Jenis penggunaan dana

2) Apakah ada kesempatan untuk memperoleh dana dari pasar dan 3) Filosofi manajemen bank yang bersangkutan

4) Jenis sumber dana

15 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h.50.


(37)

22

5) Hubungan biaya dana dan penghasilan 6) Lamanya dana tersebut dipakai

Kemudian secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari tiga sumber, yakni17:

1) Dana yang bersumber dari modal sendiri (Dana Pihak Pertama)

Adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank. Dana pihak pertama tercantum dalam neraca bank pada sisi passiva (liability) yaitu pada rekening modal dan cadangan.

Dana yang termasuk modal sendiri, terdiri atas : a) Modal yang disetor

Adalah dana yang disetor pertama kali oleh pemilik (pemegang saham) pada saat bank berdiri atau pemegang saham baru. Dana modal yang disetor biasanya digunakan untuk pembelian aset, promosi, dan lainnya.

b) Cadangan-cadangan

Adalah modal yang berasal dari penyisihan sebagian laba dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang dipergunakan untuk mengantisipasi risiko.

c) Laba yang di tahan atau retained earning

Adalah laba tahun berjalan yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham dan dimasukkan kembali dalam modal kerja, tentunya keputusan ini harus disetujui pada rapat pemegang saham.


(38)

23

d) Agio saham, modal sumbangan, selisih penjabaran laporan keuangan dan selisih penilaian kembali aktiva tetap, merupakan sumber dana ekuitas.

2) Dana yang bersumber dari pihak luar (Dana Pihak Kedua)

Adalah dana yang berasal dari pihak luar yang memberikan pinjaman dana pada bank. Dana yang termasuk dana pihak ketiga, antara lain :

a) Pinjaman dari Bank Sentral

Adalah pinjaman yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas mendadak, Bank Indonesia selaku Bank Sentral menyediakan fasilitas diskonto (Discount Window) untuk menampung upaya terakhir suatu bank mendapatkan uang tunai, setelah tidak dapat lagi memperoleh pinjaman dari pihak lain.

b) Pinjaman antar bank (Call Money)

Adalah pinjaman harian antar bank dengan menggunakan instrument pasar uang, misalnya promes. Pinjaman ini biasanya diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu membayarnya.

c) Pinjaman dari bank-bank luar negeri


(39)

24

d) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Adalah surat berharga dimana pihak bank menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan.

3) Dana yang bersumber dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga)

Adalah dana yang berasal dari masyarakat. Sumber dana dari masyarakat ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasiya dari sumber dana tersebut. Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas, bank dapat menggunakan tiga jenis simpanan dimana setiap jenis simpanan ini memiliki keunggulannya masing-masing, yaitu: a) Simpanan giro (Giro Wadiah)

Adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro (current account) untuk keamanan dan kemudahan pemakaianya. Karakteristik giro wadiah mirip dengan giro pada bank konvensional, yaitu nasabah penyimpan diberi garansi untuk dapat menarik dananya sewaktu-waktu dengan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan bank, seperti cek, bilyet giro, kartu ATM atau dengan sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan tanpa biaya.


(40)

25

b) Simpanan tabungan

Adalah simpanan atau titipan murni dari suatu pihak. c) Simpanan deposito

Adalah simpanan berjangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan biasanya deposito Mudharabah berjangka waktu 1,3,6 dan 12 bulan. Dan pada umumnya, semakin panjang jangka waktu maka semakin besar nisbah bagi hasil bagi nasabah. Berdasarkan jangka waktunya, deposito mudharabah dapat dijadikan sebagai sarana intrumen jangka pendek.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka penulis beranggapan bahwa dana yang diperoleh dari hasil go public masuk dalam kelompok dana pihak pertama karena masyarakat yang membeli saham akan menjadi investor perusahaan tersebut. Menurut Adler Manurung sumber pendanaan perusahaan dikelompokkan kedalam dua kelompok besar yaitu, pendanaan dari internal perusahaan yaitu laba ditahan dan sumber eksternal perusahaan yaitu hutang kepada publik dan Bank serta penerbitan saham baru yang ditawarkan kepada pemegang saham lama atau kepada publik. Pendanaan pada saham merupakan pendanaan yang memiliki risiko yang kecil dibandingkan dengan pendanaan melalui penerbitan surat hutang atau mendapatkan kredit dari bank.18


(41)

26

3. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan suatu bagian penting dalam kegiatan manajemen, sehingga sangatlah perlu untuk mengetahui apa dan bagaimana proses dalam pengambilan keputusan. Keputusan (desicion) adalah sebuah pilihan (choice), yakni pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Menurut McGrew dan Wilson mengatakan bahwa keputusan berkaitan dengan suatu proses, dimana suatu keputusan adalah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis19. Sehingga pengambilan keputusan adalah proses dimana adanya pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah20.

Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi21 sebagai berikut :

a. Sebagai pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara kelompok ataupun secara institusional maupun secara organisasional.

b. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkutan dengan masa depan, masa yang akan datang dimana efeknya atau pengaruhnya akan berlangsung lama.

19Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,

2015), h. 35.

20 Nugroho J. Setiadi, Business Economic And Managerial Decision Making, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 17.


(42)

27

Selain itu dalam pengambilan keputusan juga memiliki tujuan yang dibedakan menjadi dua jenis22, yakni :

a. Tujuan yang bersifat tunggal

Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. b. Tujuan yang bersifat ganda

Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil tersebut sekaligus dapat memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontrakdiktif ataupun tidak.

Dalam pengambilan keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta (fact) dan nilai (value). Namun, diantara keduanya yang lebih mendominasi adalah fakta dibanding dengan nilai-nilai dalam menyehatkan keputusan suatu perusahaan. Sehingga diperlukan untuk mengetahui unsur-unsur apa saja dalam pengambilan keputusan tersebut agar keputusan dapat lebih terarah. Unsur-unsur pengambilan keputusan23, adalah sebagai berikut : a. Tujuan dari pengambilan keputusan

b. Identifikasi alternatif-altenatif keputusan untuk memecahkan masalah


(43)

28

c. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya

d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.

Ada beberapa hal yang menjadi faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan. Menurut George R. Terry, faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan24 adalah :

a. Tujuan perusahaan

Setiap keputusan nantinya harus dijadikan bahan dalam pencapaian tujuan dari perusahaan

b. Orientasi

Keputusan yang diambil tidak boleh memiliki orientasi kepada diri pribadi, tetapi harus lebih berorientasi kepada kepentingan perusahaan c. Alternatif-alternatif tandingan

Jarang sekali ada satu pilihan yang betul-betul memuaskan, karenanya harus dibuatkan altetrnatif-alternatif tandingan

d. Tindakan

Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental, karenanya harus diubah menjadi tindakan fisik

e. Waktu

Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan waktu dan proses yang lama


(44)

29

f. Kepraktisan

Dalam pengambilan keputusan diperlukan pengambil keputusan yang praktis untuk memperoleh hasil yang optimal

g. Kegiatan berikutnya

Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian mata rantai kegiatan berikutnya.

Proses dasar dalam pembuatan keputusan secara rasional hampir sama dengan proses perencanaan startegis formal25, yakni sebagai berikut : 1) Pemahaman dan perumusah masalah melalui identifikasi dan diagnosis

masalah

2) Pengumpulan dan analisis data yang relevan

3) Pengembangan alternatif-alternatif. Hebert Simon mengemukakan konsep pemuasan (satisfying), yang berarti bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan yang ideal 4) Evaluasi alternatif-alternatif melalui penilaian berbagai alternatif

penyelesaian

5) Pemilihan alternatif terbaik

6) Implementasi keputusan. Setelah alternatif terbaik terpilih maka harus segera membuat rencana-rencana tindakan untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan

7) Evaluasi hasil-hasil keputusan


(45)

30

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini :

Gambar 2.2

Proses Pengambilan Keputusan

Sumber : Nugroho (2008)

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa dalam pengambilan keputusan diperlukan sebuah pertimbangan yang matang dan tahapan-tahapan yang harus dipenuhi sebelum menghasilkan sebuah keputusan.

4. Go Public

Seperti yang telah diketahui bahwa setiap perusahaan pasti memiliki berbagai alternatif dalam sumber pendanaan, baik dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk menghimpun dana dalam rangka ekspansi usahanya adalah dengan melakukan penawaran umum saham (go public). Penawaran umum saham (go public) ini lebih sering dikenal dengan istilah IPO (Initial

Tahap 1

•Pemahaman dan perumusan masalah

Tahap 2 •Pengumpulan

dan analisis data yang relevan

Tahap 3

•Pengembangan alternatif-alternatif

Tahap 4 •Evaluasi

alternatif-alternatif Tahap 5

•Pemilihan alternatif terbaik Tahap 6

•Implementasi keputusan

Tahap 7

•Evaluasi hasil-hasil keputusan


(46)

31

Public Offering). IPO adalah sebuah proses yang dilakukan perusahaan

untuk mendapatkan dana dari publik dimana dana dapat digunakan untuk mendanai ekspansi perusahaan dan biasanya harus memenuhi undang-undang tentang penawaran saham ke publik dimana di Indonesia yaitu UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal26. IPO atau penawaran umum merupakan kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang di lakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya27.

Selain itu, menurut Gunawan penawaran umum tidak lain adalah istilah hukum yang ditujukan bagi kegiatan suatu emiten untuk memasarkan dan menawarkan dan akhirnya menjual efek-efek yang diterbitkannya, baik dalam bentuk saham, obligasi, atau efek lainnya kepada masyarakat secara luas. Sehinggga dapat dikatakan bahwa dengan melakukan penawaran umum, perusahaan dapat mengubah status perusahaan yang awalnya merupakan perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka.

Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keputusan go public adalah sebuah keputusan untuk melakukan penawaran umum saham guna mendapatkan dana yang dapat digunakan untuk ekspansi perusahaan. Berikut hal-hal yang membedakan perusahaan go public dan tidak go public.

26 Manurung, Adler Haymans, Initial Public Offering (IPO) : Konsep, Teori, dan Proses,

(Jakarta : PT Adler Manurung Press, 2013), h. 1.


(47)

32

Tabel 2.2

Perbedaan Perusahaan Go Public dan Perusahaan Tidak Go Public

No. Aspek Perusahaan Tidak

Go Public

Perusahaan Go Public

1. Persyaratan pengungkapan

minimum (minimum

disclosure requirement)

Tidak mutlak Mutlak ditaati

2. Jumlah pemegang

saham

Biasanya terbatas Lebih dari 300 pemegang saham 3. Kewajiban

menyampaikan laporan

(reguler maupun

insidetif)

Tidak mutlak Mutlak

4. Pemisahan antara

pemilik dan manajemen

Bukan merupakan kebutuhan

mendesak

Merupakan kebutuhan 5. Pergantian kepemilikan

saham

Rendah Tinggi

6. Tindakan manajemen Tidak selalu

menarik perhatian masyarakat

Menjadi perhatian masyarakat

Sumber : Gunawan dan Wulandari (2009)

Manfaat-manfaat yang akan diterima perusahaan go public28, adalah :

1) Emiten yang melakukan penawaran umum saham (go public) akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. Hal ini lebih baik dibandingkan emiten harus menggunakan fasilitas kredit dari bank karena emiten akan dibebankan dengan tingkat bunga yang cukup besar. 2) Meningkatkan likuiditas perusahaan terhadap kepentingan pemegang

saham utama dan pemegang saham minoritas.

28 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Seri Pengetahuan Pasar Modal : Go


(48)

33

3) Meningkatkan nilai pasar dari perusahaan karena pada umumnya perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik likuiditasnya akan lebih meningkat dibandingkan dengan perusahaan yang masih tertutup. 4) Meningkatkan prestise dan publisitas perusahaan. Hal ini sangat jelas

menguntungkan emiten karena tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk jasa advertising yang cukup mahal.

5) Biaya penawaran umum saham relatif murah dengan proses yang cepat. Selain manfaat-manfaat yang akan diterima perusahaan go public, tetap ada konsekuensi atau risiko yang harus ditanggung oleh perusaahaan29, diantaranya :

1) Perusahaan atau calon emiten dituntut untuk lebih terbuka dan harus mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai kewajiban pelaporan.

2) Segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran harus tercatat secara terperinci dan dapat di pertanggung jawabkan.

3) Perusahaan atau calon emiten harus selalu membuat pelaporan yang diwajibkan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Laporan keuangan juga harus terus dipantau baik oleh pemilik modal maupun oleh masyarakat umum, sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat segera diketahui.


(49)

34

4) Perusahaan atau calon emiten wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.

5) Keharusan untuk mengumumkan besarnya pendapatan perusahaan atau calon emiten dan pembagian dividen. Hal ini merupakan prinsip full

disclosure yang dianut oleh setiap perusahaan terbuka dan bersifat

mutlak.

Proses Penawaran Umum atau proses yang harus dilalui perusahaan untuk go public dapat dikelompokkan menjadi empat tahapan30, yakni: 1) Tahap Persiapan

Merupakan tahapan awal dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penawaran umum. Pada tahap paling awal, perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham. Setelah mendapat persetujuan, emiten melakukan penunjukkan penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar, seperti akuntan publik, penilai, konsultan hukum, dan notaris.

2) Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung, calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal hingga Bapepam (OJK) untuk menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif.


(50)

35

3) Tahap Penawaran Saham

Merupakan tahapan utama, dimana pada waktu inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja.

4) Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah selesai melakukan penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek.


(51)

36

Gambar 2.3

Proses Penawaran Umum Saham

Sumber : Tjiptono dan Hendy (2006)

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa ada empat tahapan dalam melakukan proses go public, yakni : tahap persiapan, tahap pengajuan pernyataan pendaftaran, tahap penawaran saham dan tahapan pencatatan saham di Bursa Efek.

Internal Perusahaan BAPEPAM (OJK) Pasar Perdana Pasar

Sekunder Pelaporan

1. Rencana Go Public 2. RUPS

3. Penunjukkan : a. Underwriter b. Profesi penunjang c. Lembaga Penunjang 4. Mempersiapkan dokumen-dokumen 5. Konfirmasi sebagai Agen Penjual oleh Penjamin Emisi 6. Kontrak Pendahuluan dengan Bursa Efek

7. Public Expose

8. Penandatanganan perjanjian

1.Pernyataan pendaftaran 2.Expose terbatas

di BAPEPAM (OJK)

3.Tanggapan atas : a. Kelengkapan dokumen b. Kecukupan dan kejelasan informasi c. Keterbukaan (aspek hukum, akuntansi, keuangan, dan manajemen) 4.Komentar tertulis dalam waktu 30 hari 5.Pernyataan pendaftaran efektif 1. Penawaran oleh Sindikasi Penjamin Emisi dan Agen Penjual 2. Penjatahan kepada investor oleh sindikasi penjamin emisi dan emiten 3. Pengembali an dan

(refund)

4. Distribusi efek kepada investor secara elektronik 1.Emiten mencatatkan sahamnya di bursa efek 2.Perdagangan

efek di bursa efek 1.Laporan berkala, misalnya ; laporan tahunan dan laporan triwulan 2.Laporan kejadian penting dan relevan, misalnya akuisisi, pergantian direksi, dan lain-lain


(52)

37

B. BOCR (Benefit, Opportunity, Cost, Risk) Go Public

Berikut kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam penelitian dan berasal dari hasil peninjauan studi literatur terkait benefit (manfaat), opportunity (peluang), cost (biaya), dan risk (resiko) atas keputusan go public beserta alternatif solusi yang ditawarkan.

1. Benefit (Manfaat)

Dalam kriteria benefit ini berisi tentang manfaat-manfaat apa saja yang di terima ketika menentukan goal yang sudah ditetapkan, dimana goal dalam penelitian ini adalah keputusan go public PT Bank Panin Syariah Tbk. Kriteria benefit diturunkan dalam beberapa sub kriteria, yaitu :

a. Market (Pasar)

1) Revenue (pendapatan)

Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. Dimana perolehan dana tersebut dapat digunakan untuk ekspansi, memperbaiki dan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan infrastruktur, dan membayar utang perusahaan.31 Tentu hal tersebut akan meningkatkan perolehan pendapatan perusahaan.

2) Market share (pangsa pasar)

Pangsa pasar (market share) adalah proporsi kemampuan penjualan perusahaan dalam menguasai suatu segmen. Pangsa pasar digunakan


(53)

38

untuk mengukur posisi perusahaan dalam persaingan industri. 32 Maka semakin tinggi pangsa pasar dapat mencerminkan semakin tinggi kekuatan perusahaan dalam persaingan pasar.

3) Market size (ukuran pasar)

Market size adalah jumlah pembeli dan penjual di pasar tertentu33. Pasar yang lebih besar akan menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari perusahaan yang lain dan meningkatkan produktivitas perusahaan.34 Oleh karena itulah, market size dapat mendorong perubahan penting dalam distribusi keseimbangan dan ukuran kinerja perusahaan.

b. Financial (Keuangan) 1) Profitabilitas

Profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit) atau nilai hasil akhir operasional perusahaan selama periode tertentu.35 Tentu dengan melakukan penawaran umum

(go public) akan meningkatkan profitablitas perusahaan.

2) Likuiditas

Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Perusahaan yang likuid merupakan

32Sri Budiwati W.S dan Siti Dwi Nuraini, “Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan Rasio Intensitas Modal pada Return Saham”, Jurnal Karisma, Vol. 3 (2), 2009, h.142.

33Investor Words : Biggest, Best Investing Glossary diakses dari :

http://www.investorwords.com/6576/market_size.html pada 9 Mei 2016.

34Marc J.M dan Giancarlo I.P, “Market Size, Trade, and Productivity”, Jurnal, Review of

Economics Studies, Vol.75, 2008, h.296.

35Nur Azlina, “Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal, dan Skala Perusahaan terhadap Profitabilitas”, Pekbis Jurnal, Vol.1, No.2, (Juli 2009), h.108.


(54)

39

perusahaan yang sehat, sehat dari segi keuangan karena kemampuannya untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek.36 Sehingga dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk dapat mendukung likuiditas sebuah perseroan.

3) Stability

Istilah stability atau kestabilan dalam penelitian ini adalah adanya pertumbuhan keuntungan yang stabil dan tidak fluktuatif. Dengan adanya saham yang diperdagangkan di Bursa tentu selain meningkatkan profitabilitas dan likuiditas perusahaan, maka akan menstabilkan keuntungan yang diperoleh.

4) Return

Return merupakan hasil yang diperoleh atas investasi saham.37 Tentu perusahaan yang melakukan penawaran perdana mempunyai peluang dalam meningkatkan return saham.

c. Intangible Benefit

1) Company image (reputasi perusahaan)

Penawaran umum saham dapat meningkatkan prestise dan publisitas perusahaan.38 Hal ini sangat jelas menguntungkan emiten karena sudah tidak perlu mengeluarkan biaya advertising, karena Bursa, koran, dan televisi serta media lainnya akan memberitakan perusahaan tanpa bayar

36 Rizal Ahmad, “Pengaruh Profitabilitas dan Investmen Opportunity Set Terhadap

Kebijakan Deviden Tunai’, Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Vol.2, No.2 (November 2009), h.191.

37Sri Budiwati W.S dan Siti Dwi Nuraini, “Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan Rasio Intensitas Modal pada Return Saham”, Jurnal Karisma, Vol. 3 (2), 2009, h.141.


(55)

40

dan membuat investor semakin mengingat perusahaan.39 Jika di analogikan maka perusahaan go public ini dapat seperti menyelam sambil meminum air. Artinya, akan banyak manfaat yang diperoleh dari keputusan go public tersebut.

2) Profesionalitas

Dengan menjadi perusahaan publik, tentu akan semakin banyak pihak yang memonitoring perusahaan tersebut dan hal tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan profesionalitas perusahaannya. Tentu hal ini sangat berdampak baik bagi kinerja perusahaan.

2. Opportunity (Peluang)

Dalam kriteria opportunity ini berisi tentang peluang-peluang apa saja yang akan didapatkan ketika suatu perusahaan memutuskan go public. Dimana kriteria tersebut dibagi menjadi beberapa sub kriteria, yaitu :

a. Market (Pasar)

1) Market growth (pertumbuhan pasar)

Adanya peningkatan pertumbuhan pasar di industri perbankan, karena pada umumnya perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik likuiditasnya akan lebih meningkat bila dibandingkan dengan perusahaan yang masih tertutup.40 Tentu peluang seperti ini dapat

39 Adler Haymans Manurung, Initial Public Offering : Konsep, Teori, dan Praktek, Jakarta

: Manurung Press, h.7.

40 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Di Indonesia,


(56)

41

dimaksimalkan dengan baik, jika perseroan tersebut dapat menyusun stategi go public yang tepat.

2) Market competitiveness (persaingan pasar)

Adanya peningkatan daya saing di pasar, karena perusahaan yang telah melakukan go public akan mempunyai kekuatan yang lebih besar.41 Sehingga, perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan yang lainnya.

b. Financial (Keuangan) 1) Pendapatan (income)

Peluang meningkatan pendapatan perusahaan. Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu akan berpeluang memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.

2) Modal (capital)

Peluang perbaikan permodalan baik kemudahan mendapatkan modal. Perusahaan yang melakukan penawaran umum atau go public tentu akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.

3) Laba

Peluang pertumbuhan laba yang stabil dan tidak fluktuatif. Dengan melakukan penawaran umum (go public) perusahaan akan berpeluang untuk meningkatkan profitablitas perusahaan.


(57)

42

4) Return

Peluang dalam meningkatkan tingkat pengembelian atas investasi. Tentu perusahaan yang melakukan penawaran perdana mempunyai peluang dalam meningkatkan return saham.

3. Cost (Biaya)

Dalam proses IPO atau go public tentu saja akan mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan proses IPO tersebut. Komposisi terbesar biaya IPO berasal dari biaya penjaminan emisi dan penasihat keuangan, selanjutnya biaya untuk lembaga dan profesi penunjang, kemudian biaya lain-lain atau operasional penyelenggaraan IPO.42

a. Biaya jasa penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan

Biaya jasa untuk penjaminan emisi saham dan penasihat keuangan sebesar 4%.

b. Biaya profesi dan lembaga penunjang pasar modal

Biaya profesi penunjang pasar modal seluruhnya sebesar 0,16% yang terdiri atas, akuntan sebesar 0,03%, konsultan hukum sebesar 0,11%, biro administrasi efek sebesar 0,00% dan notaris sebesar 0,01%.

c. Biaya operasional penyelengaraan IPO

Biaya lain-lain atau biaya operasional penyelenggaraan IPO yang dimaksud adalah seperti biaya percetakan, iklan, persiapan RUPSLB, dan lain-lain sebesar 0,53%.

42 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai


(58)

43

4. Risk (Resiko) a. Market

1) Tidak Likuidnya Saham Yang Ditawarkan Pada Penawaran Umum

Tidak ada jaminan bahwa saham Perseroan yang akan diperdagangkan akan aktif atau likuid, karena terdapat kemungkinan bahwa saham Perseroan akan dimiliki oleh satu atau beberapa pihak tertentu yang tidak dapat memperdagangkan sahamnya di pasar sekunder.43 Meskipun jumlah saham yang akan ditawarkan dan di catatkan di BEI oleh Perseroan dalam Penawaran Umum relatif banyak.

2) Fluktuasi Harga Saham Yang Ditawarkan

Harga saham baru yang ditawarkan setelah Penawaran Umum dapat berfluktuasi, tergantung pada beberapa faktor, termasuk; penjualan saham yang ditawarkan oleh pemegang saham mayoritas Perseroan; penjualan saham Perseroan dalam jumlah substansi di masa mendatang di pasar publik atau persepsi bahwa penjualan tersebut dapat terjadi, dapat berdampak negatif terhadap harga pasar yang berlaku atas sahamnya atau terhadap kemampuannya untuk mengumpulkan modal melalui penawaran umum ekuitas tambahan atau efek yang terkait ekuitas; dan harga penawaran dapat secara substansi lebih tinggi daripada nilai aset bersih per saham dari saham yang beredar yang diterbitkan ke para pemegang saham Perseroan yang telah ada, sehingga investor dapat


(59)

44

mengalami penurunan nilai yang subtansial.44 Sehingga, perseroan perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan tersebut.

b. Financial

1) Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang

Adanya fluktuasi nilai tukar yang kemudian berada di posisi depresiasi akan menciptakan ekspektasi inflasi di masa mendatang. Inflasi ditanggapi sebagai berita negatif oleh pasar modal karena cenderung membatasi pengeluaran konsumen dan akan mengurangi pendapatan perusahaan.45 Meskipun risiko ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, perseroan tetap harus mempersiapkan diri dalam menghadapi risiko tersebut.

2) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat di agunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perseroan.

44Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana Saham PT Panin Bank Syariah Tbk Tahun

2013, h.68.

45 Sulistyandari,”Hubungan Kausalitas Antara Nilai Tukar Mata Uang Dan Indeks Harga Saham Di Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Perrformance, Vol. 13 (1), Maret 2011, h.106.


(60)

45

c. Management

1) Tidak Mampu Bersaing Dalam Pengendalian Operasional

Perusahaan cenderung bergantung pada modal dari pihak eksternal untuk membiayai kegiatan operasionalnya.46 Apabila biaya tidak mencukupi maka perusahaan memiliki kemungkinan tidak mampu bersaing dalam hal pengendalian operasional perusahaan.

2) Tidak Mampu Bersaing Dalam Inovasi Produk

Perusahaan apapun yang ingin ikut ambil bagian dalam persaingan secara penuh pada abad millenium harus memiliki mental prima yang bersifat antisipatif, inovatif, dan prima. Bank syariah pun tidak dapat lepas dari kewajiban melakukan inovasi produk dalam rangka meningkatkan daya saing dan kinerjanya.47 Ketika perusahaan tidak mampu bersaing dalam inovasi produk tentu akan mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut.

3) Adanya Kontrol Dan Presure Oleh Pihak-Pihak Eksternal Perusahaan

Hal ini dapat terjadi ketika perusahaan menjadi perusahaan publik, dimana perusahaan akan dikontrol dan mendapat presure oleh pihak-pihak eksternal perusahaan.48 Karena yang akan memiliki saham dari perusahaan tersebut menyebar ke banyak stakeholder.

46 Cahyani Nuswandari, “Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol.16 No.2, September 2009, h.71.

47Henni Indriati, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Produk Perbankan Syariah di Indonesia”, Tesis Universitas Indonesia, Juni 2011, h.6.


(61)

46

5. Alternatif Strategi

Dalam kriteria alternatif strategi ini terdiri dari beberapa sub alternatif strategi yang merupakan strategi dalam memutuskan go public, yaitu :

a. Company Branding (Brand Perusahaan) 1) Penguatan Branding

Dengan memiliki branding perusahaan yang kuat tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor, khususnya apabila dikenal sebagai perusahaan yang sehat, dikelola secara profesional, dan sebagainya.49 Karena akan mencipatkan kepercayaan dari investor untuk memiliki saham dari perusahaan tersebut.

2) Penguatan Struktur Perusahaan

Pada umumnya keberadaan perusahaan tidak lepas dari grup atau kelompok perusahaan. Investor akan mempertimbangkan keberadaan perusahaan dalam sebuah grup, apakah anak perusahaan, induk perusahaan (holding company) dan faktor lain yang terkait dengan struktur perusahaan dalam satu grup.50 Ketika perusahaan tersebut tidak berasal dari struktur perusahaan yang kuat, tentu akan mengurangi minat investor untuk memiliki saham tersebut.

3) Peningkatan Ukuran Perusahaan

Semakin besar aset perusahaan, pada umumnya akan semakin menarik minat investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Perusahaan

49 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai

Perusahaan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, h. 79

50 Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai


(1)

C.3.1 Risiko terganggunya

pasar/market

yang mungkin terjadi akibat pengambilan

keputusan

go public

, dari hal berikut mana yang lebih penting:

1 2 3 4 5 6 7 8 9

SAHAM TIDAK LIKUID

Tidak likuidnya saham yang ditawarkan pada penawaran umum.

FLUKTUASI HARGA SAHAM Fluktuasi harga saham yang ditawarkan.

C. 3.2 Risiko

financial

akibat pengambilan keputusan

go public

, dari hal berikut mana yang

lebih penting :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 FLUKTUASI MATA UANG

Naik turunnya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah. LIKUIDITAS

Risiko ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek.

RETURN

Risiko waktu pengembalian atas investasi.

C.3.3 Risiko

management

akibat pengambilan keputusan

go public

, dari hal berikut mana

yang lebih penting:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 PENGENDALIAN OPERASIONAL

Tidak mampu bersaing dalam pengendalian operasional. INOVASI PRODUK

Tidak mampu bersaing dalam inovasi produk. KONTROL DAN PRESURE

Adanya kontrol dan presure oleh pihak-pihak eksternal perusahaan.

-Akhir dari Kuesioner Tahap 1-

D.1 Dalam memutuskan keputusan

go public

bank syariah, alternatif manakah yang lebih

penting :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 COMPANY PROFILE

Dengan penguatan branding, penguatan struktur perusahaan, dan peningkatan ukuran perusahaan.

FINANCIAL PERFORMANCE

Dengan meningkatkan pertumbuhan aset dan liability, kemampuan menghasilkan laba, dan laporan GCG.

INTERNAL POLICY

Dengan menentukan timing IPO, jumlah saham yang beredar, dan penentuan profesi dan lembaga penunjang yang berkualitas.


(2)

D.1.1 Berdasarkan alternatif

Company Profile

, manakah yang lebih berpengaruh dalam

memutuskan

go public

:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 BRANDING

Penguatan branding.

STRUKTUR PERUSAHAAN Penguatan struktur perusahaan. UKURAN PERUSAHAAN Peningkatan ukuran perusahaan.

D.1.2 Berdasarkan alternatif

Finanncial Performance

, manakah yang lebih berpengaruh

dalam memutuskan

go public

:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 ASSET DAN LIABILITY

Kemampuan meningkatkan asset dan liability. LABA

Kemampuan menghasilkan laba.

GOOD CORPORATE GOVERNANCE Kualitas pelaporan Good Corporate Governance.

D.1.3 Berdasarkan alternatif

Internal Policy

, manakah yang lebih berpengaruh dalam

memutuskan

go public

:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 TIMING IPO

Penentuan waktu yang tepat untuk IPO. JUMLAH SAHAM BEREDAR Kemampuan menghasilkan laba.

KUALITAS PROFESI DAN LEMBAGA

Penentuan profesi dan lembaga penunjang yang berkualitas.

-Akhir dari Kuesioner Tahap 2-

NAMA :

JABATAN :

TTD


(3)

(4)

Lampiran III : Tabel Hasil Pengolahan Data

Keterangan

R1 R2 R3 R4

Normalized

By Cluster Limiting

Normalized

By Cluster Limiting

Normalized

By Cluster Limiting

Normalized

By Cluster Limiting KEPUTUSAN GO PUBLIC PT BANK

PANIN SYARIAH TBK 1,00000 0.138158 1,00000 0.066388 1,00000 0.107085 1,00000 0.114086

BOCR

BENEFIT 0.41667 0.098684 0.31941 0.031157 0.31941 0.050256 0.31941 0.053541 OPPORTUNITY 0.41667 0.098684 0.20063 0.019570 0.20063 0.031568 0.22128 0.037093 COST 0.08333 0.019737 0.22128 0.021585 0.22128 0.034817 0.20063 0.033631 RISK 0.08333 0.019737 0.25868 0.025233 0.25868 0.040701 0.25868 0.043362

BENEFIT

FINANCIAL 0.33333 0.055556 0.53961 0.044093 0.16342 0.044093 0.60000 0.060000 INTANGIBLE

BENEFIT 0.33333 0.055556 0.29696 0.024265 0.29696 0.080122 0.20000 0.020000 MARKET 0.33333 0.055556 0.16343 0.013354 0.53962 0.145592 0.20000 0.020000 LIKUIDITAS 0.25000 0.083333 0.45541 0.245745 0.50000 0.081712 0.14088 0.084528 PROFITABILITAS 0.25000 0.083333 0.14088 0.076021 0.16667 0.027237 0.14088 0.084528 RETURN 0.25000 0.083333 0.26283 0.141828 0.16667 0.027237 0.26283 0.157700 STABILITY 0.25000 0.083333 0.14088 0.076021 0.16667 0.027237 0.45541 0.273245 COMPANY IMAGE 0.50000 0.166667 0.50000 0.148481 0.50000 0.148481 0.50000 0.100000 PROFESIONALITAS 0.50000 0.166667 0.50000 0.148481 0.50000 0.148481 0.50000 0.100000 MARKET SHARE 0.42857 0.071429 0.50000 0.040856 0.29696 0.080122 0.16342 0.016342 MARKET SIZE 0.42857 0.071429 0.25000 0.020428 0.53962 0.145592 0.29696 0.029696 REVENUE 0.14286 0.023810 0.25000 0.020428 0.16342 0.044093 0.53962 0.053961

OPPORTUNITY

INCOME 0.25000 0.125000 0.42359 0.282391 0.33333 0.222222 0.27718 0.207885 LABA 0.25000 0.125000 0.22704 0.151363 0.33333 0.222222 0.16009 0.120066 MODAL 0.25000 0.125000 0.22704 0.151363 0.16667 0.111111 0.46730 0.350472 RETURN 0.25000 0.125000 0.12232 0.081549 0.16667 0.111111 0.09543 0.071576 MARKET

COMPETITIVENESS 0.50000 0.125000 0.20000 0.033333 0.50000 0.083333 0.50000 0.062500 MARKET GROWTH 0.50000 0.125000 0.80000 0.133333 0.50000 0.083333 0.50000 0.062500 FINANCIAL 0.50000 0.125000 0.66666 0.111111 0.66666 0.111111 0.75000 0.093750 MARKET 0.50000 0.125000 0.33334 0.055556 0.33334 0.055556 0.25000 0.031250

COST

BIAYA JASA

PENJAMINAN EMISI 0.33333 0.333333 0.25000 0.250000 0.16342 0.163424 0.53961 0.539615 BIAYA

OPERASIONAL

PENYELENGGARAAN 0.33333 0.333333 0.50000 0.500000 0.53961 0.539615 0.29696 0.296961 BIAYA PROFESI DAN

LEMBAGA

PENUNJANG 0.33333 0.333333 0.25000 0.250000 0.29696 0.296961 0.16342 0.163424

RISK

FLUKTUASI MATA

UANG 0.33333 0.111111 0.50000 0.250000 0.16342 0.065370 0.62501 0.185605 LIKUIDITAS 0.33333 0.111111 0.25000 0.125000 0.29696 0.118785 0.23849 0.070821 RETURN 0.33333 0.111111 0.25000 0.125000 0.53961 0.215846 0.13650 0.040535


(5)

INOVASI PRODUK 0.33333 0.111111 0.53962 0.134904 0.50000 0.200000 0.63699 0.104099 KONTROL DAN

PRESURE 0.33333 0.111111 0.16342 0.040856 0.25000 0.100000 0.25829 0.042210 PENGENDALIAN

OPERASIONAL 0.33333 0.111111 0.29696 0.074240 0.25000 0.100000 0.10473 0.017115 FLUKTUASI HARGA

SAHAM 0.50000 0.083333 0.50000 0.062500 0.50000 0.050000 0.25000 0.067452 SAHAM TIDAK

LIKUID 0.50000 0.083333 0.50000 0.062500 0.50000 0.050000 0.75000 0.202355 FINANCIAL 0.33333 0.055556 0.50000 0.062500 0.40000 0.040000 0.29696 0.080122 MANAGEMENT 0.33333 0.055556 0.25000 0.031250 0.40000 0.040000 0.16342 0.044093 MARKET 0.33333 0.055556 0.25000 0.031250 0.20000 0.020000 0.53962 0.145592

ALTERNATIF STRATEGI

COMPANY PROFILE 0.20000 0.125000 0.40196 0.336067 0.32026 0.235573 0.30390 0.218287 FINANCE

PERFORMANCE 0.60000 0.375000 0.30715 0.256800 0.40749 0.299737 0.45243 0.324972 INTERNAL POLICY 0.20000 0.125000 0.29089 0.243200 0.27225 0.200263 0.24367 0.175028

COMPANY PROFILE

BRANDING 0.33333 0.333333 0.68334 0.683340 0.66667 0.666667 0.60000 0.600000 STRUKTUR

PERUSAHAAN 0.33333 0.333333 0.19981 0.199810 0.16667 0.166667 0.20000 0.200000 UKURAN

PERUSAHAAN 0.33333 0.333333 0.11685 0.116850 0.16667 0.166667 0.20000 0.200000

FINANCE PERFORMANCE

ASSET DAN

LIABILITY 0.60000 0.600000 0.25000 0.250000 0.25000 0.250000 0.20000 0.200000 GCG 0.20000 0.200000 0.25000 0.250000 0.50000 0.500000 0.60000 0.600000 LABA 0.20000 0.200000 0.50000 0.500000 0.25000 0.250000 0.20000 0.200000

INTERNAL POLICY

JUMLAH SAHAM

BEREDAR 0.20000 0.200000 0.11111 0.111111 0.20000 0.200000 0.10473 0.104729 KUALITAS PROFESI

DAN LEMBAGA 0.60000 0.600000 0.44444 0.444444 0.20000 0.200000 0.63699 0.636986 TIMING IPO 0.20000 0.200000 0.44444 0.444444 0.60000 0.600000 0.25828 0.258285

Keterangan :

No

.

Nama

Profesi

Keahlian Bidang

1.

Dr. Aries Muftie, MH

Komisaris Utama PT

Bank Panin Syariah

Periode 2012-2016

Islamic

Economics and

Finance

2.

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM

Dosen FEB UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta

Financial

Management,

Islamic Banking,

and Finance

3.

Dr. Ir. H. Roikhan Muhammad

Aziz, MM

Dosen FEB UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta

Islamic

Economics and

Finance

4.

Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si

Dekan FEB UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta

Islamic

Economics and

Finance


(6)