jawab, maka yang lain dapat melakukan upaya hukum guna mempertahankan atau memperoleh hak-hak masing-masing.
6
Fenomena  yang  marak  terjadi  di  Indonesia  sekarang  adalah  nikah  sirri yang  sebagian  orang  mengartikan  berbagai  macam  istilah  antara  lain  dengan
kawin  bawah  tangan,  kawin  diam-diam,  kawin  rahasia,  dan  lain  sebagainya.
7
Perkawinan  bawah  tangan  adalah  perkawinan  yang  dilakukan  oleh  calon mempelai  laki-laki  kepada  calon  mempelai  wanita  tanpa  dicatat  oleh  pegawai
pencatat  nikah  dan  tidak  mempunyai  akta  nikah.
8
Hal  ini  tentu  saja mengakibatkan  perkawinan  tersebut  tidak  mempunyai  kekuatan  hukum  yang
tetap. Peran  utama  kantor  Urusan  Agama  KUA  adalah  pelaksaaan  pencatatan
nikah.  Agar  seluruh  perkawinan  di  wilayah  kerjanya  dapat  dilakukan  melalui pencatatan  dan  sesuai  dengan  undang-undang  yang  berlaku.
9
Kendati  demikian, hal tersebut masih minim terjadi khususnya di wilayah yuridiksi PA tigaraksa. Hal
ini  dibuktikan  dengan  tingginya  permohonan  isbat  nikah  yang  terjadi  per-tahun. Isbat  nikah  adalah  upaya  penetapan  pernikahan  yang  tidak  tercatat  atau  tidak
dilakukan  di  depan  pegawai  pencatat  Nikah  di  Kantor  Urusan  Agama  KUA.
6
Ahmad Rofiq, Hukum Islam Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000  hal. 107
7
Abdurrahman Masykur, artikel “Hiruk Pikuk Pernikahan Sirri Bupati Aceng Sebuah
telaah Analisis perspektif Perlunya RUU HMPA Segera disahkan”, Jurnal Mimbar Hukum dan Peradilan, edisi No. 76, Jakarta: PPHIMM, 2013 hal. 175
8
Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: sinar Grafika, 2007 cet. Ke- 2 hal. 27
9
Alimin dan Euis Nurlaelawati, Potret Administrasi Keperdataan Islam di Indonesia, jakarta: Orbit Publishing, 2013 cet. Ke-1 hal. 85
Berdasarkan  undang-undang,  isbat  nikah  merupakan  kewenangan  Pengadilan Agama.
10
Berdasarkan  data  yang  didapat  oleh  penulis,  perkara  permohonan  isbat nikah dari tahun 2012 sampai 2014 terus mengalami peningkatan. Di tahun 2012
tercatat  393  perkara,  kemudian  pada  tahun  2013,  perkara  isbat  nikah  naik  74 menjadi 685 perkara, dan data terakhir pada tahun 2014, dari perkara isbat nikah
tahun  lalu  data  isbat  nikah  terbaru  mengalami  kenaikan  11    tercatat  hingga bulan Nopember 2014 terdapat 765 perkara. Dari data inilah penulis tertarik untuk
meneliti  lebih  dalam  faktor-faktor  apa  saja  yang  mempengaruhi  tingginya  angka isbat nikah di PA Tigaraksa.
Sehingga  dari  hasil  penelitian  ini,  penulis  berinisiatif  untuk  menjadikan sebuah skripsi yang merupakan bagian dari tugas akhir perkuliahan di UIN syarif
Hidayatullah  Jakarta,  jurusan  Hukum  Keluarga,  kosentrasi  Peradilan  Agama dengan  mengangkat  judul  “FAKTOR-FAKTOR  YANG  MEMPENGARUHI
TINGGINYA ISBAT NIKAH DI PA TIGARAKSA TAHUN 2014”.
B. Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Karena  adanya  keterbatasan  ,  waktu,  dana,  tenaga,  teori-teori dan  supaya  penelitian  dapat  dilakukan  secara  lebih  mendalam,
maka  tidak  semua  masalah  yang  telah  diidentifikasikan  akan
10
Alimin dan Euis Nurlaelawati, PotretAdministrasi Keperdataan Islam di Indonesia, jakarta: Orbit Publishing, 2013 hal. 86
diteliti.
11
Perlu  pembatasan  masalah  yang    berkaitan  dengan  teori rumusan  masalah  yang  akan  menampakan  variabel  yang  diteliti,
agar permasalahannya tidak melebar kemana-mana.
12
Oleh  karena  itu,  maka  penulis  membatasi  penelitiannya  antara lain  meliputi,  perkara  isbat  nikah  dalam  skripsi  ini  dibatasi  pada
tempat  atau  objek  yang  dimaksud  dalam  penelitian  ini  ialah wilayah  yuridiksi  Pengadilan  Agama  Tigaraksa  Kabupaten
Tangerang,  yang  terletak  di  Jalan  Atik  Soeardi,  Komplek Perkantoran  Pemda  kabupaten  tangerang.Dari  variabel  data  yang
telah dijelaskan sekilas pada latar belakang masalah, penulis hanya fokus pada data tahun 2014 saja. Karena jika dilihat dari data yang
disajikan sejak tiga tahun terakhir, akan besar kemungkinan tingkat kesulitannya untuk diteliti. karena melihat banyaknya perkara isbat
nikah  dari  tahun  2012  hingga  2014,  perkara  terbanyak  terdapat pada  tahun  2014.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  memberikan
kemudahan  untuk  penulis mengambil  sampel data, karena perkara pada  tahun  2014  terbilang  perkara  baru  dan  memudahkan  penulis
untuk  melakukan  penelitian  serta  mendapatkan  data-data  pelaku dari perkara isbat nikah tersebut.
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2009cet. Ke-8 hal.  281
12
Bahdin Nur tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Proposal, Skripsi, Tesis dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah, jakarta: Kencana, 2005 cet. Ke-
1 hal. 57
2. Perumusan Masalah
Dengan  keluarnya  Undang-undang  No.  1  Tahun  1974 mestinya  tidak  ada  lagi  isbat  nikah  yang  dilakukan  setelah  tahun
1974, kenyataan  yang terjadi dilapangan banyak perkawinan tidak tercatat setelah tahun 1974 dan meminta isbat nikah ke Pengadilan
Agama.  Sedangkan  Pengadilan  Agama  masih  menerima  dan mengisbatkan perkawinan tersebut.
Rumusan  tersebut  penulis  rinci  dalam  bentuk  pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana  prosedur  pengajuan  isbat  nikah  di
Pengadilan Agama Tigaraksa? 2.
Bagaimana  proses  penyelesaian  perkara  isbat  nikah  di pengadilan Agama Tigaraksa?
3. Apa  sajakah  faktor-faktor  yang  mempengaruhi
tingginya  perkara  isbat  nikah  di  PA  Tigaraksa  pada tahun 2014?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara  umum  tujuan  penelitian  adalah  untuk  menemukan, mengembangkan  dan  membuktikan  pengetahuan.
13
Dari  sinilah,  tujuan
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2009cet. Ke-8 hal.  290
penelitian ini dibuat dalam rangka, penulis ingin  mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Oleh karena itu, tujuan penelitian
ini dimaksudkan karena hal-hal, Antara lain sebagai berikut: a.
Menjelaskan prosedur pengajuan isbat nikah b.
Menjelaskan proses penyelesaian perkara isbat nikah c.
Mengidentifikasi  faktor-faktor  yang mempengaruhi  tingginya perkara isbat nikah di PA Tigaraksa tahun 2014.
2. Manfaat Penelitian
Penulis  berharap  supaya  hasil  penelitian  ini  tidak  berhenti  sampai disini.  Namun,  penulis  menaruh  harapan  besar  agar  penelitian  ini
bermanfaat antara lain: a.
Skripsi ini dapat menjadi acuan untuk para peneliti selanjutnya, b.
Skripsi  ini  juga  diharapkan  bermanfaat  bagi  masyarakat-masyarakat yang minim pengetahuan khususnya dibidang hukum keluarga,
c. Untuk memperkaya wawasan bagi para penegak keadilan di manapun.
D. Review Studi Terdahulu
Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya perkara isbat nikah di PA Tigaraksa, adapun beberapa judul skripsi terdahulu yang
pernah ditemukan penulis dan membahas terkait dengan judul skripsi yang ditulis oleh penulis, antara lain: