Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Perkara Isbat Nikah Tahun

tercatat 788 perkara permohonan isbat nikah yang diajukan ke Pengadilan Agama Tigaraksa. Dengan peningkatan isbat nikah tersebut selain menandakan masyarakat yang perlahan mulai sadar akan Hukum yang berlaku di Negara ini, namun secara tidak langsung ini juga menandakan bahwasanya masih lemahnya sosialisasi tentang Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, terlebih pada pasal 2 ayat 2 yang menegaskan tentang pentingnya pencatatan nikah , khususnya untuk masyarakat awam yang ekonominya kurang mampu agar Peraturan Pemerintah PP No. 48 Tahun 2014 tentang Biaya Nikah, Talak, Rujuk lebih disosialisasikan dan disebarluaskan agar masyarakat tidak terfokus kepada Isbat Nikah, melainkan Perkawinan yang tercatat dan Sah di mata Hukum.

D. Analisis Penulis

Proses pendaftaran hingga proses penyelesaian perkara Isbat Nikah yang terjadi di Pengadilan Agama Tigaraksa memang terbilang mudah dan cepat, karena perkara isbat nikah ini merupakan sebuah penetapan dan tidak mengandung sengketa, lain hal dengan perkara cerai gugat atau talak yang proses penyelesaiannya terbilang lambat, itu dikarenakan perkara tersebut mengandung sengketa hingga diperlukan waktu yang tidak sebentar dalam proses penyelesaiannya. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya angka isbat nikah di Pengadilan Agama Tigaraksa yang telah disebutkan di atas, faktor paling dominan yang menyebabkan tingginya angka perkara isbat nikah adalah meningkatnya kesadaran masyarakat pada hukum terutama untuk Pencatatan Perkawinan. Namun dari sisi lain penulis juga menemukan kesenjangan dari isbat nikah ini, terutama untuk sidang isbat nikah keliling. Prosedur yang mudah dan penyelesaian Sidang penanganan isbat nikah keliling yang terbilang cepat dan biaya gratis, dibandingkan nikah tercatat di Kantor Urusan Agama KUA yang pada sebagian masyarakat desa khususnya dianggap prosesnya yang cukup menyulitkan mereka hingga biaya yang mahal, hal ini menimbulkan anggapan masyarakat bahwasanya lebih baik mereka memilih nikah dibawah tangan kemudian mengisbatkannya pada sidang keliling dari pada nikah yang tercatat di KUA. Disinilah perlunya sosialisasi oleh pihak-pihak dari Kantor Urusan Agama KUA dibantu oleh lembaga-lembaga Pemerintah Setempat untuk menyebarluaskan segala bentuk yang berkenaan dengan Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 tentang Pencatatan Nikah, Kompilasi Hukum Islam KHI tentang Pencatatan Nikah, PPPeraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2014 Perubahan Tarif Biaya Nikah dan memudahkan pelayanan bagi mereka yang ingin melangsungkan Perkawinan agar tidak ada lagi alasan mereka untuk nikah yang tidak tercatat. Prinsip dasar Undang-undang Perkawinan yang tercantum dalam Pasal 2 ayat 2 adalah semua perkawinan harus tercatat, kenyataannya masih banyak perkawinan yang tidak tercatat dan mereka yang tidak mencatatkan perkawinannya tersebut mengajukan isbat nikah ke Pengadilan Agama atas dasar ketentuan yang tercantum dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 7 ayat 2 yakni dalam hal perkawinan yang tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah, dapat mengajukan isbat nikah ke Pengadilan Agama. Dalam pasal 7 ayat 3 huruf d disebutkan perkawinan yang dapat di isbatkan adalah perkawinan yang terjadi sebelum tahun 1974, faktanya perkawinan yang di isbatkan oleh Pengadilan Agama Tigaraksa rata-rata adalah perkawinan yang terjadi setelah tahun 1974, maka dalam hal ini buyarlah prinsip dasar Undang-undang No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 2 tentang Pencatatan Nikah. Namun dalam hal ini, ada beberapa dasar hukum yang dianut oleh hakim dalam menyelesaikan perkara isbat nikah antara lain; 1. Asas “Justice For All” yaitu keadilan berlaku untuk semua. Maksudnya adalah seluruh golongan masyarakat di Negara ini berhak mendapatkan keadilan yang sama dimata hukum. 2. Atas dasar Kompilasi Hukum Islam KHI pasal 7 ayat 3 huruf e yang menyebutkan bahwasanya isbat nikah dapat diajukan bagi mereka yang melangsungkan perkawinan tanpa adanya halangan perkawinan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974. 3. Didasarkan pada kaedah ushul fikih yang berbunyi, “ أْرد دسافمْلا ٌَدقم ى ع بْج حلاصمْلا ” Artinya ; “Menolak kemadharatan lebih didahulukan dari pada memperoleh kemaslahatan.” 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Prosedur pengajuan isbat nikah di Pengadilan Agama Tigaraksa terbilang mudah yakni pihak yang bersangkutan mendaftarkan perkara mereka ke Pengadilan Agama dengan membawa syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Pengadilan Agama serta membayar panjar biaya perkara yang telah ditentukan sesuai radius pihak berperkara tinggal. Pemanggilan sidang pertama dijadwalkan paling lambat 10 hari setelah pendaftaran berkas perkara. Untuk prosedur pengajuan sidang keliling perihal perkara isbat nikah sama dengan prosedur pengajuan isbat nikah biasa, hanya saja jika sidang keliling pendaftarannya diajukan secara kolektif oleh lembaga yang terkait dengan program sidang keliling tersebut. 2. Proses penyelesaian perkara isbat nikah sangatlah cepat dan mudah, antara lain: Pemohon menghadiri sidang berdasarkan surat panggilan Pengadilan Agama, dengan membawa surat panggilan dan apa-apa yang diminta sewaktu mengajukan permohonan isbat nikah. Kemudian Pemohon wajib membuktikan pernikahan mereka dengan menghadirkan dua orang saksi. Jika seluruhnya telah terpenuhi dan telah jelas bahwa pernikahan mereka tersebut telah memenuhi rukun dan