Sejarah Singkat Sejarah Singkat dan Struktur Organisasi

12. Musidah, S. Ag., M. HI 13. Rahmat Arijaya S. Ag., M. Ag Hakim Non Yustisial di MA PaniteraSekertaris : Drs. H. Baehaki, M. Sy Bagian Kepaniteraan 1 Wakil Panitera : Pariyanto, S.H 2 Panmud Permohonan : Hj. Nurhayati, S.H 3 Panmud Gugatan : Nurmalasari Josepha, S.H 4 Panmud Hukum : Naili Ivada, S.Ag Panitera Pengganti : 1. Fathiyah Sadim, S. Ag 2. Hikmah Nurmala, SH 3. Siti Jubaedah, SH 4. Mardiati, SH., MH 5. Drs. Mahyuta, SH., MH 6. Sitti Hajar, S.HI Juru Sita : 1. Babay Suhaedi Hanafi 2. Zaenal Arifin Juru Sita Pengganti : 1. Jupri Sowarno, S. Ag 2. II Hendri 3. Chahyo saputro 4. Ahmad Sopyana, S. Kom 5. Dwi Budiyanto, A. Md 6. Adhiaksari Hendriawati, S.HI 7. Budi Aristanti Rahayu, A.Md 8. Zukhairiyah Abdillah, S.HI 9. Tubagus Aminuddin Bagian Kesekretariatan 1 Wakil Sekretaris : Rudiyanta, S.H 2 Kasub Keuangan : Siti Rodiah, S. HI, M.H 3 Kasub Umum : Henny Fitria, S.E 4 Kasub Kepegawaian : Pusparini, S.H 5 Pelaksana : Hj. Mustainah, S.Pdi, S. Sy Fahmi Junaidi

B. Wewenang Pengadilan

Dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1989, pengertian Pengadilan Agama disebutkan dalam pasal 1 angka 1 bahwa Peradilan Agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam. Sedangkan pengertian pengadilan disebutkan dalam pasal 1 angka 2 bahwa pengadilan adalah Prngadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama di lingkungan Peradilan Agama. 7 Peradilan Agama merupakan salah satu diantara 3 Peradilan Khusus di Indonesia. Dikatakan Peradilan Khusus karena Peradilan Agama mengadili 7 Musthofa, Kepaniteraan Peradilan Agama, Jakarta: Kencana, 2005 Cet. Ke-1, Hal. 6 perkara-perkara perdata tertentu dan mengenai golongan rakyat tertentu. Secara yuridis formal, Yuridiksi Peradilan Agama diatur Islam. Peradilan Agama hanya berwenang menyelesaikan perkara; Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infaq, Sedekah dan Ekonomi Syariah. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. 8 Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama. Kewenangan Pengadilan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kewenangan absolut absolute competentie dan kewenagan relatif relative competentie. Kewenangan absolut adalah kewenangan pengadilan untuk mengadili berdasarkan materi hukum hukum materiil. 9 Kompetensi atau kewenangan absolut Pengadilan Agama diatur dalam pasal 49 jo. Pasal 50 Undang-undang No. 7 Tahun 1989. Pasal 49 Ayat 1 menyebutkan; Peradilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang beragama Islam di bidang: a. Perkawinan b. Kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum islam 8 Jaenal Aripin, Peradilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008 Cet. Ke-1, Hal. 343 9 Musthofa, Kepaniteraan Peradilan Agama, Jakarta: Kencana, 2005 Hal. 9