Hubungan Karakteristik dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten LabuhanBatu Utara Tahun 2015

(1)

SKRIPSI

Oleh:

ERVINA FEDELIA MANIK 111000080

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UTARA TAHUN 2015

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

ERVINA FEDELIA MANIK 111000080

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DALAM PELAYANAN KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPUNG MESJID KECAMATAN KUALUH HILIR KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2015” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara- cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan yang berlaku dalam masyarakat keilmuwan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuwan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, September 2015


(4)

(5)

penduduk di Indonesia. Berdasarkan data dari BKKBN tahun 2014 diketahui bahwa jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Indonesia sebanyak 45.972.185 pasangan. Sedangkan angka kesertaan ber-KB tercatat sebanyak 32.908.319 jiwa atau 71,58%, bila dibandingkan dengan Puskesmas Kampung Mesjid tahun 2013, peserta KB aktif tercatat sebanyak 307 jiwa atau 8,01 % dan peserta KB baru hanya 54 jiwa atau sebesar 1,41% dengan jumlah PUS sebanyak 3835 pasangan dan WUS (Wanita Usia Subur) sebanyak 5750 jiwa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey yang bersifat analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua bidan desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid yang berjumlah 30 bidan. Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji korelasi pearson dan uji regresi linear berganda.

Hasil penelitian dengan uji korelasi pearson menunjukkan bahwa variabel sikap, tanggung jawab, pencapaian, administrasi dan kebijakan organisasi, gaji, hubungan antar pribadi, dan kondisi kerja berhubungan dengan kinerja bidan desa. Dari hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja bidan desa adalah tanggung jawab dengan p = 0,001 dan nilai koefisien 0,502.

Diharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu Utara agar memperbaiki akses, serta memberikan fasilitas bagi bidan desa untuk meningkatkan kinerja dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid. Kepada Kepala Puskesmas Kampung Mesjid agar memberikan motivasi bagi semua bidan desa untuk meningkatkan kinerja dan untuk bidan desa agar lebih bertanggung jawab terhadap program KB yang diberikan oleh atasan supaya cakupan program KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid dapat tercapai.


(6)

growth of population in Indonesia. The data from BKKBN in 2014 revealed that PUS (productive-aged couples) in Indonesia was 45,972,185 couples, while the rate of participation in KB was 32,908,319 (71.58%). When it was compared with Kampung Masjid Puskesmas in 2013, active KB participants were 307 (8.01%) and new KB participants were only 54 (1.41%) with the number of PUS of 3,835 couples and WUS (productive-aged women) of 3, 750.

The research was an analytic survey with cross-sectional design. The population was 30 midwives in the working area of Kampung Masjid Puskesmas. The data were gathered by conducting interviews and questionnaires and analyzed by korelasi pearson test and multiple linear regression analysis.

The result of the research, using korelasi pearson test, showed that there was the correlation of the variables of attitude, responsibility, achievement, administration and policy on organization, salary, interpersonal relationship, and working condition with village midwives’ performance. The result of multiple linear regression analysis showed that the variable which had the most dominant influence on village midwives’ performance was the variable of responsibility at p = 0.001 and coefficient value = 0.502.

It is recommended that the Health Service of Labuhan Batu Utara District in order to improve access, as well as providing facilities for village midwives to improve performance in KB service at the working area of Kampung Masjid Puskesmsas . It is also recommended that head of Kampung Mesjid Puskesmas in order to provide motivation for all midwives to improve performance and for village midwives should be responsible for KB program provided by superior in order that the coverage of KB program in the working area of Kampung Masjid Puskesmas can be achieved.


(7)

telah memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Karakteristik dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten LabuhanBatu Utara Tahun 2015”.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik dari segi tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Heldy BZ, MPH selaku ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan dan selaku Penguji I yang telah banyak meluangkan waktu, tulus, dan sabar memberikan saran, dukungan, nasihat bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Siti Khadijah Nst, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I skripsi sekaligus sebagai Ketua Penguji yang juga telah banyak meluangkan waktu, tulus, dan sabar memberikan saran, dukungan, nasihat bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.


(8)

5. Ibu dr. Rusmalawaty, M.Kes selaku Penguji II yang telah banyak memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Heru Santosa, MS., Ph.D selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis selama kuliah di FKM USU.

7. Seluruh Dosen dan Staf di FKM USU, terutama Departemen AKK yang telah memberikan bakal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan. 8. Berbagai pihak di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid

Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten LabuhanBatu Utara, yang telah memberikan bantuan dan kemudahan selama melakukan penelitian.

9. Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayanda tercinta J. Manik dan Ibunda tercinta Nurmi Ana Situmorang, yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis baik moril dan materil serta doa yang tiada putus-putusnya untuk penulis selama penyelesaian skripsi ini.

10. Saudara-saudari penulis yang selalu mendukung dan mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini, Fitri Antonia Manik, Theresia Soritua Manik, Petrus Bona Raja Manik, dan si bungsu kami Koleta Lastiar Manik.


(9)

skripsi ini.

12. Sahabat tercinta yang hanya terpisah saat kuliah, Renata Sri Yuliani. Walaupun terpisah dengan jarak, masih tetap saling mendukung dan mendoakan. Terimakasih penulis ucapkan.

13. Teman seperjuangan penulis yang selalu bersama dari semester 1- semester akhir, sama-sama berjuang untuk memperoleh gelar sarjana. Terimakasih penulis ucapkan kepada Sheyna Zein Lubis, Siti Widya Nazhrah, Nia Sylviana Junaz, dan Fattia Ramadhani atas dukungan dan doanya selama ini.

14. Teman in the kost penulis (Serani, Yunita, Anjela, Elis Tampubolon, Rolentina Manullang, dan pariban tercinta Deni Sihite), yang sudah banyak mengalami suka-duka bersama. Penulis mengucapkan terima kasih untuk dukungan dan motivasi yang diberikan.

15. Teman-teman PBL penulis yang masih konsisten sampai sekarang untuk saling mendukung dan memotivasi serta menjalin tali silatuhrahmi. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Lamtiur (si Kado), Nuansa (si Delet), Fannisa (si Beleg), Kak Nur (si Kaktu), Gebi (si Kakun), dan Mansur (si Bolang).


(10)

berjalannya waktu.

Tak ada yang dapat penulis berikan untuk membalas semua yang telah diberikan kepada penulis. Penulis hanya mendoakan, semoga semua yang telah diberikan kepada penulis, mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan.

Medan, September 2015 Penulis,

Ervina Fedelia Manik 111000080


(11)

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Hipotesis Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Kinerja ... 10

2.1.1 Pengertian Kinerja... 10

2.1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja ... 10

2.1.3 Indikator Kinerja ... 11

2.1.4 Penilaian Kinerja ... 11

2.1.5 Tujuan Penilaian Kinerja ... 12

2.1.6 Manfaat Penilaian Kinerja ... 12

2.1.7 Pengukuran Kinerja ... 14

2.2 Motivasi ... 15

2.2.1 Pengertian Motivasi ... 15

2.2.2 Faktor – Faktor Penggerak Motivasi Kerja ... 16

2.2.3 Tujuan Motivasi... 18

2.2.4 Fungsi Motivasi ... 18

2.2.5 Indikator Motivasi Kerja ... 18

2.3 Karakteristik Individu ... 20

2.4 Keluarga Berencana ... 22

2.4.1 Pengertian Keluarga Berencana ... 22

2.4.2 Tujuan KB ... 23

2.4.3 Sasaran Program KB ... 23

2.4.4 Metode KB ... 23

2.5 Bidan... 25

2.5.1 Pengertian Bidan ... 25

2.5.2 Visi dan Misi Bidan ... 25

2.5.2.1 Visi Bidan ... 25

2.5.2.2 Misi Bidan ... 25

2.5.3 Kewenangan Bidan ... 25


(12)

2.6.3 Fungsi dan Wewenang Puskesmas ... 30

2.7 Kerangka Konsep Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 34

3.2.2 Waktu Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 34

3.3.1 Populasi Penelitian ... 34

3.3.2 Sampel Penelitian ... 34

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.5 Variabel dan Definisi Operasional ... 35

3.5.1 Variabel Bebas (Independen) ... 35

3.5.2 Variabel Terikat (Dependen) ... 37

3.6 Metode Pengukuran ... 37

3.6.1 Variabel Bebas (Independen) ... 37

3.6.2 Variabel Terikat (Dependen) ... 38

3.7 Metode Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 40

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40

4.1.1 Jumlah Penduduk ... 41

4.1.2 Sarana Kesehatan ... 41

4.1.3 Tenaga Kesehatan ... 42

4.2 Analisis Univariat ... 42

4.2.1 Karakteristik Individu ... 42

4.2.2 Motivasi Intrinsik ... 44

4.2.3 Motivasi Ekstrinsik ... 48

4.3 Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB ... 52

4.4 Analisis Bivariat ... 54

4.4.1 Hubungan Karakteristik Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB ... 55

4.4.2 Hubungan Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB ... 56

4.4.3 Hubungan Motivasi Ektrinsik Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB ... 59

4.5 Analisis Multivariat ... 62

BAB V PEMBAHASAN ... 64 5.1 Hubungan Karakteristik ( Umur, Masa Kerja, dan Sikap)


(13)

dalam Pelayanan KB ... 66 5.1.3 Hubungan Sikap Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam

Pelayanan KB ... 67 5.2 Hubungan Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Bidan Desa

dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid ... 68 5.2.1 Hubungan Tanggung Jawab Terhadap Kinerja Bidan

Desa dalam Pelayanan KB ... 68 5.2.2 Hubungan Kemajuan Terhadap Kinerja Bidan Desa

dalam Pelayanan KB ... 70 5.2.3 Hubungan Pencapaian Terhadap Kinerja Bidan Desa

dalam Pelayanan KB ... 71 5.2.4 Hubungan Pengakuan Terhadap Kinerja Bidan Desa

dalam Pelayanan KB ... 72 5.3 Hubungan Motivasi Ektrinsik Terhadap Kinerja Bidan Desa

dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid ... 73 5.3.1 Hubungan Administrasi dan Kebijakan Organisasi

Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB ... 73 5.3.2 Hubungan Gaji Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam

Pelayanan KB ... 75 5.3.3 Hubungan antara Hubungan Antar Pribadi Terhadap

Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB ... 76 5.3.4 Hubungan Kondisi Kerja Terhadap Kinerja Bidan

Desa dalam Pelayanan KB ... 77 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 79 6.2 Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA ... 81 DAFTAR LAMPIRAN


(14)

(15)

Tabel 4.1 Kondisi Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Kampung

Mesjid Tahun 2014 ... 41 Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Kampung

Mesjid Tahun 2014 ... 41 Tabel 4.3 Distribusi Jumlah Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja

Puskesmas Kampung Mesjid Tahun 2014 ... 41 Tabel 4.4 Jumlah Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas

Kampung Mesjid Tahun 2014 ... 42 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden

di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid Tahun 2014 ... 42 Tabel 4.6 Distribusi Sikap Responden Bidan Desa di Wilayah

Kerja Puskesmas Kampung Mesjid ... 43 Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Bidan

Desa dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas

Kampung Mesjid ... 44 Tabel 4.8 Distribusi Motivasi Intrinsik Responden Bidan Desa

dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung

Mesjid ... 44 Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Intrinsik

Bidan Desa dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja

Puskesmas Kampung Mesjid ... 47 Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Secara

Akumulasi Motivasi Intrinsik Bidan Desa di Wilayah


(16)

Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi

Kerja Ekstrinsik Bidan Desa dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid ... 52 Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori secara

Akumulasi Motivasi Kerja Ekstrinsik Bidan Desa dalam

Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid ... 52 Tabel 4.14 Distribusi Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB di

Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid ... 53 Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Bidan Desa

dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung

Mesjid ... 54 Tabel 4.16 Hasil Uji Korelasi Pearson Karakteristik dan Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB di

Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid ... 55 Tabel 4.17 Hubungan Tanggung Jawab Terhadap Kinerja Bidan Desa

dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung

Mesjid ... 57 Tabel 4.18 Hubungan Kemajuan Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam

Pelayanan KB DI Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid ... 58 Tabel 4.19 Hubungan Pencapaian Terhadap Kinerja Bidan Desa

dalam Pelayanan KB DI Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid ... 58 Tabel 4.20 Hubungan Pengakuan Terhadap Kinerja Bidan Desa

dalam Pelayanan KB DI Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid ... 59 Tabel 4.21 Hubungan Administrasi dan Kebijakan Organisasi Terhadap


(17)

KB DI Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid ... 61 Tabel 4.23 Hubungan Antara Hubungan Antar Pribadi Terhadap Kinerja

Bidan Desa dalam Pelayanan KB DI Wilayah Kerja

Puskesmas Kampung Mesjid ... 61

Tabel 4.24 Hubungan Kondisi Kerja Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB DI Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid ... 62 Tabel 4.25 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Variabel Motivasi


(18)

Lampiran 2. Lampiran SPSS Lampiran 3. Surat Izin Penelitian


(19)

Nama : Ervina Fedelia Manik

Tempat Lahir : Padang

Tanggal Lahir : 10 Januari 1993

Suku Bangsa : Batak Toba

Agama : Khatolik

Nama Ayah : Jonni Manik

Suku Bangsa Ayah : Batak Toba

Nama Ibu : Nurmi Ana Situmorang

Suku Bangsa Ibu : Batak Toba

Pendidikan Formal :

1. SD/Tamat Tahun : SD YOS SUDARSO PADANG/2005 2. SLTP/Tamat Tahun : SLTP YOS SUDARSO PADANG/2008

3. SMA/Tamat Tahun : SMA KHATOLIK XAVERIUS PADANG/2011 4. Lama studi di FKM USU : Tahun 2011-2015


(20)

penduduk di Indonesia. Berdasarkan data dari BKKBN tahun 2014 diketahui bahwa jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Indonesia sebanyak 45.972.185 pasangan. Sedangkan angka kesertaan ber-KB tercatat sebanyak 32.908.319 jiwa atau 71,58%, bila dibandingkan dengan Puskesmas Kampung Mesjid tahun 2013, peserta KB aktif tercatat sebanyak 307 jiwa atau 8,01 % dan peserta KB baru hanya 54 jiwa atau sebesar 1,41% dengan jumlah PUS sebanyak 3835 pasangan dan WUS (Wanita Usia Subur) sebanyak 5750 jiwa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey yang bersifat analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua bidan desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid yang berjumlah 30 bidan. Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji korelasi pearson dan uji regresi linear berganda.

Hasil penelitian dengan uji korelasi pearson menunjukkan bahwa variabel sikap, tanggung jawab, pencapaian, administrasi dan kebijakan organisasi, gaji, hubungan antar pribadi, dan kondisi kerja berhubungan dengan kinerja bidan desa. Dari hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja bidan desa adalah tanggung jawab dengan p = 0,001 dan nilai koefisien 0,502.

Diharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu Utara agar memperbaiki akses, serta memberikan fasilitas bagi bidan desa untuk meningkatkan kinerja dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid. Kepada Kepala Puskesmas Kampung Mesjid agar memberikan motivasi bagi semua bidan desa untuk meningkatkan kinerja dan untuk bidan desa agar lebih bertanggung jawab terhadap program KB yang diberikan oleh atasan supaya cakupan program KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid dapat tercapai.


(21)

growth of population in Indonesia. The data from BKKBN in 2014 revealed that PUS (productive-aged couples) in Indonesia was 45,972,185 couples, while the rate of participation in KB was 32,908,319 (71.58%). When it was compared with Kampung Masjid Puskesmas in 2013, active KB participants were 307 (8.01%) and new KB participants were only 54 (1.41%) with the number of PUS of 3,835 couples and WUS (productive-aged women) of 3, 750.

The research was an analytic survey with cross-sectional design. The population was 30 midwives in the working area of Kampung Masjid Puskesmas. The data were gathered by conducting interviews and questionnaires and analyzed by korelasi pearson test and multiple linear regression analysis.

The result of the research, using korelasi pearson test, showed that there was the correlation of the variables of attitude, responsibility, achievement, administration and policy on organization, salary, interpersonal relationship, and working condition with village midwives’ performance. The result of multiple linear regression analysis showed that the variable which had the most dominant influence on village midwives’ performance was the variable of responsibility at p = 0.001 and coefficient value = 0.502.

It is recommended that the Health Service of Labuhan Batu Utara District in order to improve access, as well as providing facilities for village midwives to improve performance in KB service at the working area of Kampung Masjid Puskesmsas . It is also recommended that head of Kampung Mesjid Puskesmas in order to provide motivation for all midwives to improve performance and for village midwives should be responsible for KB program provided by superior in order that the coverage of KB program in the working area of Kampung Masjid Puskesmas can be achieved.


(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya ( tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil ) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas ( 42 hari setelah melahirkan ) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam Tujuan Pembangunan Milenium ( MDGs ).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 2012, AKI di Indonesia mengalami kenaikan dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) terjadi penurunan, dari 34 per 1000 kelahiran hidup tahun 2007 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup ( SDKI, 2012).

Salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan AKI adalah dengan mencanangkan program penempatan bidan di desa, yang telah mulai dilaksanakan sejak tahun 1990-an. Program ini bertujuan untuk mendekatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir terutama pada saat kehamilan dan persalinan karena bidan berperan penting


(23)

menjaga kelangsungan hidup ibu dan anak, terutama di daerah pedesaan (Kemenkes RI, 2012).

Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) adalah penurunan kematian ibu yang dihubungkan dengan peningkatan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan . Namun upaya ini tidaklah cukup, karena penurunan kematian ibu tidak dapat dilakukan hanya dengan mengatasi faktor penyebab langsung kematian ibu tetapi juga harus mengatasi faktor penyebab tidak langsungnya. Oleh sebab itu, upaya penurunan kematian ibu juga harus didukung oleh upaya kesehatan reproduksi lainnnya termasuk peningkatan pelayanan antenatal, penurunan kehamilan remaja, serta peningkatan cakupan peserta aktif Keluarga Berencana (KB) dan penurunan unmet need KB. Keempat indikator tersebut tertuang di dalam tujuan MDG 5b yaitu akses universal terhadap kesehatan reproduksi, sementara dua indikator tambahan terakhir merupakan upaya dalam program KB. Faktor “4 Terlalu” yaitu terlalu muda, terlalu sering, terlalu banyak, dan terlalu tua adalah salah satu faktor penyebab tidak langsung kematian ibu yang dapat diatasi dengan pelayanan KB (Kemenkes RI, 2012).

Program Keluarga Berencana (KB) sebagai salah satu program pembangunan nasional mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia sejahtera dan menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia. Program KB ini diarahkan sebagai upaya pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan dan peningkatan kualitas penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas, serta menurunkan


(24)

tingkat AKI dan AKB (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2007).

Berdasarkan data dari BKKBN (2014) diketahui bahwa jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Indonesia sebanyak 45.972.185 pasangan. Sedangkan angka kesertaan ber-KB tercatat sebanyak 32.908.319 jiwa atau 71,58 %. Penggunaan alat kontrasepsi oleh peserta KB aktif dibagi menjadi, yang menggunakan metode kontrasepsi suntik sebanyak 54,35%, pil sebanyak 28,65%, Intra Uterine Devices (IUD) sebanyak 5,44%, implant sebanyak 4,99 %, Metode Operatif Wanita (MOW) sebanyak 1,04%, Metode Operatif Pria (MOP) sebanyak 0,2%, dan kondom sebanyak 5,33%.

Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013 tercatat peserta KB aktif sebanyak 1.463.520 jiwa atau sebesar 66,19 % dengan jumlah PUS sebanyak 2.210.958 (BKKBN, 2014). Penggunaan alat kontrasepsi di Sumatera Utara dibagi menjadi, penggunaan IUD sebanyak 153.925 jiwa, MOW sebanyak 105.547 jiwa, implant sebanyak 155.243 jiwa, suntik sebanyak 478.494 jiwa, pil sebanyak 453.837 jiwa, MOP sebanyak 8.212 jiwa, kondom sebanyak 108.262 jiwa ( BKKBN, 2014). Alat kontrasepsi tersebut, dapat diperoleh di Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat).

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes, 2014). Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang


(25)

setinggi-tingginya diperlukan upaya pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat selaku konsumen dari pelayanan kesehatan dasar tersebut.

Kecamatan Kualuh Hilir merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Kecamatan Kualuh Hilir terbagi atas 1 kelurahan dan 3 desa. Puskesmas Kampung Mesjid adalah salah satu unit pelayanan kesehatan terpadu di wilayah Kecamatan Kualuh Hilir, sebagai Puskesmas induk di kecamatan tersebut. Selain itu, juga terdapat 4 Puskesmas Pembantu, 1 Puskesmas Keliling, 3 Poskesdes, dan 1 Polindes untuk membantu dalam menjalankan setiap program yang ada di Puskesmas. Sedangkan bidan desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid berjumlah 30 bidan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kampung Mesjid (2013), peserta KB aktif tercatat sebanyak 307 jiwa atau 8,01 % dan peserta KB baru hanya 54 jiwa atau sebesar 1,41% dengan jumlah PUS sebanyak 3835 pasangan dan WUS (Wanita Usia Subur) sebanyak 5750 jiwa. Dari data tersebut, peneliti berasumsi bahwa tingkat pencapaian program KB di Puskesmas Kampung Mesjid masih rendah, hal ini diasumsikan karena kinerja Bidan desa dalam pelayanan KB belum optimal.

Kinerja adalah penampilan hasil kerja personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil, penampilan hasil kerja tidak terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi meliputi keseluruhan jajaran personil dalam organisasi (Ilyas, 2001). Kinerja dapat


(26)

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti yang ditulis oleh Gibson (1995), ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu faktor individu (kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga,pengalaman kerja,tingkat sosial,dan demografi seseorang), faktor psikologi (persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi, dan kepuasan kerja), dan faktor organisasi yang merupakan faktor eksternal.

Menurut Notoatmojo (2007) menyatakan bahwa sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap dapat mempengaruhi kinerja. Pada penelitian Nopriansyah (2014) bahwa dari 12 orang petugas yang memiliki sikap positif terdapat 11 petugas (91,7%) berkinerja baik dan dari 19 orang petugas yang memiliki sikap negatif terdapat 17 petugas (89,5%) berkinerja kurang baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara sikap dengan kinerja.

Begitu juga halnya dengan kinerja bidan desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja bidan tersebut, baik faktor internal (faktor individu) maupun faktor eksternal yang berasal dari organisasi maupun masyarakat. Dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, diasumsikan faktor-faktor eksternal yang menyebabkan kinerja bidan belum optimal antara lain kurangnya rasa tanggung jawab bidan terhadap tugas yang diberikan, kegiatan pelatihan-pelatihan yang masih terbatas, tidak adanya insentif bagi bidan yang bekerja dengan baik, wilayah kerja yang sulit dan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM), serta masih terbatasnya sarana/prasarana, dan dana untuk mendukung pelaksanaan


(27)

program KB tersebut. Hal itu diasumsikan sebagai penyebab motivasi kerja bidan dalam pelayanan KB rendah.

Motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 1999). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Makta (2013) tentang pengaruh motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Unit Rawat Inap RS. Stella Marris Makassar juga menunjukkan bahwa ada pengaruh antara prestasi, pengakuan, pekerjaan, tanggung jawab, pengembangan, gaji, kondisi kerja, kebijaksanaan dan administrasi, hubungan antar pribadi, supervisi dengan kinerja perawat pelaksana di Unit Rawat Inap RS. Stella Maris Makassar. Hal yang sama juga dinyatakan dalam penelitian Lamare (2013) yang berjudul analisis kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di Puskesmas Sekabupaten Gowa yang hasilnya menunjukkan ada hubungan faktor pengetahuan, faktor motivasi, faktor kepemimpinan, faktor insentif / imbalan, dan faktor rekan kerja dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Selain motivasi kerja, karakteristik bidan sebagai faktor internal juga bisa mempengaruhi kinerja karena setiap bidan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (1995) bahwa perbedaan dari masing-masing sehingga mempengaruhi dalam perilaku individu. Karakteristik individu yang dapat mempengaruhi kinerja antara lain umur, jenis kelamin,


(28)

tingkat pendidikan, status pekerjaan, penghasilan, status perkawinan, lama kerja, dan banyaknya tanggungan (Robbins, 1995) .

Bidan di Puskesmas Kampung Mesjid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, antara lain umur . Menurut Robbins (1995) terdapat suatu keyakinan meluas bahwa produktivitas merosot dengan bertambahnya umur seseorang. Sering diandaikan bahwa keterampilan individu (terutama kecepatan, kecekatan, kekuatan, dan koordinasi) menurun seiring dengan berjalannya waktu, dan bahwa kebosanan pekerjaan yang berlarut-larut dan kurangnya rangsangan intelektual dapat mengurangi produktivitas seseorang. Begitu juga halnya dengan status pekerjaan dan penghasilan yang diterima oleh bidan, juga mempengaruhi kinerja bidan dalam melaksanakan tugas.

Menurut Robbins (1995), status perkawinan dan lama kerja juga dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Tidak banyak penelitian untuk menarik kesimpulan tentang dampak status perkawinan terhadap kinerja. Namun riset secara konsisten menunjukkan bahwa karyawan yang menikah lebih rendah tingkat keabsenannya, mempunyai tingkat pengunduran diri yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan kerjanya yang belum menikah. Sama halnya dengan lama kerja seseorang, terdapat suatu hubungan yang positif dengan kinerja.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan karakteristik dan motivasi kerja terhadap kinerja bidan desa dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2015”.


(29)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan karakteristik dan motivasi kerja terhadap kinerja bidan desa dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara karakteristik dan motivasi kerja terhadap kinerja bidan desa dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2015.

1.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan antara karakteristik dan motivasi kerja terhadap kinerja bidan desa dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2015.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagai bahan masukan untuk memperbaiki akses, serta memberikan fasilitas bagi bidan desa untuk meningkatkan kinerja dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid.

2. Bagi Puskesmas Kampung Mesjid sebagai bahan masukan untuk memberikan motivasi bagi semua bidan desa yang ada di wilayah kerja


(30)

Puskesmas untuk meningkatkan kinerja dalam memenuhi cakupan pelayanan KB.

3. Bagi Bidan desa sebagai bahan masukan agar meningkatkan kinerja dalam pelayanan KB.


(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Menurut Mankunegara (2009) , pengertian kinerja adalah (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Gibson dkk (1995) ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja dan perilaku, yaitu:

1. Variabel individu

Variabel individu yang meliputi kemampuan dan keterampilan , fisik maupun mental, latar belakang, pengalaman dan demografi, umur dan jenis kelamin, asal usul, dan sebagainya.

2. Variabel organisasi

Variabel organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.

3. Variabel psikologis

Variaabel psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar, kepuasan kerja, dan motivasi. Persepsi, sikap, kepribadian, dan belajar merupakan hal yang komplek dan sulit diukur serta kesempatan tentang pengertiannya sukar dicapai, karena seseorang individu masuk dan


(32)

bergabung ke dalam suatu organisasi kerja pada usia, latar belakang, etnis, budaya dan keterampilan yang berbeda satu sama lainnya.

2.1.3 Indikator Kinerja

Menurut Mankunegara (2009), indikator kinerja ada 4 yaitu: 1. Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seseorang mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.

2. Kuantitas

Kuantitas kerja adalah seberapa lama seseorang bekerja dalam satu hari. Kuantitas dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai masing-masing.

3. Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh seseorang mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

4. Tanggung jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan.

2.1.4 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah proses menilai hasil karya personel dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan suatu proses yang berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personel dan usaha untuk mempertinggi kerja personel dalam organisasi (Prihadi, 2004).


(33)

Penilaian kinerja merupakan faktor kunci dalam mengembangkan potensi seseorang secara efektif dan efisien karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumberdaya manusia yang ada dalam suatu organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi pertumbuhan organisasi keseluruhan (Mankunegara, 2009).

2.1.5 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Alwi (2010) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai:

1. Bersifat evaluation

a) Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi b) Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision

c) Hasil penilaian digunakan sebagai dasar mengevaluasi sistem seleksi 2. Bersifat development

a) Prestasi riil yang dicapai individu

b) Kelemahan-kelemahan individu yang menghambat kinerja c) Prestasi-prestasi yang dikembangkan

2.1.6 Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Hariandja (2007), manfaat dari penilaian kinerja adalah:

1. Penilaian kinerja memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mengambil tindakan-tindakan perbaikan dalam meningkatkan kinerja melalui feedback yang diberikan oleh organisasi.


(34)

2. Penyesuaian gaji, yaitu penilaian kinerja dapat dipakai sebagai informasi dalam menentukan kompensasi secara layak sehingga dapat memotivasi pegawai.

3. Keputusan untuk penempatan, yaitu dapat dilakukan penempatan sesuai dengan keahliannya.

4. Pelatihan dan pengembangan, yaitu melalui penilaian akan diketahui kelemahan-kelemahan dari pegawai sehingga dapat ditentukan program pelatihan dan pengembangan yang lebih efektif.

5. Perencanaan karier, yaitu organisasi dapat memberikan bantuan perencanaan karir bagi pegawai dan menyelaraskan dengan kepentingan organisasi.

6. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam proses penempatan, yaitu unjuk kerja yang tidak baik menunjukkan adanya kelemahan dalam penempatan sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.

7. Mengidentifikasi adanya kekurangan dalam desain pekerjaan, yaitu kekurangan kinerja akan menunjukkan adanya kekurangan dalam perancanan pekerjaan.

8. Meningkatkan adanya perlakuan yang sama terhadap semua pegawai, yaitu dengan dilakukannya penilaian yang obyektif.

9. Membantu pegawai mengatasi masalah eksternal

10. Umpan balik pada pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia, yaitu dengan diketahuinya unjuk kerja pegawai secara keseluruhan dapat


(35)

menjadi informasi sejauh mana fungsi sumber daya manusia berjalan baik atau buruk.

2.1.7 Pengukuran Kinerja

Menurut Rosidah (2009), fokus dalam pengukuran kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil (result-based performance), penilaian berdasarkan perilaku (behavior based performance appraisal) dan penilaian dengan berdasarkan judgment based performance appraisal.

1. Penilaian berdasarkan hasil (result-based performance)

Tipe penilaian ini dimulai dengan merumuskan kinerja pegawai dengan didasarkan pada pencapaian tujuan organisasi, atau dapat dikatakan dengan mengukur hasil-hasil akhir (end result).

2. Penilaian berdasarkan perilaku (behavior based performance appraisal) Dalam model penilaian ini kinerja difokuskan pada sarana (goals) dan bukan hasil akhir. Dengan demikian perilaku pegawai yang sesuai dengan sarana yang tersedia dan sasaran yang ingin dicapai.

3. Penilaian dengan berdasarkan Judgment Based Performance Appraisal

Kualitas pekerjaan merupakan bagian substansi yang tidak dapat diabaikan. Konsentrasi dari penilaian yang dilakukan tentunya akan mengidentifikasikan bagaimana pencapaian kualitas pekerjaan yang dilakukan.


(36)

2.2 Motivasi Kerja

2.2.1 Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekelompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Azwar , 2002). Sedangkan pengertian motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 1999).

Siagian (1995) juga mengemukakan pendapat bahwa motivasi sebagai pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuannya (dalam bentuk keahlian atau keterampilan) tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah dorongan atau semangat kerja yang bersumber baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal) untuk melakukan suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar menghasilkan kinerja yang lebih baik.


(37)

2.2.2 Faktor-Faktor Penggerak Motivasi Kerja

Menurut Herzberg (dalam Munandar, 2001) motivasi kerja pada seseorang pekerja dapat menimbulkan kepuasan kerja. Faktor-faktor yang menimbulkan motivasi kerja terbagi dua yaitu:

a. Faktor Intrinsik yang terdiri atas:

1. Tanggung jawab, besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja untuk menjalankan fungsi jabatan yang ditugaskan kepadanya sesuai dengan kemampuan dan pengarahan yang diterima.

2. Kemajuan, besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya seperti naik pangkat.

3. Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya. Aspek ini meliputi pelaksanaan kerja yang aktual dapat dilihat dari rutinitas, jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan.

4. Pencapaian, besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang optimal. Aspek ini meliputi keberhasilan atau kegagalan yang dinilai secara spesifik, misalnya pelaksanaan kerja, penyelesaian masalah dan usaha untuk mempertahankan keberhasilan.

5. Pengakuan, besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas hasil kerja. Aspek ini meliputi segala tindakan peringatan, pujian atau teguran yang dapat bersumber dari penyelia, manajemen sebagai suatu kekuatan interpersonal, rekan kerja dan masyarakat umum.


(38)

b. Faktor Ekstrinsik yang terbagi atas:

1. Aministrasi dan kebijaksanaan perusahaan, derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan. Aspek ini meliputi keadekuatan organisasi dan manajemen perusahaan, peraturan dan administrasi perusahaan.

2. Penyeliaan (supervisi), derajat kewajaran penyelia yang dirasakan diterima oleh karyawan dari atasannya. Aspek ini meliputi keadilan atasan dalam memperlakukan karyawan ketika atasan memberikan pengarahan dan bimbingan kepada karyawan.

3. Insentif, derajat kewajaran dari insentif yang diterima sebagai imbalan perilaku-kerja karyawan.

4. Hubungan antar pribadi, derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lain. Aspek ini meliputi interaksi antara karyawan dengan penyelia, bawahan dan rekan kerjanya.

5. Kondisi kerja, derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan tugas pekerjaannya. Aspek ini meliputi kondisi fisik tempat karyawan bekerja, termasuk fasilitas dan ciri-ciri ruangan.

Jika faktor intrinsik tersebut ada dapat memberi motivasi yang kuat dan kepuasan dalam diri seseorang, namun tidak menyebabkan ketidakpuasan bila faktor tersebut tidak ada. Sedangkan faktor ekstrinsik, bila kurang atau tidak diberikan maka akan menyebabkan ketidakpuasan pada tenaga kerja tetapi dapat menyebabkan tidak ada ketidakpuasan jika faktor tersebut ada.


(39)

2.2.3 Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007).

2.2.4 Fungsi Motivasi

Menurut Notoatmodjo (2007), motivasi mempunyai 3 fungsi yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan mtor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

2.2.5 Indikator Motivasi Kerja

Menurut Ridwan (2007), bahwa motivasi kerja dapat diukur melalui indikator sebagai berikut :

1. Upah / gaji yang layak, yang dapat diukur melalui gaji yang memadai dan besarnya sesuai standar mutu hidup.

2. Pemberian insentif, yang diukur melalui pemberian bonus sewaktu-waktu, rangsangan kerja, prestasi kerja.


(40)

3. Mempertahankan harga diri, yaitu diukur melalui iklim kerja yang kondusif, kesamaan hak, dan kenaikan pangkat.

4. Memenuhi kebutuhan rohani, yaitu diukur dengan kebebasan menjalankan sariat agama, menghormati kepercayaan orang, dan penyelenggaraan ibadah.

5. Memenuhi kebutuhan partisipasi, yaitudiukur melalui kebersamaan, kerjasama, rasa memiliki, dan bertanggungjawab.

6. Menempatkan pegawai pada tempat yang sesuai, dalam hal ini diukur dengan seleksi sesuai kebutuhan, memperhatikan kemampuan, memperhatikan pendidikan, memperhatikan pengalaman, memberikan pekerjaan sesuai kemampuan.

7. Menimbulkkan rasa aman di masa depan, seperti indikator penyelenggaraan jaminan hari tua, pembayaran pensiun, pemberian perumahan.

8. Memperhatikan lingkungan tempat kerja, yang diukur melalui tempat kerja yang nyaman, cukup cahaya, jauh dari polusi dan berbahaya.

9. Memperhatikan kesempatan untuk maju, yang diukur dengan memberikan upaya pengem,bangan, kursus, dan diklat.

10. Menciptakan persaingan yang sehat, yang diukur melalui produktivitas, prestasi kerja, pengembangan karir yang jelas, bonus, kinerja pegawai, penghargaan dan hukuman.


(41)

2.3 Karakteristik Individu

Menurut Gibson dkk (1995), bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dikelompokkan ke dalam 2 variabel, yaitu:

a) Variabel individu, terdiri dari:

1. Fisiologi, terdiri dari kemampuan dan keterampilan.

2. Psikologi, terdiri dari persepsi, sikap/harapan, kepribadian, belajar, pengalaman, motivasi.

3. Demografi, terdiri dari umur, jenis kelamin, dan etnis. b) Variabel Lingkungan

1. Lingkungan kerja yang terdiri dari kebijakan dan peraturan kepemimpinan, struktur organisasi, dan desain pekerjaan.

2. Lingkungan non kerja yang terdiri dari keluarga, sosial/budaya, dan pendidikan.

Semua variabel-variabel di atas mempengaruhi kinerja karyawan. Sama halnya seperti yang dikemukan oleh Robbins (1995), yaitu antara lain:

a) Karakteristik Biografis, meliputi: 1. Umur

Terdapat suatu keyakinan meluas bahwa produktivitas merosot dengan bertambahnya umur seseorang. Sering diandaikan bahwa keterampilan individu (terutama kecepatan, kecekatan, kekuatan, dan koordinasi) menurun seiring dengan berjalannya waktu, dan bahwa kebosanan pekerjaan yang berlarut-larut dan kurangnya rangsangan intelektual dapat mengurangi produktivitas.


(42)

2. Jenis Kelamin

Tidak terdapat perbedaan yang konsisten pada pria dan wanita dalam hal kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, pendorong persaingan, motivasi, sosialibilitas, atau kemampuan belajar. Namun, menurut hasil penelitian-penelitian psikologis menunjukkan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang dan pria lebih agresif dan berkemungkinan lebih besar daripada wanita untuk memiliki harapan atas keberhasilan, namun perbedaan-perbedaan itu tidak terlalu besar. Menurut Robbins (1995), bukti menunjukkan bahwa tempat terbaik untuk memulai adalah dengan adanya pengakuan. Jika ada pengakuan, akan menunjukkan perbedaan penting antara pria dan wanita yang akan mempengaruhi kinerja mereka.

3. Status Perkawinan

Tidak banyak penelitian untuk menarik kesimpulan tentang dampak status perkawinan terhadap kinerja. Namun riset secara konsisten menunjukkan bahwa karyawan yang menikah lebih rendah tingkat keabsenannya, mempunyai tingkat pengunduran diri yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan kerjanya yang belum menikah. 4. Lama Kerja

Kajian-kajian ekstensif mengenai hubungan senioritas dengan produktivitas telah dilakukan. Terdapat suatu hubungan yang positif antara senioritas dan produktivitas. Jika demikian masa kerja, yang diekspresikan sebagai pengalaman kerja, menunjukkan dasar perkiraan yang baik


(43)

terhadap produktivitas. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa masa kerja seseorang mempengaruhi produktivitas atau dengan kata lain masa kerja seseorang mempengaruhi kinerja.

5. Banyak Tanggungan

Bukti yang kuat menyatakan bahwa banyaknya anak yang dipunyai seorang karyawan mempunyai hubungan yang positif dengan absensi, terutama di antara wanita.

b) Kemampuan (ability) adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu.

c) Kepribadian ialah pola perilaku dan proses mental yang unik, yang mencirikan seseorang (Gibson dkk, 1995).

d) Sikap merupakan penentu perilaku karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sikap adalah pernyatan-pernyatan atau penilaian-penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek, orang, atau suatu peristiwa (Robbins, 1995).

2.4 Keluarga Berencana (KB) 2.4.1 Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral Pancasila untuk kesejahteraan keluarga (Ritonga, 2005). Menurut Mochtar (1998), KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Sedangkan Manuaba (1998)


(44)

berpendapat bahwa KB itu adalah metode medis yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kelahiran.

2.4.2 Tujuan KB

Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk (Prawirahardjo, 2007). Sedangkan tujuan KB menurut BKKBN (2012) adalah : 1) meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya. 2) Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan reproduksi.

2.4.3 Sasaran Program KB

Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Saran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsung adalah pelaksanaan dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani, 2010).

2.4.4 Metode KB

Menurut Handayani (2010), metode KB dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Metode Alamiah, dibagi menjadi 2 yaitu:


(45)

i. Metode kalender

ii. Metode suhu basal badan (Thermal) iii. Metode Lendir Cervic

iv. Metode sympto thermal v. Metode amenore Laktasi

vi. Metode coitus interruptus (Senggama terputus) b) Metode alamiah dengan alat, antara lain:

i. Kondom ii. Spermiside iii. Diafragma iv. Kap Serviks

2. Metode non alamiah teridiri dari : a) Metode hormonal terdiri dari:

i. Pil ii. Suntik iii. Implant

b) Metode non hormonal terdiri dari: i. IUD

ii. MOW iii. MOP


(46)

2.5 Bidan

2.5.1 Pengertian Bidan

Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan dan pengawasan neonatus dan pada persalinan ibu postpartum (Manuaba, 1998). 2.5.2 Visi dan Misi Bidan

2.5.2.1 Visi Bidan

Bidan Indonesia adalah orang yang cekatan dalam keterampilan kebidanan, memiliki sifat pelayanan masyarakat yang sopan, santun, ramah, percaya diri dan responsif, serta sebagai pimpinan yang mempunyai karisma, wibawa, berani membuat keputusan, dan berperan dalam berbagai kegiatan pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2000).

2.5.2.2 Misi Bidan

Memberikan pelayanan kebidanan, kesehatan reproduksi, keluarga berencana serta kegiatan pembangunan lainnya secara profesional, penuh dengan keramahan dan percaya diri, mampu menjaga kewibawaannya, dan bercirikan kepemimpinan dengan sikap yang berani membuat keputusan (Depkes RI, 2000). 2.5.3 Kewenangan Bidan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:


(47)

1. Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. a. Pelayanan kesehatan ibu, ruang lingkupnya yaitu:

1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil 2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal 3) Pelayanan persalinan normal

4) Pelayanan ibu nifas normal 5) Pelayanan ibu menyusui

6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan Pelayanan kesehatan ibu, kewenangan bidan adalah: 1) Episiotomi

2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan 4) Pemberian tablet fe pada ibu hamil

5) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

6) Fasilitas/bimbingan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan promosi ASI Eksklusif

7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum

8) Penyuluhan dan konseling

9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil 10) Pemberian surat keterangan kematian 11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin


(48)

b. Pelayanan kesehatan anak, ruang lingkupnya yaitu: 1) Pelayanan bayi baru lahir

2) Pelayanan bayi 3) Pelayanan anak balita 4) Pelayanan anak pra sekolah

Pelayanan kesehatan anak, kewenangan bidan adalah:

1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat.

2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk 3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan 4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah

5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak pra sekolah

6) Pemberian konseling dan penyuluhan 7) Pemberian surat keterangan kelahiran 8) Pemberian surat keterangan kematian

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana dengan kewenangan yaitu:

1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana


(49)

2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah

3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter.

2.5.4 Tugas Pokok dan Fungsi Bidan dalam Pelayanan KB 2.5.4.1 Tugas Pokok Bidan dalam Pelayanan KB

Adapun tugas bidan dalam pelayanan KB, yaitu memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan KB, yang terdiri dari:

1. Mengkaji kebutuhan pelayanan Keluarga Berencana pada PUS/WUS. 2. Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan.

3. Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien. 4. Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah disusun.

5. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan. 6. Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.

7. Membuat rencana pencatatan dan laporan (Depkes, 2008). 2.5.4.2 Fungsi Bidan dalam Pelayanan KB

Adapun fungsi bidan dalam pelayanan KB adalah:

1. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan, dan alat kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom.

2. Memberikan penyuluhan/konseling pemakaian kontrasepsi. 3. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim.


(50)

5. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana, dan kesehatan masyarakat (Depkes, 2008).

2.6 PUSKESMAS

2.6.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (PERMENKES, 2014).

2.6.2 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas

Adapun prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan Puskesmas meliputi: 1. Paradigma Sehat

Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

3. Kemandirian masyarakat

Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.


(51)

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan.

5. Teknologi Tepat Guna

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

6. Keterpaduan dan Kesinambungan

Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas (PERMENKES, 2014).

2.6.3 Fungsi dan Wewenang Puskesmas

Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi (PERMENKES, 2014) :

1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya Puskesmas berwenang untuk :

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.


(52)

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan sektor lain terkait.

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat.

f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas. g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan.

i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.

2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya Puskesmas berwenang untuk:

a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu.

b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif.

c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.


(53)

e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi.

f. Melaksanakan rekam medis.

g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu atas Pelayanan Kesehatan.

h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.

i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.

j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.


(54)

2.7 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kerangka konsep yang dibuat dalam penelitian ini dapat dilihat dalam skema berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Karakteristik Bidan:

Umur Lama Kerja Sikap

Motivasi Intrinsik - Tanggung jawab - Kemajuan - Pencapaian - Pengakuan

Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB

Motivasi Ekstrinsik - Administrasi dan

Kebijakan Organisasi - Gaji

- Hubungan Antar Pribadi


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey yang bersifat analitik dengan menggunakan metode cross sectional merupakan penelitian dimana pengukuran atau pengamatan dilakukan pada saat bersamaan pada data variabel independen dan dependen.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kabupaten Labuhanbatu Utara. Alasan memilih lokasi penelitian ini karena masih rendahnya cakupan pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid yaitu KB aktif sebesar 8,01 % dan KB baru sebesar 1,41 %.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan April sampai bulan September 2015. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah bidan desa (Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Tidak Tetap (PTT), dan honorer) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid yang berjumlah 30 orang.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah populasi bidan desa yaitu sebanyak 30 orang.


(56)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder :

1. Data primer diperoleh langsung dari responden saat melakukan penelitian dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan observasi.

2. Data sekunder diperoleh dari Profil Puskesmas Kampung Mesjid, penelitian-penelitian mengenai kinerja yang telah dilakukan sebelumnya. 3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Bebas (Independen)

1. Umur, adalah lamanya waktu perjalanan hidup responden dihitung sejak responden lahir sampai ulang tahun terakhir saat wawancara yang dinyatakan dengan satuan tahun. Dikategorikan menjadi: a) Muda, apabila responden berumur < 30 tahun.

b) Dewasa, apabila responden berumur ≥ 30 tahun (UU No. 40 tahun 2009 tentang kepemudaan).

2. Masa Kerja, adalah masa kerja yang telah ditempuh bidan dalam melaksanakan tugas-tugas dengan baik.

a) Baru, apabila masa kerja responden < 5 tahun. b) Lama, apabila masa kerja responden ≥ 5 tahun.

3. Sikap adalah sikap bidan desa terhadap pekerjaan program KB, yang dibagi menjadi:

a) Sikap negatif b) Sikap positif


(57)

4. Motivasi kerja , adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 1999). Motivasi kerja dibagi 2 yaitu:

a) Motivasi Intrinsik adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri bidan desa dalam memberikan pelayanan KB. Motivasi intrinsik diukur dari aspek:

1. Tanggung jawab adalah rasa keterpanggilan dan tuntutan dalam diri bidan desa dalam memberikan pelayanan KB. 2. Kemajuan, besar kecilnya kemungkinan bidan desa di wilayah

kerja Puskesmas Kampung Mesjid dapat maju dalam pekerjaannya.

3. Pencapaian, besar kecilnya prestasi kerja yang mungkin dicapai oleh bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid.

4. Pengakuan, pengakuan rekan kerja/ atasan terhadap keberadaan bidan desa dalam memberikan pelayanan KB. a) Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar yang

mendorong bidan desa dalam memberikan pelayanan KB. Motivasi ekstrinsik diukur dari aspek:

1. Administrasi dan kebijakan organisasi adalah pelaksanaan kebijakan dan peraturan yang dirasakan oleh bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid.


(58)

2. Gaji adalah adanya wujud tindakan yang diimplementasikan dalam bentuk penghargaan yang bersifat material atasan dalam upaya memotivasi bidan desa dalam memberikan pelayanan KB. 3. Hubungan antar pribadi adalah interaksi antar sesama rekan

kerja dalam unit kerjanya, atau hubungan antara bawahan dengan atasan.

4. Kondisi kerja adalah keadaan di tempat kerja seperti ketersediaan fasilitas yang mendukung pelaksanaan program KB dan dukungan semua pihak yang memungkinkan setiap bidan desa dalam memberikan pelayanan KB.

3.5.2 Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat penelitian ini adalah kinerja bidan dalam pelayanan KB, yakni seluruh hasil kerja bidan desa dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid.

3.6 Metode Pengukuran

Aspek pengukuran penelitian ini adalah mengukur hal-hal yang memengaruhi kinerja bidan dalam pelayanan KB, meliputi karakteristik (umur, masa kerja, dan sikap) dan motivasi kerja responden.

3.6.1 Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas penelitian ini terdiri atas karakteristik dan motivasi kerja bidan. Skala pengukurannya secara rinci ditampilkan dalam tabel 3.1 berikut:


(59)

Tabel 3.1 Metode Pengukuran Variabel Bebas

Variabel Jlh Indikator Kategori Nilai Kategori Variabel

Skor

Umur 1 - 1. Muda - 1. < 30

tahun

- 2. Dewasa - 2. ≥ 30

tahun

Masa kerja 1 - 1. Baru - 1. < 5 thn -

2. Lama - 2. ≥ 5 thn -

Sikap 4 - 1. TS 1 1. Negatif 1. < 10

2. RR 2 2. Positif 2. 10-12 3. Setuju 3

Motivasi Intrinsik

16 -Tanggungjawab -Kemajuan -Pencapaian -Pengakuan Tidak KK Ya 1 2 3 1. Rendah 2. Tinggi

1. < 37 2. 37-48

Motivasi Ekstrinsik

16 -Administrasi dan kebijakan

organisasi -Gaji

-Hubungan Antar Pribadi -Kondisi Kerja Tidak KK Ya 1 2 3 1. Rendah 2. Tinggi

1. < 37 2. 37-48

3.6.2 Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat penelitian ini adalah kinerja bidan desa dalam pelayanan KB. Skala pengukurannya secara rinci adalah:

Tabel 3.2 Metode Pengukuran Variabel Terikat No Variabel Indikat

or

Kategori Nilai Kategori variabel

Skor Skala Ukur 1 Kinerja

Bidan desa dalam pelayanan KB

15 1. Tidak 2.Kadang- kadang 3. Ya 1 2 3 1. Kurang 2. Baik 1. 1-36 2. 37-45 Ordinal


(60)

3.7 Metode Analisis Data

Data kuantitatif diolah dan dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat, secara terperinci dapat dilihat sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

Untuk menjelaskan variabel independen yaitu menilai karakteristik bidan desa (umur, masa kerja dan sikap) dan motivasi kerja yang dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dideskripsikan.

2. Analisis Bivariat

Model analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independen dan variabel dependen. Maka uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi pearson.

3. Analisis Multivariat

Analisis yang digunakan dengan menggunakan uji regresi linear berganda untuk menguji pengaruh antara variabel dependen dan beberapa variabel independen.


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Secara Geografis Puskesmas Kampung Mesjid berada di Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara. Wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid seluas 163,75 km2 berbatasan dengan:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kualuh Leidong

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kuala Bangka, Kecamatan Kualuh Hilir dan Kabupaten Labuhan Batu

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Apung Kecamatan Kualuh Hilir Wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid terdiri dari 1 (satu) kelurahan yaitu Kelurahan Kampung Mesjid dan 3 (tiga) Desa yaitu Desa Sei Sentang, Desa Teluk Piai, dan Tanjung Mangedar yang terbagi atas 9 (sembilan) lingkungan dan 27 dusun. Lebih lengkap tentang kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(62)

Tabel 4.1 Kondisi Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid Tahun 2014

No Desa/Kelurahan Luas (km2) Lingkungan/dusun

1 Kelurahan Kampung Mesjid 20,22 9

2 Sei Sentang 30,10 8

3 Teluk Piai 28,44 7

4 Tanjung Mangedar 84,49 12

Jumlah 163,75

Sumber: Profil Kesehatan Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara 2014 4.1.1 Jumlah Penduduk

Kecamatan Kualuh Hilir mempunyai luas wilayah 163,75 km2 tercatat pada tahun 2014 memiliki jumlah penduduk sebesar 17.958 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Desa Sei Sentang sebanyak 5.139 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Desa Teluk Piai yaitu sebanyak 3.618 jiwa, secara rinci seperti tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid Tahun 2014

No. Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk

1. Kelurahan Kampung Mesjid 4.598

2. Sei Sentang 5.139

3. Teluk Piai 3.618

4. Tanjung Mangedar 4.603

Jumlah 17.958

Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/Kota dan Bidan Desa 4.1.2 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid terdiri dari: Tabel 4.3 Distribusi Jumlah Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid Tahun 2014

No Jenis Sarana Jumlah

1. Puskesmas 1

2. Puskesmas Pembantu 4

3. Poskesdes 3

4. Polindes 1

5. Posbindu 2


(63)

Sumber: Profil Kesehatan Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara 2014 4.1.3 Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan yang terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Jumlah Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid Tahun 2014

No Tenaga Kesehatan Jumlah

1. Dokter Spesialis 0

2. Dokter Umum 1

3. Bidan 30

4. Perawat 15

5. Apoteker/ Tenaga Kefarmasian 0

6. Kesmas 1

7. Gizi 0

Sumber: Profil Kesehatan Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara 2014

4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Karakteristik Individu

Pada penelitian ini karakteristik responden yang diamati adalah umur, masa kerja, dan sikap.

a. Distribusi Karakteristik Individu Berdasarkan Umur dan Masa Kerja Karakteristik responden berdasarkan umur dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu umur < 30 tahun dan umur ≥ 30 tahun dan karakteristik responden berdasarkan masa kerja dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu masa kerja < 5 tahun dan masa kerja ≥ 5 tahun. Secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid Tahun 2014

Umur Jumlah Persentase

 30 tahun 22 73,3

≥ 30 tahun 8 26,7

Masa Kerja Jumlah Persentase

< 5 tahun 24 80,0

≥ 5 tahun 6 20,0


(64)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat distribusi responden terbesar berdasarkan kategori umur < 30 tahun terdapat 22 bidan (73,3%) dan distribusi responden terbesar berdasarkan kategori masa kerja yaitu masa kerja < 5 tahun terdapat 24 bidan (80%) .

b. Sikap

Distribusi sikap pada responden dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini. Tabel 4.6 Distribusi Sikap Responden Bidan Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid

N o

Pertanyaan TS RR S Jumlah

n % n % n % n %

1 Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan, dan alat kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom

2 6,7 8 26,7 20 66,6 30 100

2 Memberikan

penyuluhan/konseling pemakaian kontrasepsi

8 26,7 13 43,3 9 30,0 30 100

3 Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim dan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit

4 13,3 16 53,3 10 33,4 30 100

4 Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana, dan kesehatan masyarakat

1 3,3 11 36,7 18 60,0 30 100

Dari Tabel 4. 6 dapat dilihat bahwa sikap bidan desa dalam melakukan pelayanan KB yang paling dominan adalah ragu-ragu dan setuju. Sikap bidan desa paling banyak yaitu setuju untuk memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan, dan alat kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan


(65)

kondom ; serta setuju memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana, dan kesehatan masyarakat.

Sikap bidan desa dalam pelayanan KB dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sikap negatif dan sikap positif untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Bidan Desa dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid

Sikap Jumlah Persentase

Negatif 16 53,3

Positif 14 46,7

Jumlah 30 100

Dari Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa sikap bidan desa dalam pelayanan KB di wilayah kerja Puskesmas Kampung Mesjid adalah sikap negatif 53,3% (16 bidan) dan sikap positif 46,7% (14 bidan).

4.2.2 Motivasi Intrinsik

Pengukuran motivasi kerja bidan desa dalam pelayanan KB dilihat dari motivasi intrinsik meliputi aspek tanggung jawab, kemajuan, pencapaian dan pengakuan. Dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8 Distribusi Motivasi Intrinsik Responden Bidan Desa dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid

No Pernyataan Tidak

Kadang-kadang

Ya Jumlah

n % n % n % N %

A. 1.

Tanggung Jawab

Bertanggung jawab dengan program KB yang dipercayakan atasan

0 0,0 11 36,7 19 63,3 30 100

2. Bertanggungjawab bila pencapaian program KB tidak sesuai dengan target


(66)

pelayanan KB sesuai dengan rencana

4. Merasa harus

melakukan tugas dan fungsi sebagai bidan desa dalam memberikan pelayanan KB sesuai dengan kewenangan anda

1 3,3 13 43,3 16 53,3 30 100

B. 1.

Kemajuan

Merasa senang melaksanakan program KB

1 3,3 8 26,7 21 70,0 30 100

2. Program KB yang dilaksanakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

0 0,0 14 46,7 16 53,3 30 100

3. Memahami dan mampu melaksanakan program KB seperti yang ditetapkan

0 0,0 2 6,7 28 93,3 30 100

4. Setiap sasaran dalam program KB yang dilaksanakan sesuai

dengan yang

direncanakan

3 10,0 14 46,7 13 43,3 30 100

C. 1.

Pencapaian

Berusaha untuk mencapai target dalam

program KB 1 3,3 9 30,0 20 66,7 30 100

2. Dalam menjalankan tugas dan fungsi anda sebagai bidan desa dalam memberikan pelayanan KB untuk mendapatkan hasil yang paling maksimal

0 0,0 19 63,3 11 36,7 30 100

3. Target yang telah ditetapkan mampu dicapai tepat pada waktunya

4 13,3 20 66,7 6 20,0 30 100

4. Pencapaian program KB sesuai sumber daya dan dana yang ada

3 10,0 20 66,7 7 23,3 30 100

D. 1.

Pengakuan

Menjalankan tugas dan fungsi sebagai bidan desa dalam memberikan pelayanan KB agar di senangi dan dihargai


(67)

oleh atasan

2. Merasa diakui sebagai pelaksana program KB oleh rekan kerja anda

0 0,0 7 23,3 23 76,7 30 100

3. Dapat diterima masyarakat sebagai pelaksana program KB

0 0,0 0 0,0 30 100 30 100

4. Dapat diterima oleh tokoh masyarakat di wilayah kerja anda

1 3,3 0 0,0 29 96,7 30 100

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa motivasi intrinsik bidan desa dalam pelayanan KB berdasarkan variabel tanggung jawab didapatkan bahwa sebagian besar bidan desa yaitu 19 bidan (63,3%) bertanggung jawab dengan program KB yang dipercayakan atasan, sebanyak 11 bidan (36,7%) menjawab bertanggungjawab bila pencapaian program KB tidak sesuai dengan target, sebanyak 19 bidan (63,3%) menjawab kadang-kadang melaksanakan pelayanan KB sesuai dengan rencana, dan 16 bidan (53,3%) menjawab merasa harus melakukan tugas dan fungsi sebagai bidan desa dalam memberikan pelayanan KB sesuai dengan kewenangannya. Sedangkan motivasi intrinsik berdasarkan variabel kemajuan, menunjukkan bahwa sebanyak 21 bidan (70,0%) menjawab merasa senang melaksanakan program KB, sebanyak 16 bidan (53,3%) menjawab program KB yang dilaksanakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, sebanyak 28 bidan (93,3%) menjawab memahami dan mampu melaksanakan program KB seperti yang ditetapkan, dan sebanyak 14 bidan (46,7%) menjawab kadang-kadang pada pertanyaan setiap sasaran dalam program KB yang dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.

Berdasarkan variabel pencapaian program KB, sebanyak 20 bidan (66,7%) menjawab berusaha mencapai target dalam program KB, sebanyak 19 bidan


(68)

menjawab kadang-kadang pada pertanyaan menjalankan tugas dan fungsi sebagai bidan desa dalam memberikan pelayanan KB untuk mendapatkan hasil yang paling maksimal , sebanyak 20 bidan (66,7%) menjawab kadang-kadang target yang telah ditetapkan mampu dicapai tepat pada waktunya, dan sebanyak 20 bidan (66,7%) menjawab kadang-kadang pencapaian program KB sesuai sumber daya dan dana yang ada. Sedangkan pada variabel pengakuan sebanyak 13 bidan (43,3%) menjawab kadang-kadang menjalankan tugas dan fungsi sebagai bidan desa dalam memberikan pelayanan KB agar di senangi dan dihargai oleh atasan, sebanyak 23 bidan (76,7%) menjawab merasa diakui sebagai bidan pelaksana program KB oleh rekan kerja, sebanyak 30 bidan (100 %) menjawab diterima masyarakat sebagai pelaksana program KB, dan sebanyak 29 bidan (96,7%) menjawab diterima oleh tokoh masyarakat di wilayah kerjanya.

Motivasi intrinsik bidan desa dalam pelayanan KB dikategorikan menjadi motivasi rendah dan motivasi tinggi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini:

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Intrinsik Bidan Desa dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid

No Tanggung Jawab n %

1. Rendah 18 60,0

2. Tinggi 12 40,0

No Kemajuan n %

1. Rendah 3 10,0

2. Tinggi 27 90,0

No Pencapaian n %

1. Rendah 20 66,7

2. Tinggi 10 33,3

No Pengakuan n %

1. Rendah 1 3,3


(69)

Dari tabel 4.10 di bawah ini dapat dilihat bahwa secara akumulasi motivasi intrinsik bidan desa dalam pelayanan KB sebanyak 25 bidan (83,3%) mempunyai motivasi instrinsik pada ketegori tinggi sedangkan 5 bidan (16,7%) memiliki motivasi instrinsik dalam kategori rendah.

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Secara Akumulasi Motivasi Intrinsik Bidan Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid

Motivasi Intrinsik n %

Rendah 5 16,7

Tinggi 25 83,3

Total 30 100%

4.2.3 Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik diukur berdasarkan aspek administrasi dan kebijaksanaan organisasi, gaji, hubungan antar pribadi, dan kondisi kerja. Dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini :

Tabel 4.11 Distribusi Motivasi Kerja Ekstrinsik Responden Bidan Desa dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid

No Pernyataan Tidak

Kadang-kadang

Ya Jumlah

n % n % n % N %

A.

1.

Administrasi dan kebijaksanaan

Organisasi

Perencanaan program KB telah dilaksanakan dengan kondisi wilayah dan masyarakat yang ada

0 0,0 11 36,7 19 63,3 30 100

2. Manajemen pengelolaan anggaran pelaksanaan program KB sesuai dengan kebutuhan

1 3,3 14 46,7 15 50,0 30 100

3. Penyusunan personil (tenaga pelaksana) program KB telah


(1)

1 Kondisi Kerja Total, Gaji Total, Pencapaian Total, Administrasi dan Kebijakan Organisasi Total, Sikap Total K, Hubungan Antar Pribadi Total, Tanggungjawab Totalb

. Enter

Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,887a ,786 ,718 ,267

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 5,793 7 ,828 11,565 ,000b

Residual 1,574 22 ,072

Total 7,367 29


(2)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -,589 ,282 -2,084 ,049

Sikap Total K ,108 ,115 ,109 ,937 ,359

Tanggungjawab Total ,502 ,138 ,497 3,646 ,001

Pencapaian Total ,159 ,111 ,151 1,430 ,167

Administrasi dan Kebijakan Organisasi Total

,153 ,110 ,155 1,399 ,176

Gaji Total ,079 ,165 ,054 ,481 ,635

Hubungan Antar Pribadi Total

,239 ,129 ,221 1,855 ,077

Kondisi Kerja Total ,126 ,140 ,107 ,898 ,379


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita Tbc Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara 2013

1 61 152

Gambaran Distribusi Penyakit ISPA Pada Balita Di Puskesmas Sadabuan Kabupaten Tapanuli Selatao Tahun 2000

1 28 87

Pengaruh Pengawasan Terhadap Motivasi Kerja Bidan Desa

0 42 51

Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Hutabaginda Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

3 70 50

Pengaruh Karakteristik Dan Motivasi Terhadap Kinerja Bidan Desa Dalam Pencapaian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Tiga Panah Dan Puskesmas Kutabuluh Kabupaten Karo

7 75 137

Hubungan Beban Kerja dan Komitmen Kerja Dengan Kinerja Bidan di Desa dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir Tahun 2016

0 9 115

Hubungan Karakteristik dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten LabuhanBatu Utara Tahun 2015

0 0 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja - Hubungan Karakteristik dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten LabuhanBatu Utara Tahun 2015

0 1 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Karakteristik dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelayanan KB di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Mesjid Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten LabuhanBatu Utara Tahun 2015

0 2 9

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DALAM PELAYANAN KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPUNG MESJID KECAMATAN KUALUH HILIR KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2015

0 0 19