2.2 Motivasi Kerja
2.2.1 Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekelompok masyarakat yang mau berbuat dan
bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Azwar , 2002.
Sedangkan pengertian motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan Hasibuan, 1999.
Siagian 1995 juga mengemukakan pendapat bahwa motivasi sebagai pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk
menggerakkan kemampuannya dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah dorongan atau semangat kerja yang bersumber baik dari dalam diri internal
maupun dari luar eksternal untuk melakukan suatu pekerjaan dengan sebaik- baiknya agar menghasilkan kinerja yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Faktor-Faktor Penggerak Motivasi Kerja
Menurut Herzberg dalam Munandar, 2001 motivasi kerja pada seseorang pekerja dapat menimbulkan kepuasan kerja. Faktor-faktor yang menimbulkan
motivasi kerja terbagi dua yaitu: a. Faktor Intrinsik yang terdiri atas:
1. Tanggung jawab, besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja untuk menjalankan fungsi jabatan yang
ditugaskan kepadanya sesuai dengan kemampuan dan pengarahan yang diterima.
2. Kemajuan, besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya seperti naik pangkat.
3. Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya. Aspek ini meliputi pelaksanaan kerja yang aktual dapat
dilihat dari rutinitas, jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan. 4. Pencapaian, besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi
kerja yang optimal. Aspek ini meliputi keberhasilan atau kegagalan yang dinilai secara spesifik, misalnya pelaksanaan kerja, penyelesaian masalah
dan usaha untuk mempertahankan keberhasilan. 5. Pengakuan, besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja
atas hasil kerja. Aspek ini meliputi segala tindakan peringatan, pujian atau teguran yang dapat bersumber dari penyelia, manajemen sebagai suatu
kekuatan interpersonal, rekan kerja dan masyarakat umum.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor Ekstrinsik yang terbagi atas: 1. Aministrasi dan kebijaksanaan perusahaan, derajat kesesuaian yang
dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan. Aspek ini meliputi keadekuatan organisasi dan
manajemen perusahaan, peraturan dan administrasi perusahaan. 2. Penyeliaan supervisi, derajat kewajaran penyelia yang dirasakan diterima
oleh karyawan dari atasannya. Aspek ini meliputi keadilan atasan dalam memperlakukan karyawan ketika atasan memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada karyawan. 3. Insentif, derajat kewajaran dari insentif yang diterima sebagai imbalan
perilaku-kerja karyawan. 4. Hubungan antar pribadi, derajat kesesuaian yang dirasakan dalam
berinteraksi dengan tenaga kerja lain. Aspek ini meliputi interaksi antara karyawan dengan penyelia, bawahan dan rekan kerjanya.
5. Kondisi kerja, derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan tugas pekerjaannya. Aspek ini meliputi kondisi fisik tempat karyawan
bekerja, termasuk fasilitas dan ciri-ciri ruangan. Jika faktor intrinsik tersebut ada dapat memberi motivasi yang kuat dan
kepuasan dalam diri seseorang, namun tidak menyebabkan ketidakpuasan bila faktor tersebut tidak ada. Sedangkan faktor ekstrinsik, bila kurang atau tidak
diberikan maka akan menyebabkan ketidakpuasan pada tenaga kerja tetapi dapat menyebabkan tidak ada ketidakpuasan jika faktor tersebut ada.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Tujuan Motivasi