32
4. Faktor-faktor Pelatihan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dalam pelatihan menurut Hasibuan
31
antara lain yaitu : a. Faktor kemampuan pelatih atau instruktur
Faktor ini mempunyai peran yang sangat penting sekali, antara lain sebagai fasilitator dalam proses pelatihan dan dapat menggali
potensipotensi yang dimiliki oleh peserta pelatihan. b. Materi pelatihan
Materi pelatihan yang telah dipersiapkan secara matang dan praktis, sehingga proses pelatihan benar-benar dapat menambah pengetahuan
dan keterampilan bagi para peserta pelatihan. c. Metode pelatihan
Metode pelatihan yang digunakan diharapkan dapat memberikan kesempatan pada para peserta pelatihan untuk dapat berpartisipasi
secara aktif, melakukan praktek atas materi yang diberikan, serta menggambarkan secara jelas kecakapan-kecakapan yang dikehendaki.
d. Sarana pelatihan Sarana pelatihan adalah berupa lingkungan fisik yang disediakan
dalam proses pelatihan. Apabila sarana yang tersedia memadai dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam proses pelatihan, maka
31
Budiantono, Bambang. 2004. Pengaruh Faktor Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja PNS Badan
Perencanaan dan Pengembangan Daerah Kota Probolinggo. Jurnal Eksekutif Vol 1 No.3, Desember 2004
33 sarana tersebut akan mendukung tercapainya tujuan pelatihan secara
maksimal. Dan sebaliknya apabila sarana yang tersedia tidak memadai maka akan dapat mengganggu jalannya pelatihan dan pada gilirannya
hasil yang diharapkan tidak akan sesuai dengan tujuan semula. e. Komitmen manajemen
Kebijakan-kebijakan pihak manajemen terhadap program pelatihan sangat membantu pegawai negeri sipil kembali ketempat kerja
masingmasing.
5. Cara-cara Pelatihan
Adapun cara-cara pelatihan menurut Nitisemito
32
adalah sebagai berikut:
a. Sistem magang Sistem ini mempunyai prinsip umum yaitu belajar sambil bekerja dan
bekerja sambil belajar. b. Sistem ceramah
Dengan sistem ceramah maka seorang instruktur dapat memberikan pelajaran dalam satu ruang dengan sejumlah pengikut. Pada umumnya
sistem ceramah adalah terutama untuk memberikan tambahan pengetahuan yang bersifat teoritis maupun untuk memberikan
kesadaran.
32
Nitisemito, Alex S. 1992. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia, hal. 107
34 c. Sistem peragaan
Untuk keterampilan-keterampilan tertentu, seringkali dalam latihan menggunakan peragaan. Peragaan ini kebanyakan menggunakan
alatalat tertentu dan kemudian alat tersebut didemonstrasikan cara penggunaan dan pengerjaannya.
d. Sistem bimbingan Dengan sistem bimbingan ini pelajaran langsung diberikan satu
persatu. Dengan demikian mereka akan lebih cepat memahami tentang pelajaran yang diberikan.
e. Sistem latihan praktek Dalam sistem ini seseorang lebih ditekankan untuk melaksanakan
latihan praktek seperti sesungguhnya. Sistem ini banyak dipraktekkan supaya mereka dapat langsung bekerja nantinya dalam keadaan yang
sesungguhnya. f. Sistem diskusi
Sistem diskusi ini dapat berupa seminar, lokakarya, rapat dan sebagainya. Dalam sistem diskusi ini yang penting mereka akan dapat
mengemukakan argumentasi dengan baik, serta dapat pula seakan-akan menghayati dalam arti yang sesungguhnya.
35 g. Sistem games atau permainan
Dengan sistem ini mereka seakan-akan bermain tetapi sebetulnya mereka itu dilatih untuk menghayati tugas-tugas pekerjaan dalam arti
yang sesungguhnya. h. Sistem kombinasi
Dalam sistem ini suatu perusahaan menggunakan lebih dari satu sistem pelatihan dan mengkombinasikan sistem-sistem yang dianggap tepat.
D. Prestasi Kerja Karyawan 1. Pengertian Penilaian Prestasi Karyawan