Citra watermark (W) Pola Citra (X) yang sudah menghasilkan Pola 3.3.10.Konversi (C)

3.3.7. Citra watermark (W) Pola Citra (X) yang sudah menghasilkan Pola 3.3.10.Konversi (C)

Modifikasi (X’), kemudian ditanamkan atau Isi karakter dari Konversi (C) yang telah terbentuk ini disisipkan ke dalam Citra digital asli (I), sehingga

akan melindungi kerahasiaan dari angka-angka akan dihasilkan Citra Watermark (W).

parameter F.

3.3.8. Dibaca parameter F

3.4. Proses Deteksi dan Ekstraksi Watermark

Setiap angka parameter F ditampung dalam sebuah Proses deteksi dan ekstraksi watermark terhadap variabel, diberi indeks dan dihitung semua frekuensi

Citra Watermark (W) menggunakan Information kemunculan setiap karakter. Hal ini dilakukan dengan

Dispersal Algorithm (IDA) dan algoritma Huffman menghitung semua karakter dari awal hingga akhir.

dapat diuraikan sebagai berikut:

3.3.9. Encoding parameter F menjadi

3.4.1. Decoding Konversi (C) menjadi parameter Konversi (C)

Proses ini terdiri dari beberapa langkah berikut: Proses decoding dilakukan dengan menggunakan

a) Diurutkan angka-angka parameter F dari yang algoritma Huffman. Langkah-langkah proses terkecil hingga yang yang terbesar. Kemudian

decoding Konversi (C) dapat diuraikan sebagai pada pembentukan pohon yaitu dengan membagi

berikut.

dua pohon menjadi frekuensi yang lebih kecil,

1) Dibaca dan ditampung semua karakter Konversi kemudian dihubungkan pada sebuah akar. Akar

(C).

tersebut kemudian dipisah kembali dan digabung

2) Dibentuk pohon biner berdasarkan isi karakter dengan akar yang berada di atasnya (akar baru).

dalam Konversi (C).

b) Proses berikutnya yaitu proses rekursif dari proses Berikut adalah proses pembentukan pohon biner kedua sehingga akar utama pohon memiliki tersebut. frekuensi bernilai 1.

a) Jika simpul akar belum ada, maka dibuat sebuah

c) Kemudian pada setiap sisi pohon di sebelah kiri simpul akar. Jika tidak, maka digunakan simpul diberi label “0” dan sisi di sebelah kanan diberi

akar yang ada.

label “1”.

b) Dibaca karakter pertama dalam Konversi (C).

d) Penelusuran, penyimpanan dan pembentukan Jika karakter pertama adalah simbol $, maka Konversi (C).

dilakukan langkah (c.). Jika tidak karakter Penelusuran pohon biner akan menghasilkan

pertama adalah bukan simbol $, maka diakhiri Konversi (C). Konversi (C) adalah karakter yang

proses.

terdiri dari bilangan biner pada sisi cabang pohon diikuti dengan karakter dari isi simpul daun yang

KeTIK 2014 ISBN: 979-458-766-4 Konferensi Nasional Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

c) Selama Konversi (C) mengandung karakter, kanan bawah dan di tengah Citra digital asli (I) dan maka dilakukan langkah (d.)), ( e.)) dan (f.)).

Citra Digital Watermark (W).

Jika tidak, maka dilakukan langkah (g.)).

d) Selama karakter yang dibaca berikutnya bukan

3.4.4. Pola Deteksi Citra digital asli (X i ’’)

karakter simbol $, maka lakukan langkah (e.)). Dimisalkan peletakan watermark dilakukan pada Jika tidak, dilakukan langkah (g).

bagian tengah dari Citra digital asli (I). Setelah

e) Jika karakter yang dibaca adalah “0” dan jika membandingkan nilai pixel pada titik koordinat (α,β) simpul belum ada, maka buat simpul ke cabang

berdasarkan parameter F yang diberikan, maka kiri, dan jika karakter adalah “1” dan jika simpul

ditemukan kecocokan pola modifikasi nilai pixel yang belum ada, maka buat simpul ke cabang kanan.

sama dengan Citra Digital Watermark (W). Sebelum

f) Jika karakter yang dibaca adalah simbol $, maka dilakukan perbandingan antara Pola Citra Deteksi isi simpul daun dengan karakter berikutnya dan

digital asli (X i ’’) dengan Pola Citra Deteksi selama belum dibaca karakter simbol $, dan jika

Watermark (X w ’’), maka semua nilai pixel dalam simbol $ terbaca, maka lakukan langkah (d.))

Citra digital asli (I) akan dideteksi untuk membentuk kembali.

Pola Citra Deteksi digital asli (X i ’’), dengan cara:

g) Penelusuran simpul dimulai dari simpul Dimisalkan: terdalam yang belum diekspansi dimulai dari

Gr merupakan derajat warna merah (red) dari citra simpul akar.

digital.

h) Telusuri simpul paling kiri, jika ditemukan Gg merupakan derajat warna hijau (green) dari citra daun, maka disimpan kode di sisi pohon dan isi

digital.

dari daun tersebut. Gb merupakan derajat warna biru (blue) dari citra

i) Kemudian penelusuran mundur satu langkah

digital.

dan menelusuri daun berikutnya pada cabang GT merupakan derajat warna rata-rata. sebelah kanan, jika ditemukan daun maka

GT = (Gr + Gg + Gb)/3 disimpan kode di sisi pohon dan isi dari daun

Nilai pixel Citra digital asli (I) yaitu GT akan tersebut.

dikelompokkan ke dalam tiga nilai kecerahan, yaitu: j) Kemudian mundur dua langkah dan telusuri

1) Jika nilai pixel berada diantara 0 ≤ GT ≤ 100 daun yang disebelah kiri. Jika ditemukan daun,

maka akan dikonversi menjadi 0 (hitam) maka disimpan kode di sisi pohon dan isi dari

2) Jika nilai pixel berada diantara 101 ≤ GT ≤ 200 daun tersebut.

maka akan dikonversi menjadi 125 (abu-abu) k) Dilakukan langkah (j) selama belum ditemukan

3) Jika nilai pixel berada diantara 201 ≤ GT ≤ 300 simpul akar. Jika ditemukan simpul akar, maka

maka akan dikonversi menjadi 255 (putih) proses diakhiri. l) Ditampilkan Konversi (C) menjadi parameter F

3.4.5. Pola Deteksi Citra Watermark (X w ’’)

yang diurutkan berdasarkan indeks dalam Dimisalkan peletakan watermark dilakukan pada simpul daun.

bagian tengah dari Citra Digital Watermark (W). Setelah membandingkan nilai pixel pada titik

koordinat (α,β) berdasarkan parameter F yang Parameter F yang telah di-decode dan menghasilkan

3.4.2. Input parameter F

diberikan, maka ditemukan kecocokan pola urutan angka-angka parameter F, kemudian modifikasi nilai pixel yang sama dengan Citra digital diinputkan sebagai pembangkit proses deteksi dan

asli (I).

ekstraksi watermark. Parameter F yang diinputkan Sebelum dilakukan perbandingan antara Pola Citra harus sama dengan parameter F yang digunakan pada

Deteksi Watermark (X w ’’) dengan Pola Citra Deteksi proses penyisipan watermark. Jika tidak, maka proses

digital asli (X i ’’), maka semua nilai pixel dalam Citra deteksi dan ekstraksi watermark akan gagal Watermark (W) akan dideteksi untuk membentuk dilakukan. Parameter F ini digunakan untuk Pola Citra Deteksi Watermark (X w ’’), dengan cara: membangkitkan pasangan (α i ,β i ), dimana pasangan

Dimisalkan:

(α i ,β i ) ini digunakan untuk menentukan Pola Deteksi Gr merupakan derajat warna merah (red) dari citra Citra digital asli (X i ’’) dan Pola Deteksi Citra

digital.

Watermark (X w ’’). Langkah proses ini sama dengan Gg merupakan derajat warna hijau (green) dari citra proses sebelumnya dalam menghasilkan 16 pasang

digital.

(α,β). Gb merupakan derajat warna biru (blue) dari citra digital.

GT merupakan derajat warna rata-rata. Dalam proses ini, pencarian posisi watermark (PW)

3.4.3. Dicari posisi watermark (PW)

GT = (Gr + Gg + Gb)/3

yang akan diuji sama dengan proses penyisipan Nilai pixel Citra Watermark (W) yaitu GT akan watermark . Pencarian posisi watermark (PW)

dikelompokkan ke dalam tiga nilai kecerahan, yaitu: tersebut terdiri dari lima lokasi, yaitu: di sudut kiri

1) Jika nilai pixel berada diantara 0 ≤ GT ≤ 99 atas, di sudut kiri bawah, di sudut kanan atas, di sudut

maka akan dikonversi menjadi 0 (hitam)

ISBN: 979-458-766-4 KeTIK 2014 Konferensi Nasional Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

2) Jika nilai pixel berada diantara 100 ≤ GT ≤ 199 (0,0) pada Pola Deteksi Watermark (X w ’’) maka akan dikonversi menjadi 125 (abu-abu)

kemudian dibandingkan dengan Pola Deteksi

3) Jika nilai pixel berada diantara 200 ≤ GT ≤ 300 Citra digital asli (X i ’’). Jika ditemukan pola maka akan dikonversi menjadi 255 (putih)

yang sama, maka dilakukan proses Komparasi (K). Jika tidak ditemukan pola yang sama, maka

dilakukan langkah nomor 2. Komparasi (K) adalah proses yang dilakukan apabila

3.4.6. Komparasi (K)

2) Titik pixel paling sudut kiri atas dari Citra Pola Deteksi Citra digital asli (X i ”) dan Pola Deteksi

Watermark (W) dilakukan pergerakan satu pixel Citra Watermark (X w ’’) adalah memiliki pola yang

ke kanan untuk dijadikan titik (0,0) untuk Pola sama. Langkah-langkah dari Komparasi (K) adalah

Deteksi Watermark (X w ’’). Jika ditemukan pola sebagai berikut.

yang sama, maka dilakukan proses Komparasi

a. Dibandingkan semua nilai pixel pada setiap titik (K). Jika tidak ditemukan pola yang sama, maka koordinat yang sama antara Pola Deteksi Citra

dilakukan langkah nomor 2 hingga titik pixel digital asli (X i ”) dan Pola Deteksi Citra

(n h -16).

Watermark (X w ’’), kecuali koordinat pixel pada Dimana n h adalah panjang pixel dari titik 0

16 pasang (α i ,β i ). hingga n pixel terakhir secara horizontal (dari

b. Jika semua nilai pixel pada setiap koordinat Pola kiri ke kanan) dari Citra Watermark (W). Deteksi Citra digital asli (X i ”) dan Pola Deteksi

3) Jika pola yang sama belum ditemukan hingga Citra Watermark (X w ’’) adalah sama, maka

titik pixel (n h -16), maka dilakukan pergerakan dapat dilakukan langkah Ekstraksi (X’’’).

satu pixel ke bawah, kemudian dilakukan

c. Jika ada salah satu nilai pixel pada titik

langkah nomor 1.

koordinat Pola Deteksi Citra digital asli (X i ”)

4) Jika langkah nomor 3 sudah dilakukan hingga dan Pola Deteksi Citra Watermark (X w ’’) adalah

titik pixel (n v ,(n h -16)) dan belum ditemukan pola tidak sama, maka dilakukan proses Telusur

yang sama, maka Citra Watermark (W) tersebut Watermark (T).

bukan citra yang di-watermark berdasarkan Citra digital asli (I).

Dimana n V adalah panjang pixel dari titik 0 Ekstraksi (X’’’) adalah proses pemisahan watermark

3.4.7. Ekstraksi (X’’’)

hingga n pixel terakhir secara vertikal (dari atas dari Citra Watermark (W). Proses ini adalah proses

ke bawah) dari Citra Watermark (W). perubahan derajat nilai pixel pada titik koordinat (α i ,β i ) yang ada pada Citra Watermark (W). Caranya

3.5. Percobaan

dengan dengan membandingkan antara Pola Deteksi Berdasarkan metodologi yang telah diuraikan, Citra Asli (X i ”) dan Pola Deteksi Citra Watermark

dilakukan beberapa percobaan. Pada percobaan ini, (X w ’’), kemudian membandingkan nilai pixelnya.

citra digital asli (I) dengan nama Keponakan.bmp Dimisalkan:

akan ditanam watermark ditunjukkan pada gambar

3.2. Kemudian setelah citra digital tersebut ditanam positif

i merupakan bilangan bulat nol dan bilangan bulat

watermark , citra digital ini akan dilakukan perubahan Pi merupakan nilai pixel pada titik koordinat (α i ,β i )

ukuran. Hal ini dilakukan untuk menguji algoritma, dalam Pola Deteksi Citra Watermark (X w ’’)

apakah mampu untuk menelusuri atau mencari n merupakan jumlah angka parameter F dan angka-

keberadaan watermark pada citra digital tersebut. angkanya diberi indeks i. Maka proses yang dilakukan adalah sebagai berikut ini:

1) i = 0;

2) Jika Pi = 0, maka Pi = Pi + 0. Selain itu, jika Pi ≥ 1, maka Pi = Pi + 1.

3) Jika Pi ≥ 256, maka Pi akan ditukar dengan Pi = 255

4) i = i + 1, jika i == n maka i = 0.

5) Ulangi langkah 3 dan 4 hingga 2n.