Blended Learning
2. Blended Learning
Heinze A. (2008: 35) mendefinisikan “Blended learning is the delivery of teaching/ learning through the combination of online and face- to-face interaction resulting in improved student learning”. Artinya blended learning pada dasarnya merupakan gabungan kombinasi pembelajaran yang dilakukan se-cara tatap muka (face to face learning) dan secara virtual (online). Pembelajaran online atau learning
dalam blended learning menjadi perpanjangan dari pembelajaran ruang kelas tradisional yang menggunakan model tatap muka (face to face learning). Isitlah Blended Learning sudah digunakan oleh lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi. Akan tetapi masih banyak orang merasa bingung dengan isitlah tersebut. Banyak orang bertanya ketika mendengar tentang
Blended Learning , “what is being Blended?” Meskipun ada beberapa perbedaan yang mendefinisikan BL, banyak definisi mempunyai banyak kesamaan atau menggunakan isitlah yang umum, yakni kata mengkombinasikan. Definisi- definsi tersebut bisa terlihat seperti di bawah ini (Graham, Allen, and Ure, 2003):
• Combining instructional modalities (or
delivery media);
• Combining instrusctional methods; dan • Combibining online and face to face
instruction. Definisi ketiga menurut Graham (2005) lebih akurat merefleksikan sejarah penggabungan sistem Blended Learning dan merupakan fondasi yang akan dia kerjakan, yakni “Blended learning systems combine face-to-face instruction with computer-mediated instruction ”. Menurut Graham (2005) blended learning mempunyai dua tipe lingkungan pembelajaran, yakni ada lingkungan pembelajaran tatap muka secara tradisional (traditional face to face learning environment ) yang masih digunakan di sekitar daerah pedesaan; dan distributed learning environment yang sudah mulai berkembang seiring dengan teknologi-teknologi baru yang memungkinkan perluasan untuk mendistribusikan komunikasi dan interaksi. Sesuai namanya, blended learning adalah metode pembelajaran yang memadukan pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis. Perpaduan antara training konvensional di mana dosen/guru dan mahasiswa/siswa bertemu langsung dengan training online yang bisa diakses kapan saja, di mana saja. Adapun bentuk lain dari blended learning adalah pertemuan virtual antara dosen/guru dan mahasiswa/siswa. Masing-masingnya bias saja berada di dua dunia berbeda, namun bisa saling memberi feedback, bertanya, atau menjawab. Semuanya dilakukan secara real time. Sebagian menyebutnya dengan long distance instructed learning, yang lain menyebutnya virtual instructor led training training yang dipandu oleh instruktur betulan secara virtual karena antara peserta dan instruktur berada di tempat yang berbeda.
Karakteriksik Blended Learning Menurut Sharpen (dalam Rusman 2011: 245) karakteristik Blended Blended Learning :
1. Ketetapan sumber suplemen untuk program belajar yang berhubungan selama garis tradisional sebagian besar, melalui institusional pendukung lingkungan belajar virtual;
2. Transformatif tingkat praktek pembelajaran didukung oleh rancangan pembelajaran sampai mendalam;
3. Pandangan menyeluruh tentang teknologi untuk mendukung pembelajaran.
Karakteristik Blended Learning tersebut adalah ketetapan suplemen belajar yang berhubungan
KeTIK 2014 ISBN: 979-458-766-4 Konferensi Nasional Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dengan kelas tradisional atau tatap muka dengan Adapun karakteristik dari blended learning yaitu: menggunakan lingkungan belajar virtual. Teori
1. Pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran yang cocok dalam pembelajaran ini
berbagai cara penyampaian, model salah satunya ialah teori disiplin mental (Plato,
pengajaran, gaya pembelajaran, serta Aristoteles) karena menganggap bahwa para siswa
berbagai media berbasis teknologi yang memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi
beragam
tertentu dan dalam belajar mental siswa didisiplinkan
2. Sebagai sebuah kombinasi pengajaran atau dilatih. Semakin mereka aktif dan langsung
langsung (facetoface), belajar mandiri, dan terlibat dalam proses pembelajaran maka akan ada
belajar mandiri via online. pengalaman langsung. Pengalaman langsung inilah
3. Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi yang lebih efektif dalam proses belajar karena
efektif dari cara penyampaian, cara mengajar memperluas dan mengubah jangkauan abstraksi
dan gaya pembelajaran.
seseorang menjadi semakin nyata. Model belajar
4. Guru dan orangtua pembelajar memiliki konstruktivisme (indvidual learning) juga dapat
peran yang sama penting, guru sebagai membuat
peserta didik untuk membangun fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung. pengetahuan mereka sendiri berdasarkan pengalaman individu dan menerapkannya secara langsung pada
Dalam artikel yang berjudul “Building lingkungan mereka. Adapun implikasi dari teori
Blended Learning Strategy”Prof. McGinnis (2005) belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak menyarankan 6 hal yang perlu diperhatikan disaat menurut Poedjiadi (dalam Rusman 2011:247) adalah
orang menyelenggarakan Blended learning : sebagai berikut :
1. Penyampaian bahan ajar dan penyampaian • Tujuan pendidikan menurut teori belajar
pesan-pesan yang lain (seperti pengumuman) konstruktivisme adalah menghasilkan individu
secara konsisiten.
atau anak yang memiliki kemampuan berpikir
2. Penyelenggaraan pembelajaran melalui untuk menyelesaikan setiap persoalan yang
blended learning harus diselenggarakan dihadapi;
secara serius.
• Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga
3. Bahan ajar yang diberikan harus selalu terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan
mengalami perbaikan (update) baik itu dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta
formatnya, isinya maupun ketersediaan didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah
bahan ajar yang memenuhi kaidah bahan ajar seringkali dilakukan melalui belajar kelompok
mandiri.
dengan menganalisis masalah dalam kehidupan
4. Alokasi waktu bisa dimulai dengan formula sehari-hari;
75 : 25 dalam artian bahwa 75% untuk • Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat
pembelajaran online dan 25% untuk menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya.
pembelajaran secara tatap muka Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator,
(konvensional).
fasilitor dan teman yang membuat situasi yang
5. Alokasi waktu tutorial 25% khusus bagi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan
mereka yang tertinggal, namun bila tidak pada diri peserta didik. Gambaran Blended
memungkinkan maka waktu tersebut dapat learning ini merupakan pencampuran dua atau
digunakan untuk menyelesaikan kesulitan lebih komponen atau metode pembelajaran untuk
siswa dalam memahami masalah belajar. mendapatkan hasil pelajaran yang diharapkan.
6. Dalam blended learning diperlukan Akan dijelaskan oleh tabel.
kepemimpinan yang mempunyai waktu dan perhatian untuk terus-menerus berupaya
Komposisi Waktu Blended Learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Proportion of Type of Typical Description Content Delivered Course online
Blended learning dibutuhkan pada saat :
0% Traditional Course with no online technologycal used
1. Proses belajar mengajar tidak hanya tatap
content is delivered in writing or orally.
muka, namun menambah waktu
1 to 29% Web Course which uses web-based technology Facilitated to facilitate what is essentiallly a face-to-
pembelajaran dengan memanfaatkan
face course. Uses a course management
teknologi dunia maya.
system (CMS) or web pages to post the syllabus an assignments, fpr example.
2. Mempermudah dan mempercepat proses
30 to 79% Blended/ Course that blends online and face-to-face
komunikasi non-stop antara pengajar dan
Hybrid delivery. Substantial proportion of the content is delivered online, typically uses
siswa.
online discussions, and typically has some
3. Siswa dan pengajar dapat diposisikan
face-to-face meetings.
sebagai pihak yang belajar.
80+% Online
A course where most or all of the content is delivered online. Typically have no face-to-
4. Membantu proses percepatan pengajaran.
face meetings.
Sumber : Elaine Allen, Jeff Seaman, and Richard Garret
ISBN: 979-458-766-4 KeTIK 2014 Konferensi Nasional Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tujuan Blended Learning Proses Perancangan dan Pengembangan Blended