Tujuan pengukuran titik- Metode offset menggunakan peralatan

12.2.2 Bahan yang Digunakan :

1. Formulir ukur

Formulir pengukuran digunakan untuk mencatat kondisi di lapangandan hasil

Gambar 329. Pita ukur

perhitungan-perhitungan/ pengukuran di

6. Rambu Ukur lapangan. (terlampir) Rambu ukur dapat terbuat dari kayu,

campuran alumunium yang diberi skala

pembacaan. Ukuran lebarnya ± 4 cm, panjang antara 3m-5m pembacaan

dilengkapi dengan angka dari meter,

2. Peta wilayah studi Peta digunakan agar mengetahui di daerah mana akan melakukan

pengukuran.

3. Cat dan kuas

digunakan untuk menandai dimana kita

Gambar 334. Benang

mengukur dan dimana pula kita

meletakan rambu ukur. Tanda ini tidak • Paku boleh hilang sebelum perhitungan

Paku terbuat dari baja (besi) dengan selesai karena akan mempengaruhi

ukuran ± 10 mm. Digunakan sebagai perhitungan dalam pengukuran.

tanda apabila cat mudah hilang dan

patok kayu tidak dapat digunakan,

dikarenakan rute (jalan) yang digunakan terbuat dari aspal.

12.2.3 Formulir Pengukuran

Formulir pengukuran digunakan untuk mencatat kondisi di lapangan dan hasil perhitungan-perhitungan/ pengukuran di lapangan. (terlampir)

12.2.4 Prosedur pengukuran :

Gambar 333. Cat dan Kuas

4. Alat tulis Pengukuran metode tachymetri

Alat tulis digunakan untuk mencatat menggunakan alat theodolite, baik yang

bekerja secara optis maupun elektronis hasil pengkuran di lapangan.

• Benang digital yang sering dinamakan dengan Total Station. Alat theodolite didirikan di atas

Benang berfungsi sebagai: patok yang telah diketahui koordinat dan

a. menentukan garis lurus ketinggiannya hasil pengukuran kerangka

b. menentukan garis datar dasar. Patok tersebut mewakili titik-titik ikat

c. menentukan pasangan yang kurus

pengukuran.

d. mekuruskan plesteran

Rambu ukur atau target diletakkan di atas

peta. Titik-titik detail dapat berupa unsur vertikal berupa sudut miring atau alam atau unsur buatan manusia. Unsur

sudut zenith pada titik detail alam misalnya adalah perubahan slope

tersebut. Jika sudut vertikal yang

(kemiringan) tanah yang dijadikan titik-titik o dibaca relatif kecil antara 0 –5 tinggi (spot heights) sebagai acuan untuk

maka dapat dipastikan sudut

penarikan dan interpolasi garis kontur. tersebut adalah sudut inklinasi Unsur buatan manusia misalnya adalah

(miring) dan jika berada di sekitar pojok-pojok bangunan. o sudut 90 maka dapat dipastikan

sudut tersebut adalah sudut zenith.

a. Urutan pengaturan serta pemakaian :

Setelah terbaca semua data

1. Dengan menggunakan patok-patok tersebut kemudian kita pindahkan

yang telah ada yang digunakan rambu ukur ke titik detail berikutnya

pada pengukuran sipat datar dan dan lakukan hal yang sama seperti

pengukuran poligon, dirikan alat diatas. Dalam membuat titik detail

theodolite pada titik (patok) sebagai buatlah sebanyak-banyaknya

titik ikat pada awal pengukuran sedemikian rupa sehingga informasi

(patok pertama). dari lapangan baik planimetris

2. Ketengahkan gelembung nivo maupun ketinggian dapat disajikan

dengan prinsip pergerakan 2 sekrup secara lengkap di atas peta.

kaki kiap ke dalam dan keluar saja

5. Pindahkan alat theodolite ke titik ikat dan satu sekrup kaki kiap ke kanan

berikutnya, selanjutnya lakukan atau ke kiri saja.

pengukuran tachymetri ke titik-titik

3. Pada posisi teropong biasa

detail lainnya.

diarahkan teropong titik detail satu

6. Selanjutnya pengolahan data yang telah didirikan rambu ukur di

tachymetri dipindahkan dengan atas target tersebut, kemudian baca

pengolahan data pengukuran sipat benang atas, benang tengah, dan

datar dan pengukuran polygon benang bawah dari rambu ukur

sedemikian rupa sehingga diperoleh pada titik detail satu dengan

koordinat dan tinggi titik-titik detail. bantuan sekrup kasar dan halus

7. Pengukuran tachymetri selesai. pergerakan vertikal.

Hasil yang diperoleh dari prakek

4. Bacalah sudut horizontal yang pengukuran tachymetri di lapangan

menunjukan azimuth magnetis dari adalah koordinat planimetris X,Y,

diukur sebagai situasi daerah pembacaan satuan menit atau pengukuran untuk keperluan

satuan centigrade per kolom, atau penggambaran titik detail dan garis-

ada yang mempunyai harga 2 menit garis kontur dalam pemetaan. c (2 ) per kolom.

5. Sistim pembacaan lingkaran vertikal

b. Pembacaan sudut mendatar :

ada 2 macam yaitu:

1. Terlebih dahulu kunci boussole atau ƒ Sistim sudut zenith. pengencang magnet kita lepaskan,

ƒ Sistim sudut miring. kemudian akan terlihat skala

6. Sudut miring yang harganya negatif,

pembacaan bergerak; sementara pembacaan dilakukan dari kanan ke

bergerak kita tunggu sampai skala kiri, sedangkan untuk harga positif

pembacaan diam, kemudian kita

pembacaan dari kiri ke kanan.

kunci lagi.

7. Perlu diyakinkan harga sudut miring

2. pembacaan bersifat koinsidensi positif atau negatif. dengan mempergunkan tromol

mikrometer. d. Pembacaan Rambu

1. Untuk pembacaan jarak, benang

c. Keterangan:

atas kita tempatkan di 1 m atau 2 m

1. Pada pembacaan sudut miring perlu pada satuan meter dari rambu. diperhatikan tanda positif atau

Kemudian baca benang bawah dan negatif, sebab tidak setiap angka

tengah.

mempunyai tanda positif atau

2. Untuk pembacaan sudut miring, negatif. arahkan benang tengah dari

2. Pada pembacaan sudut miring di teropong ke tinggi alatnya, sebelum

dekat 0 gr (0 ) perlu diperhatikan pembacaan dilakukan, gelembung tanda positif atau negatif, sebab

nivo vertikal harus diketengahkan tandanya tidak terlihat, sehingga

dahulu. meragukan sipembaca. (Tinggi alat harus diukur dan

3. Perlu diperhatikan sistim

dicatat).

pembacaan dari pos alat ukur tanah tersebut:

ƒ Sistim centisimal (grade).

ƒ Sistim

sexagesimal (derajat).

4. Perlu diperhatikan, bahwa

366

12.2.5 Penurunan Rumus Titik Detail Tachymetri

BT Secara umum rumus yang digunakan dalam

tachymetri adalah sebagai berikut :

BA ' − BT

1. BA ' − BT ⇒ COSi =

BA − BT

O'

( BA − BT ) ⋅ COSi = BA ' − BT

Gambar 335. Segitiga O BT O’

BA ' = ( BA − BT ) ⋅ COSi + BT

= O ' BT = d AB ⋅ Sini BT BB 2. '

7. Sini =

O ' BT

BT − BB ' ⇒ COSi =

d AB

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24