Perhitungan Galian Timbunan

14. Perhitungan Galian Timbunan

Galian dan timbunan atau yang lebih di kenal oleh orang-orang lapangan adalah Cut and Fill dimana pekerjaan ini sangat penting baik pada pekerjaan pembuatan jalan, bendungan, bangunan, dan reklamasi.

Galian dan timbunan dapat diperoleh dari peta situasi yang dilengkapi dengan garis- garis kontur atau diperoleh langsung dari lapangan melalui pengukuran sipat datar profil melintang sepanjang koridor jalur proyek atau bangunan.

Galian dan timbunan dapat diperoleh dari peta situasi dengan metode penggambaran profil melintang sepanjang jalur proyek atau metode grid-grid (griding) yang meninjau galian dan timbunan dari tampak atas dan menghitung selisih tinggi garis kontur terhadap

perpotongan garis kontur dengan garis proyek.

Feet kubik, yard kubik dan meter kubik dipakai dalam hitungan pengukuran tanah, walaupun yard kubik adalah satuan yang paling umum dalam pekerjaan tanah 1yd³ =

27 ft³, 1 m³ = 35,315 ft³. Namum biasanya di indonesia di gunakan meter kubik sebagai satuan dalam menentukan jumlah volume. Pada suatu proyek konstruksi, pekerjaan galian dan timbunan tanah ( cut and fill)

letak permukaan tanah asli dan permukaan tanah rencana yang disebabkan topografi daerah yang berbeda-beda.

Sekalipun permukaan tanah asli sama dengan permukaan tanah rencana, akan tetapi tanah asli tersebut belum tentu memenuhi syarat daya dukung tanah. Dalam hal ini galian dan timbunan perlu diperhitungkan secara seksama sehingga biaya pekerjaan konstruksi dapat dibuat lebih ekonomis.

Mengingat pentingnya pekerjaan galian dan timbunan, apalagi untuk proyek berskala besar dapat berdampak langsung terhadap biaya total pekerjaan. Maka, perlu dilakukan perhitungan galian dan timbunan.

Adapun Tujuan lain dari perhitungan galian dan timbunan sebagai berikut :

1. Meminimalkan penggunaan volume

galian dan timbunan pada tanah, sehingga pekerjaan pemindahan tanah dan pekerjaan stabilitas tanah dasar dapat dikurangi, waktu penyelesaian proyek dapat dipercepat, dan biaya pembangunan

dapat se-efisien

2. Untuk menentukan peralatan (alat-alat informasi grafis beserta luas dan nilai galian berat) yang digunakan pada pekerjaan

timbunannya.

galian maupun

timbunan,

dengan

mempertimbangkan kemampuan daya

14.3 Metode-metode perhitungan

operasional alat tersebut.

galian dan timbunan

14.2 Galian dan timbunan

volume langsung jarang dikerjakan dalam pengukuran tanah, karena sulit untuk menerapakan dengan sebenar-

Pengukuran

Galian dan timbunan berdimensi volume benarnya sebuah satuan tehadap material

(meter kubik). Volume dapat diperoleh yang terlibat. Sebagai gantinya dilakukan

secara teoritis melalui perkalian luas dengan

langsung. Untuk panjang.

pengukuran

tidak

Galian dan

timbunan untuk

memperolehnya dilakukan pengukuran garis keperluan teknik sipil dan perencanaan

dan luas yang mempunyai kaitan dengan diperoleh melalui perolehan luas rata-rata

volume yang diinginkan. galian atau timbunan di dua buah profil

melintang yang dikalikan dengan jarak Namun sebelum membahas lebih lanjut mendatar antara kedua profil melintang

marilah kita ketahui tentang apa yang tersebut.

dimaksud

tampang/penampang baik itu tampang memanjang, maupun

dengan

Galian dan timbunan banyak digunakan tampang melintang serta kegunaanya.

untuk kepentingan pembuatan jalan raya, saluran irigasi, dan aplikasi lain, seperti

Penampang merupakan gambar irisan pembangunan kavling untuk perumahan.

tegak. Bila pada peta topografi bisa dilihat bentuk proyeksi tegak model bangunan,

Teknologi pengukuran dan pemetaan yang maka pada gambar penampang bisa dilihat

digunakan saat ini sudah sangat demikian model potongan tegak bangunan dalam

berkembang. Survei

lapangan

dapat

arah memanjang ataupun melintang tegak diperoleh

lurus arah potongan memanjang. menggunakan perlatan Total Station atau

GPS ( Global Positioning System) dan diikuti Bisa dipahami bahwa gambar penampang oleh sistem perekaman data yang dapat

merupakan gambaran dua dimensi dengan langsung diolah oleh komputer dan dengan

elemen unsur jarak (datar) dan ketinggian. menggunakan berbagai macam perangkat

Unsur-unsur rupa bumi alamiah ataupun Unsur-unsur rupa bumi alamiah ataupun

dalam arah

tegak.

Skala

horizontal pada gambar

penampang

umumnya lebih kecil dibanding skala tegak.

Pengukuran penampang bisa dilakukan dengan mode teristris, fotografis ataupun ekstra teristris. Tergantung pada jenis pekerjaan

dan kondisi

medannya,

1 0 cm

1 pengukuran penampang bisa dilakukan 0 cm

1 0 cm

dengan cara langsung ataupun tidak langsung menggunakan alat sipat datar, theodolite

atau alat

sounding

untuk

Gambar 385. Tongkat sounding

pengukuran pada daerah berair yang dalam.

d Penampang memanjang

Penampang memanjang umumnya dikaitkan dengan rencana dan rancangan memanjang suatu rute jalan, rel, sungai atau saluran

per ahu pen gu k u r an

irigasi misalnya. Irisan tegak penampang memanjang mengikuti sumbu rute.

? Pada rencana jalan, potongan memanjang a b umumnya bisa diukur langsung dengan cara

Gambar 384. Sipat datar melintang

sipat datar kecuali pada lokasi perpotongan dengan sungai, yaitu potongan memanjang jalan

merupakan

potongan melintang

sungai. Pada

sungai, potongan memanjang umumnya tidak diukur langsung tetapi diturunkan dari data ukuran potongan melintang.

perencanaan

Skala jarak horizontal gambar penampang ditambah daerah penguasaan bangunan memanjang mengikuti skala peta rencana

atau hingga sejauh jarak tertentu di kanan rute

dan kiri rute agar bentuk dan kandungan (ketinggian) dibuat pada skala 1 : 100 atau

sedangkan gambar skala

tegak

elemen rupa bumi cukup tersajikan untuk 1 : 200. Gambar potongan memanjang

informasi perencanaan. suatu rute umumnya digambar pada satu lembar bersama-sama dengan peta.

Gambar 386. Potongan tipikal jalan normal

Cara pengukuran penampang melintang bisa

menggunakan

alat sipat datar,

Penampang melintang

theodolite atau menggunakan echo sounder Penampang melintang merupakan gambar

untuk sounding pada tempat berair yang irisan tegak arah tegak lurus potongan

dalam.

memanjang.

pengukuran potongan melintang Gambar penampang melintang secara rinci

Pada

sungai bisa dipahami bahwa sumbu sungai menyajikan unsur alamiah dan unsur

tidak selalu merupakan bagian terdalam rancangan sehingga digunakan sebagai

sungai. Data lain yang harus disajikan pada dasar hitungan kuantitas pekerjaan.

potongan

melintang sungai adalah ketinggian muka air terendah dan ketinggian

penampang melintang

juga

umum

muka air tertinggi atau banjir. digunakan sebagai data penggambaran

peta totografi sepanjang rute. Pada perencanaan rute juga dikenal gambar penampang melintang baku - PMB (typical

Penampang melintang umumnya diukur Penampang melintang umumnya diukur

struktur

Pematokan dan prosedur pematokan

rancangan arah melintang. PMB jalan

(staking out)

misalnya, menunjukkan

tebal

struktur

Sebelum memulai perhitungan galian dan perkerasan jalan, cara penggalian dan

pekerjaan diawali dengan penimbunan

out). Pematokan kanan/kiri jalan (side ditch) bila diperlukan.

pematokan

( stake

bertujuan untuk menandai wilayah mana Tergantung dari jenis tanah maka akan ada

saja yang akan terkena galian dan beberapa tipe potongan normal.

timbunan, atau bagian-bagian di lapangan Ketinggian sumbu pada permukaan tipe

yang menjadi bakal proyek. potongan normal adalah ketinggian rencana

Pematokan untuk jalan dilakukan sepanjang arah vertikal. Berdasarkan tipe potongan

sumbu alignment horizontal biasanya selalu normal yang digunakan, dibuat gambar

setiap kelipatan jarak genap, misalnya konstruksi melintang sehingga kelihatan

pada perencanaan bentuk gambar konstruksi selengkapnya

setiap

pendahuluan, setiap 50 m pada detailed sesuai keadaan muka tanah setempat.

25 m pada saat Gambar

pelaksanaan konstruksi. melintang ini harus dipatok di lapangan

untuk dikerjakan dan digunakan sebagai Pada bagian lurus, bila tidak ada halangan dasar hitungan volume pekerjaan.

maka pematokan bisa dilakukan langsung dengan menarik meteran mendatar.

Dalam perhitungan Galian dan timbunan sebaiknya terlebih dahulu di buat rencana pekerjaan misalnya rencana pembuatan atau pengembangan jalan.

Misal stasion awal proyek berada pada sta 12 + 357.50, maka patok pertama untuk

pematokan tiap 50 meter adalah : sta 12 + 400.00 yang berjarak 42.50 meter dari sta 12 + 357.50.

Patok-patok berikutnya pada bagian lurus adalah sta 12 + 450.00, 12 + 500.00 dst.

Cara pematokan sepanjang bagian tangent dan sepanjang lengkung lingkaran biasa

Gambar 391. Jalon

dilakukan menggunakan theodolite, pita ukur, jalon, patok dan atau paku untuk menandai dan membuat titik pengikatan patok stasion.

Prosedur pematokan:

1. Alat yang digunakan: sipat datar dengan sepasang rambu, pita ukur, mistar, kuas.

Gambar 392. Rambu ukur

2. Dirikan sipat datar di lokasi pematokan dan bidikkan ke titik rujukan ketinggian.

Gambar 389. Meteran gulung Gambar 389. Meteran gulung

Ada tiga sistem utama yang dipakai: metode tampang melintang, metode luas satuan atau lubang galian sumbang dan metode luas garis tinggi.

1. Metode tampang (irisan) melintang (cross section method)

Metode tampang melintang dipakai hampir

Gambar 394. Stake out pada bidang yang berbeda ketinggian

khusus untuk menghitung volume pada proyek-proyek konstruksi yang memanjang misalnya jalan raya, jalan baja, dan kanal (saluran).

Dalam prosedur ini, setelah sumbu diberi pancang,

tanah yang disebut penampang melintang dibuat (tegak lurus pada sumbu, biasanya dengan selang 50 atau 100 ft. Pembuatan tampang melintang terdiri atas pengukuran elevasi-elevasi tanah dan jaraknya yang bersangkutan secara orthogonal kekiri dan kekanan sumbu, titik tinggi dan rendah, dan lokasi-

profil

Gambar 395. Stake out beberapa titik sekaligus

lokasi dimana perubahan lereng terjadi untuk menentukan dengan teliti profil tanah.

3. Hitung ketinggian garis bidik dan hitung

dapat dilaksanakan di bacaan rambu pada suatu titik rencana.

Pekerjaan

ini

lapangan memakai sebuah alat sipat datar, 4. Pasang tanda ketinggian pada patok rambu sipat datar dan pita ukur tanah. pengikat sumbu di kanan dan kiri rute

sesuai rencana.

a. Metode potongan melintang rata-rata

Luas potongan melintang A dan A Setelah pekerjaan

1 2 pada

stake out selesai,

diukur dan dengan pekerjaan galian dan timbunan dapat

bahwa perubahan luas bahwa perubahan luas

tersebut dirata-rata. Akhirnya volume tanah

dapat diperoleh dengan mengalikan luas rata-rata tersebut dengan jarak L dengan kedua ujung.

Keterangan : V = Volume A1 = Luas penampang kesatu A2 = Luas penampang kedua

L = Panjang dari luas tampang ke satu ke luas tampang dua

Gambar 397. Volume cara jarak rata-rata

Pada daerah datar di mana perubahan profil-profil

melintang dan memanjang biasanya kecil sekali, harga jarak rata-rata adalah titik pengukuran (L).

  AL

c. Volume prisma dan piramid kotak

Rumus volume prisma yaitu:

Gambar 396. Volume cara potongan melintang rata-rata

b. Metode jarak rata-rata

Di mana:

h = tinggi prisma Jarak L 1 dan L 2 sebelum dan sesudah

A 1 = luas bidang atas prisma potongan A 1 dan A 2 di rata- rata dan untuk

A 2 = luas bidang bawah prisma menghitung volume tanahnya, harga rata-

A m = luas bidang yang melalui tengah- rata ini dikalikan dengan luas potongan tengah tinggi h

Gambar 398. Volume cara prisma

Rumus volume piramid kotak yaitu:

Gambar 400. Volume cara dasar sama bujur

sangkar

Cara dasar ketinggian sama areal segitiga: V = A/3(h1 + 2S h2 + 3S h3 + 4S h4 + 5S

h5 + 6S h6 + 7S h7 + 8S h8)

Dimana : h1 = ketinggian titik-titik yang digunakan i kali dalam hitungan volume.

Gambar 399. Volume cara piramida kotak

Pelaksanaan hitungan menggunakan cara

d. Cara ketinggian sama

sama dengan cara bujur sangkar. Cara dasar ketinggian sama areal bujur

sangkar . V = A/4( h1 + 2 S h2 + 3 S h3 + 4 S h4) Dimana :

h1 = ketinggian titik-titik yang digunakan i h1 = ketinggian titik-titik yang digunakan i

V = h/3{ Ao + An + 2SAr + S(Ar-1Ar)1/2 r pada 2SAr berselang ;

1 <= r <= n - 1, r pada S(Ar-1Ar)1/2 berselang ;

1 <= r <= n. Untuk n = 1 diperoleh :

V = h/3 {Ao + A1 + (A0A1)1/2} = h/3 { Ao + (A0A1)1/2 + A1 }

Cara garis kontur dengan luas rata-rata V = h/2 { Ao + An + 2S Ar }

r bernilai 1 <= r <= n - 1. Untuk n = 1 diperoleh :

V = h/2 ( Ao + A1 )

Gambar 402. Volume cara kontur Jenis-jenis irisan tampang melintang,

Cara garis kontur dengan rumus prisma Jenis-jenis irisan tampang melintang yang V = h/3{ Ao + An + 4SA2r+1 + 2SA2r }

biasa dipakai pada pengukuran jalur lintas r pada 2r + 1 berselang ;

ditunjukkan pada gambar 14.7. Pada tanah 0 <= r <= 1/2(n - 2)

datar irisan (tampang) datar (a) adalah yang sesuai. Tampang tiga tingkat (b) biasanya

r pada 2r berselang ; yang dipakai dimana keadaan tanah biasa.

0 <= r <= 1/2(n - 2). Topografi yang bergelombang mungkin

Untuk n = 2 diperoleh r = 0, sehingga : memerlukan tampang lima tingkat (c), atau V = h/3(Ao + A2 + 4A1)

lebih praktis sebuah tampang tak beraturan = h/3(Ao + 4A1 + A2).

(d), tampang transisi (e), dan tampang lereng bukit (f), terjadi dalam perubahan dari

Bila n adalah ganjil, bagian yang terakhir galian ke timbunan pada lokasi lereng bukit.

dihitung dengan cara piramida kotak atau cara rerata luas penampang awal dan akhir.

a. Luas ujung dengan koordinat

Cara garis kontur dengan rumus piramida Metode koordinat untuk menghitung luas kotak :

ujung dapat dipakai untuk sembarang ujung dapat dipakai untuk sembarang

ini harus dipertimbangkan.

b. Luas prismoidal

Untuk menganalisa pemindahan kuantitas Luas prismoidal berlaku untuk volume-

pekerjaan tanah pada proyek-proyek volume semua benda pejal geometris

besar, dibuat diagram massa. Ini adalah yang

penggambaran volume komulatif untuk Kebanyakan volume pekerjaan tanah

dapat dianggap

prismoidal.

masing-masing stasiun sebagai ordinat, termasuk klasifikasi ini, tetapi nisbi

terhadap stasiun-stasiun pada absis. beberapa saja daripadanya memerlukan

Garis-garis horizontal (keseimbangan) keseksamaan rumus prismoidal. Tanah

massa kemudian itu tidak seragam dari tampang melintang

pada

diagram

menentukan batas angkutan dan arah lain, dan sudut tegak lurus dari sumbu

material yang masih yang dibuat dengan prisma pentagon

pembuangan

ekonomis.

atau dengan metode “lengan”. Jika tidak ada material cukup dari galian

c. Hitungan volume

untuk membuat galian yang diperlukan, Dalam konstruksi jalan raya dan jalan

selisihnya harus dipinjam (diperoleh dari baja, material penggalian atau galian

lubang galian sumbang atau sumber- dipakai untuk membangun penimbunan

sumber lain seperti membuat lengkungan atau timbunan. Kecuali ada faktor-faktor

“tambahan”).

pengendali lainnya, garis gradien yang Jika ada kelebihan galian, maka dibuang

bagus perencanaanya

seharusnya

dipakai untuk hampir

atau

barangkali

memberi timbangan

volume

memperluas dan meratakan timbunan. jumlah galian dengan volume jumlah

timbunan.

2. Metode luas satuan atau lubang galian sumbang (boroow pit method)

Untuk mencapai keseimbangan, volume timbunan dikembangkan atau volume

Untuk mengetahui kualitas tanah, kerikil, galian dikecilkan. Ini perlu karena kecuali

batu atau material lain yang digali atau untuk galian-galian batu dan penimbunan

yang ditimbunkan pada sebuah proyek dimampatkan sampai suatu kepekatan

konstruksi dapat ditentukan dengan sipat yang lebih besar daripada material yang

datar lubang galian sumbang ( borrow pit digali dari keadaan alamiahnya, dan

method).

3. Metode luas garis tinggi (contour area

Yang kedua umumnya diberikan bidang

method )

persamaan, yaitu hasil desain pada satu rancang bangun konstruksi diatas ketinggian

Volume berdasarkan garis tinggi dapat yang tertentu, sehingga dengan demikian

diperoleh dari peta garis tinggi dengan mungkin terjadi galian dan timbunan. Galian

pengukuran luas memakai planimeter terjadi apabila bidang persamaanya lebih

terhadap wilayah yang dibatasi masing- tinggi dari profil yang ada. Timbunan yang

masing garis tinggi dan mengalikan luas lebih rendah dari profil yang ada,

perata garis tinggi yang berdampingan sedangkan timbunan yang terjadi apabila

dengan interval garis tinggi. bidang persamaan lebih tinggi daripada

Selain metode-metode di atas volume dapat profil yang ada. Apabila luas semua dicari dengan menggunakan rumus integral

potongan melintang tersebut telah dihitung, simpson, prisma, dan sebagainya.

maka dengan sendirinya volume pekerjaan

a. Hitungan isi cara Simpson

tersebut akan segera pula didapat yaitu dengan metode Simpson.

Dari keempat bentuk yang memanfaatkan potongan melintang, baik untuk bentuk

b. Hitungan isi cara prisma

sederhana, seksi tiga level, kemudian seksi

didefinisikan sebagai dengan kemiringan diketahui, dan akhirnya

Sebuah

prisma

padat (solid) yang sisi kemiringan bukit, maka selanjutnya hasil

sebuah

bentuk

mempunyai dua bidang paralel, baik dalam hitungan luas (volume). Hal ini dapat

ukuran tertentu atau tak tentu bentuknya. dilakukan baik dengan menggunakan rumus

Kedua permukaan ini dihubungkan oleh Simpson ataupun rumus prisma.

permukaan bidang ataupun lengkungan Perhitungan

yang dari satu ujung kelainnya, misalnya Simpson,

yaitu pekerjaan galian dan

prisma.

timbunan umumnya dilakukan berdasarkan

Menurut Simpson:

potongan melintang,

Volume = (1/3) x (D/2) x {A1 +A2 + (2XA0) interval yang sama, misalnya 100m, atau

50m. demikian pula rentangan garis tengah = (1/6) x D x (A1 + A2 +4M) juga belum tentu sama panjang, baik ke kiri

Ini adalah cara Simpson yang digunakan maupun ke kanan, sehinnga untuk setiap

pada prisma ini, sehingga dapat digunakan potongan melintang yang dihasilkan akan

sembarang pisma didapatkan beberapa bentuk luas potongan

untuk

menghitung menghitung

merupakan suatu set perhitungan yang diperhatikan bahwa luas M belum tentu

akan menghasilkan volume kedua merupakan

lapisan tersebut, yaitu dibatasi oleh potongan awal dan akhir.

harga

rata-rata dari

luas

lapisan pertama tersebut, yaitu dibatasi oleh lapisan pertama dan ketiga. Maka

Volume pekerjaan besar

kita dapatkan untuk kedua lapisan Hitungan

perhitungan titik-titik

ketinggian

atau

Volume = (2H/6) x (A1 + 4A2 + A3) perhitungan melalui kontur. Sehingga perlu

Kalau naik lagi selanjutnya didapatkan dilakukan pekerjaan sipat datar luas, baik

persamaan lain, yaitu : secara langsung ataupun tak langsung.

Volume = (2H/6) x (A3 + 4A4 + A5) 1. Volume dari titik tinggi

dijumlahkan, kedua volume menghitung

Dalam cara A yaitu volume dengan

Kalau

lapisan kontur ini akan didapatkan pengukuran yang dilakukan adalah

bahwa penjumlahannya Volume total : ukuran sipat datar luas, yaitu sipat datar

(H/3) x {A1 + A5 + 2A3 + 4 x (A2 + A4)} luas tak langsung membuat patok-patok Rumus di atas sangat mirip dengan

persil serta mengukur ketinggian titik sudut setiap persil.

rumus Simpson yang umum, yaitu luas potongan awal ditambah dua kali

2. Volume garis kontur potongan ganjil ditambah jumlah empat Cara untuk menghitung daerah yang

kali potongan genap. Sehingga yang luas ini adalah dengan menggunakan

mudah kita dapat menghitung volume kontur. Setelah diperhatikan ternyata

tersebut.

bentuk kontur tersebut mirip dengan bentuk prisma. Sehingga andaikan

Sumber-sumber galat

bahwa bidang yang dibentuk oleh Beberapa Galat yang biasa ada pada sepasang kontur merupakan potongan-

penentuan luas tampang dan volume potongan yang ada dalam perhitungan

pekerjaan tanah adalah: di muka. Sehingga volume suatu daerah

dalam pengukuran dapat dihitung dengan menggunakan

1. Membuat

Galat

tampang melintang

rumus prisma dengan mengambil 3 2. Kelalaian memakai rumus prismoidal rumus prisma dengan mengambil 3 2. Kelalaian memakai rumus prismoidal

3. Memakai angka luas tampang melintang

2. Gambarkan

melintang yang batas yang dimungkinkan oleh data

penampang

dan perlihatkan lapangan.

bersangkutan

perbedaan tinggi muka tanah asli 4. Memakai angka volume melebihi yard

dengan tinggi permukaan perkerasan persegi terdekat.

yang direncanakan. 3. Dengan menggunakan Planimetri atau

Kesalahan-kesalahan besar

milimeter kolom hitung masing-masing Beberapa kesalahan khas yang dibuat

luas penampang galian dan timbunan dalam hitungan pekerjaan tanah adalah:

dengan cermat.

1. Mengacaukan tanda-tanda

aljabar

Sebagai pedoman dalam perhitungan luas dalam hitungan luas ujung memakai

bidang galian dan timbunan di atas, metode koordinat

gambar penampang 2. Memakai persamaan untuk hitungan

beberapa

bentuk

melintang untuk pekerjaan jalan raya yang volume stasiun angka bulat padahal

kiranya perlu dicermati dengan seksama. yang ada adalah stasiun angka pecahan

3. Memakai volume luas ujung untuk bentuk pyramidal atau bentuk paju ( wedgeshaped)

4. Mencampur adukkan kuantitas galian dan timbunan

14.4 Pengolahan data galian dan

Gambar 403. Penampang melintang jalan ragam 1

timbunan

Untuk menghitung galian dan timbunan tanah

melintang. Pengolahan

data dilakukan

dengan cara sebagai berikut : 1. Tempatkan titik mana yang akan digunakan untuk irisan penampang melintang.

Gambar 404. Penampang melintang jalan ragam 2

V = Volume galian atau timbunan tanah (m 3 )

A 1 = Luas

bidang galian atau timbunan pada titik awal proyek

(m 2 ) A 2 = Luas

bidang galian atau

timbunan

pada irisan penampang berikutnya (m 2 )

Gambar 405. Penampang melintang jalan ragam 3

d = Panjang antara 2 (dua) titik irisan melintang (m)

4. Setelah luas masing-masing

irisan

5. Hitung total jumlah volume galian dan selanjutnya hitung volume timbunan

penampang melintang

diperoleh,

timbunan tanah tersebut. masing-masing dengan rumus sebagai

mempermudah dalam berikut :

Untuk

perhitungan digunakan format tabel

Volume  a 1   a 2  x d 14.1 berikut sebagai salah satu contoh.

2 Keterangan :

Tabel 40. Tabel perhitungan galian dan timbunan

Volume (m 3 ) STA

Luas Penampang (m 2 )

Jarak

Timbunan Sta. awal

G  G T T d1 1 a . d 1 1  a

Sta. A

Ga Ta

Sta. B

Gb Tb

d2 .

Sta. C

Gc Tc

: dst

dst Total

dst

dst

dst

dst

. Gn

. Tn

. dn

. Vol G

. Vol T

B = Berat jenis tanah dalam

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24