Jenis manajemen penyusunan

16.5.1 Jenis manajemen penyusunan

secara keruangan yang telah lama dikenal

data spasial dalam suatu

dalam komunikasi grafis, peta harus dibuat

pemodelan yang berdasar atas

dengan dasar cara penyajian kartografi,

lapisan data vertikal dan lapisan

prosedur penyajian secara kartografis

data horizontal

berdasarkan simbol . Ada tiga cara dasar penyajian data spasial , yaitu dalam bentuk

- Lapisan data vertikal terdiri dari sebagai berikut:

seperangkat hubungan antara kenampakan geografis dengan

- Titik merupakan cara penyajian yang pemisahan berdasarkan atribut

tidak berdimensi, dan hanya menyajikan (tema)nya. Berbagai obyek dapat

lokasi dalam bentuk koordinat. dikelompokan menjadi suatu lapisan

Penyajiannya menitik beratkan pada tunggal sesuai dengan kebutuhan

lokasi obyek, yang tidak berkait dengan

pengelompokkan disesuaikan dengan dan sekarang yang sangat penting. Karena kemiripan berbagai type obyek. Contoh data tematik ini spesifik, maka lapisan data pengelompokkan berdasarkan temanya ini juga merupakan lapisan yang terpisah adalah :

• Jalan raya dan jalur kereta api Sistem pelapisan data dapat disusun secara

dikombinassikan sebagai suatu vertikal, dimana data tersebut mempunyai lapisan transportasi tingkat kepentingan atau kedetailan yang

• Titik mata air, sungai, dan danau berbeda, tetapi terdapat pada lokasi yang

dikombinasikan sebagai suatu sama.pembagian yang demikian ini lapisan hidrologi adakalanya mempermudah pengkajian yang • Lapisan pemilikan tanah dan bertingkat penguasaaan tanah dapat si buat

Pelapisan data berdasarkan waktu biasanya sebagai satu lapisan kadastral terdapat pada tema yang bersifat dinamik

seperti penggunaan lahan, daya dukung Adakalanya data yang ada pada setiap

lapisan dipisahkan berdasarkan bentuknya wilayah, pencemaran lingkungan dan lain seperti: titik, garis, dan area atau dengan sebagainya. Pelapisan berdasarkan tema memberikan identitas yang berbeda pada juga dapat dilakukan berdasarkan tingkat

prioritasnya. Pembuatan peta dengan satu lapisan yang sama. Pembagian tema

dapat juga dilakukan berdasarkan waktu. klasifikasi tingkat prioritas ini diperlukan Misalnya untuk data penggunaan lahan khususnya untuk produk analisis sehingga tahun 2000, tahun 2005 dan tahun 2007. memudahkan pengambilan keputusan Lapisan data bersifat temporal ini

dipergunakan untuk studi yang bersifat pemantauan. Untuk beberapa hal yang

bersifat temporal ini relatif sulit diperoleh jika organisasi yang berwenang mempunyai

administrasi penyimpanaan data yang kurang baik atau adanya pertimbangan tertentu. Pada saat ini peranan foto udara merupakan arsip permukaan bumi masa lalu

KABUPATEN PURWAKARTA

PETA CURAH HUJAN

g KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT

AY BO BP

AX BK BL BM

BN WADUK CIRATA

CIPENDEY

CIKALONG WETAN

REPEH RAPIH KERTA RAHARJA 5 3 SKALA 1 : 100000 1 0 1 3 5 Km

BJ BH BG BI KABUPATEN SUBANG

AW BE BF Ci m al a NGAMPRAH CISARUA PARONGPONG LEMBANG

BA BB BC BD

AV KABUPATEN CIANJUR

PADALARANG

AZ

CIMAHI UTARA

AY AX CIMAHI TENGAH

CIMAHI SELATAN

WADUK SAGULING

KODYA BANDUNG

MARGAASIH

CILENYI

KABUPATEN SUMEDANG

DAYEUH KOLOT

AH AI GUNUNG HALU

Ciatrum

CIKANCUNG

AR BALEENDAH AG

AF SOREANG

AD AE BANUARAN

ARUM SARI

CIWIDEY Cik

aju

ng

PASAR JAMBU

V W KABUPATEN CIANJUR KABUPATEN GARUT

S AO T R

SITU PATENGAN

PANGALENGAN

(1500 - 2000) mm/thn AN < 1500 mm/thn M

SITU CILENCA

KERTASARI

1 2 Sungai Waduk

KETERANGAN

(2000 - 2500) mm/thn

L K Batas b. Kecamatan a. Kabupaten

Jalan Tol Rencana Tol

AM H G S E U A N T A D S

L A U TJ A W A Ibu Kota a. Kabupaten b. Kecamatan (2000 - 2500) mm/thn

DKI

Jalan Negara (3500 - 4000) mm/thn

(3000 - 3500) mm/thn

F Jalan Pronpinsi

D E JAWA TENGAH

Jalan Kereta Api Jalan Desa Jalan Kabupaten SUMBER PETA RUPA BUMI BAKUSURTANAL TAHUN 2004 > 4000 mm/thn

AL

B C S A M U D R A H I N D I A A Kabupaten Bandung

Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Gambar 463. Peta kedalaman tanah efektif di daerah jawa barat Bandung

KABUPATEN PURWAKARTA

KABUPATEN BANDUNG PETA CURAH HUJAN PROPINSI JAW A BARAT

AY BQ BO

BP U

AX RE PEH RAP IH KERTA RAHARJA 5 3 SKALA 1 : 100000 1 0 1 3 5 Km

BN BK BL BM

W A DUK CIRATA

CIPENDEY

C IK ALO NG WETAN

AW BG KABUPATEN SUBANG

BJ BH BI

BD BC LEM BANG

BE BF im

C al

a N GAM PRAH

PARON GPO NG C ISA RUA

PAD ALA RANG

AV BB BA KABUPATEN CIANJUR

AX AY

AZ

CIMA HI U TA RA

CIM EN YAN

AU AW AV AT AU

CIM AH I TENG AH

C ILENG KRA NG

BATUJA JAR

CIMA H I SELATA N

KODYA BANDUNG

CILEN YI KABUPATEN SUMEDANG

AT AQ

AP M ARGA ASIH

AR AS

W ADU K SAGULING

AO

AN CILILIN

CIPON GKO R

AS CICA LENGKA AL AM

MA RGA HAY U

D A YEUH K OLO T

R AN CAEKEK

BO JON GSO ANG

AK

SIND ANG KERTA

Citari

BALEEND AH AR

C K ATAPA NG

AH AG AI SOREANG

Ciatrum

CIKA NCU NG

AC AD AE BA NU ARAN

M AJALAYA PA SEH

AQ

AB AA C ii n

A RUM SARI

Y EBU N

CIW IDEY Ci

kaj

un

g PASAR JAMBU

W X PA CET V KABUPATEN CIANJUR

AP

KABUPATEN GARUT U T

AO S Q R

SITU PA TENGA N

PA NG ALEN GAN

(1500 - 2000) mm/thn - < 1500 mm/thn

AN M N L 1 2 Sungai Waduk

S ITU CILEN CA

K ERTASA RI

KETERANGAN

Ibu K ota a. Kabupaten

K Batas a. Kabupaten b. K ecamatan (2000 - 2500) mm/thn

(3000 - 3500) mm/thn - (3500 - 4000) mm/thn

I J TU A N D A S L A U

DKI T

Jalan Tol Rencana Tol b. Kecamatan (2000 - 2500) mm/thn

AM H G L E S Jalan Negara

Jalan Pronpinsi Jalan Kereta Api Jalan Kabupaten Jalan D esa

S UM BER P ETA RU PA BU MI BAK US URTA NA L TA HU N 2004 > 4000 mm/thn

- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

AL C D B Kabupaten B andung S A M U D R A H I N D I A JAW A TENGAH

A Pem erintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung

- Pemisahan data secara Horizontal perlu administrasi khususnya pada dilakukan apabila suatu peta yang

pembuatan peta pemerintahan ataupun dibuat dianggap terlalu besar sehingga

dapat juga

harus dipecah-pecah menjadi bebrapa pemetaan didasarkan atas pembagian

bagian. Proses pemecahan tersebut manajemen disuatu perusahaaan

dilakukan berdasarkan ukuran area perkebunan atau kehutanan. Pemisahan

atau disebut dengan istilah “TILE“. data berdasarkan tile dapat

Ukuran dan bentuk pemecahan yang meningkatkan kinerja system karena

dianjurkan tergantung pada membuat proses penarikan data yang

keterbatasan piranti lunak dan

efisien :

persyaratan dari pengguna.

Gambar 465. Peta pemisahan data vertikal dipakai untuk penunjukan kawasan hutan dan perairan Indonesia

- Secara umum batas tile ditentukan sudah ada, yang biasanya berukuran kertas

sehingga dapat menghasilakan system A1 (± 60 x 80 cm ), dapat dipakai sebagai basis-data yang stabil dan patokan

meningkatkan penggunaan dan kinerja Dalam beberapa sistem, pemakai harus

system. Pada umumnya batas-batas membuat dan mengatur tile-tile sebagai

grid dipakai dalam pemecahan. cakupan area yang terpisah, dan

biasanya pencarian data lebih cepat jika penyusunan pemisahan sesuai dengan ciri- ciri umum data yang bersangkutan.

Gambar 466. Peta vegetasi Indonesia (tahun 2004)

Untuk kasus peta nasional, seperti Indonesia, ukuran peta tofografi (peta standar) yang menghubungkan area jika

diperlukan. Pendekatan yang lebih canggih

adalah menyediakan perangkat lunak khusus yang membuat dan mengatur tile secara otomatis sehingga dapat bergabung tanpa peranan operator.

Manajemen otomatis ini adalah sutu operasi

basis data yang menyediakan layanan dan

analog sebagai perpustakaan peta. Gambar 467. Peta perubahan penutupan lahan

pulau Kalimantan

Walaupun demikian pembuatan peta yang bersifat perpustakaan otomatis ini Pada beberapa hal ukuran tile untuk membutuhkan manajemen khusus baik penyimpanan dapat melewati batas system pengelolaannya maupun perangkat dan dalam hal ini area harus dapat dibagi

Selain karena hambatan volume Kekuatan SIG terletak pada kemampuan penyimpanan dalam praktek pendekatan ini

analisis yang bersifat memadukan data sering dipakai khususnya jika alat spasial dan atribut sekaligus. Hal ini juga pemasukan data seperti digitizer berukuran

yang membedakan dari sistem pemetaan kecil (misalnya A3). Dengan dibaginya sejak

otomatis dan penggambaran dengan awal maka pada tahap akhir proses komputer piranti lunak AutoCAD. Berbagai penggabungan perlu dilakukan kembali.

orientasi pengolahan informasi pengolahan informasi spasial yang terdiri atas:

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24