Pencetakan peta dengan

15.5 Pencetakan peta dengan

kertas itu, misal 21

kaidah Kartografi

L angkah selanjutnya langkah penggambaran

1. Command : Pl (polyline)

15.5.1 Sekilas kartografi

2. Spesify start point : Dalam pembuatan peta (Pemetaan Digital), Current line – width is 0.000

dikenal adanya ilmu dan seni yang

3. Spesify next point or “mengaturnya” yang disebut sebagai (Arc/Halfwidth/length/ undo/Width): Kartogarfi. Selain unsur ilmu yang klik di obyek yang akan di digitasi

menyangkut hal-hal yang matematis, unsur

4. Spesify next point or seni juga ikut memegang peran, agar selain (Arc/Halfwidth/length/undo/Width) : formatif, peta juga nampak Indah digitasi dapat dimulai.

Sebagai wawasan dasar, berikut bebarapa Mengorganisasi Layer

hal pokok tentang tata aturan kartografi Agar dalam penjiplakan peta tidak serta beberapa istilah yang perlu

1. Muka peta dan Informasi tepi menggunakan sistem koordinat tertentu. Satu lembar peta terdiri atas muka peta

Di Indonesia, sistem proyeksi peta yang dan informasi tepi. Muka peta adalah

pernah digunakan adalah LCO ( area, pada umumnya persegi, yang

Lambert Connical Orthomorphic) memuat detail peta, sedangkan

misalnya pada peta-peta zaman informasi tepi adalah segala bentuk

penjajahan Belanda, UTM (Universal informasi yang ditampilkan di luar muka

Transverse Mercator) misalnya peta peta

Topografi/ Peta Dasar Nasional skala kecil dan Bakosurtanal (Badan

Informasi tepi lazimnya terdiri atas judul Koordinasi Survei dan Pemetaan

peta, lokasi daerah pemetaan, nomor Nasional), dan TM3 (Transverse

lembar peta, skala peta, petunjuk arah Mercator 3º) yakni pada peta-peta skala

utara peta, indeks lembar, legenda, besar dari BPN (Badan Pertahanan

keterangan dan catatan, serta koordinat

Nasional).

peta.

4. Penyajian Detail

2. Skala Peta Penyajian detail merupakan hal penting

Informasi skala peta dapat ditampilkan yang menyangkut teknik dan seni

secara numeris (angka perbandingan menyampaikan informasi, selain tentu

jarak di peta dengan jarak dilapangan) saja harus memperhatikan akurasinya.

dan atau dalam bentuk skala grafis, Sajian detail yang banyak tidak selalu

yakni skala yang digambarkan dengan berkonotasi baik, karena peta akan

penggalan garis dan nilai panjang nampak terlalu padat dan tidak

sebenarnya di lapangan. Skala numeris informatif. Pada peta digital,

lebih mudah dibaca (tanpa harus pengelolaan informasi ini dapat dikelola

mengukur) namun jika peta diperkecil lebih baik, karena setiap kelompok

atau diperbesar ( misalnya dengan informasi dapat disimpan pada layer

fotocopy), informasi skalanya menjadi berbeda dan secara instan dapat di

tidak benar. Hal tersebut berbeda atur informasi mana yang harus

dengan skala grafis, yang informasinya ditampilkan dan mana yang harus

tetap benar saat peta diperkecil maupun “disembunyikan”. Dalam teknik

diperbesar. penyajian, ini dikenal beberapa kaidah

3. Proyeksi Peta dan Sistem Koordinat

berikut ini.

b. Penonjolan Detail (Emphasizing) Generalisai adalah pemilihan dan

a. Generalisai

Detail tertentu seringkali perlu penyederhanaan bentuk detail sesuai

ditonjolkan agar lebih informatif, dengan skala peta. Detail yang terlalu

misalnya pada peta parawisata, jalan kecil untuk ditampilkan dibuang dan

cenderung ditampilkan lebih besar/lebar

bentuk yang terlalu rumit dari skala yang sebenarnya, demikian disederhanakan. Kelokan-kelokan pula bangunan-bangunan parawisata sungai atau jalan yang bisa ditampilkan

akan digambarkan lebih besar. pada peta skala 1: 5.000 misalnya, akan

c. Eksagerasi

menjadi terlalu rumit untuk ditampilkan Eksagerasi adalah pergeseran posisi

pada peta skala 1:25.000, jika tidak detail yang terjadi karena pengaruh

dilakukan generalisasi. generalisasi atau emphasizing.

Model Diagram Alir Ilmu Ukur Tanah Pertemuan ke-15 Model Diagram Alir

Dosen Penanggung Jawab : Dr.Ir.Drs.H.Iskandar Muda Purwaamijaya, MT Pemetaan Digital

Pemetaan Digital (Digital Mapping)

Pengukuran Terestris

Foto Udara

Penginderaan Satelit

Peta Geologi, Peta Hidrologi, Peta Topografi, Peta Situasi, Peta Gempa, Peta Tata Guna Lahan, Peta Jaringan Prasarana dan Sarana

Peta-Peta Peta-Peta

Tematik Berbagai Macam Skala

Pekerjaan Teknik Sipil

Tingkat Akurasi dan Resolusi Perubahan di lapangan sangat cepat (terutama di perkotaan)

Demand :

Sistem Pemetaan yang cepat, tepat, murah dan mudah untuk revisi

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Perkembangan Software CAD Teknologi berbasis komputer

(Computer Aided Design)

Pemetaan Digital

Peta Analog

Proses Konversi

Peta Digital

Brainware Manpower

Model Diagram Alir Ilmu Ukur Tanah Pertemuan ke-15 (Lanjutan)

Pemetaan Digital (Digital Mapping) Model Diagram Alir

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24