Garis Kontur, Sifat dan Interpolasinya

13. Garis Kontur, Sifat dan Interpolasinya

13.1 Pengertian garis kontur

Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah

untuk memberikan informasi slope

(kemiringan tanah rata-rata), irisan profil Garis kontur adalah garis khayal dilapangan

memanjang atau melintang permukaan yang menghubungkan titik dengan

tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan ketinggian yang sama atau garis kontur

perhitungan galian serta timbunan (cut and adalah garis kontinyu diatas peta yang

fill) permukaan tanah asli terhadap memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan

ketinggian vertikal garis atau bangunan. ketinggian yang sama. Nama lain garis

Garis kontur dapat dibentuk dengan kontur adalah garis tranches, garis tinggi

membuat proyeksi tegak garis-garis dan garis tinggi horizontal. Garis kontur + 25

perpotongan bidang mendatar dengan m, artinya garis kontur ini menghubungkan

permukaan bumi ke bidang mendatar peta. titik-titik yang mempunyai ketinggian sama +

Karena peta umumnya dibuat dengan skala

25 m terhadap tinggi tertentu. Garis kontur tertentu, maka untuk garis kontur ini juga

disajikan di atas peta untuk memperlihatkan akan mengalami pengecilan sesuai skala

naik turunnya keadaan permukaan tanah.

Kontur ( Khayal )

Gambar 343. Pembentukan garis kontur dengan membuat proyeksi tegak garis perpotongan bidang

Garis-garis kontur merupakan cara yang baik. Cara lain untuk melukiskan bentuk banyak dilakukan untuk melukiskan bentuk permukaan tanah yaitu dengan cara permukaan tanah dan ketinggian pada peta, hachures dan shading. karena memberikan ketelitian yang lebih Bentuk garis kontur dalam 3 dimensi

Gambar 344. Penggambaran kontur

g. Garis kontur yang rapat menunjukan

13.2 Sifat garis kontur

keadaan permukaan tanah yang terjal.

h. Garis kontur yang jarang menunjukan Garis kontur memiliki sifat sebagai berikut :

keadaan permukaan yang landai

a. Berbentuk kurva tertutup.

i. Penyajian interval garis kontur

b. Tidak bercabang. tergantung pada skala peta yang

c. Tidak berpotongan. disajikan, jika datar maka interval garis

d. Menjorok ke arah hulu jika melewati kontur tergantung pada skala peta yang sungai.

disajikan, jika datar maka interval garis

e. Menjorok ke arah jalan menurun jika kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan melewati permukaan jalan.

nilai skala peta , jika berbukit maka

f. Tidak tergambar jika melewati interval garis kontur adalah 1/500 bangunan.

dikalikan dengan nilai skala peta dan

389

kontur adalah 1/200 dikalikan dengan l. Garis kontur berharga lebih rendah nilai skala peta.

mengelilingi garis kontur yang lebih j. Penyajian indeks garis kontur pada

tinggi.

daerah datar adalah setiap selisih 3 m. Rangkaian garis kontur yang berbentuk garis kontur, pada daerah berbukit

huruf "U" menandakan punggungan setiap selisih 4 garis kontur sedangkan

gunung.

pada daerah bergunung setiap selisih 5 n. Rangkaian garis kontur yang berbentuk garis kontur.

huruf "V" menandakan suatu k. Satu garis kontur mewakili satu

lembah/jurang

ketinggian tertentu..

Gambar 345. Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan daerah landai

Gambar 347. Garis kontur pada curah dan punggung bukit.

Gambar 348. Garis kontur pada bukit dan cekung

Rumus untuk menentukan interval kontur

13.3 Interval kontur dan indeks

pada suatu peta tofografi adalah :

kontur

I = (25 / jumlah cm dalam 1 km) meter, atau Interval kontur adalah jarak tegak antara

I = n log n tan a, dengan n = (0.01 s + 1)1/2 dua garis kontur yang berdekatan dan meter. merupakan jarak antara dua bidang Atau : mendatar yang berdekatan. Pada suatu peta

25 ⎟ tofografi interval kontur dibuat sama, i= meter ⎜ ⎝ jumlah cm dalam 1 km

berbanding terbalik dengan skala peta.

i = n. log n. tan α

Semakin besar skala peta, jadi semakin

banyak informasi yang tersajikan, interval dimana : n = 0 . 01 S + 1 kontur semakin kecil. Indeks kontur adalah α = kemiringan rata – rata daerah yang

Tabel 39. Bentuk muka tanah dan interval kontur.

13.4 Kemiringan tanah dan Skala

Bentuk Muka

kontur gradient

1 : 1000 Datar

0.2 - 0.5 m

dan Lebih Bergelombang

0.5 - 1.0 m

besar Berbukit

1.0 - 2.0 m

Kemiringan tanah α adalah sudut miring

1 : 1 000 Datar

0.5 - 1.5 m

antara dua titik.

s/d Bergelombang

1.0 - 2.0 m

2.0 - 3.0 m

-1 ⎛ DhAB ⎞ α = tan ⎜

1 : 10 000 Berbukit

⎟ ⎝ sAB ⎠

1 : 10 000 Datar

1.0 - 3.0 m

dan Bergelombang 2.0 - 5.0 m

α = Kemiringan tanah lebih kecil

Dimana :

Berbukit

5.0 - 10.0 m

0.0 - 50.0 m

α = arc tan

Bergunung

Gambar 349. Kemiringan tanah dan kontur gradient

Pada gambar diatas titik-titik A, B, C, dan

13.5 Kegunaan garis kontur

D harus dipillih untuk menggambarkan garis kontur. Dengan demikian kita dapat menginterpolasi secara linear ketinggian

Selain menunjukan bentuk ketinggian titik-titik detail yang diukur. Kontur

permukaan tanah, garis kontur juga dapat gradient

β adalah sudut antara

digunakan untuk:

permukaan tanah dan bidang mendatar

a. Menentukan profil tanah (profil memanjang, longitudinal sections) antara dua tempat. (Gambar 350)

b. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan

c. Menentukan route/trace suatu

d. Menentukan kemungkinan dua titik jalan atau saluran yang

di lahan sama tinggi dan saling mempunyai kemiringan tertentu

terlihat (gambar 353.) (gambar 352)

Gambar 350. Potongan memanjang dari potongan garis kontur

Gambar 351. Bentuk, luas dan volume daerah genangan berdasarkan garis kontur.

Gambar 353. Titik dengan ketinggian sama berdasarkan garis kontur.

• Dalam batas ketelitian teknis tertentu,

13.6 Penentuan dan pengukuran

kerapatan titik detil ditentukan oleh

titik detail untuk pembuatan

skala peta dan ketelitian (interval) kontur

garis kontur

yang diinginkan. • Pengukuran titik-titik detail untuk

• Semakin rapat titik detil yang diamati, penarikan garis kontur suatu peta dapat

maka semakin teliti informasi yang dilakukan secara langsung dan tidak

tersajikan dalam peta.

langsung.

Gambar 354. Garis kontur dan titik ketinggian.

a. Pengukuran tidak langsung dilakukan dengan cara tachymetry pada Titik-titik detail yang tidak harus sama tinggi, semua medan dan dapat pula dipilih mengikuti pola tertentu yaitu: pola menggunakan sipat datar memanjang kotak-kotak (spot level) dan profil (grid) dan ataupun sipat datar profil pada daerah yang pola radial. Dengan pola-pola tersebut garis relatif datar. Pola radial digunakan untuk kontur dapat dibuat dengan cara interpolasi pemetaan topografi pada daerah yang luas dan pengukuran titik-titik detailnya dapat dan permukaan tanahnya tidak beraturan.

Gambar 355. Pengukuran kontur pola spot level dan pola grid.

Gambar 356. Pengukuran kontur pola radial.

b. Pengukuran langsung pengukuran garis kontur cara langsung, Titik detail dicari yang mempunyai garis-garis kontur merupakan garis ketinggian yang sama dan ditentukan penghubung titik-titik yang diamati dengan posisinya dalam peta dan diukur pada ketinggian yang sama, sedangkan pada ketinggian tertentu. cara pengukurannya pengukuran garis kontur cara tidak langsung bisa menggunakan cara tachymetry, atau umumnya titik-titik detail itu pada titik kombinasi antara sipat datar memanjang sembarang tidak sama.

dan pengukuran polygon. Bila titik-titik detail yang diperoleh belum Cara pengukuran langsung lebih sulit mewujudkan titik-titik dengan ketinggian dibanding dengan cara tidak langsung, yang sama, posisi titik dengan ketinggian namun ada jenis kebutuhan tertentu yang tertentu dicari, berada diantara 2 titik tinggi harus menggunakan cara pengukuran tersebut dan diperoleh dengan prinsip kontur cara langsung, misalnya pengukuran perhitungan 2 buah segitiga sebangun. dan pemasanngan tanda batas daerah

Data yang harus dimiliki untuk melakukan genangan. interpolasi garis kontur adalah jarak antara 2

titik tinggi di atas peta, tinggi definitif kedua

titik tinggi dan titik garis kontur yang akan ditarik. Hasil perhitungan interpolasi ini adalah posisi titik garis kontur yang melewati garis hubung antara 2 titik tinggi.

Posisi ini berupa jarak garis kontur terhadap posisi titik pertama atau kedua. Titik hasil

Gambar 357. Pengukuran kontur cara langsung

interpolasi tersebut kemudian kita

hubungkan untuk membentuk garis kontur

13.7 Interpolasi garis kontur

yang kita inginkan. maka perlu dilakukan

interpolasi linear untuk mendapatkan titik-

Penarikan garis kontur berdasarkan titik yang sama tinggi. Interpolasi linear bisa perolehan posisi titik-titik tinggi (spots dilakukan dengan cara : taksiran, hitungan height) maka akan semakin mudah dan dan grafis. halus penarikan garis konturnya.

a. Cara taksiran (visual)

Penarikan garis kontur diperoleh dengan Titik-titik dengan ketinggian yang sama,

diinterprestasikan langsung diantara titik-titik planimeter dengan interval h. Volume total yang diketahui ketinggiannya.

ΣV dapat dihitung.

Rumus umum :

∑ V = ⎢ A + A + 4 A + 2 A ⎥ ….(i)

atau

Gambar 358. Interpolasi kontur cara taksiran

∑ V = ⎢ A 0 + A N + 2 A r + ( A r . A r ) 2 − ⎥ 1 ....( ii )

b. Cara hitungan (Numeris)

Cara ini pada dasarnya juga menggunakan atau

dua titik yang diketahui posisi dan

+ A N + 2 ∑ A r .......... ..( iii )

ketinggiannya, hitungan interpolasinya

dikerjakan secara numeris (eksak)

menggunakan perbandingan linear. ™ Rumus (i) disebut rumus prisma dan

c. Cara grafis digunakan apabila n = genap Cara grafis dilakukan dengan bantuan garis- ™ Rumus (ii) disebut rumus piramida dan garis sejajar yang dibuat pada kertas

digunakan apabila n = ganjil transparan (kalkir atau kodatrace). Garis- ™ Rumus (iii) disebut rumus rata-rata awal garis sejajar dibuat dengan interval yang

dan akhir dan digunakan apabila n = sama disesuaikan dengan tinggi garis kontur

ganjil

yang akan dicari.

13.9 Prinsip dasar penentuan

volume

13.8 Perhitungan garis kontur

Garis-garis kontur pada peta topografi dapat Dalam pengerjaan teknik sipil, antara lain digunakan untuk menghitung volume, baik diperlukan perhitungan volume tanah, baik volume bahan galian (gunung kapur, bukit, untuk pekerjaan galian maupun pekerjaan dan lain-lain).

timbunan. Dibawah ini secara singkat diuraikan prinsip dasar yang digunakan

Luas yang dikelilingi oleh masing-masing untuk bentuk-bentuk tanah yang sederhana.

dengan cara menjumlahkan volume setiap

v r = h ( A 0 + A 1 ) .......... .......... .......... .......... ( vi )

bagian yang dibatasi oleh dua bidang.

2 Contoh lain penggunaan garis kontur untuk Pada gambar bidang dimaksud merupakan

perhitungan volume dalam pekerjaan teknik bidang mendatar. Banyak metode yang sipil yaitu perhitungan volume dari galian dapat digunakan untuk menghitung volume.

atau timbunaan.

Disini hanya akan diberikan metode

menggunakan rumus prisma dan rumus Volume tanah yang digali didalam daerah piramida.

ABCD yang dibatasi oleh permukaan tanah asli dan bidang permukaan rencana (dasar

Prisma adalah suatu benda yang dibatasi saluran), dapat dihitung dengan rumus: oleh dua bidang sejajar pada bagian-bagian

atas dan bawahnya serta dibatasi oleh ∑ V = { ( A 0 + A 1 ) + ( A 1 + A 2 )}

beberapa bidang datar disekelilingnya. Apabila bidang-bidang datar disekelilingnya

sesuai dengan sisi bidang atas atau bawah

disebut piramida.

Volume prisma :

V R = h ( Keterangan : A 0 + 4 A m + A 1 ) .......... .......... .......... .( iv )

H : jarak antara dua profil yang berdekatan. Volume piramida:

A i : diukur dengan planimeter atau dihitung

V R = h A + dengan cara koordinat.

( 0 A 0 A 1 + A 1 ) .......... .......... .......( V )

Didalam peta topografi, garis-garis batas

bidang datar A 0, A m dan A 1 ditunjukan oleh

13.10 Perubahan letak garis

garis-garis kontur sedangkan h merupakan

kontur di tepi pantai

interval konturnya. Jadi apabila h dibuat Cara perhitungan tersebut di atas sedang

kecil, garis kontur ditarik dari data-data digunakan oleh GSI (Geography Survey

ketinggian tanah yang cukup rapat serta Institute Jepang, di Thailand) untuk ukuran

pengukuran luas bidang-bidang yang yang sangat kasar. Tetapi, kalau dilihat

dibatasi oleh garis kontur diukur hingga v secara detail, ada beberapa masalah

mendekati volume sebenarnya.

perhitungan, seperti :

Rumus lain yang dapat digunakan adalah

a. Di daerah yang akan hilang akibat

kehilangan terhitung sebagai jumlah penyelidikan lapangan mengenai nilai yang sekarang berada. kehilangan akibat pasang laut dan

kehilangannya bukan hanya di daerah

banjir.

antara batas pantai dan garis kontur 1m Jika tinggi tanah yang sekarang kena banjir sekarang, tetapi antara batas pantai berada di antara batas pantai dan tinggi B sekarang dan garis kontur 1+T meter m, maka daerah yang akan kena banjir (contoh di Makassar 1.64 m).

terletak di daerah antara garis kontur 1+T m

b. Di daerah yang akan lebih sering dan garis kontur 1 +T+B m sekarang. Di terkena banjir dari pada kondisi daerah sini, kehilangan akan terjadi secara sekarang, kehilangan bisa diukur sebagian dari nilai total, yang dihitung terkait berdasarkan data yang terdapat melalui tinggi tanah setempat.

Gambar 359. Letak garis pantai dan garis kontur 1m

Gambar 360. Perubahan garis pantai dan garis

399

Col

13.11 Bentuk-bentuk lembah dan

pegunungan dalam garis Daerah rendah antara dua buah ketinggian.

kontur

Saddle

Jalan menuju puncak umumnya berada di Hampir sama dengan col, tetapi daerah atas punggung (lihat garis titik-titik rendahnya luas dan ketinggian yang sedangkan disisinya terdapat lembah mengapit tidak terlalu tinggi. umumnya berisi sungai (lihat garis gelap).

Pass

Plateau Celah memanjang yang membelah suatu Daerah dataran tinggi yang luas

daerah ketinggian.

400

Gambar 362. Plateau.

Gambar 363. Saddle

Deviasi Barat sudut kompas - sudut =

13.12 Cara menentukan posisi,

cross bearing dan metode

sudut peta.

penggambaran

c. Setelah mengukur utara kompas,

sesuaikan garis bujur dengan utara

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24