Meningkatkan Kesadaran para Pemegang Kepentingan Pengambil Keputusan, Pekerja Rumah Tangga Migran dan Keluarganya, serta Publik.
4.4.2 Meningkatkan Kesadaran para Pemegang Kepentingan Pengambil Keputusan, Pekerja Rumah Tangga Migran dan Keluarganya, serta Publik.
Sasaran strategis poin kedua ini berfokus pada peningkatan kesadaran para pemegang kepentingan dan masyarakat agar mereka bisa lebih mengetahui
210 Ibid. Hal. 15. 211 Ibid. Hal. 15.
kondisi PRT migran dan lokal dengan begitu mereka bisa berkontribusi lebih baik dalam perlindungan PRT migran dan lokal.
Beberapa aktivitas yang dilakukan ILO dalam sasaran strategis kedua ini diantaranya adalah serangkaian kampanye secara aktif menyebarkan Kampanye Informasi dan Edukasi kepada para pemegang kepentingan nasional di Indonesia khususnya untuk meningkatkan kesadaran, diantaranya:
a) Penderitaan pekerja rumah tangga migran dan kebutuhan mereka untuk perlindungan (2008-2011);
b) Prosedur, lini masa, dan kewajiban penetapan standar internasional untuk Konstituen Triparti ILO dan kemungkinan kerjasama (2008-
c) Sensitisasi dan workshop pelatihan untuk serikat buruh nasional dan lokal dari KSBSI untuk standar pekerja dan kondisi kerja layak untuk
Pekerja Rumah Tangga (2010);
d) Peningkatan kesadaran untuk para pemegang kepentingan level lokal, termasuk kegiatan diskusi publik, penerangan media, dan serangkaian pertemuan dengan parlemen lokal untuk pembentukan Perda untuk
perlindungan pekerja rumah tangga migran (2009-2010);
e) Konsultasi berkelanjutan dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada penyebaran informasi kepada publik mengenai
migrasi yang aman, informasi perekrutan, biaya penempatan, dan sebagainya melalui kantor ketenagakerjaan lokal (2010-2011) 212 .
212 Ibid. Hal. 16.
Terlihat fungsi sosialisasi dalam aktivitas ini seperti peningkatan kapasitas para pemegang kepentingan melalui kampanye 213 . Serta strategi dialog sosial khas
ILO melalui kegiatan diskusi publik dan serangkaian pertemuan dengan parlemen 214 .
Dampak yang terlihat dari aktivitas sasaran strategis ini diantaranya ILO telah berhasil meningkatkan kepedulian para pemegang kepentingan terhadap masalah-masalah PRT migran dan lokal. Proyek ini juga berhasil membuat para pemegang kepentingan meningkatkan dukungannya terhadap tindakan perlindungan PRT. Beberapa dampak lain yang terlihat adalah diantaranya: 1) meningkatnya kesadaran para pemegang kepentingan (termasuk NGO, organisasi pekerja migran, dan organisasi masyarakat lainnya) dalam meningkatkan usaha mereka melalui kegiatan kampanye, advokasi, dan lobbying dalam hal seperti adopsi dan ratifikasi standar internasional; 2) Memperkuat hukum dan atau kebijakan nasional dan lokal, serta inisiatif mobilisasi oleh pemerintah lokal dan nasional kepada isu lain yang berkaitan dengan kerentanan para pekerja rumah
tangga migran seperti gender based violence (GBV) 215 . Beberapa hambatan dalam aktivitas ini adalah diantaranya keterbatasan
dalam sumber daya teknis, finansial, dan manusia pada banyak organisasi PRT dan organisasi berbasis komunitas untuk mengimplementasikan aktivitas peningkatan kesadaran proyek, juga keterbatasan pada kemampuan advokasi, kampanye, dan lobbying pemerintah lokal untuk meningkatkan perlindungan pada 213
214 Clive Archer. Op.cit. Hal. 99. 215 Ibid. Hal. 73.
ILO. 2012. Final Report of Combating Forced Labour and Trafficking of Indonesian Migrant Workers, Phase II. Op.cit. Hal. 16.
PRT migran. Di sisi lain, Proyek juga mengalami keterbatasan untuk mempengaruhi para pemegang kepentingan utama karena perspektif yang sudah mendarah daging terhadap status sosial PRT migran dan lokal, khususnya PRT
berjenis kelamin wanita 216 . Dalam proyek ini, ILO juga melakukan aktivitas kampanye melalui media
untuk kalangan masyarakat luas maupun PRT. Aktivitas ini merupakan contoh fungsi sosialisasi. Seperti yang disebutkan dalam buku International Organizations oleh Clive Archer, sosialisasi dilakukan melalui berbagai media
seperti masyrakat, televisi, radio, dan sebagainya 217 . Aktivitas ini secara khusus ditujukan untuk PRT lokal dengan mengangkat isu-isu seputar PRT lokal, dan
diselenggarakan bersama JALA PRT. Kegiatan ini terdiri dari dua aktivitas. Yang pertama adalah kegiatan menyambut Peringatan Hari PRT Nasional. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2010 dan diikuti oleh persatuan buruh Indonesia, serikat buruh migran Indonesia, perwakilan pemerintah Indonesia, perwakilan parlemen Indonesia, serta masyarakat umum. Dalam peringatan ini, seluruh peserta ikut menjahit serbet raksasa yang melambangkan alat kerja PRT. Kemudian serbet tersebut dipasangkan pada boneka PRT raksasa yang memiliki banyak tangan yang melambangkan banyaknya pekerjaan PRT. Peringatan hari PRT di hari selanjutnya, yaitu 15 Februari, didatangi oleh para PRT, para pejabat
pemerintahan, konfederasi buruh, dan NGO yang menangani masalah PRT 218 .
217 Ibid. Hal. 16. 218 Clive Archer. Op.cit. Hal. 99.
ILO. 2010. Protection of Indonesian Domestic Workers: Awareness Raising at National and Local Level. International Labor Organization. Diakses pada 12 Januari 2013. <http://www.ilo.org/jakarta/whatwedo/eventsandmeetings/WCMS_122355/lang ‐‐ en/index.htm>.
Adapun aktivitas peningkatan kesadaran publik lainnya adalah:
a) Program Radio Interaktif mengenai beberapa masalah pekerja migran, termasuk sesi terpisah mengenai isu pekerja migran dan gender di
SMART FM sebanyak seminggu dua kali sejak tahun 2009; Program Radio di Female Radio di Jakarta membahas empat topik yang berbeda mengenai perlindungan PRT migran;
b) Input media dalam bentuk elektronik dan cetak untuk kampanye media internasional dan penyiaran internasional di CNN, BBC, dan
Al-Jazeera dan juga serangkaian debat di radio dan televisi (berfokus pada tinjauan ulang dan penyediaan masukan kepada rencana kerja lima tahun Pemerintah Indonesia);
c) Film Dokumenter (2010) yang berisi screening dan diskusi dengan para PRT untuk mendukung debat nasional dan internasional dalam
isu ini, terutama proses Konferensi Buruh Internasional dan RUU PRT. Enam film dokumenter telah diselesaikan dan diperlihatkan pada
hari Hak Asasi Manusia pada Desember 2010 219 ; Proyek ini telah berkontribusi meningkatkan kesadaran publik terhadap
masalah PRT, termasuk masalah diskriminasi gender, perdagangan manusia, dan praktik kerja paksa, serta kebutuhan mereka untuk perlindungan. Proyek ini juga telah membantu meningkatkan insiatif dari para pemegang kepentingan maupun
ILO. 2012. Final Report of Combating Forced Labour and Trafficking of Indonesian Migrant Workers, Phase II. Op.cit. Hal. 18.
publik untuk menyuarakan suara para PRT di media dan kampanye publik yang lebih luas lagi 220 .
Proyek ini mengalami tantangan dan hambatan karena: 1) seluruh kegiatan peningkatan kesadaran membutuhkan biaya yang besar dan hal ini menyebabkan keterbatasan keuangan untuk merealisasikan semuanya; 2) adanya persepsi yang mendarah daging di masyarakat terhadap para PRT khususnya PRT wanita. Meskipun begitu, usaha dalam meningkatkan kesadaran publik dan advokasi terus berlanjut dan dilakukan melalui kegiatan-kegiatan publik oleh organisasi- organisasi pekerja migran dan organisasi masyarakat lainnya, bahkan tanpa
bantuan finansial dari ILO 221 . Peningkatan kesadaran seluruh pemegang kepentingan dan masyarakat
memang sangat penting demi tercapainya tujuan proyek. Dengan meningkatnya kesadaran pemegang kepentingan dan masyarakat terhadap isu-isu PRT, maka sebuah koordinasi yang baik untuk melindungi PRT bisa dicapai. Menyatukan para pemegang kepentingan memang tidak mudah untuk dilakukan hanya oleh pemerintah saja. Oleh karena itu ILO sebagai organisasi internasional bertindak dalam kapasitasnya untuk membantu pemerintah.