ILO sebagai Organisasi Internasional

2.2 ILO sebagai Organisasi Internasional

ILO merupakan sebuah organisasi, dan tentunya sebagai organisasi ILO memiliki sejumlah komponen yang menyusunnya hingga mampu berdiri sampai hari ini. Penulis akan menjabarkan unsur-unsur keorganisasian ILO sebagai organisasi internasional mulai dari misi, strategi, keanggotaan, tujuan didirikannya, struktur, peran dalam dunia internasional, hingga bidang-bidang pekerjaan yang digeluti ILO.

73 ibid. 74 ibid.

2.2.1 Visi, Mandat, dan Misi ILO

ILO memiliki visi sesuai motivasi pendiriannya yaitu mewujudkan pekerjaan yang layak untuk pria dan wanita. Adapun visi itu berbunyi “Kondisi universal yang manusiawi untuk para pekerja sebagai sebuah ekspresi dari

keadilan sosial dan kondisi damai diantara bangsa-bangsa” 75 . Hal ini tercantum dalam agenda terbesar ILO, yaitu Agenda Pekerjaan Layak 76 . Visi ini mewakili

seluruh divisi pekerja dan seluruh aspek pekerjaan. Dengan didapatkannya pekerjaan yang layak serta kondisi yang layak, seluruh aspek tujuan seperti contohnya kesehatan pekerja, upah yang layak, perlindungan sosial, perlindungan hukum, lingkungan kerja yang layak, dan hak-hak dasar pekerja akan tercapai.

ILO diberi mandat untuk mewujudkan, melalui dialog sosial dan tripartisme, nilai-nilai universal dari kebebasan, martabat manusia, keamanan dan

non-diskriminasi di dalam dunia pekerjaan 77 . ILO memiliki misi mempromosikan keadilan sosial serta menghargai dan mengakui hak-has asasi manusia dan buruh

secara internasional, meneruskan misi para pendirinya bahwa perdamaian buruh sangat penting untuk kemakmuran 78 . Juan Somavia, mantan Direktur Jenderal

ILO, mengatakan misi ILO adalah untuk mempromosikan kesempatan bagi wanita dan pria untuk mendapat pekerjaan yang layak dan produktif, dengan janji

kebebasan, kesetaraan, keamanan, dan kehormatan manusia 79 .

75 ILO. 2009. ILO Vision and Priorities 2010 ‐15. Biro Program dan Manajemen ILO, Swiss. ISBN

978 ‐92‐2‐122676‐5. Hal. 3. 76 Decent Work Agenda.

77 ILO. 78 ILO. 2009. Op.cit. T.t. Mission and Objectives. International Labor Organization. Diakses pada 10 Oktober

79 <http://www.ilo.org/global/about‐the‐ilo/mission‐and‐objectives/lang‐‐en/index.htm> ILO. T.t. Mission and Objectives. International Labor Organization. Diakses pada 10 Oktober

2012. <http://www.ilo.org/global/about‐the‐ilo/mission‐and‐objectives/lang‐‐en/index.htm>

2.2.2 Tujuan ILO

ILO sebagai organisasi juga memiliki tujuan. Tujuan organisasi bisa jadi merupakan alasan mengapa organisasi tersebut didirikan dan juga sebagai acuan gerak organisasi tersebut. Tujuan ILO secara umum adalah menangani masalah buruh atau pekerja. Tertulis dalam Deklarasi Philadelphia tahun 1944 tujuan dan kegunaan ILO berdiri. ILO berdiri untuk menegakkan hak-hak pekerja, dari penigkatan standar hidup, kebijakan upah, jam kerja, kontrak kerja, permasalahan pekerja anak, perlindungan kehamilan bagi pekerja wanita, perawatan kesehatan pekerja, kebijakan mengenai pekerja dengan skill atau kemampuan khusus yang tersertifikasi, migrasi pekerja, standar lingkungan kerja, hingga prosedur

keselamatan dalam pekerjaan 80 . Sejak pertama didirikan, ILO selalu berpegang pada prinsip bahwa buruh bukanlah komoditas.

Selain itu, ILO saat ini memiliki empat tujuan strategis untuk mencapai tujuan utama berdirinya ILO. Diantaranya adalah mempromosikan dan merealisasi prinsip-prinsip dan hak-hak standar dan dasar dalam pekerjaan, mewujudkan kesempatan yang lebih besar untuk wanita dan pria untuk pekerjaan dan upah yang layak, meningkatkan jangkauan dan efektivitas perlindungan sosial

untuk semua, memperkuat tripartisme dan dialog sosial 81 . Seluruh tujuan strategis ini tertuang ke dalam agenda besar ILO yaitu Agenda Pekerjaan Layak.

80 ILO. 1919b. ILO Constitution (Last Amandement in 1972). Diakses pada 27 September 2012. <http://www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=1000:62:0::NO:62:P62_LIST_ENTRIE_ID:2453907:NO#

A2> 81 ILO. T.t. Mission and Objectives. International Labor Organization. Diakses pada 10 Oktober

2012.<http://www.ilo.org/global/about ‐the‐ilo/mission‐and‐objectives/lang‐‐en/index.htm>

2.2.3 Strategi ILO

Untuk mencapai tujuan seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, ILO memiliki strategi-strategi. Yang pertama adalah memformulasikan kebijakan internasional dan program-program untuk mempromosikan hak asasi manusia, peningkatan kondisi kerja dan kondisi hidup, serta meningkatkan kesempatan kerja. Yang kedua adalah pembuatan standar buruh internasional yang diiringi sistem unik untuk mengawasi aplikasinya. Yang ketiga adalah pembuatan program ekstensif kerjasama teknis internasional yang dirumuskan dan diimplementasikan dalam kemitraan dengan berbagai pilihan, untuk membantu negara-negara menerapkan kebijakan ini menjadi tindakan nyata secara efektif. Yang keempat adalah pelatihan, pendidikan, serta penelitian untuk

memaksimalkan semua usaha ini 82 . Dalam perumusan kebijakan dan pembuatan program, ILO menggunakan

prinsip tripartisme 83 . ILO membuat sebuah dialog sosial yang melibatkan perwakilan dari tiga pihak yang berkepentingan dalam permasalahan pekerja yaitu

negara, pengusaha, serta pekerja. Dengan prinsip ini, ILO dapat mengakomodasi seluruh kepentingan yang ada dari berbagai perspektif untuk mencapai sebuah solusi yang disepakati seluruh pihak.

ILO. T.t. Mission and Objectives. International Labor Organization. Diakses pada 10 Oktober 2012.

83 <http://www.ilo.org/global/about‐the‐ilo/mission‐and‐objectives/lang‐‐en/index.htm> ILO. T.t. How We Work. International Labor Organization. Diakses pada 10 Oktober 2012.

<http://www.ilo.org/global/about ‐the‐ilo/how‐the‐ilo‐works/lang‐‐en/index.htm>

2.2.4 Struktur ILO

ILO merupakan organisasi yang berprinsip pada tripartisme, yaitu dialog dan kerjasama antara pemerintah, pemilik lapangan pekerjaan, dan pekerja, yang

tergabung dalam formulasi standar dalam menangani permasalahan pekerja 84 . Standar internasional pekerja dibuat dan diproses dalam struktur tripartite yang

membuat ILO menjadi organisasi yang menarik dalam PBB. ILO bekerja melalui tiga badan yang menyusun strukturnya yaitu Konferensi Buruh Internasional, Badan Pengatur, dan Kantor Buruh Internasional. ILO selalu berusaha melibatkan pemerintah, pengusaha, dan para pekerja dalam pembuatan berbagai standar pekerja dan penyelesaian masalah-masalah pekerja. Tiga badan ini bekerja di ranah yang berbeda namun memiliki satu tujuan yang pasti, yaitu menegakkan hak-hak pekerja.

2.2.4.1 Konferensi Buruh Internasional

Badan ILO yang pertama adalah Konferensi Buruh Internasional. Kebijakan ILO sebagian besar ditetapkan oleh konferensi ini yang mengadakan

pertemuan satu tahun sekali di Jenewa, Swiss 85 . Konferensi ini membuat dan mengadopsi standar buruh internasional dan juga berperan sebagai forum diskusi

berbagai pertanyaan utama mengenai keadaan sosial dan buruh.

84 ILO. T.t. Tripartite Consultation. International Labor Organization. Diakses pada 28 September 2012.<http://www.ilo.org/global/standards/subjects ‐covered‐by‐international‐labour‐

standards/tripartite 85 ‐consultation/lang‐‐en/index.htm> ILO. T.t. International Labor Conference. International Labor Organization. Diakses 27

September 2012. <http://www.ilo.org/global/about‐the‐ilo/how‐the‐ilo‐works/international‐ labour ‐conference/lang‐‐en/index.htm>

Dalam konferensi, setiap negara anggota diwakili oleh dua orang delegasi dari pemerintah, satu orang delegasi pengusaha, dan satu orang pekerja. Perwakilan pemerintah umumnya berasal dari instansi kementerian yang bekerja menangani permasalahan buruh di negaranya. Sementara perwakilan pengusaha dan pekerja adalah orang yang disetujui oleh masing-masing organisasi nasional

mereka di negaranya 86 . Setiap delegasi bebas mengemukakan pendapat masing- masing dan berkedudukan sederajat, meskipun ada perbedaan pendapat antara

pemerintah dan pekerja ataupun dengan pengusaha dari negara yang sama, itu semua mencerminkan dinamika dalam konferensi ini dan akan tetap dihargai dan dipertimbangkan. Kepala negara dan perdana menteri juga turut andil dalam konferensi ini. Organisasi lainnya, baik organisasi pemerintahan maupun non-

pemerintahan, hadir sebagai pengamat 87 .

2.2.4.2 Badan Pengatur

88 Struktur kedua yang menyusun ILO adalah Badan Pengatur . Badan pengatur adalah dewan eksekutif dari Kantor Buruh Internasional. Masa jabatan

dari Badan Pengatur ILO adalah tiga tahun 89 . Pertemuan Badan pengatur diadakan setiap dua tahun sekali untuk sesi penuh pada bulan Maret dan November, serta

86 ILO. T.t. International Labor Conference. International Labor Organization. Diakses 27 September 2012. <http://www.ilo.org/global/about‐the‐ilo/how‐the‐ilo‐works/international‐

labour 87 ‐conference/lang‐‐en/index.htm> ILO. T.t. International Labor Conference. International Labor Organization. Diakses 27

September 2012. <http://www.ilo.org/global/about‐the‐ilo/how‐the‐ilo‐works/international‐ labour

88 Governing ‐conference/lang‐‐en/index.htm> Body. Sesuai terjemahan dari bahasa Inggris 89 ILO. 2008b. Introduction to The Governing Body. International Labor Organization. Diakses pada

28 September 2012. <http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/ ‐‐‐ed_norm/‐‐‐ relconf/documents/meetingdocument/wcms_098160.pdf>. Hal. 1.

tiga tahun sekali dalam sesi satu hari setelah pertemuan Konferensi Buruh Internasional. Keanggotaan Badan Pengatur terbagi menjadi dua jenis, yaitu 56 anggota regular yang terdiri dari 28 anggota perwakilan pemerintah, 14 anggota perwakilan pekerja, dan 14 anggota perwakilan pengusaha, serta 66 anggota deputi yang terdiri dari 28 anggota deputi pemerintah, 19 anggota deputi pekerja,

dan 19 anggota deputi pengusaha 90 . Badan Pengatur bertugas menjalankan fungsi eksekutif ILO selama jeda

waktu Konferensi tahunan. Beberapa fungsi dari Badan Pengatur ILO adalah memilih Direktur Jenderal ILO dan mengarahkan serta mengawasi kinerja Kantor ILO dan Direktur Jenderal. Dalam keanggotaannya, dari 28 anggota perwakilan pemerintah yang duduk sebagai anggota reguler, 10 anggota menduduki kursi

tetap sebagai negara terdepan dalam sektor industri 91 . Sisa 18 anggota perwakilan pemerintah reguler dan 28 anggota deputi pemerintah dipilih oleh delegasi

pemerintah dalam Konferensi, kecuali 10 negara tetap dan negara yang kehilangan hak pilihnya, sesuai dengan distribusi geografis. Sementara anggota “pekerja” dan “pengusaha” dipilih oleh para delegasi pekerja dan pengusaha dalam Konferensi,

kecuali delegasi dari negara yang telah kehilangan hak pilihnya 92 .

90 91 ibid. Hal. 1‐2.

Saat ini negara yang menduduki posisi tersebut adalah Brazil, China, Perancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat. (ibid. Hal. 2.)

92 ILO. 2008b. Loc.cit. Hal. 2.

Bagan 2.1 Struktur Badan Pengatur: Komite, Sub-Komite, dan Pendukung Kerja

dari Badan Pengatur.

Sumber: ILO. 2008b. Introduction to The Governing Body. International Labor Organization.Diakses pada 28 September 2012.<http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/--- ed_norm/---relconf/documents/meetingdocument/wcms_098160.pdf>. Hal. 5.

Dari organigram di atas, kita dapat melihat struktur Badan Pengatur yang terdiri dari berbagai komite khusus serta beberapa sub-komite dan satu partai kerja. Struktur seperti ini tentunya didesain untuk menunjang kinerja Badan Pengatur agar lebih efisien.

2.2.4.3 Kantor Buruh Internasional

Selanjutnya struktur penyusun ILO yang terakhir adalah Kantor Buruh Internasional. Kantor Buruh Internasional adalah sekretariat permanen dari ILO. Kantor ini mengambil peranan penting dalam menangani hampir semua kegiatan dan mempersiapkan segala kebutuhan ILO. Kantor Buruh Internasional diawasi oleh Badan Pengatur. Pimpinan Kantor Buruh Internasional adalah Direktur

Jenderal ILO 93 . Pada 1 Oktober 2012, Guy Rider menempati jabatan Direktur Jenderal ILO menggantikan Juan Somavia 94 . Sekitar 2700 orang bekerja di kantor

ini berasal dari 150 negara. Pusat Kantor Buruh Internasional ada di Jenewa, Swiss. Kantor Buruh Internasional juga memiliki 40 kantor lapangan yang tersebar di seluruh penjuru dunia, salah satunya Indonesia. Kantor Buruh Internasional memiliki sebuah pusat penelitian dan dokumentasi yang berfungsi

untuk menunjang pelaksanaan program-program ILO 95 .

93 ILO. T.t. International Labor Office. International Labor Organization. Diakses pada 27

September 2012. <http://www.ilo.org/global/about‐the‐ilo/who‐we‐are/international‐labour‐ office/lang ‐‐en/index.htm>

94 ILO. 2012. ILO Director‐General. International Labor Organization. Diakses pada 19 Oktober 2012. <http://www.ilo.org/global/about ‐the‐ilo/who‐we‐are/ilo‐director‐general/lang‐‐

en/index.htm> 95 ILO. T.t. International Labor Office. International Labor Organization. Diakses pada 27

September 2012. <http://www.ilo.org/global/about‐the‐ilo/who‐we‐are/international‐labour‐ office/lang ‐‐en/index.htm>

Gambar 2.1 G Lokasi Kan ntor Buruh Internasion nal di seluru uh dunia.

Sumber:ht ttp://www.ilo. org/wcmsp5/g groups/public/ /@dgreports/@ @dcomm/doc cuments/image e/qwc

ms_083807 7.png

Se perti yang d dapat kita li ihat pada ga ambar di at as, terdapat t titik-titik m merah pada peta. . Titik-titik tersebut m menunjukkan n lokasi Ka antor Buruh Internasion nal di seluruh du unia. Indon nesia memi iliki satu k antor yang berlokasi di DKI Jak karta. Kantor yan ng terlihat d dalam titik i ini merupak kan kantor l lapangan IL LO.

2.2.5 Keang ggotaan IL O

Ke eanggotaan organisasi i merupaka an syarat mutlak be erdirinya se ebuah organisasi i. Tanpa an nggota, tida ak akan ad da organisas si. Keangg otaan organ nisasi internasion nal dapat d dilihat dari apakah ada a keterlibata an negara d di dalamnya a, dan

sifat organ 96 nisasi itu se endiri yang universal m maupun regi ional . Inte ernational L Labor Organizat tion atau ILO meru upakan seb buah orga anisasi inte ernasional yang

beranggot takan negar ra-negara di i dunia. Se esuai Konst titusi ILO a artikel 1 ten ntang keanggota aan ILO, an nggota ILO terdiri dari i anggota P Perserikatan n Bangsa-Ba angsa yang berg gabung sej ak 1 Nov ember 194 45 ataupun negara-ne gara yang baru

96 Clive Arche er. op.cit. Hal . 35‐50.

bergabung setelahnya.Anggota ILO juga merupakan negara-negara yang disahkan bergabung dengan PBB oleh Majelis Umum yang setelahnya menghubungi Direktur Jenderal International Labour Office untuk secara formal diresmikan di bawah Konstitusi ILO. Konferensi umum ILO juga dapat menunjuk negara menjadi anggota melalui pengambilan suara yang disetujui dua per tiga delegasi yang hadir dalam sesi tersebut, termasuk delegasi dari pemerintah yang hadir dan

memilih (present and voting) 97 . Seluruh negara yang menjadi anggota ILO kemudian akan terikat kewajiban di bawah Konstitusi ILO.

Anggota ILO terdiri dari perwakilan pemerintah, pengusaha, serta serikat pekerja. Semua anggota ini kemudian terdapat dalam struktur dan terlibat dalam pengambilan keputusan di ILO dan sejajar dalam kedudukannya. Para pekerja tergabung dalam ACTRAV (Biro Aktivitas Pekerja). ACTRAV merupakan penghubung utama antara ILO dengan para pekerja. ACTRAV bertugas mengkoordinasi seluruh aktivitas dari Kantor Buruh Internasional yang berkaitan

dengan para pekerja dan organisasinya 98 . ACTRAV juga melakukan capacity building terhadap para organisasi pekerja agar mampu merepresentasikan pekerja

dan kepentingannya yang berhubungan dengan sosial, ekonomi, dan isu lingkungan 99 .

Para pengusaha tergabung dalam ACT/EMP (Biro Aktivitas Pengusaha). Para pengusaha terhubung secara langsung dengan ILO melalui ACT/EMP. ACT/

97 ILO. 1919. ILO Constitution (Last Amandement in 1972). Diakses pada 27 September 2012.<http://www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=1000:62:0::NO:62:P62_LIST_ENTRIE_ID:2453907 :NO#A2>

98 ILO. T.t. About ACTRAV. International Labor Organization. Diakses pada 19 Oktober

2012.<http://www.ilo.org/actrav/about/lang

99 ‐‐en/index.htm>

ILO.T.t. Projects. International Labor Organization. Diakses pada 19 Oktober 2012.<http://www.ilo.org/actrav/what/projects/lang ‐‐en/index.htm>

EMP memiliki misi mendorong organisasi pengusaha yang berfungsi dengan baik, yang mana ini sangat penting dalam pembentukan lingkungan yang kondusif untuk perusahaan yang kompetitif dan berkelanjutan yang dapat berkontribusi

terhadap pembangunan sosial dan ekonomi 100 . Sesuai keanggotaannya, ILO dapat dikategorikan sebagai organisasi

pemerintahan internasional karena melibatkan negara-negara dari berbagai belahan dunia di dalam keanggotaannya. Meskipun di lapangan ILO bekerja bersama-sama dengan Non-Governmental Organizations (NGOs), ILO tidak dapat dikategorikan sebagai NGO karena dalam konstitusinya tertulis dengan jelas hanya perwakilan negara, baik pemerintah, pengusaha, maupun pekerja dari negara yang dapat menjadi anggotanya. ILO sendiri bukan merupakan organisasi regional, karena ILO membuka keanggotaan tidak hanya untuk negara di letak regional tertentu saja, melainkan dari seluruh dunia selama memenuhi syarat yang tertuang dalam Konstitusi ILO. Saat ini jumlah negara yang menjadi anggota ILO

adalah 185 negara 101 .

2.2.6 Bidang Pekerjaan ILO

ILO menangani berbagai bidang yang mencakup isu-isu seputar pekerja. Dimensi pekerja dalam ranah kerja ILO begitu luas. ILO menangani permasalahan seputar pekerja mulai dari pekerja anak, kesetaraan gender untuk pekerja, aturan kelayakan kerja, hukum tenaga kerja, kesehatan pekerja, pekerja formal, pekerja

100 ACT/EMP. T.t. Bureau for Employers’ Activities. Biro Aktivitas Pengusaha ILO. Diakses pada 19 Oktober 2012.

<http://www.ilo.org/public/english/dialogue/actemp/downloads/info_leaflet_en.pdf>

ILO. 2012. Alphabetical List of ILO Member Countries. Diakses pada 28 September 2012.<http://www.ilo.org/public/english/standards/relm/country.htm> ILO. 2012. Alphabetical List of ILO Member Countries. Diakses pada 28 September 2012.<http://www.ilo.org/public/english/standards/relm/country.htm>

2.2.6.1 Program ILO Secara Umum

Sejak tahun 1950-an, ILO telah menyediakan kerjasama teknis kepada negara-negara anggotanya di semua benua dan dalam seluruh aspek pembangunan ekonomi. Dalam dekade terakhir, sekitar rata-rata US$130 juta dihabiskan setiap tahun untuk mendanai proyek kerjasama teknis. Proyek-proyek ini diimplementasi melalui kerjasama antara negara donor, negara penerima donor, dan ILO, yang kemudian menciptakan sebuah jaringan yang terbentuk pada kantor area dan

regional di seluruh dunia 103 . Apabila hendak merujuk kepada tujuan strategis ILO yang telah

disebutkan sebelumnya, bidang pekerjaan ILO dapat dibagi menjadi empat kelompok besar yang terangkum dalam Agenda Pekerjaan Layak. Tujuan strategis pertama adalah mempromosikan dan merealisasi prinsip-prinsip dan hak-hak standar dan dasar dalam pekerjaan. Sesuai tujuan ini, ILO pekerjaan ILO adalah membuat standar-standar hak pekerja berupa konvensi dan rekomendasi bagi pemerintah, perusahaan, dan pekerja. Konvensi sifatnya mengikat secara hukum sementara rekomendasi tidak mengikat secara hukum melainkan lebih kepada petunjuk pelaksanaan. Konvensi berisi prinsip-prinsip dasar untuk diratifikasi dan

102 ILO.T.t. Topics.International Labor Organization.Diakses 6 Oktober

2012.<http://www.ilo.org/global/topics/lang

‐‐en/index.htm>

ILO.T.t. Programmes and Projects.International Labor Organization.Diakses pada 19 Oktober 2012.<http://www.ilo.org/global/programmes ‐and‐projects/lang‐‐en/index.htm> ILO.T.t. Programmes and Projects.International Labor Organization.Diakses pada 19 Oktober 2012.<http://www.ilo.org/global/programmes ‐and‐projects/lang‐‐en/index.htm>

Tujuan strategis kedua adalah mewujudkan kesempatan yang lebih besar untuk wanita dan pria untuk pekerjaan dan upah yang layak. Berkaitan dengan tujuan ini, ILO bekerja dalam penciptaan lapangan kerja. Sesuai dengan MDGs, bidang ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja yang produktif, demi perbaikan kualitas hidup para pengangguran dan pekerja yang gajinya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari yang menyebabkan mereka terjebak dalam

lingkaran kemiskinan 105 . Tujuan strategis ketiga adalah meningkatkan jangkauan dan efektivitas

perlindungan sosial untuk semua. Sesuai dengan tujuan tersebut, ILO bekerja membuat berbagai program inisiatif untuk meningkatkan perlindungan sosial agar pekerja mendapat kondisi kerja yang layak mulai dari upah, jam kerja, dan kesehatan dan keselamatan kerja, yang merupakan komponen penting bagi

pekerjaan yang layak 106 . Tujuan strategis yang terakhir atau keempat adalah memperkuat

tripartisme dan dialog sosial. Tujuan strategis ini menekankan kepada penciptaan kondisi yang kondusif untuk sebuah dialog yang melibatkan pemerintah, perusahaan, serta para pekerja untuk bersama-sama merumuskan berbagai standar

ILO. T.t. Rights at Work. International Labor Organization. Diakses pada 8 Oktober 2012. <http://www.ilo.org/global/about ‐the‐ilo/decent‐work‐agenda/rights‐at‐work/lang‐‐ en/index.htm> 105 ILO. T.t. Employment Creation. International Labor Organization. Diakses pada 8 Oktober 2012. <http://www.ilo.org/global/about ‐the‐ilo/decent‐work‐agenda/employment‐creation/lang‐‐ en/index.htm>

ILO. T.t. Social Protection. International Labor Organization. Diakses pada 8 Oktober 2012. <http://www.ilo.org/global/about ‐the‐ilo/decent‐work‐agenda/social‐protection/lang‐‐ en/index.htm> ILO. T.t. Social Protection. International Labor Organization. Diakses pada 8 Oktober 2012. <http://www.ilo.org/global/about ‐the‐ilo/decent‐work‐agenda/social‐protection/lang‐‐ en/index.htm>

serta dukungan institusional yang tepat 107 . Beberapa contoh program yang sedang dilaksanakan ILO saat ini adalah

program Better Work, program pekerjaan layak di negara-negara anggota, meningkatkan keamanan dan kesehatan kerja melalui Agenda Pekerjaan Layak, Fasilitas Kooperatif untuk Afrika (CoopAfrica), dan sebagainya.

2.2.6.2 Pekerjaan Layak Untuk Pekerja Rumah Tangga

Pada sesi ke-301 pada Maret 2008, Badan Pengatur ILO memutuskan untuk menempatkan sebuah topik pada agenda Konferensi sesi ke-99 (2010) mengenai pembuatan standar untuk pekerjaan layak bagi pekerja rumah tangga. Pada sesi ke-99, Konferensi memutuskan, melalui resolusi yang diadopsi pada tanggal 16 Juni 2010, untuk menempatkan agenda pada sesi ke-100 sebuah topik berjudul Pekerjaan Layak untuk Pekerja Rumah Tangga, untuk didiskusikan lebih lanjut dengan pertimbangan pengadopsian sebuah standar yang komprehensif

berupa sebuah Konvensi yang dilengkapi dengan Rekomendasi 108 .

107 ILO. T.t. Social Dialogue. International Labor Organization. Diakses pada 8 Oktober 2012. <http://www.ilo.org/global/about ‐the‐ilo/decent‐work‐agenda/social‐dialogue/lang‐‐

en/index.htm>

ILO. T.t. Decent Work For Domestic Workers. International Labor Organization. Diakses pada 22 Oktober 2012. <http://www.ilo.org/ilc/ILCSessions/100thSession/on‐the‐agenda/decent‐work‐ for ‐domestic‐workers/lang‐‐en/index.htm>

Pada Juni 2011, ILO mengadopsi Konvensi 189 dan Rekomendasi 201 dengan tujuan memperbaiki nasib para pekerja rumah tangga. Permasalahan pekerja rumah tangga mewakili permasalahan gender karena sekitar 83 persen pekerja rumah tangga diwakili oleh wanita. Pekerjaan ini memiliki risiko tinggi

terhadap berbagai ketidakadilan 109 . ILO bekerja sesuai standar yang ditetapkan dalam Konvensi untuk memperbaiki hukum di negara-negara yang telah

meratifikasi agar lebih ramah terhadap para pekerja rumah tangga. Selain itu berbagai kampanye peningkatan kepedulian juga dilakukan agar para pekerja rumah tangga sadar akan hak-hak mereka sebagai pekerja, karena mereka juga merupakan pekerja. Beberapa program yang dilaksanakan di bawah Agenda ini adalah Program Kesetaraan Gender di Vietnam, Pekerjaan Layak untuk Pekerja Rumah Tangga di Amerika Latin, dan Memerangi Pekerja Paksa dan Perdagangan untuk Pekerja Migran di Indonesia.

2.2.7 Pendanaan ILO

Seluruh kegiatan ILO membutuhkan sejumlah dana yang tidak sedikit. Sebagai organisasi, ILO memiliki kebijakan keuangannya sendiri. Untuk membiayai berbagai kegiatannya, ILO memiliki tiga sumber pendanaan, yaitu:

1. Anggaran Reguler (Regular Budget/RB);

2. Akun Pendukung Anggaran Reguler (Regular Budget Supplementary Account/RBSA);

ILO. T.t. Domestic Workers. International Labor Organization. Diakses pada 22 Oktober 2012.<http://www.ilo.org/global/topics/domestic ‐workers/lang‐‐en/index.htm>

3. Sumber Anggaran-Tambahan untuk Kerjasama Teknis (Extra-Budgetary Resources for Technical Cooperation/XBTC) 110 .

Anggaran Reguler (RB) memungkinkan ILO untuk menjalankan fungsinya, termasuk melaksanakan kerjasama teknis, secara lebih efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan dalam anggaran reguler ini, ILO mendapatkan donasi tetap dari sejumlah negara anggotanya diantaranya adalah Australia, Kanada, Denmark, Flanders, Irlandia, Italia, Jepang, Korea Selatan,

Luksemburg, Norwegia, Spanyol, Swedia, dan Swiss 111 . Akun Pendukung Anggaran Reguler (RBSA) merupakan anggaran

fleksibel yang tidak dialokasikan yang berfungsi untuk mendukung pelaksanaan Agenda Pekerjaan Layak 112 . RBSA sangat membantu aspek kerjasama teknis.

Penggunaan RBSA pada dasarnya sama seperti penggunaan RB, dan keduanya juga diatur oleh Badan pengatur, disesuaikan dengan empat tujuan strategis ILO,

dan dengan wilayah kerja 113 . Sementara itu, Sumber Anggaran-Tambahan untuk Kerjasama Teknis (XBTC) merupakan sumbangan sukarela dari negara anggota

untuk membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan ILO 114 . Keseluruhan anggaran ini memegang peran penting dalam pelaksanaan Agenda Pekerjaan Layak ILO.

110 ILO. T.t. Programmes and Budget. International Labor Organization. Diakses pada 22 Oktober 2012. <http://www.ilo.org/global/about‐the‐ilo/how‐the‐ilo‐works/programme‐and‐

‐‐en/index.htm> ILO. T.t. Donors. International Labor Organization. Diakses pada 23 Oktober 2012. <http://www.ilo.org/pardev/donors/lang

budget/lang

‐‐en/index.htm>

ILO. 2012. ILO’s Regular Budget Supplementary Account. International Labor Organization. Diakses pada 23 Oktober 2012. <http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/‐‐‐dgreports/‐‐‐ exrel/documents/genericdocument/wcms_176092.pdf>.

Hal. 2.

ibid. 114 ibid.

2.2.8 Fungsi ILO dalam Hubungan Internasional

Dalam menjalankan peranannya, organisasi internasional menangani masalah melalui pelaksanaan sejumlah fungsi. Fungsi-fungsi ini tentunya terbatas, di mana sebuah organisasi internasional tidak mungkin mengintervensi secara

konstitusional, di mata negara, terhadap permasalahan dalam negeri 115 . Dalam hal ini, peran organisasi internasional hanya sebatas yang diizinkan negara saja, dan

tidak dapat sepenuhnya memaksakan sebuah aturan atau norma ke dalam negara tersebut. Hal ini akan kita lihat lebih jauh di Bab IV.

Sebelumnya penulis akan membahas terlebih dahulu serangkaian fungsi yang dijalankan ILO yang sesuai dengan penelitian ini. Penulis menggunakan teori fungsi organisasi internasional oleh Clive Archer dari bukunya yang berjudul “International Organizations”. Penulis juga menggunakan perspektif liberalisme dalam pembahasan ini. Sesuai dengan kategorisasi Clive Archer mengenai fungsi-

fungsi organisasi 116 , maka fungsi ILO yang paling tepat dalam penelitian ini adalah fungsi promosi norma dalam sistem internasional, pembuatan aturan,

pengaplikasian aturan, sosialisasi, dan operasi. Fungsi promosi norma cocok untuk ILO karena landasan berdirinya ILO adalah mewujudkan keadilan sosial untuk menciptakan perdamaian, selain itu, dalam tujuan berdirinya juga, ILO selalu menekankan pada nilai bahwa buruh bukanlah komoditas dan selayaknya diperlakukan sebagai manusia seutuhnya. 115

W. R. Böhning. 1999. The Role and Functions of International Organizations in the Field of Migrant Workers. International Labor Organization. Diakses pada 13 Januari 2013. <http://www.ilo.org/public/english/region/asro/mdtmanila/speeches/miworker.htm>.

Fungsi‐fungsi organisasi menurut Clive Archer: mengartikulasi dan mengumpulkan kepentingan anggota, mempromosikan norma di dalam sistem internasional, rekruitmen, pembuatan aturan, pengaplikasian aturan, pengadjudikasian aturan, sosialisasi, informasi dan komunikasi, serta operasi.

Norma-norma kemanusiaan ini kemudian yang menjadi landasan dari berbagai kebijakan dan program ILO.

Fungsi pembuatan aturan serta pengaplikasian aturan dapat dilihat dari pembuatan standar-standar berupa konvensi untuk buruh. Standar ini kemudian dijadikan pedoman bagi negara anggota yang meratifikasi untuk kemudian disesuaikan dengan perundang-undangan negara tersebut. Dalam pelaksanaan programnya, ILO selalu berpedoman kepada standar-standar yang dibuatnya dan program tersebut juga merupakan aksi nyata dari perwujudan standar tersebut.

Selanjutnya fungsi sosialisasi dan operasi. Fungsi sosialisasi terlihat pada publikasi-publikasi ILO terhadap program-programnya serta hasil-hasil konvensi yang mudah diakses masyarakat di situs ILO. Dalam programnya, ILO selalu melakukan sosialisasi secara menyeluruh. Melalui dialog sosial, ILO juga melakukan fungsi ini. Kemudian fungsi operasi ILO terlihat dari program- programnya seperti contohnya adalah penyediaan pendampingan bagi para pekerja di bidang kesehatan, menjalankan dialog sosial, dan juga menjalankan pelayanan teknis.