Gambaran Umum Keadaan Pekerja Rumah Tangga di Indonesia
3.1 Gambaran Umum Keadaan Pekerja Rumah Tangga di Indonesia
Pekerja Rumah Tangga adalah pekerja yang tidak dilindungi dalam undang-undang ketenagakerjaan. Pekerjaan ini tidak dianggap sebagai “pekerjaan” karena tempat PRT bekerja adalah rumah, di mana rumah tidak pernah dianggap sebagai tempat bekerja di banyak negara, termasuk Indonesia. Padahal jika kita melihat PRT, mereka juga mempunyai jam kerja dan sejumlah tugas rutin yang harus selalu diselesaikan setiap harinya. Karena sifat perekrutannya yang kekeluargaan serta tempat mereka bekerja, seringkali PRT mendapat perlakuan yang tidak adil.
Pekerja Rumah tangga rawan terhadap pelecehan dan tindak kekerasan karena tidak terekspos publik. Selain itu, tidak ada kontrak kerja bagi PRT yang mengatur jumlah jam kerja, upah, hari libur, beban kerja, waktu istirahat, waktu cuti untuk alasan kesehatan, dan jaminan perlindungan dari kekerasan. Jika PRT mendapat penganiayaan dan eksploitasi, tidak ada akses ke pengaduan dan sarana mediasi.
Semua ini terjadi karena tidak ada perundang-undangan yang mengatur hak dan kewajiban PRT sebagai pekerja. Dalam berbagai pandangan, banyak
Komnas Perempuan. 2012. LembarFakta Peringatan Hari Pekerja Rumah Tangga 15 Februari
2012.Komisi Nasional Perempuan.Diakses pada 12 Desember 2012.<http://www.komnasperempuan.or.id/wp ‐content/uploads/2012/02/Lembar‐ Fakta_Peringatan ‐Hari‐PRT.pdf> 2012.Komisi Nasional Perempuan.Diakses pada 12 Desember 2012.<http://www.komnasperempuan.or.id/wp ‐content/uploads/2012/02/Lembar‐ Fakta_Peringatan ‐Hari‐PRT.pdf>
urusan yang berada di dalam rumah 131 . Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan nomor 13, pekerja
didefinisikan sebagai “seseorang yang bekerja dan menerima upah atau pengupahan dalam bentuk lain” 132 . Menurut definisi ini, PRT dapat dikategorikan
sebagai pekerja. Meski begitu, interpretasi terhadap Undang-Undang ini masih belum memasukkan PRT ke dalam kategori pekerja.
Undang-Undang yang mencakup perlindungan bagi pekerja rumah tangga adalah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang masing-masing bisa diterapkan pada kasus pelanggaran kesepakatan (kerja) dan penipuan atau penganiayaan. Undang-undang lain adalah Undang- Undang Kekerasan dalam Rumah Tangga No. 23/2004, dan Undang-Undang Perdagangan Orang No. 21/2007, yang masing-masing mencakup penganiayaan
dan perdagangan pekerja rumah tangga 133 . Pemerintah Indonesia sudah memasukkan agenda pembuatan Rancangan
Undang-Undang (RUU) PRT sejak tahun 2010 ke dalam program legislasi nasional (prolegnas). Bahkan pada tahun 2010 dan 2011 RUU ini masuk ke dalam
131 ILO Jakarta. 2010. Mengakui Pekerja Rumah Tangga sebagai Pekerjaan. Edisi Khusus tentang Pekerja Rumah Tangga. Diakses pada 2 November 2012.
<http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/ ‐‐‐asia/‐‐‐ro‐bangkok/‐‐‐ilo‐ jakarta/documents/publication/wcms_125953.pdf>
Hal. 5.
Ibid. 133 Ibid.
prolegnas prioritas, namun pada tahun 2012 dikembalikan kepada prolegnas 134 . RUU PRT ini merupakan sebuah bentuk inisiatif dari DPR RI untuk melindungi
PRT sebagai pekerja 135 . Sangat disayangkan bahwa saat penelitian ini ditulis, pemerintah Indonesia belum memutuskan untuk melegislasi RUU PRT.
Penulis mengkaji draf pertama RUU PRT dan melihat kesesuaian RUU ini dengan Konvensi nomor 189. Pengertian pekerjaan rumah tangga serta PRT pada RUU sudah sesuai dengan Konvensi. Jumlah jam kerja yang diatur dalam RUU PRT ini adalah sekita 8 (delapan)-12 (dua belas) jam untuk PRT full time sesuai dengan Konvensi jam kerja ILO dengan pertimbangan tambahan 4 (empat) jam untuk kebutuhan rumah tangga yang seringkali cukup banyak. Lingkup pekerjaan juga sudah diatur dengan detail. Aspek-aspek lain seperti aspek hubungan kerja antara PRT dengan majikan, hak dan kewajiban PRT dan majikan, serta aspek-
aspek lainnya sudah berkesuaian dengan Konvensi ILO nomor 189 136 . Pada tahun 2005 dan 2008, Rumpun Gema Perempuan mengungkapkan
bahwa dari survey yang dilakukannya pada PRT, sebanyak 68 persen responden mengalami pelecehan mental (bahasa, penyebutan nama, dan lain-lain yang melecehkan), sedangkan 93 persen mengalami kekerasan fisik (pemukulan, penyiraman air atau minyak panas, penjambakan rambut, dan sebagainya), dan 42
134 Komnas Perempuan. 2012. Lembar Fakta Peringatan Hari Pekerja Rumah Tangga 15 Februari 2012. Komisi Nasional Perempuan. Diakses pada 12 Desember 2012.
<http://www.komnasperempuan.or.id/wp ‐content/uploads/2012/02/Lembar‐Fakta_Peringatan‐ Hari ‐PRT.pdf> 135 Komnas Perempuan. 2012. Lembar Fakta Peringatan Hari Pekerja Rumah Tangga 15 Februari
2012. Komisi Nasional Perempuan. Diakses pada 12 Desember 2012. <http://www.komnasperempuan.or.id/wp ‐content/uploads/2012/02/Lembar‐Fakta_Peringatan‐ Hari
136 ‐PRT.pdf> Draf RUU PRT Versi DPR RI. Diakses pada 13 Januari 2013.
<http://www.scribd.com/doc/109066860/1 ‐Draft‐Ruu‐Prt‐Versi‐Dpr‐Ri#download> <http://www.scribd.com/doc/109066860/1 ‐Draft‐Ruu‐Prt‐Versi‐Dpr‐Ri#download>
tentunya bisa mendapat hukuman dari undang-undang yang telah disebutkan. Meskipun begitu, belum ada satu kasus pengaduan yang diputus memenangkan
pekerja rumah tangga 138 . Tetapi tidak semua keadaan PRT buruk. Di Yogyakarta pada tahun 2010
dibuat sebuah peraturan untuk PRT secara khusus, yaitu Peraturan Gubernur nomor 31 tahun 2010. Dalam peraturan ini sudah berisi syarat-syarat mempekerjakan PRT melalui kontrak kerja yang harus berisi:
a. identitas para pihak;
b. jenis dan uraian pekerjaan kerumahtanggaan;
c. upah;
d. jam kerja;
e. jangka waktu; dan
f. fasilitas yang diberikan 139 . Selain itu sudah ada pembagian mengenai jenis PRT, baik itu yang bekerja paruh
waktu, ataupun penuh waktu. Contoh-contoh hak dan kewajiban seperti hari libur, perlindungan kesehatan, dan bentuk-bentuk hak dan kewajiban antara PRT dan
majikannya 140 . Dalam aturan ini, tidak ada batasan angka berupa jumlah jam,
137 ILO
Jakarta. 2010. Op.cit. Hal 5. Ibid. 139 RTND. 2010. PERGUB DIY NO 31 TAHUN 2010 tentang Pekerja Rumah Tangga.Diakses pada 20 November 2012.<http://www.rtnd.org/v3/pergub ‐diy‐no‐31‐tahun‐2010‐ttg‐pekerja‐rumah‐ tangga.html>.
RTND. 2010. PERGUB DIY NO 31 TAHUN 2010 tentang Pekerja Rumah Tangga.Diakses pada 20
November 2012.<http://www.rtnd.org/v3/pergub ‐diy‐no‐31‐tahun‐2010‐ttg‐pekerja‐rumah‐ tangga.html>.
besar minimum gaji, dan sebagainya. Semuanya diserahkan kepada perjanjian antara majikan dan PRT. Pemerintah provinsi DI Yogyakarta memang bisa menjadi contoh. Hendaknya peraturan yang ada di DI Yogyakarta dapat menjadi contoh bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan PRT sebagai pekerja.
Setiap tanggal 15 Februari setiap tahun sejak tahun 2007 diperingati sebagai hari PRT di Indonesia. Penentuan adanya hari PRT dilatarbelakangi penganiayaan PRT anak hingga meninggal bernama Sunarsih di Jawa Timur pada
tahun 2001 141 . Pada hari ini, para PRT berserikat dan berkumpul mengkampanyekan hak-hak mereka sebagai PRT.
Di sisi lain, para PRT migran mengalami nasib yang kurang lebih sama. Mereka mengalami tindak kekerasan, pelecehan seksual, dokumen mereka pun disita majikan sehingga mereka tidak dapat pulang atau mengadukan kekerasan yang mereka alami. Banyak diantara mereka yang pulang dalam keadaan hamil, luka-luka di sekujur tubuh, dan bahkan tewas.
Seperti yang sudah disebutkan dalam Bab II, saat penelitian ini dibuat, pemerintah Indonesia sudah meratifikasi Konvensi nomor 143 mengenai Pekerja
Migran pada tanggal 12 April 2012 142 . Di sisi lain, peraturan yang mengatur para pekerja migran ini sudah ada. Undang-Undang nomor 39 tahun 2004 mengenai
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri adalah Undang- Undang yang mengatur sektor pekerjaan ini. Meskipun begitu, Undang-Undang