Pelaksanaan Proyek di Tingkat Nasional Serta Perkembangannya
4.3 Pelaksanaan Proyek di Tingkat Nasional Serta Perkembangannya
Pekerja migran Indonesia, khususnya Pekerja Rumah Tangga migran telah banyak berkontribusi dalam pendapatan negara. Pada tahun 2011, total pendapatan yang didapat dari para pekerja migran adalah sekitar 6.73 Milyar
Rupiah 183 . Jumlah mereka yang mendominasi pekerja migran Indonesia menunjukkan bahwa mereka adalah pahlawan devisa negara. Meskipun mereka
berkontribusi dalam jumlah yang sangat banyak terhadap perekonomian negara, tetapi kebutuhan mereka untuk mendapatkan perlindungan hukum di Indonesia dan di luar negeri tidak terpenuhi, sehingga menyebabkan mereka seringkali menjadi korban perdagangan manusia dan kerja paksa.
Sepanjang pelaksanaan proyek dari tahun 2008 hingga akhir proyek pada 2012, telah banyak bukti bahwa strategi dan sasaran proyek yang diimplementasikan ke dalam banyak aktivitas telah berhasil meningkatkan
181 Akuntabilitas sebuah organisasi dibuktikan dengan perwujudan nyata visi dan misi dalam setiap
tindakannya. 183 Clive Archer. Op.cit. Hal. 73.
ILO. 2012. Final Report of Combating Forced Labour and Trafficking of Indonesian Migrant Workers, Phase II. Op.cit. Hal. 8.
perlindungan pada para pekerja rumah tangga migran, dan juga efektivitas proyek serta dampak yang berkelanjutan 184 .
Pelaksanaan sasaran strategis proyek pertama contohnya yaitu Kerangka Kebijakan dan Legislatif. Pada pelaksanaannya, proyek ini berhasil berkontribusi terhadap pembuatan teks reformasi hukum maupun pembuatan hukum baru. Salah satunya adalah amandemen Undang-Undang nomor 39 tahun 2004 mengenai
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri 185 . Undang-Undang ini sebelumnya dinilai masih kurang berpihak pada perlindungan pekerja karena
kurang membahas aspek perlindungan, tetapi lebih berfokus pada penyaluran dan penempatan pekerja seperti yang disebutkan Irgan Chairul Mahfiz, Wakil Ketua Komisi IX (tenaga kerja dan transmigrasi) pada sebuah wawancara oleh
BNP2TKI 186 . Proyek ini juga berkontribusi dalam inisiatif pembuatan RUU PRT yang kemudian dapat menjadi dasar perlindungan PRT baik lokal maupun
migran 187 . Sebuah hasil signifikan lainnya adalah pembuatan Memorandum of
Understandings (MoU) bagi para pekerja rumah tangga migran untuk melindungi mereka di negara tujuan bekerja 188 . Tentunya MoU ini nantinya juga dapat dipakai
untuk para pekerja rumah tangga di Indonesia apabila seluruh komponen perlindungan hukum telah ada dan lengkap.
184 185 Ibid. Hal. 8.
Ibid. Hal. 8. 186 BNP2TKI. 2012. Revisi UU No: 39 Tahun 2004, Utamakan Proses Perlindungan TKI. BNP2TKI,
Jakarta. <http://www.bnp2tki.go.id/berita‐mainmenu‐231/6387‐revisi‐uu‐no‐39‐tahun‐2004‐ utamakan
‐proses‐perlindungan‐tki.html> ILO. 2012. Final Report of Combating Forced Labour and Trafficking of Indonesian Migrant Workers, Phase II. Op.cit. Hal. 8. 188 Ibid. Hal. 8.
Selama pelaksanaannya, proyek ini telah berhasil memberikan kontribusi untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014 dan
kontribusi dalam Rencana Strategis (RENSTRA) 2010-2014 189 . Hal ini membuat permasalahan perlindungan PRT migran dan lokal menjadi perhatian utama dalam
agenda kebijakan nasional dan juga diintegrasikan ke dalam Kerangka Kebijakan Nasional. Meskipun begitu, terdapat juga beberapa tantangan koordinasi dengan Kementerian yang telah dimandatkan karena adanya perbedaan perspektif
mengenai permasalahan yang sedang dibahas 190 . Hal ini kemudian menyebabkan hambatan dalam perumusan kebijakan. Tetapi meski terjadi hambatan, proyek ini
terus aktif mendukung dan membantu memberikan masukan untuk kerangka kebijakan yang bersangkutan.
Sasaran strategis proyek yang kedua berhasil dicapai (Meningkatkan Kesadaran para Pemegang Kepentingan Pengambil Keputusan, Pekerja Rumah Tangga Migran dan Keluarganya, serta Publik), dengan meluasnya pengaruh terhadap media dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
permasalahan PRT baik di Indonesia maupun di mancanegara 191 . Sekitar 2 (dua) hingga 4 (empat) artikel membahas pekerja migran dan pekerja rumah tangga per
harinya, dan sekitar seminggu dua kali media nasional meliput mengenai isu-isu pekerja rumah tangga dan pekerja migran 192 . Aktivitas ini menjadikan publik lebih
sadar tentang isu yang terjadi seputar PRT baik yang migran maupun lokal.
189 Ibid. Hal. 8.
191 Ibid. Hal. 8‐9. Ibid. Hal. 9. 192 Ibid. Hal. 9.
Sasaran strategis ini dilaksanakan tidak hanya melalui pemberitaan di media, tetapi juga melalui berbagai inisiatif seperti kampanye media dan penyebaran Informasi dan Pendidikan, dibantu dengan pelatihan-pelatihan pada saat kedatangan untuk kerja, yang membantu para pekerja rumah tangga migran
dan lokal untuk menyadari bahaya potensial yang dapat terjadi selama migrasi 193 . Pelaksanaan ini tidak terlepas dari berbagai hambatan juga seperti kesulitan para
pekerja rumah tangga untuk mengakses informasi yang berbeda-beda. Untuk membantu permasalahan tersebut agar lebih baik, para pelaksana proyek harus menghadapi tantangan untuk bisa mempengaruhi pembuat kebijakan dan para pemegang kepentingan dari pandangan politik yang berbeda dan ketertarikan ekonomi yang berbeda juga. Permasalahan tingkat kemiskinan dan migrasi di Indonesia yang begitu kompleks mengharuskan pelaksana proyek bekerja lebih keras untuk menyediakan keuntungan bagi seluruh pihak yang terlibat, termasuk dan tentunya para PRT lokal dan migran.
Proyek ini juga telah berhasil mencapai sasaran strategis ketiganya yaitu pengorganisasian, pendampingan, pelayanan, dan pemberdayaan ekonomi oleh pekerja migran dan keluarga mereka. Keberhasilan dalam membangun kapasitas para pemegang kepentingan, rekan-rekan proyek, serta partner lokal pada level nasional dan lokal untuk mengintegrasikan aktivitas-aktivitas proyek yang terprogram dalam program regular yang telah mereka rencanakan, melalui
193 Ibid. Hal. 9.
fasilitas-fasilitas yang mereka miliki dan budget institusional yang mereka miliki 194 .
Hasil yang lebih jauhnya adalah proyek ini mampu memberikan akses kepada komunitas-komunitas untuk mendapatkan pendampingan, pelayanan, dan pemberdayaan ekonomi/kondisi hidup. Dibutuhkan akses kepada program pemerintah dan budgetnya untuk meningkatkan dukungan dan pelayanan kepada pekerja rumah tangga migran dan/atau pekerja rumah tangga lokal, keluarga
mereka, dan organisasi yang menangani mereka 195 . Selain itu, diperlukan juga usaha-usaha yang lebih signifikan untuk
masalah yang berkaitan dengan migrasi dan pembangunan, baik itu melalui pendidikan keuangan, ataupun aktivitas kewirausahaan dan mata pencaharian untuk mengurangi kerentanan pekerja rumah tangga migran dan keluarga mereka dari eksploitasi dalam pekerjaan dan memungkinkan mereka meningkatkan pendapatan mereka, mengatur pemasukan uang mereka dengan lebih baik, membuat investasi yang produktif, melepaskan diri dari kemiskinan, dan tentunya
melepaskan diri dari bahayanya lingkaran ekploitasi migrasi pekerja 196 . Sasaran strategis selanjutnya yaitu meningkatkan kapasitas para pemegang
kepentingan utama dalam proyek ini juga sangat penting. Tanpa adanya peningkatan kapasitas, sasaran lain tidak akan bisa terlaksana. Melalui peningkatan kapasitas para pelaksana proyek dan pemegang kepentingan, keperluan untuk melindungi para pekerja rumah tangga di Indonesia dan di luar negeri dapat meningkat. Sebagai hasil dari peningkatan kapasitas yang intensif
194 195 Ibid. Hal. 9.
Ibid. Hal. 9. 196 Ibid. Hal. 10.
yang dilakukan oleh proyek ini, para pemegang kepentingan, rekan-rekannya, dan partner program sekarang sudah berada dalam kondisi yang lebih baik untuk menyediakan informasi, asistensi, dan bentuk perlindungan lainnya yang lebih
berkualitas dan sensitif terhadap gender 197 . Selanjutnya sesuai dengan sasaran proyek, penyabaran data dan informasi
yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan proyek telah diterjemahkan ke dalam berbagai aktivitas dalam pelaksanaan proyek dan didokumentasikan ke dalam bentuk-bentuk dokumen yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
proyek 198 . Keseluruhan proyek ini terlaksana dengan cukup baik dan menghasilkan
perubahan yang cukup signifikan bagi usaha perlindungan PRT migran maupun lokal. Kelima sasaran strategis sudah tepat menurut penulis karena kelima sasaran strategis ini mampu menangani sebagian besar aspek perlindungan PRT, tidak hanya di ranah kebijakan, tetapi juga langsung menyentuh ke para pekerja migran dan keluarga mereka melalui bantuan para pemegang kepentingan dalam proyek ini, serta meningkatnya kesadaran masyarakat luas dengan adanya pemberitaan di media.