Faktor Pendukung Dalam Pemberdayaan UKM Produk Unggulan

a. Faktor Pendukung Dalam Pemberdayaan UKM Produk Unggulan

Salah satu faktor pendukung dalam pemberdayaan UKM Produk unggulan adalah terjalinnya kerja sama yang baik antara Dinas Koperasi dan UMKM, pengusaha UKM Produk unggulan dan pihak lain yang mendukung.semangat dan kemauan dari para pengusaha Produk unggulan untuk saling tukar menukar informasi akan memudahkan aparat Dinas Koperasi dan UMKM dalam menjalankan tugasnya. Hal ini juga yang akhirnya menumbuhkan rasa kekeluargaan diantara mereka yang pada akhirnya memudahkan Dinas Koperasi dan UMKM dalam menjalankan tugasnya untuk memberdayakan UKM Produk unggulan.

Kerjasama dari aparat Dinas Koperasi dan UMKM terutama pada bidang UKM yang terbagi menjadi 2, yaitu seksi permodalan dan seksi kemitraan, dimana tiap seksi mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri- sendiri sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam menyelesaikan tugas dan permasalahan yang dihadapi. Selain itu, mereka juga tetap bekerjasama dan saling berkomunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam melaksanakan tugas mereka.

Selain itu, kerjasama dengan instansi-instansi lain yang berkaitan dalam upaya pemberdayaan UKM Produk unggulan ini sangat mendukung. Kerjasama ini diperlukan agar kegiatan pemberdayaan bisa dirasakan Selain itu, kerjasama dengan instansi-instansi lain yang berkaitan dalam upaya pemberdayaan UKM Produk unggulan ini sangat mendukung. Kerjasama ini diperlukan agar kegiatan pemberdayaan bisa dirasakan

a. BAPPEDA, dalam hal ini sebagai pembuat kebijakan yang mendukung pemberdayaan UKM Produk unggulan.

b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Boyolali, selain membantu memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada pengusaha Produk unggulan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga membantu dalam proses pengolahan serta pemasaran produk unggulan.

c. Bank, membantu dalam hal penyalur dana pinjaman modal.

d. Lembaga teknik, dalam hal memperkenalkan teknologi dan peralatan produksi yang lebih efisien.

e. UKM Produk Unggulan yang sudah berhasil, membantu menularkan pengalaman dan ilmunya sehingga sampai bisa berhasil dalam menjalankan usahanya.

f. Letak Geografis Boyolali Kabupaten Boyolali berada di propinsi Jawa tengah, secara geografis tersebar menjadi 4 bagian masing- masing memiliki karakter infrastruktur berbeda. Bagian barat terdiri dari kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, yang terletak dibawah kaki gunung merapi dan merbabu, dan bagian tengah mencakup Boyolali, mojosongo, dan teras, bagian timur terdiri dari Banyudono, Sawit, Sambi, Ngemplak, Nogosari dan Simo. Bagian utara terdiri dari Andong, Klego, Karanggede, Wonosegoro, Juwangi, dan Kemusu yang sebagian besar adalah kawasan f. Letak Geografis Boyolali Kabupaten Boyolali berada di propinsi Jawa tengah, secara geografis tersebar menjadi 4 bagian masing- masing memiliki karakter infrastruktur berbeda. Bagian barat terdiri dari kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, yang terletak dibawah kaki gunung merapi dan merbabu, dan bagian tengah mencakup Boyolali, mojosongo, dan teras, bagian timur terdiri dari Banyudono, Sawit, Sambi, Ngemplak, Nogosari dan Simo. Bagian utara terdiri dari Andong, Klego, Karanggede, Wonosegoro, Juwangi, dan Kemusu yang sebagian besar adalah kawasan

Hal ini sesuai wawancara dengan Bapak Haryadi Bambang Sumantri selaku Kepala Staf seksi Fasilitasi Usaha dan Promosi UKM : sebagai berikut:

“Selama ini kami telah menjalin kemitraan yang baik dengan beberapa pihak untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan dalam

memberdayakan UKM produk unggulan khususnya bidang permodalan seperti, Diperindagsar, Bank, LSM, maupun pihak lainnya.” (Wawancara, 14 Juli 2011)

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Bapak Sutrisno, seorang pengusaha kerajinan tembaga di Ampel sebagai berikut: “ Dalam mengalami masalah usaha, saya tidak hanya ke Dinas

Koperasi tetapi terkadang saya mendatangi Diperindagsar untuk mencari solusi masalah saya khususnya di bidan g pemasaranya.” (Wawancara, 26 Juli 2011)

Dengan adanya faktor pendukung yakni kerjasama yang baik antara dinas terkait dengan para pengusaha UKM Produk Unggulan serta adanya letak geografis alam yang memudahkan jaringan pemasaran, maka diharapkan pemberdayaan UKM Produk Unggulan dapat dilaksanakan secara maksimal sehingga pengusaha Produk Unggulan akan dapat mengembangkan usahanya secara mandiri dan berkesinambungan.

Disamping faktor pendukung terdapat juga faktor penghambat dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan. Faktor-faktor penghambat yang ditemui di lapangan dibedakan menjadi beberapa masalah. Faktor-faktor penghambat tersebut antara lain:

a. Keterbatasan jumlah aparat Dinas Koperasi dan UMKM

Dinas Koperasi dan UMKM sebagai instansi yang mempunyai wewenang dalam membina dan mengembangkan UKM khususnya UKM Produk Unggulan, diharapkan dapat menjalankan tugas lebih maksimal. Namun dalam kenyataannya masih ada berbagai masalah yang melingkupi, yakni masalah keterbatasan aparat dari Dinas Koperasi dan UMKM. Keterbatasan ini khususnya untuk aparat yang melakukan sosialisasi mengenai akan diadakannya pelatihan sementara UKM Produk Unggulan yang ada cukup banyak dan tidak hanya terdapat di sentra Cepogo saja. Dinas tentu saja juga tidak hanya memperhatikan UKM Produk Unggulan saja tetapi aparat-aparat lain juga dikerahkan untuk UKM-UKM yang lain yang tentu saja juga membutuhkan perhatian dari Dinas Koperasi dan UMKM sebagai penanggungjawab.

Hal ini sesuai wawancara dengan Bapak Laksana Pujiyanta, BSc selaku Kepala Seksi Bina Kelembagaan UKM sebagai berikut:

“Kita masih merasa kesulitan untuk mensosialisasikan kegiatan- kegiatan atau pelatihan yang akan diberikan untuk UKM Produk Unggulan, mengingat banyaknya jumlah UKM Produk Unggulan yang ada, sementara jumlah personil pembinaan kita terbatas hanya sekitar 8 orang saja. Selain itu, personil kita juga tidak hanya “Kita masih merasa kesulitan untuk mensosialisasikan kegiatan- kegiatan atau pelatihan yang akan diberikan untuk UKM Produk Unggulan, mengingat banyaknya jumlah UKM Produk Unggulan yang ada, sementara jumlah personil pembinaan kita terbatas hanya sekitar 8 orang saja. Selain itu, personil kita juga tidak hanya

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Ibu Tri Budi Hastuti, S.sos selaku Kepala Seksi Kemitraan dan pengembangan jaringan UKM Kab. Boyolali sebagai berikut :

“ Dalam mengadakan kegiatan pembinaan memang kita terbatas pada jumlah aparat, ini yang mengakibatkan pengusaha UKM merasa belum diperhatikan padahal kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memahami apa yang ingin dibutuhkan

oleh pengusaha UKM”

Aparat Dinas Koperasi dan UMKM sebagai pihak yang mempunyai tugas untuk memberdayakan UKM termasuk didalamnya UKM Produk Unggulan masih terbatas keberadaannya. Sementara untuk menambah personil masih mengalami kesulitan karena masalah keterbatasan keuangan dari pemerintah daerah. Oleh karena itu, masalah ini harus dapat diatasi agar pemberdayaan UKM Produk Unggulan khususnya dapat lebih maksimal.

b. Anggaran Anggaran untuk mendukung keberhasilan pemberdayaan UKM Produk Unggulan khususnya untuk pelatihan dan penyuluhan memang sangat diperlukan. Namun anggaran untuk menunjang keberhasilan pemberdayaan tersebut masih terbatas. Untuk saat ini Dinas Koperasi dan UMKM menggunakan anggaran dari Pemerintah Daerah.

S.sos selaku Kepala Seksi Kemitraan Dinas Koperasi dan UMKM sebagai berikut:

“Untuk melaksanakan kegiatan pembinaan (pelatihan dan penyuluhan) kepada UKM Produk Unggulan khususnya, kita masih kekurangan anggaran karena anggaran dari Pemda yang masih terbatas, mengingat itu tadi banyaknya jumlah UKM yang perlu kita bina, maka kita mengusahakan kerjasama dengan pihak-

pihak tertentu untuk melakukan pembinaan .” (Wawancara, 14 Juli 2011)

Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Laksana Pujiyanta, BSc selaku Kepala Seksi Bina Kelembagaan UKM sebagai berikut: “ Untuk memenuhi keinginan pengusaha UKM Produk Unggulan

dalam kegiatan pembinaan maka perlu anggaran yang cukup dari Pemda tapi kenyataanya kita masih terbatas akan hal itu, mengingat yang memerlukan anggaran tersebut tidak hanya Pengusaha UKM produk Unggulan saja tetapi juga UKM-UKM lainnya”

Keterbatasan anggaran ini telah menjadi masalah tersendiri, khususnya bagi pemberdayaan UKM Produk Unggulan. Namun, dapat disimpulkan bahwa walaupun ada keterbatasan tetapi semangat dari aparat Dinas Koperasi dan UMKM untuk mengembangkan UKM Produk Unggulan masih besar.

c. Wilayah binaan yang luas Wilayah binaan yang luas, karena banyaknya jumlah UKM Produk Unggulan yang ada di daerah yang sulit dijangkau, sehingga para petugas tidak bisa rutin memberikan pembinaan ke daerah tersebut. Inilah yang terkadang menghambat kinerja para petugas untuk mengadakan

UMKM masih mengharapkan para pengusaha UKM Produk Unggulan untuk aktif memberikan informasi langsung kepada petugas, karena tidak semua daerah bisa terjangkau.

Hal ini sesuai wawancara dengan Bapak Laksana Pujiyanta, BSc selaku Kepala Seksi Bina Kelembagan UKM sebagai berikut:

“Mengingat wilayah binaan yang luas kita tidak bisa rutin memberikan pembinaan langsung ke daerah- daerah yang sulit

dijangkau seperti di daerah Andong, Karanggede, Kemusu, Juwangi dll. Dan kita juga mengharapkan para pengusaha UKM untuk memberikan informasi langsung tentang apa yang diperlukan UKM Produk Unggulan sehingga ada hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.Meskipun kita tidak rutin melakukan pembinaan tetapi kita tetap tahu informasi perkembangan usahanya dari para pengusaha UKM Produk Unggulan. Walaupun terdapat hambatan yang ada kita tetap menjalankan tugas tersebut dengan baik.” (Wawancara, 14 Juli 2011).

Hal ini juga disampaikan Bapak Haryadi Bambang Sumantri selaku Kepala Staf seksi Fasilitasi Usaha dan Promosi UKM sebagai berikut: “Keberadaan jumlah UKM yang banyak di desa-desa yang sulit

terjangkau membuat kegiatan pembinaan tidak bisa rutin dilakukan, selain itu luasnya wilayah binaan, yang tidak memungkinkan kita untuk menemui mereka secara langsung yang kemudian membuat mereka merasa belum diperhatikan”

Wilayah binaan yang luas tidak menghambat kewajiban Dinas Koperasi dan UMKM untuk membantu dan selalu mendukung para pengusaha Produk Unggulan baik dalam keadaan baik atau buruk. Dengan menjalankan tugas melalui kegiatan-kegiatan yang ada, serta selalu melakukan kreatif dan inovasi dalam memberdayakan UKM Wilayah binaan yang luas tidak menghambat kewajiban Dinas Koperasi dan UMKM untuk membantu dan selalu mendukung para pengusaha Produk Unggulan baik dalam keadaan baik atau buruk. Dengan menjalankan tugas melalui kegiatan-kegiatan yang ada, serta selalu melakukan kreatif dan inovasi dalam memberdayakan UKM