Tinjauan Tentang Produk Unggulan

4. Tinjauan Tentang Produk Unggulan

Produk Unggulan adalah Produk industri kreatif di daerah yang mampu menyerap tenaga kerja. Potensi wilayah di Kabupaten Boyolali pada dasarnya bertumpu pada sub sektor pertanian dalam arti luas serta sektor industri, perdagangan, dan jasa. Pada perkembangannya sektor-sektor inilah yang sekarang dijadikan sentra produk unggulan di Kabupaten Boyolali. Adapun yang dijadikan sentra produk unggulan adalah : Kerajinan Tembaga, Minyak Atsiri, dan Susu, Dengan dikembangkannya produk unggulan ini bisa memberikan konstribusi positif kepada APBD daerah dan penyerapan tenaga kerja.

Kerajinan tembaga yang merupakan salah satu hasil karya masyarakat Tumang adalah karya seni yang sudah berkembang menjadi Home industri

usaha kerajinan tembaga yang tergabung dalam Kelompok Pengrajin Tembaga. Jenis usaha di kelompok tersebut cor Tembaga ada 2 perajin, alat rumah tangga ada 7 perajin. Hasil dari industri ini baru dipasarkan di tingkat Jawa Tengah. Total omset perbulan dari Kelompok Pengrajin Tembaga rata-rata sebesar Rp. 36.000.000,-. Pada awalnya semua perajin di desa Tumang memproduksi jenis peralatan tumah tangga dari tembaga (misalnya : dandang, ceret, kwali dll), namun pada perkembangannya mulai tahun 1980 muncul inovasi baru, sebagian perajin mencoba merintis kerajinan seni ukir tembaga yang jenis produksinya tidak lagi berupa peralatan rumah tangga namun berupa perlengkapan dan assesoris perumahan seperti pot bunga, guci, lampu duduk, lampu gantung, kaligrafi, hiasan dinding dan masih banyak jenis lain yang biasanya menyesuaikan permintaan konsumen. Kerajinan ukir tembaga ini justru merupakan Kelompok Industri yang banyak ditekuni masyarakat Tumang, ada 44 perajin yang menekuni industri ini dengan omset total rata-rata perbulan sebesar Rp.1.988.000.000,00. Hasil dari industri ini sudah merabah sampai manca negara diantaranya Amerika serikat,Australia, Jepang Philipina, Inggris. Produksi 400.000 buah/tahun berupa- asbak, paidon, vas bunga, lampu gantung, kendi, bokor, kap lampu, ornament arsitektur, perlengkapan rumah tangga, jumha pengusaha 360 unit usaha. Manfaat: sebagai alat perlengkapan rumah tangga, cinderamata, ornament seni arsitektur dll.

disamping hasil sapi (susu) serta kerajinan tembaga. Berdasarkan data yang didapatkan, di Kabupaten Boyolali sendiri terdapat 1.528,4 Ha lahan perkebunan cengkeh yang tersebar di berbagai daerah di Kabupaten Boyolali, dimana sekitar 41,9% berada di kecamatan musuk yang menghasilkan 46,3% (4267 kwintal) dari total produksi yang dihasilkan Kabupaten Boyolali, (BPS Boyolali, 2003). Sentra minyak atsiri juga berada di kecamatan Teras dengan jumlah unit usaha potensial sebanyak 4 buah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 52 orang, kapasitas nyata dari sentra tersebut adalah sebesar 32.164 kg minyak cengkeh per tahun dengan membutuhkan bahan baku berupa daun cengkeh kering sebanyak 1.133 ton. Daun kering sisa proses destilasi merupakan sisa dari proses penyulingan daun cengkeh untuk bahan baku minyak atsiri. Daun yang digunakan untuk membuat minyak atsiri tidak hanya cengkeh saja tetapi juga Kenanga, Nilam, Sirih dan Sere. Bahkan sudah diekspor hingga ke Amerika serikat, Australia, Jepang, dan Belanda. dengan memberikan kontribusi APBD Pemkab sebesar 9% per tahun. ( Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali

Susu merupakan salah satu produk unggulan yang tidak bisa terlepas dari nama Boyolali sendiri yang dikenal sebagai kota susu, karena merupakan salah satu sentra terbesar penghasil susu sapi segar di Jawa Tengah. Peternakan sapi perah umumnya berada di daerah selatan dan dataran tinggi yang berudara dingin, karena sapi perah yang dikembangkan saat ini berasal dari wilayah sub-stropis Australia dan Selandia Baru.

Indonesia). Dalam GKSI tergabung 6 KUD, yang ada di setiap kecamatannya antara lain:

g. KUD Selo yang bisa menghasilkan susu 40.000/ hari, dengan jumlah tenaga kerja 11 orang;

h. KUD Ampel yang bisa menghasilkan susu 6000/hari, dengan jumlah tenaga kerja 9 orang

i. KUD Kota Boyolali yang bisa menghasilkan susu 5500/hari, dengan jumlah tenaga kerja 8 orang j. KUD Kemusuk yang bisa menghasilkan susu 17.500/hari, dengan jumlah tenaga kerja 30 orang k. KUD Mojosongo yang bisa menghasilkan susu 35.000/hari, dengan jumlah tenaga kerja 85 orang l. KUD Cepogo yang bisa menghasilkan susu 6000/hari, dengan jumlah tenaga kerja 12 orang Hasil dari susu yang telah dikelola oleh KUD-KUD tersebut dipasarkan melalui GKSI , dan IPS (Industri Pengolahan Susu) yang ada di Yogyakarta dan Surabaya. ( Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Boyolali).