Tinjauan Tentang Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

3. Tinjauan Tentang Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dijelaskan bahwa Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dijelaskan bahwa Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

Pengertian tentang UKM tidak selalu sama, tergantung konsep yang digunakan Negara tersebut. Mengenai pengertian atau definisi usaha kecil ternyata sangat bervariasi, disatu Negara berlainan dengan Negara lainnya. Dalam definisi tersebut mencakup sedikitnya dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusan atau kelompok tersebut,misalnya usaha kecil di United Kingdom adalah suatu usaha bila jumlah karyawannya antara 1 – 200 orang; di Jepang antara 1 – 300 orang; di USA antara 1 – 500 orang (Tiktik Sartika Partomo dan Abdul Rachman Soejoedono, 2002 : 13).

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2008, kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut : Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut :

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Pengertian UKM dilihat dari kriteria jumlah pekerja yang dimiliki, di Indonesia BPS mempunyai kriteria usaha kecil jika karyawannnya 5-19 orang; jika kurang dari 5 karyawan digolongkan usaha rumah tangga, dan usaha menengah terdiri dari 20-99 karyawan.

Menurut Anderson dalam Tiktik Sartika Partomo dan Abdul Rachman Soejoedono (2002 : 15) mengemukakan definisi pengelompokan kegiatan usaha ditinjau dari jumlah pekerja sebagai berikut :

Tabel 1I.1

Pengelompokan Kegiatan Usaha Ditinjau dari Jumlah Pekerja

Usaha Kecil

- Kecil I – kecil - Kecil II – kecil

1 – 9 pekerja

10 – 19 pekerja

Usaha Menengah

Besar – kecil Kecil – menengah Menengah – menengah Besar – menengah

100 – 199 pekerja 200

– 499 pekerja 500

– 999 pekerja 1000 – 1999 pekerja

Usaha Besar

…………………………. > 2000 pekerja (Sumber : Partomo, Tiktik Sartika dan Abdul Rachman

Soejoedono) Soejoedono)

a. Struktur organisasi yang sangat sederhana.

b. Tanpa staf yang berlebihan.

c. Pembagian kerja yang “kendur”.

d. Memiliki hierarki manajerial yang pendek.

e. Aktifitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan proses perencanaan.

f. Kurang membedakan asset pribadi dari asset perusahaan.