Indikator Produktivitas

a. Indikator Produktivitas

Produktivitas dapat dipahami sebagai rasio antara input dan output, artinya perbandingan sejauh mana upaya yang dilakukan dengan hasil yang diperolehnya dalam periode tertentu. Dalam penelitian ini, konsep produktivitas membahas mengenai sejauhmana upaya yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan dan bagaimana hasil pemberdayaan yang dirasakan oleh pengusaha UKM Produk Unggulan di Kabupaten Boyolali yaitu dengan cara membandingkan prosedur atau target yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan kenyataan yang dijalankan di lapangan, apakah sesuai target atau tidak.

1) Kegiatan atau program yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan

UMKM dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan.

Kabupaten Boyolali, sehingga potensi yang dimiliki usaha ini untuk terus berkembang sangatlah besar. Hal ini terlihat dengan terus meningkatnya kemampuan usaha ini untuk merekrut tenaga kerja, selain itu UKM Produk Unggulan juga mempunyai kontribusi besar dalam perluasan kesempatan kerja, penambahan pendapatan masyarakat, menurunnya angka kemiskinan, serta peningkatan perekonomian dan pendapatan daerah Kabupaten Boyolali. Hal ini tentu saja menjadi prioritas untuk dikembangkan dan terus diberdayakan bagi Pemkab khususnya Dinas Koperasi dan UMKM sebagai penanggungjawab bagi pengembangan dan pemberdayaan UKM Produk Unggulan di Kabupaten Boyolali, sehingga nantinya UKM Produk Unggulan dapat hidup, berkembang dan mandiri. Data dapat dilihat pada tabel I.4 berikut:

Data jumlah UMKM dan Koperasi Produk Unggulan Kabupaten Boyolali di masing-masing Wilayah Kecamatan No

27.693 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Boyolali

Sehubungan dengan pemberdayaan UKM Produk Unggulan di Kabupaten Boyolali, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali telah melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah :

a) Penyuluhan dan Pelatihan

disini dilaksanakan oleh aparat Dinas Koperasi dan UMKM dengan mengundang para pengusaha UKM Produk Unggulan langsung untuk saling tukar informasi serta diadakannya studi banding ke sentra UKM Produk Unggulan di daerah lain untuk dapat pengembangan usahanya. Oleh karena itu, aparat Dinas Koperasi dan UMKM dituntut untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha UKM Produk Unggulan dan berperan aktif dalam memberikan informasi mengenai

dilakukan untuk mengembangkan usaha UKM Produk Unggulan tersebut. Bentuk pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Dan UMKM Boyolali untuk memberdayakan UKM Produk Unggulan :

i) Pelatihan dengan penyelenggaraan kewirausahaan, yang

meliputi bidang :

1.1 Manajemen usaha, yaitu dengan cara memberikan informasi kepada Para Pelaku UKM, bagaimana UKM tersebut bisa menjalankan usahanya dengan baik dengan berbagai macam usaha seperti: peningkatan produktivitas usaha, peningkatan kualitas produk, serta dibuatnya data akses pemasaran sehingga akan memudahkan Para pelaku 1.1 Manajemen usaha, yaitu dengan cara memberikan informasi kepada Para Pelaku UKM, bagaimana UKM tersebut bisa menjalankan usahanya dengan baik dengan berbagai macam usaha seperti: peningkatan produktivitas usaha, peningkatan kualitas produk, serta dibuatnya data akses pemasaran sehingga akan memudahkan Para pelaku

1.2 Manajemen Keuangan, yaitu: mengadakan pelatihan atau memberikan kepada UKM supaya bisa tertib administrasi, khususnya di bidang keuangan perusahaan UKM, ini dimaksudkan untuk bisa mengelola usahanya dengan baik.

1.3 Manajemen Pembukuan, yaitu: memberikan pengetahuan bagaimana caranya Para pelaku UKM bisa memilahkan antara modal sendiri dengan modal usaha yang telah dikeluarkan. Ini bertujuan untuk mengetahui Sisa hasil usaha (SHU) yang telah diperoleh disetiap bulannya, sehingga mereka bisa mengetahui berapa besar pendapatan netto yang telah diperolehnya.

ii) Pelatihan AMT ( Achivement Motivation Training) yang bertujuan membangkitkan jiwa kewirausahaan

iii) Pelatihan Kewirausahaan berbasis Sumber daya lokal iv) Pelatihan manajeman pemasaran v) Pelatihan ketampilan usaha produktif vi) Pelatihan manajemen bisnis bagi UKM dalam rangka

peningkatan dan pengembangan usaha.

Hal tersebut sesuai dengan penuturan Bapak Haryadi Bambang Sumantri selaku Kepala Staf seksi Fasilitasi Usaha dan Promosi UKM sebagai berikut:

“Penyuluhan dan pelatihan yang dilakukan disini ada beberapa mbak seperti pelatihan AMT, pelatihan Kewirausahaan berbasis Sumber daya lokal, pelatihan manajeman pemasaran, pelatihan ketampilan usaha produktif serta pelatihan manajemen bisnis .” (Wawancara,

14 Juli 2011)

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Tri Budi Hastuti, S.sos selaku Kepala Seksi Kemitraan dan pengembangan jaringan UKM Kab. Boyolali sebagai berikut:

“Pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan pelatihan penyelenggaraan kewirausahaan di bidang manajemen usaha, manajemen keuangan, dan manajemen pembukuan. Selain itu juga ada pelatihan AMT, pelatihan manajeman pemasaran, pelatihan ketampilan usaha produktif serta pelatihan manajemen bisnis ” (Wawancara, 14 Juli 2011)

Pada umumnya kegiatan penyuluhan dan pelatihan dilaksanakan setiap saat tergantung pada tujuan pembinaan tersebut Namun, waktu kegiatan sering tidak dilaksanakan secara rutin ini disebabkan oleh faktor banyaknya UKM di Kabupaten Boyolali. Yang juga menjadi masalah adalah keterbatasan jumlah aparat pelaksana yang hanya 8 orang serta terbatasnya anggaran. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak Haryadi Bambang Sumantri selaku Kepala Staf seksi Fasilitasi Usaha dan Promosi UKM sebagai berikut:

“Penyuluhan dan pelatihan itu tidak dilaksanakan setiap saat, tapi dilihat dari kriteria dan tujuan, biasanya sih 4-5 kali per tahun. UKM yang harus kita bina kan banyak tidak hanya produk unggulan saja karena keterbatasan jumlah aparat pelaksana yang hanya 8 orang serta terbatasnya anggaran sehingga tidak terlaksana secara rutin .”

Agar para pengusaha UKM diikutsetakan dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan maka diperlukan pendataan profil usaha UKM. Pendataan pengusaha UKM Produk Unggulan yang perlu pembinaan dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM adalah dengan cara meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat dengan cara mewawancarai langsung UKM, sehingga dari penyuluhan itu masyarakat diharapkan untuk secara aktif mengisi profil UKM Produk Unggulan yang dimilikinya untuk kemudian didata agar dapat diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan dan pembinaan. Pihak Dinas Koperasi dan UMKM tidak secara aktif terjun ke masyarakat untuk mendata para pengusaha UKM Produk Unggulan karena keterbatasan personil tetapi para pengusaha UKM Produk Unggulan sendiri yang diharapkan datang ke Dinas Koperasi dan UMKM. Dengan cara ini aspek yang diandalkan adalah penyuluhan karena jika penyuluhan tidak mengena kepada pengusaha Produk Unggulan, maka pengusaha Produk Unggulan tidak akan secara aktif memberikan profil usahanya kepada Dinas Koperasi dan UMKM. Dinas Koperasi dan UMKM menerapkan cara ini karena mengantisipasi jika ada UKM Produk Unggulan yang gagal dalam menjalani pembinaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Laksana Pujiyanta, BSc selaku Kepala Seksi Bina Kelembagaan UKM Kab. Boyolali sebagai berikut:

“Jadi sebenarnya kita itu bekerjasama dengan satker kemitraan yang berhubungan dengan Produk Unggulan seperti Diperindagsar, Dispertanhutkan dari mereka kita bisa tahu keadaan UKM Produk Unggulan ini, kita tidak boleh aktif mencari UKM Produk Unggulan karena takutnya kalau sudah dibina malah gagal, malah nanti kita yang disalahkan. Kalau kesadaran dari pihak UKM Produk Unggulan sendiri untuk diberi penyuluhan dan pelatihan

kalaupun nantinya gagal itu tidak masalah kita.” (Wawancara, 14 Juli 2011)

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Tri Budi Hastuti, S.sos selaku Kepala Seksi Kemitraan dan pengembangan jaringan UKM Kab. Boyolali sebagai berikut:

“Pendataan jumlah UKM Produk Unggulan ini dilaksanakan dengan dua metode yaitu metode jemput bola

dan menunggu. Metode jemput bola dilaksanakan dengan cara sosialisasi atau penyuluhan langsung kepada UKM. Kalau yang menunggu yaitu para pengusaha UKM Produk Unggulan datang sendiri untuk memberikan profil usahanya untuk didata dan masuk pada daftar pembinaan Dinas Koperasi dan UMKM.” (Wawancara, 14 Juli 2011)

Dari penjelasan Ibu Tri Budi Hastuti, S.sos ini menerangkan bahwa metode yang digunakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali dalam memperoleh data UKM Produk Unggulan adalah dengan memberikan penyuluhan terlebih dahulu kepada pengusaha UKM Produk Unggulan, sehingga Penyuluhan diharapkan akan menyadarkan pengusaha UKM Produk Unggulan tentang pentingnya pembinaan untuk bisa mengembangkan usahanya secara mandiri dan berkesinambungan. Oleh karena itu, pengusaha UKM Produk Unggulan diharapkan Dari penjelasan Ibu Tri Budi Hastuti, S.sos ini menerangkan bahwa metode yang digunakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali dalam memperoleh data UKM Produk Unggulan adalah dengan memberikan penyuluhan terlebih dahulu kepada pengusaha UKM Produk Unggulan, sehingga Penyuluhan diharapkan akan menyadarkan pengusaha UKM Produk Unggulan tentang pentingnya pembinaan untuk bisa mengembangkan usahanya secara mandiri dan berkesinambungan. Oleh karena itu, pengusaha UKM Produk Unggulan diharapkan

Tabel IV.5 Data Peserta Pelatihan Manajemen Pemasaran Tahun 2009 dan 2010

No

Peserta Tahun 2009

(15-18 April 2009)

Peserta Tahun 2010 (19 -24 Juli 2010)

1 Sutrisno (Kerajinan Bambu)

Endang Sunarti (Makanan olahan)

2 Totok Guruh Supriyanto (Kerajinan Topeng Kayu)

Susanto ( Kerajinan Logam)

3 Titik Fatmawati (Anyaman Bambu)

Gito ( Kerajinan Alumunium)

4 Untung Sobandi (makanan olahan)

Siti Marti (Makanan Olahan)

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Boyolali Bapak Sutrisno juga telah berkesempatan mengikuti

pelatihan manajemen yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM. Hasilnya, beliau merasa wawasannya semakin bertambah. Pengetahuan mengenai pembuatan produk dan cara memasarkan yang baik pun telah ia dapatkan sehingga dapat diterapkan dalam mengembangkan usahanya. Hal senada juga diungkapkan oleh Totok Guruh Supriyanto salah satu pengusaha kerajinan Kerajinan Topeng Kayu di Wonorejo, Musuk sebagai berikut:

“Saya juga sudah ikut pelatihan mbak, dari pelatihan saya mendapat pengalaman cara menjalankan usaha yang baik dan bagaimana meningkatkan mutu produksi, memilih bahan baku, dan bagaimana pemasaran yang baik, setelah itu saya ikut pameran, dan hasilnya pun positif, usaha saya

makin berkembang.” (Wawancara, 26 Juli 2011)

Tabel IV.6 Data Omset Bidang Produksi dan Pengolahan Produk Unggulan Tahun 2010 Kabupaten Boyolali

No

Jenis Industri Unggulan

Omset Penjualan 2009

(Per Bulan)

Omset Penjualan 2010

(Per Bulan)

Perkembangan (%)

Kerajinan Tembaga

Rp 1.373.047.000 Rp 1.542.750.000

2 Makanan Olahan Rp 5.949.095.072 Rp 6.466.407.687

3 Madu Rp 13.500.000 Rp 18.000.000 2,5

Meubel dan Pengolahan Kayu

Rp 2.963.174.000 Rp 3.292.416.000

Tembakau Rajangan Dan

Asap

Rp 1.323.645.000 Rp 1.364.583.000

6 Susu Sapi Rp 6.300.000.000 Rp 7.245.000.000

7 Minyak Atsiri Rp 83.125.000 Rp 87.500.000

5 Jumlah

Rp11.711.886.072 Rp 20.016.656.687 41,49 Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Boyolali 2010

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata omset penjualan UKM Produk Unggulan perbulan selalu mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Pada tahun 2009 rata-rata omset penjualan mereka perbulan hanya sebesar Rp 11.711.886.072 tetapi pada tahun 2010 rata-rata omset penjualan mereka naik menjadi Rp 20.016.656.687 per bulan. Dalam jangka satu tahun tersebut para

Peningkatan omset rata-rata penjualan perbulan UKM Produk Unggulan tersebut merupakan salah satu indikator cukup suksesnya program penyuluhan dan pelatihan UKM Produk Unggulan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali.

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Haji Supri Haryanto salah satu pengusaha Kerajinan tembaga terbesar di Tumang, Cepogo sebagai berikut:

“Usaha ini sudah saya rintis lama, kira-kira sekitar tahun 1970-an. Berkat dari pelatihan dan penyuluhan yng diberikan Dinas KOperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali tentang exterior dan interior desain dengan berbagi corak, warna dan keindahan yang artistic dari yang sebelumnya hanya memproduksi peralatan

rumah tangga saja bisa mengembangkan inovasi seperti : pot bunga, guci, lampu, kaligrafi, hiasan dinding, dll. Alhamdulillah sekarang sudah maju. Dari omset, tenaga kerja, dan wilayah pemasaran baik lokal maupun eksport seperti di Australia, Maroko, Amerika, dan Eropa.” (Wawancara, 26 Juli 2011)

b) Promosi dan Pameran Selain kegiatan pelatihan dan penyuluhan, salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM dalam rangka memberdayakan UKM Produk Unggulan adalah mengikutsertakan para pengusaha Produk Unggulan dalam kegiatan promosi dan pameran. Manfaat yang diharapkan dengan mengikuti promosi dan pameran adalah minimal masyarakat mengetahui produk- produk Unggulan dari Kabupaten Boyolali bahkan membeli produk tersebut hingga nantinya dapat b) Promosi dan Pameran Selain kegiatan pelatihan dan penyuluhan, salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM dalam rangka memberdayakan UKM Produk Unggulan adalah mengikutsertakan para pengusaha Produk Unggulan dalam kegiatan promosi dan pameran. Manfaat yang diharapkan dengan mengikuti promosi dan pameran adalah minimal masyarakat mengetahui produk- produk Unggulan dari Kabupaten Boyolali bahkan membeli produk tersebut hingga nantinya dapat

“UKM-UKM Produk Unggulan selalu kita ikutsertakan pameran baik local (Jateng Fair, Jogja Expo, Surabaya

Expo) maupun international ( Inacraft, furniturecraft) supaya produknya bisa dikenal masyarakat luas dan terkadang bisa mendapatkan order dari buyernya langsung”

(Wawancara, 14 Juli 2011)

Hal diatas sesuai dengan wawancara yang disampaikan Ibu Siti Rohilah, seorang pengusaha makanan olahan di Sawit sebagai berikut:

“Kami sering diikutsertakan pameran mbak, disana kami bisa memamerkan dan menjual produk usaha kami. Siapa tahu produk saya bisa dikenal masyarakat masyarakat sehingga memudahkan saya dalam melakukan pemasaran

mbak.” (Wawancara, 26 Juli 2011)

Kegiatan promosi dan pameran yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM untuk membantu memberdayakan UKM Produk Unggulan telah memberikan manfaat bagi para pengusaha Produk Unggulan tersebut. Manfaat ataupun keuntungan yang dialami oleh pengusaha Produk Unggulan diantaranya adalah semakin luasnya pasar, bertambahnya jaringan relasi antar pengusaha UKM, serta berkembangnya usaha yang secara langsung meningkatkan pendapatan. Sebagaimana diungkapkan Kegiatan promosi dan pameran yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM untuk membantu memberdayakan UKM Produk Unggulan telah memberikan manfaat bagi para pengusaha Produk Unggulan tersebut. Manfaat ataupun keuntungan yang dialami oleh pengusaha Produk Unggulan diantaranya adalah semakin luasnya pasar, bertambahnya jaringan relasi antar pengusaha UKM, serta berkembangnya usaha yang secara langsung meningkatkan pendapatan. Sebagaimana diungkapkan

“Alhamdulillah mbak, dengan mengikuti pameran, usaha saya menjadi cukup berkembang karena pelanggan menjadi lumayan bertambah, malah pesanan lebih banyak dari luar kota seperti Wonosobo, Solo, dan Yogyakarta. Apalagi mendekati lebaran dan natal. Tenaga kerja juga bertambah

menjadi 6 orang.” (Wawancara, 26 Juli 2011)

Promosi, dan Pengadaan Pengikutsertaan Pameran ini sangat penting untuk dilaksanakan karena memiliki tujuan yang sangat baik untuk pelaku UKM yaitu memperkuat daya saing produk yang dihasilkan dalam pasar barang. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah promosi, ini bertujuan untuk mengenalkan hasil produk sebagai upaya untuk memperluas jangkauan pemasaran produk tersebut.

c) Bantuan Peralatan Bantuan peralatan yang diberikan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali untuk memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi serta pengolahan bahan baku bagi produk UKM Unggulan. Pemberian bantuan peralatan tersebut merupakan tindak lanjut dari pelatihan yang telah diberikan sebelumnya. Adapun beberapa contoh bantuan peralatan yang diberikan UKM Produk Unggulan : Pemberian Bantuan Peralatan Teknologi Tepat Guna bagi IKM Tembaga di Kab. Boyolali, bantuan peralatan oven, mixer, dan kompor gas bagi

Konveksi.

Hal tersebut sesuai dengan penuturan Bapak Haryadi Bambang Sumantri selaku Kepala Staf seksi Fasilitasi Usaha dan Promosi UKM sebagai berikut:

“Untuk memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi, juga pengolahan bahan baku bagi produk UKM maka kami mengusahakan bantuan peralatan mbak, meskipun jumlahnya terbatas karena tergantung pada APBD Kementrian Koperasi dan UMKM .” (Wawancara,

14 Juli 2011)

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Tri Budi Hastuti, S.sos selaku Kepala Seksi Kemitraan dan pengembangan jaringan UKM Kab. Boyolali sebagai berikut:

“Bantuan peralatan disesuaikan dengan APBD Pusat mbak mengingat banyaknya jumlah UKM yang ada di Kabupaten

Boyolali ini, tetapi tidak semua pengusaha UKM tersebut mendapatkan bantuan peralatan ” (Wawancara, 14 Juli 2011).

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ibu Yani salah satu pengusaha makanan olahan di Banyudono sebagai berikut:

“Alhamdulillah mbak, dengan mendapatkan bantuan peralatan bisa membantu saya dalam proses produksi dan

memperlancar pekerjaan saya .” (Wawancara, 26 Juli 2011) memperlancar pekerjaan saya .” (Wawancara, 26 Juli 2011)

Tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan adalah perluasan kesempatan kerja dan pengentasan kemiskinan. Untuk mewujudkan Kabupaten Boyolali sebagai Koperasi dan UMKM yang mandiri dan berdaya saing. Kemandirian UKM Produk Unggulan diharapkan dapat tercapai. Dengan berkembangnya perekonomian rakyat diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan kerja, dan memakmurkan masyarakat secara keseluruhan serta mengentaskan kemiskinan.

Saat ini kegiatan pemberdayaan untuk UKM Produk Unggulan di Kabupaten Boyolali belum dapat terealisasi secara keseluruhan. Dengan hasil pemberdayaan UKM Produk Unggulan yang belum mencapai target dari pemerintah maka akan sulit diketahui apakah UKM Produk Unggulan tersebut perlu pembinaan atau tidak seperti yang diungkapkan oleh Laksana Pujiyanta, BSc selaku Kepala Bina Kelembagaan UKM Kab. Boyolali sebagai berikut:

“Banyaknya jumlah UKM Produk Unggulan itu sangat banyak mbak sekitar 6.517an, namun yang baru tersentuh hanya sedikit saja. Ini karena Kita sulit untuk turun langsung ke lapangan mengingat jumlah personil yang terbatas serta kurangnya keaktifan dalam melakukan pendataan serta memberikan laporan langsung perkembangan usahanya kepada Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali. ” (Wawancara, 14 Juli 2011) “Banyaknya jumlah UKM Produk Unggulan itu sangat banyak mbak sekitar 6.517an, namun yang baru tersentuh hanya sedikit saja. Ini karena Kita sulit untuk turun langsung ke lapangan mengingat jumlah personil yang terbatas serta kurangnya keaktifan dalam melakukan pendataan serta memberikan laporan langsung perkembangan usahanya kepada Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali. ” (Wawancara, 14 Juli 2011)

Kesesuaian antara hasil yang diperoleh dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dilihat dalam tabel realisasi kinerja Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan terhadap target pelatihan, pameran, dan bantuan peralatan yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut :

a. Target keikutsertaan UKM Produk Unggulan dalam pelatihan dan penyuluhan

Tabel IV.7

Target Keikutsertaan Pelatihan dan Realisasi Dinas Koperasi dan

UMKM

Kabupaten Boyolali dalam Pemberdayaan UMKM Produk Unggulan Tahun 2008 sampai 2010

No Tahun

Target Pelatihan UKM

Produk Unggulan

Realisasi

Target Pelatihan (%)

Presentase Realisasi Pelatihan (%)

Sumber : diolah kembali oleh penulis dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa target keikutsertaan pelatihan yang ada di Kabupaten Boyolali sudah

dicapai dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan. Realisasi pencapaian target Pelatihan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Boyolali dari tahun 2008-2010 sudah bisa memenuhi seluruh dari target yang telah ditetapkan sebelumnya. Tabel target dan realisasi pelatihan di atas memperlihatkan bahwa ternyata kinerja Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Boyolali dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan sudah tercapai karena telah mampu memenuhi target yang telah ditetapkan dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan.

b. Target keikutsertaan promosi dan pameran UKM Produk Unggulan

Tabel IV.8

Target Keikutsertaan Pameran dan Realisasi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali dalam Pemberdayaan UMKM Produk Unggulan Tahun 2008 sampai 2010

No Tahun

Target Promosi dan Pameran UKM Produk

Presentase Realisasi Promosi dan Pameran (%)

Sumber : diolah kembali oleh penulis dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa target Promosi dan Pameran yang ada di Kabupaten Boyolali tidak dapat memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Boyolali sebagai standar kinerja yang harus dicapai dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan. Realisasi

Kabupaten Boyolali cenderung belum bisa memenuhi keseluruhan dari target yang telah ditetapkan sebelumnya. Rata-rata persentase realisasi pencapaian target Promosi dan Pameran UKM Produk Unggulan di Kabupaten Boyolali belum memenuhi target. Dengan target 10 % hanya satu dari tiga tahun yang dapat memenuhi target tersebut yaitu pada tahun 2008.

c. Target pemberian bantuan peralatan kepada UKM Produk Unggulan.

Tabel IV.9

Target pemberian bantuan peralatan dan Realisasi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali dalam Pemberdayaan UMKM Produk

Unggulan Tahun 2008 sampai 2010

No Tahun

Target Promosi dan Pameran UKM Produk

Presentase Realisasi Promosi dan Pameran (%)

Sumber : diolah kembali oleh penulis dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pemberian bantuan peralatan yang ada di kabupaten Boyolali tidak dapat memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Boyolali sebagai standar kinerja yang harus dicapai dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan. Realisasi pencapaian target pemberian bantuan peralatan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Boyolali cenderung belum bisa memenuhi target

persentase realisasi pencapaian target pemberian bantuan peralatan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Boyolali belum memenuhi target dan dikatakan masih rendah. Tabel target dan realisasi di atas memperlihatkan bahwa ternyata kinerja Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Boyolali dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan di Kabupaten Boyolali masih rendah karena belum mampu memenuhi target yang telah ditetapkan dalam dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan.