Teknik Pengambilan Sampel

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Menurut HB. Sutopo (2002 : 56), Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap

Teknik purposive sampling ini jumlah sampling tidak ditentukan karena yang terpenting bukan jumlahnya tetapi kelengkapan dan kedalaman informasi yang dapat digali sesuai dengan yang diperlukan bagi pemahaman masalahnya. Dalam pelaksanaan pengumpulan data pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. (Patton dalam HB. Sutopo 2002:56).

Untuk menjamin validitas data yang akan diperoleh dalam penelitian ini, maka peningkatan validitas data akan dilakukan dengan teknik pemeriksaan terhadap keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data.

Untuk itu peneliti menggunakan cara trianggulasi data. Menurut Lexy J. Moleong (2002:178), trianggulasi data merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh. Hal ini bertujuan untuk mengecek (cross check) kebenaran data tersebut dengan cara membandingkannya dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber yang lain. Dengan kata lain data akan dikontrol oleh data yang sama namun dengan sumber yang berbeda.

Penerapan model triangulasi data dalam penelitian ini yaitu pada saat memperoleh data tentang UKM Produk Unggulan dari Kepala Seksi Permodalan UKM Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali peneliti juga membandingkan informasi sejenis kepada Kepala Seksi Kemitraan dan pengembangan jaringan UKM Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali. Dengan demikian data yang diperoleh lebih valid dan dapat dipercaya. Peneliti melakukan wawancara kepada lebih dari seorang sehingga data yang diperoleh akan lebih valid

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu menganalisa data tanpa menggunakan rumus-rumus statistik tetapi menggunakan kata-kata tertentu dan menghubungkannya secara kualitatif. Model analisa yang digunakan adalah model analisa interaktif dari Miles dan Huberman (HB. Sutopo, 2002 : 91-96). Dalam model analisa ini ada 3 komponen tahap analisa data, yaitu :

a. Reduksi Data Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis data yang mempertegas, memperpendek, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan. Dalam penelitian ini reduksi data dilakukan pada saat penulis mendapatkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali dan pengusaha UKM Produk Unggulan Kabupaten Boyolali dalam pemberdayaan UKM Produk Unggulan. Penulis kemudian menyederhanakan data tersebut dengan mengambil data-data yang mendukung dalam pembahasan penelitian ini. Sehingga data-data tersebut mengarah pada kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. b. Sajian Data Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk

narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat Sajian data peneliti akan memahami apa yang sedang terjadi kemudian lebih jauh menganalisis atau mengambil tindakan berdasar pemahamannya tersebut. Sajian data narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat Sajian data peneliti akan memahami apa yang sedang terjadi kemudian lebih jauh menganalisis atau mengambil tindakan berdasar pemahamannya tersebut. Sajian data

c. Penarikan Simpulan Dalam awal pengumpulan data, peneliti harus memulai mengerti arti dalam hal-hal yang ditemui tentang Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan proposisi-proposisi untuk kemudian dibuat suatu kesimpulan. Pada awalnya kesimpulan tersebut kurang jelas kemudian makin meningkat dan memiliki landasan yang kuat. Setelah sajian data telah tersusun, selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan akhir. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir. Dengan demikian, dengan model analisis interaktif yang digunakan penarikan kesimpulan dapat dipertangungjawabkan.

Ketiga komponen tersebut aktifitasnya dilakukan dengan interaksi dengan proses siklus. Peneliti tetap bergerak dantara tiga komponen selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Apabila kesimpulan dirasa kurang mantap karena kurangnya rumusan dalam reduksi maupun sajian datanya, maka peneliti akan melakukan pengumpulan data dari awal. Untuk lebih jelasnya, skema dapat digambarkan sebagai berikut :