Pengujian Hipotesis

D. Pengujian Hipotesis

1. Bentuk dan Karakteristik Alih Fungsi Lahan di Kecamatan Jaten Tahun 2004 - 2011

a. Bentuk dan karakteristik alih fungsi lahan Kecamatam Jaten tahun 2004 - 2006 Alih fungsi lahan tahun 2004 – 2006 diperoleh melalui overlay peta penggunaan lahan Kecamatan Jaten dan matching tabel penggunaan lahan tahun 2004 dan 2006. Alih fungsi lahan untuk setiap daerah (area) adalah :

1) Bentuk dan karakteristik alih fungsi lahan di urban fringe area di Kecamatan Jaten tahun 2004 – 2006

Berdasarkan overlay peta penggunaan lahan dan matching tabel penggunaan lahan urban fringe area tahun 2004 dan 2006,dapat di peroleh data alih fungsi lahan sebagai berikut :

2004 2006 fungsi Bangunan

0.00 0.00 0.00 0.48 0.48 0.00 1.23 1.23 0.00 0.21 0.21 0.00 0.82 0.82 0.00 4.00 4.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Lahan Kosong

4.25 0.89 -3.36 Permukiman

0.43 31.31 31.31 0.00 Pertokoan & Ruko

9.10 9.10 0.00 43.33 43.33 0.00 88.11 88.92 0.81 9.91 9.91 0.00 10.15 10.15 0.00 177.65 178.08

0.00 0.00 0.00 1.64 1.64 0.00 0.16 0.16 0.00 0.19 0.19 0.00 0.00 0.00 0.00 2.55 3.61 1.06 0.25 0.25 0.00 Peternakan

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.25 3.25 0.00 0.00 0.33 0.33 Rel Kereta Api

0.78 0.78 0.00 2.61 2.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.91 1.91 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Sawah

33.77 33.77 0.00 Sawah Tadah

Hujan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 18.63 18.63 0.00 0.00 0.00 0.00 Sungai

Sumber: - Peta penggunaan lahan tahun 2004

- Peta penggunaan lahan tahun 2006 - Analisis data dengan ArcView

commit to user

lahan terbanyak adalah pada penggunaan lahan kosong yang berkurang 4,05 Ha. Lahan kosong yang berkurang paling banyak berada di Desa Sroyo seluas 3,36 Ha. Penurunan lahan kosong ini, bukanlah peneurunan lahan secara mutlak, karena penurunan lahan ini, juga diikuti oleh kenaikan lahan kosong, yang terjadi di Desa Jati seluas 0.58 Ha. Penggunaan lahan kering yang berupa lahan sawah juga menurun seluas

2.38 Ha, penurunan lahan sawah juga terjadi di Desa Ngringo sluas 1,48 Ha. Lahan kering berupa kebun juga mengalami penurunan seluas 0,58 Ha. Penurunan lahan kebun ini terjadi di desa Ngringo seluas 0,21 Ha dan di Desa Jaten seluas 0,21 Ha.

Penambahan penggunaan lahan terluas adalah untuk industri seluas 4,6 Ha, yang terjadi di Desa Sroyo seluas 3.36 Ha. Penambahan penggunaan lahan yang lain adalah permukiman seluas 1,24 Ha, penambahan terluas berada di Desa Jaten seluas 0,8 Ha. Penambahan lahan yang lain adalah pada pertokoan seluas 1,06 Ha. secara rinci bentuk alih fungsi lahan urban fringe area pada tahun 2004 – 2006 dapat dilihat pada tabel 4.36.

Table 4.36. Bentuk Alih fungsi Lahan Urban Fringe Area Tahun 2004 - 2006

No Pola Penggunaan Lahan Dagen Jaten Jati Ngringo Sroyo Jumlah

1 Kebun - Lahan Kosong

0.087

0.104 0.191

2 Kebun - Permukiman

0.219

0.107 0.326

3 Kebun - Peternakan 0.330 0.330

4 Lahan Kosong - Pertokoan 1.062 1.062

5 Lahan Kosong - Industri

0.456

3.364 3.820

6 Lahan Kosong - Permukiman

0.337

0.321 0.658

7 Sawah - Industri

0.787

0.787

8 Sawah - Lahan Kosong

0.071 0.236

0.569 0.876 Jumlah

0.456 1.501 0.236

2.163 3.694 8.050

commit to user

pada tahun 2004 – 2006 ini berbeda – beda sesuai dengan bentuk alih fungsi lahannya. Alih fungsi kebun – lahan kosong dan sawah – lahan kosong, di Desa Jaten, Jati dan Ngringo merupakan bentuk perluasan perkampungan ke lahan kering disekitarnya yang suatu saat akan dijadikan rumah baru ataupun sarana penunjang permukiman. Alih fungsi kebun – permukiman, lahan kosong – permukiman ini juga merupakan penambahan permukiman yang sudah mempunyai sarana lengkap, terutama jalan yang menghubungkan ke daerah lain, karena pembangunan jaringan jalan baru biayanya cukup besar.

Alih fungsi lahan lahan kosong – industri pada tahun ini hanya bersifat penambahan dari lahan industri yang sudah ada, dan lahan kosong ini memang sudah direncanakan untuk industri. Sedangkan sawah – lahan kosong banyak yang bersifat pengeringan sawah sementara yang nantinya akan dijadikan permukiman, bangunan maupun industri, yang lokasinya cenderung mengikuti penggunaan lahan terbangun sebelumnya dan sudah ada jalan yang menghubungkan ke lahan tersebut. Alih fungsi lahan kebun – peternakan ini berada di dekat sungai yang menjauhi permukiman. Karakteristik dan lokasi lahan yang teralih fungsi tahun 2004 – 2006 dapat di lihat pada peta 23.

2) Bentuk dan karakteristik alih fungsi lahan di rural fringe area di Kecamatan Jaten tahun 2004 – 2006

Berdasarkan overlay peta penggunaan lahan dan matching tabel penggunaan lahan rural fringe area tahun 2004 dan 2006,dapat di peroleh data alih fungsi lahan sebagai berikut :

Suruhkalang Penggunaan

Desa Brujul

Desa Dagen

Desa Jaten

Desa Jati

Desa Jetis

Desa Sroyo

Alih Lahan

2004 2006 fungsi Bangunan

1.38 1.38 0.00 0.31 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00 0.76 0.76 0.00 0.67 0.67 0.00 0.46 0.46 0.00 2.38 2.38 0.00 Lahan Kosong

Ruko 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.09 0.09 0.00 0.16 0.16 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Peternakan

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 25.74 26.15 0.41 0.00 0.00 0.00 Rel Kereta

Api 0.71 0.71 0.00 0.38 0.38 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.46 0.46 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Sawah

173.71 173.71 0.00 Sawah Tadah

Sungai 8.60 8.60 0.00 1.64 1.64 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.45 0.45 0.00 0.00 0.00 0.00 Tegalan

Sumber: - Peta penggunaan lahan tahun 2004

- Peta penggunaan lahan tahun 2006 - Analisis data dengan ArcView

commit to user

seluas alih fungsi lahan di daerah urban fringe, karena lokasinya berada di belakang urban fringe, dan lokasinya kurang strategis. Berdasarkan tabel diatas penurunan penggunaan lahan terbanyak adalah pada penggunaan lahan sawah yang berkurang 4,39 Ha. Lahan sawah yang berkurang paling banyak berada di Desa Jati seluas 2,7 Ha dan di Desa brujul seluas 1,18 Ha. Penurunan lahan kebun ini terjadi di Desa Jati dan Sroyo seluas 0,41 dan 0,17 Ha. Penambahan penggunaan lahan terluas adalah untuk Permukiman seluas 2,37 Ha, yang terjadi di Desa Sroyo seluas 0,31 Ha, di Desa Jati seluas 1,85 Ha, dan di Desa Jetis seluas 0,2 Ha. Penambahan penggunaan lahan yang lain adalah lahan kosong seluas 1,24 Ha, penambahan lahan kosong berada di Desa Brujul seluas 1,18 Ha, di Desa Jati seluas 1,01 Ha dan di Desa Sroyo seluas 0,19 Ha. Penambahan lahan yang lain adalah pada lahan peternakan seluas 0,41 Ha. secara rinci bentuk alih fungsi lahan rural fringe area pada tahun 2004 – 2006 dapat dilihat pada tabel 4.38.

Table 4.38. Bentuk Alih fungsi Lahan Rural Fringe Area Tahun 2004 - 2006

No Pola Penggunaan Lahan

Rural Fringe 1

Rural Fringe 2

Rural Fringe 3

1 Lahan Kosong - Permukiman 0.20 0.20 2 Sawah - Lahan Kosong

0.19 1.18 1.01 2.38 3 Sawah - Permukiman

0.31 1.85 2.16 4 Kebun – Peternakan

Alih fungsi lahan kosong – permukiman di Desa Jetis dan sawah – permukiman di Desa Sroyo merupakan penambahan permukiman yang sudah ada sebelumnya. Alih fungsi lahan dan sawah – lahan kosong, di Desa Jati, Sroyo dan Brujul merupakan bentuk pengiringan lahan untuk dijadikan lahan terbangun. Alih fungsi lahan sawah – permukiman di Desa Jati, merupakan perumahan baru. Alih fungsi lahan kebun – peternakan merupakan penambahan peternakan yang sudah ada. Karakteristik dan lokasi lahan yang teralih fungsi tahun 2004 – 2006 dapat di lihat pada peta 23.

commit to user

commit to user

2008. Alih fungsi lahan tahun 2006 – 2008 diperoleh melalui overlay peta penggunaan lahan Kecamatan Jaten dan matching tabel penggunaan lahan tahun 2004 dan 2006. Alih fungsi lahan untuk setiap daerah (area) adalah :

1) Bentuk dan karakteristik alih fungsi lahan di urban fringe area di Kecamatan Jaten tahun 2006 – 2008

Berdasarkan overlay peta penggunaan lahan dan matching tabel penggunaan lahan urban fringe area tahun 2006 dan 2008, dapat di peroleh data alih fungsi lahan seperti pada tabel 4.27. Pada periode tahun 2006 – 2008 terjadi penambahan penggunaan lahan industri seluas 2,43 Ha, yang berada di Desa Ngringo dan Jaten seluas 1,77 Ha dan 0,65 Ha. Lahan permukiman juga bertambah seluas 1,87 Ha, yang berada di Desa Ngringo (0,96 Ha), dan Jaten (0,91Ha). Lahan kosong juga bertambah 2,03Ha, yang terjadi di Desa Jaten (1,18 Ha), Dagen (0,21Ha) dan Sroyo (0,60 Ha), penambahan ini juga diimbangi oleh adanya pengurangan lahan kosong seluas 1,28 Ha di Desa Ngringo. Penggunaan lahan lain yang bertambah adalah kebun yang bertambah 0,33 Ha dan pertokoan seluas 0,25 Ha.

Penggunaan lahan yang berkurang pada periode ini bukan hanya lahan tak terbangun, ada juga pengurangan lahan terbangun, tetapi luasannya tidak terlalu luas. Penggunaan lahan tak terbangun yang berkurang adalah lahan sawah (4,28 Ha), sawah tadah hujan (0,62 Ha), tegalan (0,39 Ha). Pengurangan lahan terbangun ini berupa lahan peternakan (0,33 Ha), yang terjadi di Desa Sroyo, di perbatasan dengan Desa Ngringo dan berada di dekat Bengawan Solo.

Desa Sroyo Penggunaan

Desa Brujul

Desa Dagen

Desa Jaten

Desa Jati

Desa Jetis

Desa Ngringo

Alih Lahan

2006 2008 fungsi Bangunan

0.00 0.00 0.00 0.48 0.48 0.00 1.23 1.23 0.00 0.21 0.21 0.00 0.82 0.82 0.00 4.00 4.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Lahan Kosong

Ruko 0.00 0.00 0.00 1.64 1.90 0.25 0.16 0.16 0.00 0.19 0.19 0.00 0.00 0.00 0.00 3.61 3.61 0.00 0.25 0.25 0.00 Peternakan

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.25 3.25 0.00 0.00 0.33 -0.33 Rel Kereta Api

0.78 0.78 0.00 2.61 2.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.91 1.91 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Sawah

33.77 33.17 -0.60 Sawah Tadah

Sumber : Peta Penggunaan lahan tahun 2006 & 2008

commit to user

diperoleh bentuk alih fungsi lahan sebagai berikut :

Tabel 4.40. Bentuk alih fungsi lahan urban fringe area tahun 2006 – 2008

No Pola Penggunaan Lahan Dagen Jaten Ngringo Sroyo Jumlah

1 Lahan Kosong – Bangunan

0.04 0.04

2 Lahan Kosong – Industri

1.15 1.15

3 Lahan Kosong – Permukiman

0.60 0.60

4 Peternakan – Kebun

0.33 0.33

5 Sawah – Industri

0.58 0.58

6 Sawah - Lahan Kosong

0.24 1.55 0.44 0.60 2.83

7 Sawah – Permukiman

0.66 0.66

8 Sawah Tadah Hujan – Industri

0.62 0.62

9 Tegalan – Permukiman

0.39 0.39

Jumlah

0.24 2.83 3.04 0.93 7.17 Sumber : Analisis data.

Karakteristik alih fungsi lahan urban fringe pada tahun 2006 – 2008 ini seperti dengan alih fungsi pada tahun 2004 – 2006. Alih fungsi lahan kosong – bangunan merupakan alih fungsi lahan dari lahan kosong berupa lapangan yang berubah menjadi gedung sekolah untuk sekolah dasar. Alih fungsi lahan dari lahan kosong – industri terjadi di komplek industri di sekitar ring road Kota Surakarta. Alih fungsi lahan kosong – permukiman yang terjadi Desa Jati terdiri dari dua buah jenis permukiman yaitu rumah tunggal dan perumahan. Permukiman ini berada di dekat permukiman yang sudah ada dan lokasinya mudah dijangkau dari manapun karena ada jalan yag menghubungkan dengan jalan provinsi atau jalan kolektor.

Alih fungsi lahan peternakan – kebun terjadi di desa sroyo dan merupakan satu – satunya alih fungsi lahan yang bersifat positif. Alih fungsi lahan ini terjadi pada peternakan yang berada di dekat pinggir bengawan solo

commit to user

harus ditutup dan diubah menjadi kebun. Alih fungsi lahan dari sawah menjadi industri pada tahun 2006 – 2008 hanya terjadi di Desa Jaten, industri ini terdiri dari industri tekstil dan penggilingan padi. Alih fungsi lahan sawah menjadi lahan kosong ini merupakan alih fungsi lahan sementara dari lahan pertanian menjadi lahan terbangun. Karena lahan kosong merupakan lahan yang dalam proses pengeringan yang suatu saat akan menjadi lahan terbangun baik untuk bangunan, industri maupun permukiman. Alih fungsi lahan sawah – permukiman yang terjadi Desa Jaten berupa perumahan dan rumah tunggal. Permukiman yang berupa perumahan. Alih fungsi lahan sawah tadah hujan – industri terjadi di Desa Ngringo, industri ini adalah berupa industri jasa transportasi, sehingga berlokasi dekat dengan Terminal Palur. Alih fungsi lahan tegalan – permukiman juga terjadi Desa Ngringo, permukiman ini adalah berupa perumahan di perumahan Villa Bengawan. Karakteristik dan lokasi lahan yang beralih fungsi Kecamatan Jaten tahun 2006 – 2008 dapat di lihat pada peta24.

2) Bentuk dan karakteristik alih fungsi lahan di rural fringe area di Kecamatan Jaten tahun 2006 – 2008

Berdasarkan overlay peta penggunaan lahan dan matching tabel penggunaan lahan rural fringe area tahun 2006 dan 2008, dapat di peroleh data alih fungsi lahan seperti pada tabel 4.27. Pada periode tahun 2006 – 2008 terjadi penambahan penggunaan lahan permukiman seluas 2,99 Ha yang terjadi di Desa Brujul (1,36 Ha), Jati (1,25 Ha), dan Sroyo (0,38 Ha). Penggunaan lahan industri juga bertambah seluas 0,11 Ha, di Desa Sroyo. Penggunaan lahan yang bertamabah lainnya adalah lahan pertokoan seluas 0,09 Ha di Desa Jati.

Suruhkalang Penggunaan

Desa Brujul

Desa Dagen

Desa Jaten

Desa Jati

Desa Jetis

Desa Sroyo

Alih Lahan

2006 2008 fungsi Bangunan

1.38 1.38 0.00 0.31 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00 0.76 0.76 0.00 0.67 0.67 0.00 0.46 0.46 0.00 2.38 2.38 0.00 Lahan Kosong

Ruko 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.09 0.09 0.00 0.16 0.25 0.09 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Peternakan

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 26.15 26.15 0.00 0.00 0.00 0.00 Rel Kereta

Api 0.71 0.71 0.00 0.38 0.38 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.46 0.46 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Sawah

173.71 173.71 0.00 Sawah Tadah

Tegalan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5.19 5.19 0.00 0.65 0.65 0.00 Jumlah

Sumber : Peta Penggunaan lahan tahun 2006 & 2008

commit to user

Desa Brujul (1,47 Ha), Jati (0,83 Ha), dan Sroyo(0,38 Ha). Lahan Kosong berkurang seluas 0,5 Ha yang terjadi di Desa Jati (0,5 Ha) dan di Desa Sroyo (0,11 Ha), pengurangan ini juga di ikuti penambahan lahan kosong seluas 0,11 Ha di Desa Brujul. secara rinci bentuk alih fungsi lahan urban fringe area pada tahun 2004 – 2006 dapat dilihat pada tabel 4.42.

Tabel 4.42. Bentuk Alih Fungsi Lahan Urban Fringe Area Tahun 2006 –

2008

No Pola Penggunaan Lahan

Rural Fringe 1

Rural Fringe 2

Rural Fringe 3

1 Lahan Kosong – Industri 0.11 0.11 2 Lahan Kosong – Permukiman

0.5 0.5 2 Sawah - Lahan Kosong

0.11 0.11 4 Sawah – Permukiman

0.38 1.36 0.75 2.494 5 Sawah – Pertokoan

0.09 0.09 Jumlah

1.47 0.49 1.34 3.30

Bentuk alih fungsi lahan lahan kosong – industri yang ada di Desa Sroyo merupakan pembukaan industri sedang baru yang berada di dekat jalan ring road Surakarta. Alih fungsi lahan kosong – permukiman dan sawah – permukiman di Desa Brujul dan Jati merupakan pembukaan perumahan baru sedangkan yang terjadi di Desa Sroyo merupakan penambahan permukiman yang sudah ada. Alih fungsi lahan sawah – pertokoan adalah pembukaan pertokoan sebagai fasilitas penunjang perumahan baru (Puri Kahuripan) di Desa Jati. Alih fungsi lahan sawah - lahan kosong terjadi di dekat jalan lokal primer, lahan kososng ini merupakan lahan yang sudah diperuntukkan. Karakteristik dan lokasi lahan yang beralih fungsi Kecamatan di rural fringe area tahun 2006 – 2008 dapat di lihat pada peta 24.

commit to user

Berdasarkan overlay peta penggunaan lahan dan matching tabel penggunaan lahan urban fringe area tahun 2008 dan 20011,dapat di peroleh data alih fungsi lahan sebagai berikut :

Tabel 4.43. Alih fungsi lahan urban fringe area tahun 2008 – 2011.

Desa Sroyo Penggunaan

Desa Brujul

Desa Dagen

Desa Jaten

Desa Jati

Desa Jetis

Desa Ngringo

Alih Lahan

2008 2011 fungsi Bangunan

0.00 0.00 0.00 0.48 0.48 0.00 1.23 1.23 0.00 0.21 0.21 0.00 0.82 0.82 0.00 4.00 4.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Lahan Kosong

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.25 3.25 0.00 0.00 0.00 0.00 Rel Kereta Api

0.78 0.78 0.00 2.61 2.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.91 1.91 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

33.17 31.13 -2.04 Sawah Tadah

Sumber : Peta Penggunaan lahan tahun 2008 & 2011

commit to user

di urban fringe area pada periode ini lebih tinggi dibanding periode tahun 2004 – 2006 maupun tahun 2006 - 2008. Penurunan sawah pada periode ini merupakan penurunan yang terluas dibandingkan periode sebelumnya, yaitu seluas 28,46 Ha yang terjadi diseluruh desa kecuali Desa Brujul. Penurunan lahan sawah cukup luas, berada di Desa Ngringo (10,444 Ha), Desa Jati (0,58 Ha), Desa Jaten (7,101 Ha), dan Desa Jetis (5,75 Ha). Penggunaan lahan untuk sawah tadah hujan juga berkurang seluas 6,35 Ha, yang terjadi di Desa Ngringo saja. Pengggunaan lahan kebun berkurang seluas 1,049 Ha, pengurangan ini terjadi di Jaten (0,45 Ha) dan Ngringo (0,815 Ha). pengurangan ini juga diimbangi dengan penambahan lahan kebun di Desa Dagen (0,18 Ha).

Penambahan penggunaan lahan terluas pada periode ini terjadi pada penggunaan lahan industri yang bertambah seluas 22,67 Ha, penambahan ini terjadi di enam Desa yaitu, Desa Ngringo (9,819 Ha), Jatis (5,75 Ha), Sroyo (1,39 Ha), Dagen (3.373 Ha) dan Jaten (2,339 Ha). lahan permukiman juga bertambah cukup banyak seluas 16,38 Ha, yang terjadi di empat desa. Penambahan permukiman ini terdiri dari perumahan dan rumah tunggal. Penambahan rumah tunggal terjadi di Desa Jetis, sedangkan perumahan terjadi di Desa Dagen, Jaten, Ngringo, dan Jati. Secara rinci alih fungsi lahan urban fringe tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada tabel 4.44.

commit to user

No Alih Fungsi Lahan

Dagen Jaten

Jati Jetis Ngringo Sroyo Jumlah

1 Kebun – Industri 0.31 0.31 2 Kebun – Permukiman

0.45 0.22 0.67 3 Lahan Kosong – Bangunan

0.127

0.127 4 Lahan Kosong – Industri

2.615

2.41 1.25 6.272 5 Lahan Kosong – Permukiman

1.228

2.59

3.815 6 Sawah – Bangunan

0.05 0.051 7 Sawah – Industri

0.448

0.034

5.75 8.57 1.39 16.194 8 Sawah – Kebun

0.489

0.489 9 Sawah - Lahan Kosong

0.829

0.705

0.34 0.24 0.64 2.112 10 Sawah – Permukiman

1.027

6.149

0.24 1.58 8.9987 11 Sawah – Pertokoan

Sawah Tadah Hujan – Pertokoan

0.09 0.088 13

Sawah Tadah Hujan - Lahan Kosong

3.39 3.385 14

Sawah Tadah Hujan – Permukiman

2.87 2.874 15 Tegalan – Kebun

Alih fungsi lahan di urban fringe area pada tahun 2008 – 2011 lebih beragam dan lebih luas dibandingkan alih fungsi tahun 2004 – 2006 dan alih fungsi tahun 2008 – 2011, begitu pula dengan karakteristik alih fungsi lahannya juga lebih beragam. Alih fungsi lahan kebun – permukiman yang terjadi di Desa Dagen dan Jaten, merupakan perluasan lahan permukiman dari permukiman yang sudah ada sebelumnya, Alih fungsi ini dilakukan oleh penduduk asli yang memiliki tanah warisan di daearh tersebut atau karena mempunyai keluarga di Kecamatan Jaten. Untuk alih fungsi lahan kebun – permukiman yang ada di Desa Ngringo berada pada lahan yang seharusnya tidak boleh dijadikan permukiman karena berada di bantaran Bengawan Solo seluas 0,22 Ha. Permukiman ini merupakan permukiman squatter (permukiman liar), permukiman squatter ini hanya terdiri dari 6 rumah saja dengan bangunan rumah yang sudah

commit to user

lahan ke perumahan yang berlokasi di daerah – daerah yang strategis dan mudah terjangkau dari manapun. Alih fungsi lahan sawah – permukiman, mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan lahan kosong – permukiman, perbedaannya hanya lahan sawah tidak mempunyai masa tunggu untuk menjadi lahan permukiman.

Alih fungsi lahan kosong – industri merupakan pemekaran industri yang sudah ada dan pembukaan industri baru. Industri ini menempati lahan – lahan yang terjangkau dari jalan arteri / jalan nasional dan jalan kolektor

/ jalan provinsi, selain itu lahan industri yang berada jauh dari jalan arteri atau kolektor semua berada di dekat jalan lokal atau jalan kabupaten yang memiliki lebar jalan minimal 6 meter. Begitu pula dengan alih fungsi lahan sawah – industri, perbedaannya hanya kalau lahan kosong – industri mempunyai masa tunggu berupa lahan kosong sebelum menjadi industri. Alih fungsi lahan kosong – bangunan yang terjadi di Desa Jaten terjadi karena adanya penambahan gedung untuk sekolah dasar, begitu pula dengan alih fungsi lahan sawah – bangunan yang terjadi di Desa Ngringo.

Alih fungsi lahan sawah – lahan kosong, rerata merupakan lahan sawah yang dikeringkan dan dalam masa tunggu untuk dibangun permukiman atau industri. Sedangkan alih fungsi lahan sawah – kebun terjadi karena sulitnya irigasi ke lahan tersebut, sehingga produktivitas lahan tersebut menurun dan untuk alternatifnya adalah dengan menanami dengan tanaman yang lebih tahan terhadap air, begitu pula dengan alih fungsi lahan tegalan – kebun. Karakteristik dan lokasi lahan yang teralih fungsi tahun 2008 – 2011 dapat di lihat pada peta 25.

2) Alih funsi lahan rural fringe area di Kecamatan Jaten tahun 2008 – 2011. Berdasarkan overlay peta penggunaan lahan dan matching tabel penggunaan lahan rural fringe area tahun 2008 dan 2011, dapat di peroleh data alih fungsi lahan seperti pada tabel 4.31. Pada periode ini terjadi penambahan penggunaan lahan permukiman seluas 11,59 Ha yang terjadi

commit to user

Sroyo (0,14 Ha). Penggunaan lahan industri juga bertambah seluas 7,13 Ha, yang terjadi Desa Brujul (4,79 Ha), Jetis (0,35 Ha) dan Sroyo (2,17 Ha). Penggunaan lahan yang bertambah lainnya adalah lahan kosong seluas 3,85 Ha yang terjadi di Desa Brujul (2,691 Ha), Jati (0,82 Ha), Jetis (0,46) dan terjadi pengurangan seluas 0,12 Ha di Desa Sroyo. Penambahan penggunaan lahan yang lain adalah lahan peternakan seluas 0,25 Ha di Desa Sroyo.

Penurunan penggunaan lahan terluas pada periode ini adalah berupa lahan sawah 22,06 Ha yang terjadi di Desa Brujul (9,63 Ha), Dagen (0,38 Ha), Jati (9,44 Ha), Jetis (0,04 Ha), dan Sroyo (2,56 Ha). penggunaan lahan yang berkurang lainnya dalah penggunaan lahan kebun yang berkurang seluas 0,95 Ha yang terjadi di Desa Dagen (0,26 Ha), dan Jetis (0,81 Ha) serta diimbangi adanya penambahan di Desa Sroyo (0,13 Ha).

Penggunaan

Alih Lahan

2008 2011 fungsi Bangunan

Ruko 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.09 0.09 0.00 0.25 0.25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Peternakan

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 26.15 26.40 0.25 0.00 0.00 0.00 Rel Kereta

Tadah Hujan

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.08 2.08 0.00

Sungai 8.60 8.60 0.00 1.64 1.64 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.14 4.14 0.00 0.45 0.45 0.00 0.00 0.00 0.00 Tegalan

Sumber : Peta Penggunaan lahan tahun 2008 & 2011.

commit to user

diperoleh bentuk alih fungsi lahan sebagai berikut : Tabel 4.46. Bentuk alih fungsi lahan rural fringe area tahun 2008 – 2011

No Alih Fungsi Lahan

Rural Fringe 1

Rural Fringe 2

Rural Fringe 3 Jumlah

Sroyo

Brujul Dagen

Jetis

Jati

Suruh Kalang

1 Kebun – Permukiman

0.262

0.262 2 Lahan Kosong - Permukiman

0.599

0.029

0.628 3 Sawah – Industri

1.393

3.608

5.001 4 Sawah – Kebun

0.126

0.173 0.299 5 Sawah - Lahan Kosong

1.910 0.031 7.032 6 Sawah – Permukiman

8.111 10.434 7 Sawah – Peternakan

Alih fungsi lahan di rural fringe area pada tahun 2008 – 2011 juga lebih beragam dan lebih luas dibandingkan alih fungsi tahun 2004 – 2006 dan alih fungsi tahun 2006 – 2008, begitu pula dengan karakteristik alih fungsi lahannya juga lebih beragam. Alih fungsi lahan kebun – permukiman dan lahan kosong – permukiman , merupakan perluasan lahan permukiman dari permukiman yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan alih fungsi lahan sawah

– permukiman merupakan pembukaan perumahan baru (di Desa Brujul, dan Jati,) dan penambahan lahan permukiman pada perukiman yang sudah ada

sebelumnya. Alih lahan sawah – industri merupakan pembukaan industri baru berupa industri tekstil (di Desa Brujul) dan industri Otomotif (di Desa Sroyo), yang berada di dekat jalan lokal primer dan jalan kolektor primer. Alih fungsi lahan sawah – lahan kosong, rerata merupakan lahan sawah yang dikeringkan dan dalam masa tunggu untuk dibangun permukiman atau industri. Alih fungsi lahan sawah – peternakan, adalah sebuah penambahan lahan peternakan dari lahan peternakan yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan alih fungsi lahan sawah – kebun terjadi karena sulitnya irigasi ke lahan tersebut, sehingga ditanami dengan tanaman yang lebih tahan terhadap air. Karakteristik dan lokasi lahan yang teralih fungsi tahun 2008 – 2011 dapat di lihat pada peta 25.

commit to user

commit to user

Pola alih fungsi lahan merupakan suatu turunan dari pola penggunaan lahan. Pola penggunaan lahan dibagi menjadi dua yaitu pola penggunaan lahan tetap atau tidak berubah dan pola penggunaan lahan berubah / beralih fungsi. Pola alih fungsi lahan di Kecamatan Jaten, diperoleh dari overlay peta penggunaan lahan tahun 2004, 2006, 2008, 2011. Berdasarkan struktur ruangnya maka Pola alih fungsi lahan yang ada di Kecamatan Jaten adalah :

a. Pola alih fungsi lahan urban fringe area tahun 2004 – 2011.

Berdasarkan overlay overlay peta penggunaan lahan tahun 2004, 2006, 2008, 2011 diperoleh pola alih fungsi lahan sebagai berikut :

Tabel 4.47. Pola alih fungsi lahan urban fringe area tahun 2004 – 2011

No Pola Penggunaan Lahan

Jetis Ngringo Sroyo Jumlah

1 Kebun – Bangunan 0.31 0.458 0.768 2 Kebun - Lahan Kosong

0.654

2.16 2.814 3 Kebun - Lahan Kosong – Permukiman

0.087

0.443 0.53 4 Kebun – Permukiman

0.669

0.669 5 Kebun - Peternakan – Kebun

0.33 0.33 6 Lahan Kosong – Bangunan

1.303

2.309 3.612 7 Lahan Kosong – Industri

1.456

0.87 1.008 3.364 6.698 8 Lahan Kosong - Permukiman

1.572

2.144 3.716 9 Lahan Kosong - Pertokoan

0.054

0.054 10 Sawah – Bangunan

0.503 0.779 3.11 11 Sawah – Industri

0.254

5.397

8.572 0.614 14.837 12 Sawah – Kebun

0.489

0.489 13 Sawah - Lahan Kosong

0.829

0.705

0.723 2.257 14 Sawah – Permukiman

0.788

6.855 0.655

1.706 10.004 15 Sawah - Lahan Kosong - Bangunan

0.071 0.064

0.135 16 Sawah - Lahan Kosong - Industri

0.206

1.469

1.675 17 Sawah - Lahan Kosong - Permukiman

0.029

0.076

0.889 0.599 1.593 18 Sawah Tadah Hujan - Industri

0.873 0.873 19 Sawah Tadah Hujan - Lahan Kosong

3.385 3.385 20 Sawah Tadah Hujan - Permukiman

2.711 2.711 21 Tegalan – Kebun

0.043 0.043 22 Tegalan – Permukiman

0.394 0.394

Jumlah

6.817 13.405 2.879 5.749

25.438 6.409 60.697

commit to user

Berdasarkan overlay overlay peta penggunaan lahan tahun 2004, 2006, 2008, 2011 diperoleh pola alih fungsi lahan di rural fringe area sebagai berikut :

Tabel 4.48. Pola alih fungsi lahan rural fringe area tahun 2004 – 2011

No Pola Penggunaan Lahan

Rural Fringe 1

Rural Fringe 2

Rural Fringe 3 Sroyo Jumlah Brujul Dagen Jetis

Suruh Kalang

Jati

1 Kebun - Permukiman

0.262

0.262 2 Kebun - Peternakan

0.415

3 Lahan Kosong - Permukiman

0.203

0.203 4 Sawah - Bangunan

2.267

2.267 5 Sawah – Industri

2.05 1.341

0.352

1.693 6 Sawah – Kebun

0.126

0.173 0.173 7 Sawah - Lahan Kosong

0.08 3.989

0.459

0.031 1.924 6.403 8 Sawah - Permukiman

3.395

0.35 0.042

10.053 13.84 9 Sawah - Peternakan

0.253

10 Sawah - Pertokoan 0.09 0.09 11

Sawah - Lahan Kosong - Industri

Sawah - Lahan Kosong - Permukiman

Lokasi pola alih fungsi lahan di Kecamatan Jaten secara lebih jelas dapat dilihat pada peta pola alih fungsi lahan di bawah ini:

commit to user

commit to user

terhadap alih fungsi lahan di Kecamatan Jaten tahun 2004 – 2011.

a. Hubungan gaya gravitasi terhadap alih fungsi lahan tahun 2004 – 2011

Hubungan gaya gravitasi dengan alih fungsi lahan di Kecamatan Jaten dilakukan dengan analisis statistik menggunakan korelasi jenjang. Dari hasil perhitungan gaya gravitasi dan alih fungsi lahan tahun 2004 – 2011, maka dapat di peroleh hubungannya sebagai berikut :

1) Gaya gravitasi Kecamatan Jebres dan Pasarkliwon Hubungan gaya gravitasi Kecamatan Jebres dan Pasarkliwon dengan alih fungsi lahan tahun 2004 – 2011 di Kecamatan Jaten dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.49. Perhitungan hubungan gaya gravitasi Kec. Jebres dan

Pasarkliwon dengan alih fungsi Kec. Jaten tahun 2004 - 2011

No Daerah /Area

Kec. Jebres

Kec. Pasarkliwon

Luas alih fungsi lahan

Jenjang alih fungsi lahan

d 1 d 1 2 d 2 d 2 2 Gaya Gravitasi

Jenjang gaya gravitasi

Gaya Gravitasi

Jenjang

gaya gravitasi

1 Urban Fringe

1 0 0 0 0 2 Rural Fringe

sebagian Desa Sroyo

46 2 19.77 2 3.03 4 -2 4 -2 4 3 Rural Fringe

Sebagian Desa Brujul, Jetis dan Dagen

21.4 3 13.17 4 13.958

4 Rural Fringe Desa Suruhkalang dan sebagian Desa Jati

10.9 4 13.60 3 13.108

Sumber : hasil analisis data skunder Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa gaya gravitasi Kecamatan Jebres dan Pasarkliwon terbesar berada di Urban fringe area dan terendah berada di rural fringe area sebagian Desa jati dan Desa Suruhkalang. Hal ini hanya sebanding dengan alih fungsi lahannya yang terbesar berada di Urban fringe area saja, karena selisih jenjang antara gaya gravitasi dan alih fungsi lahan bernilai nol. Hal ini

commit to user

Jebres dan Pasarkliwon terhadap alih fungsi lahan di Urban fringe area pada tahun 2004 – 2011.

Untuk mengetahui hubungan antar variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tersebut, maka dilakukan perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan rumus :

Berdasarkan perhitungan diatas secara keseluruhan antara gaya gravitasi Kecamatan Jebres dan Pasarkliwon dengan alih fungsi lahan di Kecamatan Jaten tahun 2004 – 2011 tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (taraf signifikansi 5% dengan nilai r tabel 0,900). Hal ini dikarenakan hanya di daerah urban fringe area saja yang mempunyai jenjang gravitasi dan alih fungsi lahan yang sama. Sedangkan untuk daerah rural fringe area banyak selisih antara jenjang gravitasi dan alih fungsi lahannya terutama daerah rural fringe sebagian Desa Sroyo.

2) Gaya gravitasi Kecamatan Tasikmadu dan Karanganyar

Hubungan gaya gravitasi Kecamatan Tasikmadu dan Karanganyar dengan alih fungsi lahan tahun 2004 – 2011 di Kecamatan Jaten dapat dilihat pada tabel berikut:

commit to user

Karanganyar dengan alih fungsi Kec. Jaten tahun 2004 - 2011

No Daerah / Area

Kec. Karanganyar

Kec. Tasikmadu

Luas alih fungsi lahan

Jenjang alih fungsi lahan

d 1 d 1 2 d 2 d 2 2 Gaya Gravitasi Jenjang gaya

gravitasi

Gaya Gravitasi

Jenjang gaya gravitasi

1 Urban Fringe

41.90 2 65.83 2 60.697

Rural Fringe sebagian Desa Sroyo

4.38 4 6.87 4 3.03 4 0 0 0 0

Rural Fringe Sebagian Desa Brujul, Jetis dan Dagen

5.67 3 11.30 3 13.958

Rural Fringe Desa Suruhkalang dan sebagian Desa Jati

Sumber : hasil analisis data Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa gaya gravitasi Kecamatan Tasikmadu yang berhubungan hanya rural fringe area sebagian Desa Sroyo saja, hal ini dapat dilihat dari analisis rural fringe area sebagian Desa Sroyo selisih jenjang antara gaya gravitasi dan alih fungsi lahan bernilai nol. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan gaya gravitasi Kecamatan Karanganyar dan Tasikmadu dengan alih fungsi lahan di rural fringe area sebagian Desa Sroyo tahun 2004 – 2011.

Untuk mengetahui hubungan antar variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tersebut, maka dilakukan perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan rumus :

commit to user

gravitasi Kecamatan Karanganyar dan Tasikmadu dengan alih fungsi lahan di Kecamatan Jaten tahun 2004 – 2011 tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (taraf signifikansi 5% dengan nilai r tabel 0,900). Hal ini dikarenakan hanya di daerah rural fringe sebagian Desa Sroyo saja yang mempunyai jenjang gravitasi dan alih fungsi lahan yang sama. Sedangkan untuk daerah uran fringe dan rural fringe lainnya mempunyai selisih antara jenjang gravitasi dan alih fungsi lahannya terutama daerah rural fringe Desa Suruhkalang dan sebagian Desa Jati, yang mempunyai selisih antar jenjang 2.

3) Gaya gravitasi Kecamatan Kebakkramat Hubungan gaya gravitasi Kecamatan Kebakramat dengan alih fungsi lahan tahun 2004 – 2011 di Kecamatan Jaten dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.51. Perhitungan hubungan gaya gravitasi Kecamatan Kebakkramat dengan alih fungsi Kec. Jaten tahun 2004 – 2011

No Daerah / Area

Kec. Kebakkramat

Luas

alih fungsi

lahan

Jenjang alih fungsi lahan

d3 d3 2 Gaya Gravitasi

Jenjang gaya

gravitasi

1 Urban Fringe

111.13

1 60.697

1 0 0 2 Rural Fringe sebagian

Desa Sroyo

66.86 2 3.03 4 -2 4

Rural Fringe Sebagian Desa Brujul, Jetis dan Dagen

43.92 3 13.958

Rural Fringe Desa Suruhkalang dan sebagian Desa Jati

9.56 4 13.108

Sumber : hasil analisis data Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa gaya gravitasi Kecamatan Tasikmadu yang berhungan hanya urban fringe area saja, hal ini dapat dilihat dari analisis urban fringe area yang selisih jenjang antara gaya gravitasi dan alih fungsi lahan bernilai nol. Hal ini

commit to user

Kebakkramat dengan alih fungsi lahan di urban fringe area tahun 2004 – 2011.

Untuk mengetahui hubungan antar variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tersebut, maka dilakukan perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan rumus :

Berdasarkan perhitungan diatas secara keseluruhan antara gaya gravitasi Kecamatan Kebakkramat dengan alih fungsi lahan di Kecamatan Jaten tahun 2004 – 2011 tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (taraf signifikansi 5% dengan nilai r tabel 0,900).

b. Hubungan aksesbilitas dengan alih fungsi lahan di Kecamatan Jaten tahun 2004 – 2011. Hubungan antara aksebilitas dengan alih fungsi lahan yang terjadi di Kecamatan Jaten di analisis melalui analisis overlay. Peta yang di overlay adalah peta aksesbilitas lahan dan peta alih fungsi lahan Kecamtan Jaten tahun 2004 – 2011. Hasil overlay antara peta aksesbilitas dan alih fungsi lahan dapat dilihat pada peta hubungan aksesbilitas dan alih fungsi lahan Kecamatan Jaten tahun 2004 – 2011 :

commit to user

commit to user

fungsi lahan di setiap kelas aksesbilitas lahan sebagai berikut : Tabel 4.52. Luas Alih Fungsi Lahan per Kelas Aksesbilitas Lahan

No

Skor Aksesbilitas

Lahan

Kelas Aksesbilitas

Lahan

Luas Alih Fungsi Lahan

Jumlah Alih Fungsi Lahan Per Kelas

Sumber : Analisis Data

c. Hubungan ketersediaan utilitas umum dengan alih fungsi lahan tahun 2004 – 2011.

Hubungan antara utilitas umum dengan alih fungsi lahan yang terjadi di Kecamatan Jaten di analisis melalui analisis overlay. Peta yang di overlay adalah peta utilitas umum dan peta alih fungsi lahan Kecamtan Jaten tahun 2004 – 2011. Hasil overlay antara peta utilitas umum dan alih fungsi lahan dapat dilihat pada peta hubungan utilitas umum dan alih fungsi lahan Kecamatan Jaten tahun 2004 – 2011 :

commit to user

commit to user

setiap kelas utilitas umum di Kecamatan Jaten sebagai berikut : Tabel 4.53. Hubungan Utilitas Umum dengan Alih Fungsi Lahan Keamatan

Jaten Tahun 2004 – 2011.

No

Kelas Utilitas Umum

Alih Fungsi Lahan 2004 –

2011 (Ha)

1 Utilitas Umum Sedang

27,066

2 Utilitas Umum Tinggi