Pola Alih Fungsi Lahan Kecamatan Jaten
2. Pola Alih Fungsi Lahan Kecamatan Jaten
a. Pola Alih fungsi lahan daerah urban fringe Berdasarkan tabel 4.47. Pola alih fungsi lahan di urban fringe area Kecamatan Jaten tahun 2004 – 2011 dapat dibedakan menjadi lima jenis pola alih fungsi lahan yaitu:
commit to user
sawah tadah hujan) langsung menjadi lahan terbangun
2) Pola alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun dengan proses pengeringan terlebih dahulu sebelum beralih fungsi menjadi lahan terbangun
3) Pola alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun menjadi lahan kosong yang sudah diperuntukkan.
4) Pola alih fungsi lahan terbangun menjadi lahan tak terbangun
5) Pola alih fungsi pertanian lahan basah menjadi pertanian lahan kering.
Diskripsi setiap jenis pola alih fungsi lahan secara rinci adalah sebagai berikut :
1) Pola alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun langsung menjadi lahan terbangun Pola ini terjadi di seluruh daerah urban fringe. Adapun alih fungsi lahan jenis ini adalah : Kebun – bangunan Kebun – industri Kebun – permukiman Sawah – bangunan dan industri Sawah – permukiman Sawah tadah hujan – industri Sawah tadah hujan – permukiman Lahan kosong – bangunan Lahan kosong – industri Lahan kosong – permukiman Lahan kosong – pertokoan
2) Pola alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun dengan proses pengeringan terlebih dahulu sebelum beralih fungsi menjadi lahan terbangun.
commit to user
ataupun perorangan untuk memperoleh surat ijin mendirkan bangunan diatas lahan tersebut. selain itu ada beberapa pengembang perumahan di Desa Ngringo, Jaten, Dagen dan Jati yang sengaja mengeringkan tanah tersebut sambil menunggu ijin dan pembeli yang akan membeli lahan tersebut. jenis pola alih fungsi lahan ini adalah : Kebun – lahan kosong – permukiman Sawah – lahan kosong – industri Sawah – lahan kosong – permukiman
3) Pola alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun menjadi lahan kosong yang sudah diperuntukkan. Pola alih fungsi lahan seperti ini adalah hampir sama dengan pola alih fungsi lahan pola alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun dengan proses pengeringan terlebih dahulu sebelum beralih fungsi menjadi lahan terbangun, lahan kosong ini merupakan lahan yang dalam proses pengeringan dan suatu saat akan menjadi lahan terbangun. Yang termasuk dalam pola alih fungsi ini adalah :
Kebun – lahan kosong Sawah – lahan kosong Sawah tadah hujan – lahan kosong
4) Pola alih fungsi lahan terbangun menjadi lahan tak terbangun
Alih fungsi lahan yang bersifat pengurangan lahan terbangun ini hanya terjadi pada lahan yang digunakan untuk peternakan di Desa Sroyo yang berada di pinggir Bengawan Solo. Peternakan tersebut berubah kembali menjadi kebun karena adanya banjir tahun 2007 yang menghancurkan peternakan tersebut.
5) Pola alih fungsi pertanian lahan basah menjadi pertanian lahan kering Pola alih fungsi lahan ini hanya mengubah jenis tanaman yang banyak membutuhkan air menjadi tanaman yang sedikit membutuhkan air karena sulitnya air ke lahan tersebut, baik karena sudah tidak
commit to user
terjadi di Desa Dagen (sawah - kebun).
b. Pola Alih Fungsi Lahan Daerah Rural Fringe Berdasarkan tabel 4.48. Pola alih fungsi lahan di rural fringe area Kecamatan Jaten tahun 2004 – 2011 ini dapat dibedakan menjadi empat jenis pola alih fungsi lahan yaitu:
1) Pola alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun (sawah, kebun, tegalan,
sawah tadah hujan) langsung menjadi lahan terbangun
2) Pola alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun dengan proses pengeringan terlebih dahulu sebelum beralih fungsi menjadi lahan terbangun
3) Pola alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun menjadi lahan kosong yang sudah diperuntukkan.
4) Pola alih fungsi pertanian lahan basah menjadi pertanian lahan kering.
Diskripsi setiap jenis pola alih fungsi lahan secara rinci adalah sebagai berikut :
1) Pola alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun langsung menjadi lahan terbangun Pola ini terjadi di seluruh desa di seluruh daerah rural fringe area kecuali di Desa Suruhkalang yang hampir tidak terjadi alih fungsi lahan. Adapun alih fungsi lahan jenis ini adalah :
Kebun – permukiman Kebun – peternakan Sawah – bangunan Sawah – industri Sawah – permukiman Sawah – peternakan Lahan kosong – permukiman
commit to user
pengeringan terlebih dahulu sebelum beralih fungsi menjadi lahan terbangun. Yang termasuk dalam jenis pola alih fungsi lahan ini adalah :
Sawah – lahan kosong – Industri Sawah – lahan kosong – permukiman
3) Pola alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun menjadi lahan kosong yang sudah diperuntukkan. Yang termasuk jenis pola ini adalah :
Kebun – lahan kosong Sawah – lahan kosong Sawah tadah hujan – lahan kosong
4) Pola alih fungsi pertanian lahan basah menjadi pertanian lahan kering Pola alih fungsi lahan ini hanya mengubah jenis tanaman yang banyak membutuhkan air menjadi tanaman yang sedikit membutuhkan air karena sulitnya air ke lahan tersebut, baik karena sudah tidak mengalirnya irigasi maupun tidak adanya irigasi. Pola alih fungsi ini terjadi di Desa Desa Sroyo (sawah - kebun) dan Desa Suruhkalang (Sawah - Kebun).