Agihan Penggunaan Lahan di Kecamatan Jaten Tahun 2004 - 2011

1. Agihan Penggunaan Lahan di Kecamatan Jaten Tahun 2004 - 2011

a. Penggunaan Lahan Kecamatan Jaten Tahun 2004 Penggunaan lahan suatu daerah sangat terkait dengan aktivitas manusia yang senantiasa berusaha memenuhi kebutuhannya dengan jalan memanfaatkan lahan yang telah ada. Pemanfaatan lahan tersebut sangat beragam tergantung dari kepentingan yang bersangkutan. Beragamnya kepentingan terhadap lahan dan semakin tingginya nilai lahan menyebabkan terjadinya persaingan secara tidak langsung dalam memperoleh lahan yang paling menguntungkan, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Adanya aktivitas atau perilaku – perilaku terhadap lahan secara terus menerus tersebut menjadikan lahan bersifat dinamis, dalam arti lahan akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan kualitas kehidupan manusia sebagai penggunanya. Alih fungsi lahan tidak hanya disebabkan oleh adanya kepentingan pribadi tiap manusia terhadap lahan untuk tujuan tertentu, namun juga termasuk dampak dari proses pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Perbaikan jalan merupakan salah satu contoh dari adanya usaha untuk meningkatkan aksesbilitas dan kelancaran distribusi kegiatan yang ada, dimana pembangunan ini akan meningkatkan aksesbiltas dan kelancaran distribusi kegiatan yang akan berdampak pada pengurangan luasan lahan untuk pembangunan bangunan baru.

Perubahan penggunaan lahan yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan di daerah penelitian, yaitu penggunaan yang bersifat non agraris. Data penggunaan lahan tahun 2004 ini diperoleh dari interpretsi citra Ikonos dari Google Earth tahun 2004. Peta citra dan penggunaan lahan Kecamatan Jaten tahun 2004 adalah sebagai berikut:

commit to user

commit to user

commit to user

terbagi dalam dua daerah / area, yaitu urban fringe area seluas 1121,42 Ha dan rural fringe area seluas 1536,62 Ha.

1) Penggunaan lahan urban fringe area Penggunaan lahan urban fringe area terluas pada tahun 2004 di Kecamatan Jaten adalah untuk lahan terbangun seluas 642 Ha. Bentuk lahan terbangun ini berupa permukiman , industri, bangunan, pertokoan, peternakan dan sarana transportasi. Lahan permukiman di urban fringe adalah seluas 369,56 Ha (32,95%) yang terdiri dari rumah kampung dan perumahan. Lahan industri di daerah ini adalah 208,26 Ha, yang terdiri dari pabrik dan pergudangan. Sedangkan untuk lahan bangunan seluas 17,30 Ha, adalah berupa sekolah, kantor desa, rumah sakit dan fasilitas lainnya sebatas dapat dibedakan melalui interpretasi citra.

Penggunaan lahan pertanian yang merupakan ciri kedesaan/rural di daerah urban fringe adalah seluas 399,10 Ha, yang terdiri dari 310,05 Ha lahan sawah (irigasi), 18,63 Ha lahan sawah tadah hujan dan 10,42 Ha lahan tegalan. Penggunaan lahan secara rinci di daerah urban fringe tahun 2004 dapat dilihat pada tabel 4.20.

commit to user

Penggunaan Lahan

Dagen Jaten

Jati

Jetis Ngringo Sroyo

4.00 0.00 6.74 0.60 Lahan Kosong

0.00 0 0.00 0.00 0.00 3.25 0.00 3.25 0.29 Rel Kereta Api

96.06 33.765 310.05 27.65 Sawah Tadah

441.07 101.20 1121.42 100.0 Sumber : - Intrepretasi Citra Ikonos Tahun 2004

Analisis data dengan Arc View

2) Penggunaan lahan rural fringe area Penggunaan lahan rural fringe area di Kecamatan Jaten pada tahun 2004, didominasi lahan pertanian sebagai ciri kedesaannya seluas 1078,18 Ha atau sekitar 70 % dari luas seluruh daerah rural fringe.penggunaan lahan pertanian ini terdiri lahan sawah (irigasi) seluas 1070,26 Ha, sawah tadah hujan seluas 2,08 Ha dan tegalan seluas 5,48 Ha.

Penggunaan lahan terbangun di daerah rural fringe hanya seluas 345,67 Ha, yang terdiri dari permukiman, industri, bangunan, pertokoan

commit to user

adalah seluas 278,16 Ha yang berupa rumah kampung dan perumahan. Penggunaan lahan permukiman untuk perumahan di daerah ini hanya ada di Desa Brujul, Dagen, Jati dan Sroyo. Penggunaan lahan industri seluas 8,32 Ha, berupa industri tekstil dan industri berbasis pertanian (selepan). Industri tekstil hanya ada di Desa Brujul saja sedangkan industri berbasis pertanian terdapat di Desa Jati, Jetis dan Sroyo. Penggunaan lahan secara rinci di daerah rural fringe tahun 2004 dapat dilihat pada tabel 4.21.

Table 4.21. Penggunaan Lahan Rural Fringe Area Tahun 2004

Penggunaan Lahan

Rural Fringe 1

Rural Fringe 2

Rural Fringe 3

Suruh kalang

Bangunan 1.59 0.51 0.47 0.00 0.00 1.00 0.24 3.81 0.25 Industri

0.46 1.38 0.31 0.00 0.67 0.76 2.38 5.97 0.39 Lahan Kosong

2.47 1.10 0.00 0.00 0.20 1.10 1.26 6.14 0.40 Permukiman

67.03 53.43 7.11 0.00 37.76 52.98 59.85 278.16 18.10 Pertokoan & Ruko

0.00 0.00 0.00 0.09 0.00 0.16 0.00 0.25 0.02 Peternakan

25.74 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 25.74 1.67 Rel Kereta Api

173.71 1070.26 69.65 Sawah Tadah Hujan

Sumber : - Intrepretasi Citra Ikonos Tahun 2004 Analisis data dengan Arc View

commit to user

Data penggunaan lahan tahun 2006 diperoleh dari interpretsi citra ikonos dari Google Earth tahun 2006. Peta citra dan penggunaan lahan tahun 2006 dapat dilihat pada peta 07.dan 08.

1) Penggunaan lahan urban fringe area Penggunaan lahan urban fringe area pada tahun 2006 untuk lahan terbangun adalah seluas 654 Ha. Bentuk lahan terbangun ini berupa permukiman, industri, bangunan, pertokoan, peternakan dan sarana transportasi. Lahan permukiman di urban fringe adalah seluas 370,8 Ha (33,07%) yang terdiri dari rumah kampung dan perumahan. Bentuk penggunaan lahan permukiman yang berupa perumahan hanya ada di Desa Ngringo, Jetis, Jati, Jaten dan Dagen. Lahan industri di daerah ini adalah 208,26 Ha, yang terdiri dari pabrik dan pergudangan yang tersebar di semua desa di daerah urban fringe. Sedangkan untuk lahan bangunan seluas 17,34 Ha, adalah berupa sekolah, kantor desa, rumah sakit dan fasilitas lainnya sebatas dapat dibedakan melalui interpretasi citra.

Penggunaan lahan pertanian yang merupakan ciri kedesaan/rural di daerah urban fringe adalah seluas 336,72 Ha, yang terdiri dari 307,67 Ha lahan sawah (irigasi), 18,63 Ha lahan sawah tadah hujan dan 10,42 Ha lahan tegalan. Penggunaan lahan secara rinci di daerah urban fringe tahun 2006 dapat dilihat pada tabel 4.22.

commit to user

commit to user

commit to user

Penggunaan Lahan

Dagen Jaten

Jati

Jetis Ngringo Sroyo

Bangunan 0.00 0.52 2.43 0.57 1.64 7.25 3.39 17.34 1.55 Industri

4.00 0.00 6.74 0.60 Lahan Kosong

0.00 9.37 9.68 1.37 0.00 18.66 0.00 39.96 3.56 Permukiman

9.10 43.33 88.92 9.91 0.00 178.08

31.31 370.80 33.07 Pertokoan & Ruko

0.00 1.64 0.16 0.19 0.00 3.61 0.25 5.86 0.52 Peternakan

0.00 0 0.00 0.00 0.00 3.25 0.00 3.25 0.29 Rel Kereta Api

94.58 33.77 307.67 27.44 Sawah Tadah Hujan

441.07 101.20 1121.42 100 Sumber : - Intrepretasi Citra Ikonos Tahun 2006 Analisis data dengan Arc View

2) Penggunaan lahan rural fringe area Penggunaan lahan rural fringe area di Kecamatan Jaten pada tahun 2006, masih didominasi lahan pertanian sebagai ciri kedesaannya seluas 1074,62 Ha atau sekitar 69,93 % dari luas seluruh daerah rural fringe. penggunaan lahan pertanian ini terdiri lahan sawah (irigasi) seluas 1066,70 Ha, sawah tadah hujan seluas 2,08 Ha dan tegalan seluas 5,48 Ha.

Penggunaan lahan terbangun di daerah rural fringe hanya seluas 348,6 Ha, yang terdiri dari permukiman, industri, bangunan, pertokoan dan sarana transportasi. Penggunaan lahan permukiman di daerah ini adalah seluas 278,16 Ha yang berupa rumah kampung dan perumahan. Penggunaan lahan permukiman untuk perumahan di daerah ini hanya ada di desa brujul, dagen, jati dan sroyo. Penggunaan lahan industri seluas 8,32 Ha, berupa industri tekstil dan industri berbasis pertanian (selepan). Industri tekstil hanya ada di desa Brujul saja sedangkan industri berbasis

commit to user

rinci di daerah rural fringe tahun 2006 dapat dilihat pada tabel 4.23.

Table 4.23. Penggunaan Lahan Rural Fringe Area Tahun 2006 Penggunaan

Lahan

Rural Fringe 1

Rural Fringe 2

Rural Fringe 3 Jumlah %

Sroyo

Brujul Dagen

Jaten Jetis

Jati

Suruh kalang

Bangunan 1.59 0.51 0.47 0.00 0.00 1.00 0.24 3.81 0.25 Industri

0.46 1.38 0.31 0.00 0.67 0.76 2.38 5.97 0.39 Lahan Kosong

2.66 2.29 0.00 0.00 0.00 2.12 1.26 8.32 0.54 Permukiman

67.34 53.43 7.11 0.00 37.96 54.83 59.85 280.53 18.26 Pertokoan & Ruko

0.00 0.00 0.00 0.09 0.00 0.16 0.00 0.25 0.02 Peternakan

26.15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 26.15 1.70 Rel Kereta Api

0.00 0.71 0.38 0.00 0.46 0.00 0.00 1.55 0.10 Sawah

250.24 198.83

75.17 33.09 131.41 204.26 173.71 1066.70 69.42 Sawah Tadah Hujan

85.84 33.18 180.50 290.67 274.77 1536.61 100 Sumber : - Intrepretasi Citra Ikonos Tahun 2006 Analisis data dengan Arc View

c. Penggunaan Lahan Kecamatan Jaten Tahun 2008 Data penggunaan lahan tahun 2008 diperoleh dari interpretsi citra ikonos dari Google Earth tahun 2008. Peta citra dan penggunaan lahan tahun 2008 dapat dilihat pada Peta 09 dan 10.

commit to user

commit to user

commit to user

Penggunaan lahan urban fringe area pada tahun 2008 untuk lahan terbangun adalah seluas 658,83 Ha. Bentuk lahan terbangun ini berupa permukiman, industri, bangunan, pertokoan, peternakan dan sarana transportasi. Lahan permukiman di urban fringe adalah seluas 372,87 Ha (33,23%) yang terdiri dari rumah kampung dan perumahan. Lahan industri di daerah ini adalah 215,29 Ha, sedangkan untuk lahan bangunan seluas 17,34 Ha.

Penggunaan lahan pertanian yang merupakan ciri kedesaan/rural di daerah urban fringe adalah seluas 331,43 Ha, yang terdiri dari 303,39 Ha lahan sawah (irigasi), 18,01 Ha lahan sawah tadah hujan dan 10,02 Ha lahan tegalan. Penggunaan lahan secara rinci di daerah urban fringe tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4.24.

Table 4.24. Penggunaan Lahan Urban Fringe Area Tahun 2008 Penggunaan

Ngringo Sroyo Bangunan

0.48 1.23 0.21 0.82 4.00 6.74 0.60 Lahan Kosong

9.57 10.90 1.37 17.38 1.49 40.71 3.63 Permukiman

9.10 43.33 89.83 9.91 10.15 179.04

31.31 372.67 33.23 Pertokoan & Ruko

1.90 0.16 0.19 3.61 0.25 6.10 0.54 Peternakan

0 0.00 3.25 3.25 0.29 Rel Kereta Api

0.78 2.61 0.00 1.91 0.00 5.30 0.47 Sawah

1.83 61.27 100.57

1.67 10.75 94.13 33.17 303.39 27.05 Sawah Tadah Hujan

15.93 85.01 441.07 101.20 1121.42 100.00 Sumber : - Intrepretasi Citra Ikonos Tahun 2008 Analisis data dengan Arc View

commit to user

Penggunaan lahan rural fringe area di Kecamatan Jaten pada tahun 2008, masih didominasi lahan pertanian sebagai ciri kedesaannya seluas 1071,91 Ha atau sekitar 69,76 % dari luas seluruh daerah rural fringe. penggunaan lahan pertanian ini terdiri lahan sawah (irigasi) seluas 1063,99 Ha, sawah tadah hujan seluas 2,08 Ha dan tegalan seluas 5,48 Ha.

Penggunaan lahan terbangun di daerah rural fringe hanya seluas 351,51 Ha, yang terdiri dari permukiman, industri, bangunan, pertokoan dan sarana transportasi. Penggunaan lahan permukiman di daerah ini adalah seluas 283,52 Ha, yang berupa rumah kampung dan perumahan. Penggunaan lahan industri seluas 8,43 Ha, berupa industri tekstil dan industri berbasis pertanian (selepan). Penggunaan lahan secara rinci di daerah rural fringe tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4.25.

Table 4.25. Penggunaan Lahan Rural Fringe Area Tahun 2008 Penggunaan

Lahan

Rural Fringe 1

Rural Fringe 2

Rural Fringe 3 Jumlah %

Sroyo

Brujul

Dagen Jaten Jetis

Jati

Suruh kalang

Bangunan 1.59 0.51 0.47 0.00 0.00 1.00 0.24 3.81 0.25 Industri

0.46 1.38 0.31 0.00 0.67 0.76 2.38 5.97 0.39 Lahan Kosong

26.15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 26.15 1.70 Rel Kereta Api

0.00 0.71 0.38 0.00 0.46 0.00 0.00 1.55 0.10 Sawah

249.85 197.36 75.15 33.09 131.41 203.43 173.71 1063.99 69.24 Sawah Tadah Hujan

397.76 273.89 85.84 33.18 180.50 290.67 274.77 1536.62 100.00 Sumber : Peta Penggunaan Lahan Tahun 2008

commit to user

Data penggunaan lahan tahun 2011 ini diperoleh dari interpretsi citra Ikonos dari Google Earth tahun 2009 yang dikompilasi dengan citra Quickbird Tahun 2009, karena citra Ikonos pada tahun 2009 terdapat liputan awan di Desa Ngringo sehingga perlu dikompilasi dengan citra Quickbird supaya dapat memperoleh data penggunaan lahan tahun 2009 secara lengkap. Penambahan data penggunaan lahan dari tahun 2009 sampai tahun 2011 dilakukan survei secara terestrial sampai bulan September tahun 2011. Peta citra dan penggunaan lahan tahun 2011 dapat dilihat pada Peta 11. dan 12.

1) Penggunaan lahan urban fringe area Penggunaan lahan urban fringe area pada tahun 2011 untuk lahan terbangun adalah seluas 695,06 Ha. Bentuk lahan terbangun ini berupa permukiman , industri, bangunan, pertokoan, peternakan dan sarana transportasi. Lahan permukiman di urban fringe adalah seluas 389,05 Ha (34,69%) yang terdiri dari rumah kampung dan perumahan. Lahan industri di daerah ini adalah seluas 237,96 Ha, sedangkan untuk lahan bangunan seluas 17,52 Ha.

Penggunaan lahan pertanian yang merupakan ciri kedesaan/rural di daerah urban fringe adalah seluas 296,57 Ha, yang terdiri dari 274,93 Ha lahan sawah (irigasi), 11,66 Ha lahan sawah tadah hujan dan 9,98 Ha lahan tegalan. Penggunaan lahan secara rinci di daerah urban fringe tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.26.

commit to user

commit to user

commit to user

Penggunaan Lahan

Dagen Jaten

Jati Jetis Ngringo Sroyo

Bangunan 0.76 2.55 0.57 1.64 8.62 3.39 17.52 1.52 Industri

0.48 1.23 0.21 0.82 4.00 6.74 0.60 Lahan Kosong

31.31 389.05 34.69 Pertokoan & Ruko

1.90 0.33 0.19 3.70 0.25 6.36 0.57 Peternakan

0.00 0.00 3.25 3.25 0.29 Rel Kereta Api

0.78 2.61 0.00 1.91 0.00 5.30 0.47 Sawah

1.83 58.71 93.47 1.09 5.00 83.69 31.13 274.93 24.52 Sawah Tadah Hujan

441.07 101.20 1121.42 100.00 Sumber : - Intrepretasi Citra Ikonos Tahun 2011 Analisis data dengan Arc View

2) Penggunaan lahan rural fringe area Penggunaan lahan rural fringe area di Kecamatan Jaten pada tahun 2011, masih didominasi lahan pertanian sebagai ciri kedesaannya seluas 1049,07 Ha atau sekitar 68,27 % dari luas seluruh daerah rural fringe. penggunaan lahan pertanian ini terdiri lahan sawah (irigasi) seluas 1041,15 Ha, sawah tadah hujan seluas 2,08 Ha dan tegalan seluas 5,48 Ha.

Penggunaan lahan terbangun di daerah rural fringe hanya seluas 369,24 Ha, yang terdiri dari permukiman, industri, bangunan, pertokoan dan sarana transportasi. Penggunaan lahan permukiman di daerah ini adalah seluas 295,11 Ha, yang berupa rumah kampung dan perumahan. Penggunaan lahan industri seluas 15,74Ha, berupa industri tekstil dan industri berbasis pertanian (selepan). Penggunaan lahan secara rinci di daerah rural fringe tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.27.

commit to user

Penggunaan Lahan

Rural Fringe

Rural Fringe 2

Rural Fringe 3 Jumlah %

Jaten Jetis

Jati

Suruh kalang

Bangunan 1.59 0.51 0.47 0.00 0.00 1.00 0.24 3.81 0.25 Industri

0.46 1.38 0.31 0.00 0.67 0.76 2.38 5.97 0.39 Lahan Kosong

2.43 5.09 0.00 0.00 0.46 2.44 1.26 11.68 0.76 Permukiman

67.86 56.94 7.75 0.00 38.00 64.70 59.85 295.11 19.20 Pertokoan & Ruko

0.00 0.00 0.00 0.09 0.00 0.25 0.00 0.34 0.02 Peternakan

26.40 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 26.40 1.72 Rel Kereta Api

0.00 0.71 0.38 0.00 0.46 0.00 0.00 1.55 0.10 Sawah

247.29 187.73

74.80 33.09 130.56 193.99 173.71 1041.15 67.76 Sawah Tadah Hujan

85.84 33.18 180.50 290.67 274.77 1536.62 100.00 Sumber : - Interpretasi Citra Ikonos dan Quickbird tahun 2009

- Survei Lapangan tahun 2011 - Analisis data dengan Arc View