Kondisi Fisik

2. Kondisi Fisik

a. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan pada daerah penelitian secara keseluruhan atau pada dua daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.04. Penggunaan Lahan Kecamatan Jaten Tahun 2011 Penggunaan Lahan

Urban Fringe

Rural Fringe1

Rural Fringe2 Rural Fringe 3

Luas % Bangunan

6.74 0.60 0.46 0.12 2.36 0.41 3.14 0.56 Lahan Kosong

17.91 124.55 22.03 Pertokoan & Ruko

6.36 0.57 0.00 0.00 0.09 0.02 0.25 0.04 Peternakan

3.25 0.29 26.40 6.64 0.00 0.00 0.00 0.00 Rel Kereta Api

5.30 0.47 0.00 0.00 1.55 0.27 0.00 0.00 Sawah

274.93 24.52 247.29 62.17 426.17

74.32 367.70 65.03 Sawah Tadah Hujan

Sumber : Interpretasi Citra Ikonos dan Quickbird tahun 2009, Survei lapangan tahun 2011 dan analisis data dengan Arc View

commit to user

daerah yaitu:

Gambar 4.01. Grafik Perbedaan Penggunaan Lahan Tiap daerah di

Kecamatan Jaten

Penggunaan lahan masing – masing daerah di Kecamatan Jaten sangat berbeda, penggunaan lahan di daerah uran fringe di dominasi oleh lahan terbangun, terutama permukiman dan industri seluas 389,05 Ha untuk permukiman dan 237,96 Ha untuk lahan industri. Sedangkanuntuk lahan pertanian sebagai ciri kedesaannya hanya 297 Ha. Peggunaan lahan di dearah rural fringe adalah kebalikan daerah daerah urban fringe karena penggunaan lahan yang dominan adalah penggunaan lahan untuk pertanian seluas 1.049 Ha (seluruh rural fringe) atau sekitar 68 % dari pengguaan lahan di daerah rural fringe. Penggunaan lahan terbangun di daerah rural fringe terluas adalah untuk lahan permukiman seluas 295 Ha (seluruh rural fringe ), sedangkan penggunaan lahan untuk lahan industri adalah seluas 16 Ha (seluruh rural fringe). Persebaran penggunaan lahan di Kecamatan Jaten dapat dilihat pada Peta 04. berikut ini.

commit to user

commit to user

Tanah merupakan suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair dan gas dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik, yang terbentuk sebagai hasil kerja interaksi antara iklim, jasad hidup, terhadap suatu bahan induk yang dipengaruhi oleh relief tempatnya terbentuk dan waktu. Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat diketahui bahwa faktor-faktor pembentuk tanah terdiri dari : iklim, bahan induk, relief, organisme dan waktu. Dalam mempengaruhi pembentukan dan perkembangan tanah, faktor-faktor tersebut tidak mempunyai intensitas yang sama, sehingga berakibat bahwa pada setiap tempat di permukaan bumi mempunyai sifat dan karakteristik tanah yang tidak homogen atau sama. Dari perbedaan tersebut dimungkinkan terjadi perbedaan penamaan dalam setiap kategorinya. Disamping itu lahan pada berbagai tempat dimungkinkan pula mempunyai perbedaan dalam kemampuan dan kesesuaian tanah dalam kaitannya dengan penggunaannya.

Berdasarkan peta jenis tanah Kabupaten Karanganyar skala 1: 100.000 tahun 2003, tanah di Kecamatan Jaten terdiri dari:

1) Alluvial

Tanah alluvial terbentuk akibat adanya pengendapan tanah dari lereng atas yang tererosi dan mengalir ke daerah yang lebih rendah dibawahnya. Tanah alluvial bisa pula terbentuk pada lahan yang sering mengalami banjir. Akibat adanya pengendapan yang berulang maka tanah alluvial tergolong tanah yang masih muda. Di Kecamatan Jaten tanah alluvial tersebar dl sepanjang aliran sungai songgorunggi yang melewati dua desa yaitu Desa Jaten dan Desa Dagen.

2) Grumosol

Tanah grumosol bahan induk tanah yang berupa batu kapur, batu napal, tuff, endapan alluvial, dan abu vulkanik sudah mengalami pelapukan. Tanah grumosol yang telah diolah sebagai

commit to user

tanah gromosol muda mengandung abu vulkan dan sisa batuan bernapal yang kaya akan fosfat. Grumosol yang telah berkembang kurang mengandung unsur N dan bahan organik sehingga memerlukan pengolahan secara intensif dan pemupukan apabila digunakan untuk aktifitas pertanian. Tanah grumosol di Kecamatan Jaten tersebar di Desa Ngringo bagian utara, Desa Sroyo dan Desa Jetis.

3) Mediteran

Mediteran merupakan tanah yang memiliki lapisan solum yang cukup tebal antara 90-200 cm dengan batas horizon yang tidak begitu jelas. Batuan induknya berupa batu kapur, batuan endapan clan tuff vulkan. Memiliki daya menahan air sedang clan permeabilitas yang sedang. Tanah mediteran tersebar mulai dari Desa Jati hingga Suruh Kalang.

c. Hidrologi Ketersediaan air pada suatu wilayah akan menentukan perkembangan dan pengembangan wilayah itu sendiri. Pada daerah penelitian air bersumber dari air hujan, air sungai, air tanah dan mata air. Untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga di setiap rumah rata - rata memiliki sumur ataupun menggunakan air dari PDAM. Sumur pada umumnya memiliki kedalaman antara 10-15 m. Untuk industri, air diambil dari air tanah dalam sehingga kebutuhan akan air selalu tercukupi.

Kecamatan Jaten dilalui oleh beberapa anak sungai yang mengalir ke Bengawan Solo. Sungai - sungai tersebut adalah Kali Pengok, Sungai Ngringo atau dikenal dengan Kali Songgorunggi dan Kali Siwaluh. Sungai tersebut saat musim hujan mengalir deras dan saat musim kemarau air akan tetap mengalir walaupun debitnya kecil dan merupakan tempat pembuangan limbah bagi beberapa industri yang ada dan juga limbah rumah tangga di Kecamatan Jaten.

commit to user

Pembuangan Begawan Solo. Saluran yang mengalir sejajar dengan Bengawan Solo ini dimulai dari Desa Dagen hingga Desa Jetis di bagian utara sehingga mengairi sawah yang berada di sisi kiri kanan saluran. Selain dari saluran PBS terdapat pula sub saluran Canden yang mengalir di Kecamatan Jaten bagian selatan antara Desa Jati dan Desa Suruh Kalang. Sub saluran Canden bersumber dari Kali Triyagan yang juga berhulu di Bengawan Solo.