Standard Operating ProceduresSOP Fragmentasi

koordinasi dengan instansi-instansi lain yang terkait, baik secara vertikal maupun horizontal.

a. Standard Operating ProceduresSOP

Para informan menjelaskan bahwa SAMSAT Balige sudah memiliki standard operating procedures SOP yang resmi, yakno berpatokan kepada Instruksi Bersama Tiga Menteri, Menteri Pertahanan Keamanan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan tentang Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap, serta UU no. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta didukung juga Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara no.1 tahun 2011. Di dalam pelaksanaannya kantor bersama SAMSAT memiliki kepala Unit Pelaksana Teknis UPT yang di tetapkan oleh Dinas Pendapatan Provinsi. Kepala UPT menjelaskan bahwa standard operating procedures SOP di kantor yang dipimpinnya sudah berjalan dengan efektif. Standard operating procedures SOP yang digunakan yakni untuk menjadi acuan dalam implementasi sistem administrasi dibawah satu atap. Di dalam instruksi bersama tiga menteri dalam bab 3 menjelaskan mengenai administrasi SAMSAT dan di dalam Peraturan Daerah no.1 tahun 2011 menjadi acuan mengutip pajak kendaraan bermotor. Menurut informan mengenai pelayanan prima yang hendak diberkan oleh pegawai SAMSAT yakni mengenai prosedur antar loket yang harus dilalui wajib pajak. Wajib pajak harus melalui empat loket untuk membayar pajak kendaraan bermotor dan semua itu sudah dipersingkat para implementor untuk mempersingkat waktu, dengan cara mereka implementor berkoordinasi langsung dalam hal pelayanan pajak kendaraan bermotor. Universitas Sumatera Utara

b. Fragmentasi

Fragmentasi merupakan pembagian atau penyebaran wewenang dan sumber daya yang ada untuk melaksanakan suatu kebijakan. Dengan adanya penyebaran wewenang maka dibutuhkan koordinasi dalam implementasi. Menurut informan menyatakan bahwa salah satu fungsi didirikan kantor bersama SAMSAT adalah menjalankan fungsi koordinasi di tigaa instans yang berbeda yakni Dinas Pendapatan, Kepolisian serta PT. Jasa Raharja yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan provinsi dengan memberikan pelayanan prima. Koordinasi yang digunakan oleh kantor bersama SAMSAT ini yakni kordinasi vertikal dan horizontal. Secara vertikal berkoordinasi dengan Dinas Pendapatan Provinsu Sumatera Utara sudah verjalan dengan baik, dengan seringnya kepala UPT melakukan tugas di Medan. Hal yang sama juga terjadi koordinasi secara horizontal yakni kepada Kepolisian dan PT. Jasa Raharja berjalan dengan baik walaupun terkadang terjadi kesalahpahaman, namun sampai saat ini semua dapat diatasi dengan koordinasi yang baik. Wujud nyata koordinasi secara horizontal yakni dengan diadakannya rapat gabungan di kantor bersama SAMSAT serta razia gabungan yang dilakukan oleh Kepolisian, Dinas Pendapatan dan PT. Jasa Raharja.

2. Aspek Sumber Daya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya yang dibutuhkan dalam implementasi kebijakan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap dalam pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor adalah sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan sumber pendanaan yang mendukung pelaksanaan Universitas Sumatera Utara pelayanan tersebut serta prosedur yang harus dilewati oleh wajib pajak. Sumber daya manusia sebagai pelaksana dalam implementasi kebijakan ini yakni UPT. SAMSAT Balige yang terdiri dari tiga instansi yakni Kepolisian Republik Indonsesia, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dan PT. Jasa Raharja.

a. Sumber Daya Manusia