pelayanan tersebut serta prosedur yang harus dilewati oleh wajib pajak. Sumber daya manusia sebagai pelaksana dalam implementasi kebijakan ini yakni UPT.
SAMSAT Balige yang terdiri dari tiga instansi yakni Kepolisian Republik Indonsesia, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dan PT. Jasa
Raharja.
a. Sumber Daya Manusia
Menurut keterangan dari beberapa informan yang diwawancarai peneliti, sumber daya manusia yanng terdapat di kantor bersama SAMSAT Balige adalah
13 orang 2 orang akan pensiun awal 2013 dan 15 orang tenaga honorer, yang terdiri dari Kepala UPT, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kasi ABT PU dan PB-
KB, Kasi Retribusi, plt Kasi PLL, plt Kasi Pkda, Bendahara Penerima Pembantu, Bendahara Penge;uaran Pembantu, Kasir, Pengurus Barang dan staff. Jika dilihat
dari tugas pokok dan fungsi kantor SAMSAT dan masing masing bidang, kualitas dari sumber daya manusia sudah cukup memadai, namun kuantitas ini di dominasi
oleh tenaga honorer yang dari segi kapasitas mengenai peng implementasian sistem administrasi dibawah satu atap ini masih kurang memiliki keahlian ataupun
wewenang mengenai sistem ini. Namun salah satu informan memberikan keterangan bahwa dari segi
kuantitas dan kualitas para sumber daya manusia di kantor SAMSAT Balige masih kurang. Dikarenakan bebrapa pegawai tetap yang ada, lebh sering berkantor di
Medan. Dan dari segi kualitas para tenaga honorer disini mash kurang pelatihan. Dan rencana ke depan juga SAMSAT balige memliki rencana untuk menambah
outlet gerai dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor di tiap kecamatan, sehingga dari segi sumber daya manusia masih kurang dan perlu ditambah.
b. Sumber Daya Finansial
Universitas Sumatera Utara
Informan menyatakan bahwa dana dalam implementasi sistem administrasi manunggal satu atap berasal dari anggaran pendapatan dan belanja daerah APBD
provnsi Sumatera Utara, tepatnya sudah tercantum dalam APBD. Dikarenakan UPT Samsat Balige merupakan unit pelaksana teknis di bawah lingkungan Dinas
Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.
c. Fasilitas
Menurut keterangan informan, fasilitas yang terdapat pada kantor SAMSAT, sudah memenuhi standar yang sesuai dengan peraturan dari instruksi
tiga menteri. Memiliki gedung perkantoran yang permanen, ruang kantor per tiap instansi sudah terpenuhi. Mengenai sarana dan prasarana lain berdasarkan
keputusan tiga menteri kantor SAMSAT Balige sudah terpenuhi mulai dari ruang tunggu, loket ruang pelayanan, loket ruang informasi, ruang koordinator dan
pejabat unit SAMSAT. Kantor ini juga memiliki halaman parkir apel, menyedakan tempat check fisik.
Fasilitas yang ada diatas masih kurang lengkap dikarenakan faktor gedung yang kurang luas, selain fasilitas umum dikantor masih juga kurang seperti meja
wajib pajak, tempat ibadah mushola, ruang fotokopi, telepon umum serta kantin yang jauh dari kantor. Selain itu alat alat kantor lain seperti komputer untuk
mendukung kelancaran tertib administrasi masih kurang. Akses internet sudah tersedia namun sistem penyimpanan file masih manual dikarenakan kurang
sumber daya manusia serta jumlah komputer yang minim. Selain faslitas yang dibutuhkan dalam implementasi sistem administrasi
manunggal dibawah satu atap, letak kantor SAMSAT Balige sangat kurang strategis dan jauh dari pusat kota.
Universitas Sumatera Utara
3. Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu sarana untuk mewujudkan implementasi. Komunikasi merupakan usaha yang dapat dilakukan untuk mentransmisikan
kepada setiap pegawai dengan tepat. Wujud komunikasi di kantor SAMSAT merupakan koordinasi atauun kerja sama. Menurut informan kunci, komunikas
yang dilakukan oleh masing masing bidang di lingkungan kantor SAMSAT Balige berjalan dengan baik. Begtu juga komunikasi antara atasan dengan
bawahan. Setiap instruksi yang diberikan kepala UPT kepada bawahannya juga berjalan efektif. Komunikasi merupakan cara alat yang digunakan untuk
melaksanakan implementasi suatu kebijakan. Komunkasi yang berlaku diantara pegawai dengan kepala UPT bersifat dua arah, dimana dua arah disini yakni
jangan hanya menerima instruksi, tapi coba lah menanyakan hal yang belum di mengerti mengenai instruksi berikut, begitu juga sebaliknya. Selain itu wujud
dari komunikasi menurut informan yakni dengan dengan mengawasi monotoring para pegawai dalam melaksanakan tugas serta evaluasi pencapaian pelayanan
pajak kendaraan bermotor yang dilakukan. Informan kunci menambahkan komunikasi selalu di jalin keapada
masyrakat dengan lebih bersifat persuasif yakni dengan sosalisasi. Sosialisasi langsung dapat dilakukan dengan cara razia gabungan antara kepolisan dan dinas
pendapatan untuk menertibkan para wajib pajak yang tidak taat. Selain itu sosialisasi lewat beberapa media juga dilakukan seperti melalui radio, spanduk,
selebaran, dan lain lain. Dan yang paling dekat yakni komunikasi mengenai pelayanan yang sudah diraskan melalui alat mesin yang daoat dipergunakan
masyarakat untuk menyatakan puas atau tidak puas terhadap pelayanan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
SAMSAT statisfied Machine. Dengan alat ini, masyarakat bisa menyampaikan rasa ketidakpuasan terhadap pelayanan SAMSAT.
4. Disposisi Implementor
Pemahaman serta dukungan terhadap kebijakan SAMSAT ini sangat ditunjukan oleh para pegawai UPT SAMSAT Balige. Menurut informan kunci,
respon terhadap hadirnya implementasi sistem administrasi dibawah satu atap seperti sangat baik dan efektif. Dengan sistem yang seperti ini menjadikan
pelayanan semakin singkat yang dulunya memakan waktu yang lama menjadi efektif sehingga pelayanan semakin prima.
Di dalam instruksi bersama menteri tiga menteri, Menteri Pertahanan Keamanan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan, sudah jelas dijabarkan
wewenang dan tanggung jawab implementor di kantor SAMSAT Balige. Selain itu juga Peraturan Gubernur no.44 tahun 2010 menjadi acuan bagi agen
implementor dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Menurut informan kunci, dengan bekerja pada sistem seperti ini yang mengutamakan pelayanan prima
membangkitkan loyalitas kami terhadap pelayanan pajak kendaraan.
B. Hasil Wawancara Informan Utama
1. Struktur Birokrasi
a. Aspek