Jenis Data Metode Analisis Data Teknik Pengumpulan Data Analisis Hasil Penelitian 1. Pemeriksaan Operasional atas Dana Pensiun

BAB III METODE PENELITIAN

A. TempatLokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi tempat penelitian ini dilakukan pada kantor DAPENBUN cabang PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II Persero yang beralamat di JL. MEDAN – TG.MORAWA KM 15,5.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu metode dimana penulis mengumpulkan data – data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dan literatur – literatur lainnya yang kemudian diuraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya.

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan yang membutuhkan pengolahan yang lebih lanjut seperti wawancara atau pengisian kuesioner. Universitas Sumatera Utara 2. Data sekunder Data sekunder adalah data pelengkap bagi data primer yang diperoleh dalam bentuk hasil pengolahan yang sudah jadi, berupa publikasi maupun data perusahaan. Seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan catatan atau laporan dana pensiun.

D. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode : 1. Metode Deskriptif Sugiyono 2004 mendefinisikan metode desktiptif sebagai penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel lebih independen tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan : 1. Teknik wawancara, yaitu dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak perusahaan khususnya bagian yang berkaitan langsung dengan penelitian. 2. Teknik dokumentasi, yaitu dengan meminta dan menganalisis bahan – bahan hasil dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan objek penelitian. Universitas Sumatera Utara 3. Teknik observasi, yaitu merupakan salah satu teknik pengumpulan data primer dengan cara pengamatan langsung. Pengamatan dilakukan pada kantor Dapenbun PTPN-II Persero Universitas Sumatera Utara BAB 1V ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah Singkat PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II Persero

Perusahaan Perseroan PT Perkebunan II yang bergerak di bidang Pertanian dan Perkebunan didirikan dengan Akte Notaris G.H.S Loemban Tobing SH Nomor 12 tanggal 5 April 1976 yang diperbaiki dengan Akte Nomor 54 tanggal 21 Desember 1976, dan Pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. Y.A5438 tanggal 28 Januari 1977 dan telah diumumkan dalam Lembaran Negara Nomor 52 tahun 1978 sebagai tambahan Berita Negara RI No. 6 tanggal 20 Januari 1978 yang telah didaftarkan kepada Pengadilan Negeri Tingkat I Medan tanggal 19 Februari 1977 Nomor 101977PT. Perseroan Terbatas ini bernama: Perusahaan Perseroan PT Perkebunan II, disingkat ‘PT Perkebunan II’ merupakan perubahan bentuk dan gabungan dari PN. Perkebunan II dan PN. Perkebunan Sawit Seberang. Pendirian Perusahaan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 1969. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1975. mulai tahun 1984 menurut Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham Akte Pendirian tersebut di atas telah dirubah dan diterangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 94 tanggal 13 Agustus 1984 yang kemudian diperbaiki dengan Akte Nomor 26 tanggal 8 Maret 1985 dengan persetujuan Menteri Kahakiman No. C2- Universitas Sumatera Utara 5013-HT.0104 tahun 1985 tanggal 14 Agustus 1985. sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 20-12-1990 Akte tersebut mengalami perubahan kembali dengan Akte Notaris Imas Fatimah No. 2 tanggal 1 April 1991 dengan persetujuan Menteri Kehakiman No. C1-4939-HT.01.04 TH-91 tanggal 20 September 1991. Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1996, kembali diadakan reorganisasi berdasarkan wilayah kerja, dimana PT Perkebunan II yang didirikan dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing, SH No. 6 tanggal 1 April 1974 dan PT Perkebunan IX yang didirikan dengan Akte Notaris Ahmad Bajumi, SH No. 100 tanggal 18 September 1983, dilebur dan digabungkan menjadi satu dengan nama PT Perkebunan Nusantara II yang dibentuk dengan Akte Notaris Harus Kamil, SH Nomor 35 tanggal 11 Maret 1996, kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris Sri Rahayu Prasetyo, SH No. 7 tanggal 8 Oktober 2002. Anggaran dasar ini direvisi kembali dengan Akte Notaris Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH No.33 tanggal 13 Agustus 2008. Pada tanggal 9 Juni 2009, PT Perkebunan Nusantara II Persero Medan melakukan kerja sama dengan Kuala Lumpur Kepong Plantation Holding BHD KLK.PH untuk mendirikan perusahaan patungan PT LNK, selanjutnya pada tanggal 1 Juli 2009 PTP nusantara II melakukan Kerja Sama Operasi KSO dengan PT. LNK untuk mengelola Distrik Rayon Tengah di 5 unit usaha termasuk 2 pabrik kelapa sawit di dalamnya. Saat ini perusahaan mengelola 23 unit usaha termasuk 6 unit pabrik kelapa sawit, 2 unit Pabrik Gula PG, 4 unit Pabrik Kakao, 4 unit Rumah Sakit, 1 unit Bengkel Pusat BP, 1 unit Universitas Sumatera Utara BalaiPenelitian Tembakau Deli BPTD, dan 1 unit Riset dan Pengembangan Tebu Risbang Tebu. PT Perkebunan Nusantara II Persero Medan mengusahakan komoditi kelapa sawit, karet, kakao, gula dan tembakau. Budidaya kelapa sawit diusahakan pada areal seluas 85.988,92 ha, karet 10.608,47 ha dan kakao seluas 1.981,96 ha. Selain penanaman komoditi pada areal sendiri plus inti, PT Perkebunan Nusantara II Persero Medan juga mengelola areal plasma milik petani seluas 22.460,50 ha untuk tanaman kelapa sawit. Disamping itu PT Perkebunan Nusantara II juga mengelola tanaman musiman yaitu tanaman tebu dan tembakau. Tanaman tebu lahan kering ditanam pada areal seluas 13.226,48 ha. Selain itu PT. Perkebunan Nusantara II ini memiliki visi, misi, dan tujuan sebagai berikut : Visi : Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dan mampu bersaing di pasar global. Misi : PTPN-II sebagai perusahaan agribisnis yang handal, memegang komitmen pada peningkatan nilai, pertumbuhan berkesinambungan, diversifikasi produk tanaman terpadu, bekerja efisien dan optimal. Tujuan : Melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan secara umum, dan di sektor pertanian dan perkebunan pada khususnya. Universitas Sumatera Utara

b. Sejarah dan Stuktur Organisasi Dapenbun Cabang PT.Perkebunan Nusantara II Persero

1. Sejarah Dapenbun Dana pensiun perkebunan yang selanjutnya di singkat menjadi DAPENBUN dengan kantor pusat di Jakarta dan kantor cabang di tempat-tempat lainnya menurut kebutuhan. Dapenbun merupakan kelanjutan dari “Yayasan Dana Pensiun Perkebunan” yang didirikan berdasarkan akte notaris Abdul Latief, SH nomor 8 tanggal 8 Januari 1976 yang menyelenggarakan program pensiun anggota Direksi dan staf yang telah disesuaikan dengan Undang-Undang Dana Pensiun dan telah disahkan Menteri berdasarkan Surat Keputusan nomor Kep-554KM.171997 tanggal 29 Oktober 1997. Perubahan terakhir telah disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan R.I yaitu Kep-193KM.102007 tanggal 02 Oktober 2007. Perusahaanorganisasi ini didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya. Maksud dan tujuan didirikan Dapenbun Cabang PTPN-II ini adalah hanya mengelola data base peserta Dapenbun dan setiap bulannya membuat permintaan modal kerja ke Dapenbun Pusat Jakarta dan selanjutnya membayarkan manfaat pensiun kepada peserta pensiun. Sedangkan maksud dan tujuan Dapenbun Pusat Jakarta adalah menghimpun dan mengelola dana untuk mengusahakan kesinambungan penghasilan serta meningkatkan kesejahteraan peserta program manfaat pasti. Universitas Sumatera Utara Penelasannya dapat terlihat dari gambar flowchart alur kegiatan Dapenbun Cabang PTPN-II : Iuran normal Modal kerja Pembayaran manfaat pensiun Gambar 4 . 1 Flowchart alur kegiatan Dapenbun Sumber : Dapenbun PTPN-II Dapenbun Pusat Jakarta PT. Perkebunan Nusantara II Dapenbun Cab. PTPN-II Peserta pensiunan Universitas Sumatera Utara 2. Struktur Organisasi Dapenbun Cabang PT. Perkebunan Nusantara II Persero Strukrut organisasi Dapenbun Cabang PTPN-II Persero Tanjung Morawa adalah sebagai berikut :

1. Kepala Cabang

Yang di pimpin oleh Bapak Ir.H. Tambah Karo-Karo • Bertanggung jawab terhadap penyaluran dana pensiun yang akan disalurkan kepada pensiunan, serta bertanggung jawab menjaga memilihara seluruh catatan, dokumen yang berhubungan dengan semua urusan penyaluran dana. Dan melaksanakan pembayaran manfaat iuran pasti kepada pensiunan. • Wewenangnya adalah melakukan rapat khusus yang harus dihadiri oleh seluruh staf dan pegawai Dapenbun cabang PTPN-II.

2. Wakil Kepala Cabang

Yang di pimpin oleh Bapak H.E. Zulfan Effendi Bertanggung jawab membantu kepala cabang dalam melaksanakan kegiatannya serta memiliki tanggung jawab dan wewenang yang hampir sama dengan kepala cabang. 3. Kordinator Yang di pimpim oleh Bapak Jules Hutagalung Bertanggung jawab untuk memonitori dan mengawasi jalannya penyaluran dana yang akan disalurkan serta membantu kepala dan wakil kepala dalam melaksanakan tugas-tugas. Universitas Sumatera Utara

4. Bagian Kepesertaan

Bagian ini memiliki tanggung jawab melayani seluruh pensiunan yang ada, dan membantu memberikan penjelasan tentang dana pensiun ini. Bagian kepesertaan ini terdiri atas : • Program non staf, yang dikendalikan oleh Hapy Yandri S • Program staf, yang dikendalikan oleh Oky Budianto,SP 5. Bagian Keuangan Bagian ini memiliki tanggung jawab yang besar terhadap seluruh dana yang akan disalurkan kepada pensiunan, menetukan besarnya pensiun yang akan segera dibayarkan. Jika terjadi kesalahan jumlah nominal dari dana pensiun yang akan disalurkan maka hal ini merupakan tanggung jawab bagian keuangan untuk segera menyelsaikannya. Bagian keuangan ini terdiri atas : • Pembukuangaji, yang dikendalikan oleh SY.E.Hatta dan Yuyika Hilda Nova, Amd • Verifikasi, yang dikendalikan oleh Ade Sundari,S.Sos Maksud dan tujuan Dapenbun adalah : Menghimpun dana dan mengelola dana untuk mengusahakan kesinambungan penghasilan serta meningkatkan kesejahteraan peserta di hari tua dengan menyelenggarakan program Pensiun Manfaat Pasti. Universitas Sumatera Utara

c. Pemungutan, Usia, dan Perhitungan Dana yang Dilakukan Dapenbun

Pemungutan dana yang dilakukan Dapenbun PTPN-II adalah dengan cara pemotongan melalui gaji pokok peserta dan dari perusahaan atau pemberi kerja. Dipotong dari gaji pokok peserta adalah sebesar : 6 Dipotong dari perusahaan atau pemberi kerja adalah sebesar : 6,53 1. Usia pensiun normal ditetapkan : a Untuk karyawan golongan 1A sd IID = Usia 55 tahun b Untuk karyawan golongan IIIA sd IVD = Usia 56 tahun 2. Usia pensiun dipercepat ditetapkan : a Untuk karyawan golongan IA sd IID sekurang-kurangnya usia 45 tahun b Untuk karyawan golongan IIIA sd IVD sekurang-kurangnya usia 46 tahun 3. Usia pensiun wajib ditetapkan usia 60 tahun Perhitungan pemberian Dana pensiun sesuai dengan besar manfaat pensiun, dapat di hitung berdasarkan : Besar manfaat pensiun = penghargaan masa kerja x masa kerja x penghasilan dasar pensiun Besarnya penghargaan masa kerja dapat dilihat sebagai berikut : a Sebesar 2 untuk tiap tahun masa kerja sampai dengan 20 tahun. b Sebesar 2,5 untuk tiap tahun masa kerja diatas 20 tahun, maksimal masa kerja 12 tahun. Universitas Sumatera Utara 4. Pada Dapenbun Cabang PT. Perkebunan Nusantara II ini menggunakan beberapa sistem penyaluran dana pensiun yaitu dengan : a Manfaat pensiun normal untuk golongan IA sd IID adalah 9.767 peserta. Golongan IIIA sd IVD adalah 520 peserta. Batasan : masa kepesertaan 3 tahun Rumus perhitungan : PMKP x PhDP x masa kerja Contoh perhitungan : PMKP x PhDP = Uang pensiun Nama : Ilham tanggal lahir : 01-07-1950 Gol : IIb mulai Kerja : 01-08-1973 Tanggal Pensiun : 01-08-2005 Gaji : Rp. 1.533.821 Masa kerja : 01-08-2005 01-08-1973 00-00- 32 tahun. PMKP = 20 Thn x 2 = 40 = 12 Thn x 2,5 = 30 Jadi 70 x Rp. 1.533.821 = Rp. 1.073.675 Jadi dana pensiun yang di peroleh oleh Ilham dalam per bulan adalah sebesar Rp. 1.073.675. b Manfaat pensiun dipercepat untuk golongan IA sd IID adalah 733 peserta dan untuk golongan IIIA sd IVD adalah 34 peserta. Batasan : masa kepesertaan 3 tahun Universitas Sumatera Utara Rumus perhitungan : nilai sekarang x penghargaan masa kerja pensiun x PhDP. Perhitungan pada manfaat pensiun di percepat ini sama dengan perhitungan manfaat pensiun normal hanya saja pada pensiun di percepat nilai sekarang di tentukan oleh masing-masing pemberi kerja atau perusahaan, yang suatu saat dapat berubah-ubah sesuai dengan keputusan perusahaan. c Manfaat pensiun cacat, mulai dibayarkan pada tanggal 1 bulan berikutnya setelah yang bersangkutan oleh dokter yang ditunjuk pemberi kerja dinyatakan cacat. Untuk golongan IA sd IIID ada 3 peserta dan untuk golongan IIIA sd IVD tidak ada jumlah pensiun cacat. Batasan : masa kerja pensiun dihitung = usia pensiun normal – usia pada saat berhenti bekerja karena cacat + masa kerja sampai berhenti. Rumus perhitungan : PMKP x PhDP d Manfaat pensiun jandaduda, apabila peserta meninggal dunia di bawah usia pensiun dipercepat maka manfaat pensiun yang dibayarkan kepada jandaduda adalah sebesar 60 dari besar manfaat pensiun di tunda. Manfaat pensiun ini dibayarkan dalam jangka waktu yang berkela yaitu setiap bulan dan akan di hentikan apabila meninggal dunoa atau menikah lagi. e Manfaat pensiun anak dibayarkan secara berkala tiap tahun samapai anak tersebut berumur 21 tahun. Universitas Sumatera Utara Dalam hal perhitungan pemberian dan penyaluran dana pensiun ini karyawan baik golongan IA sd IID dan golongan IIIA sd IVD memiliki perhitungan yang sama tidak dibedakan berdasarkan pangkat atau golongan. Begitu juga dengan seluruh manajer dan kepala bagian tidak dibedakan karena peraturan tarif pensiun telah di atur dalam Keputusan Menteri Keuangan RI. Dalam hal ini yang membedakan hanya besar gaji pokok antara karyawan semua golongan dan manejer serta berapa lama pengabdiannya dalam perusahaan. 5. Penggunaan dana dan biaya lainnya yang ditanggung oleh Dapenbun Cabang PTPN-II yaitu : a Penggunaan dana Dapenbun harus diutamakan untuk terjaminnya kesinambungan pembayaran manfaat pensiun b Tunjangan-tunjangan yang diberikan antara lain sebagai berikut : • Gaji honorarium • Bonus • Biaya santunan sosial sewa rumah, listrik, air, trnsport, pakaian kerja • Biaya makan • Biaya lembur • Tunjangan dan bantuan • Pajak penghasilan pegawai • Biaya penghargaan maksimal 25 tahun, 30 tahun dan 35 tahun. 6. Keefektifan dan keefisiensian penyaluran dana pensiun pada Dapenbun adalah untuk meningkatkan kualitas pengelolaan Dapenbun yang efektif Universitas Sumatera Utara dan efisien dalam rangka kesejahteraan peserta, maka kepala cabang wajib melaksanakn tata kelola dana pensiun yang baik dengan diterapkannya prinsip-prinsip Good Pension Fund Governance GPFG yakni transparansi, akuntabilitas, responbilitas, indepedensi, serta kesetaraan dan kewajaran untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan kepentingan pihak terkait. Besarnya dana yang dikeluarkan oleh Dapenbun cabang PTPN-II ini per tahunnya adalah sebesar Rp 13.925.412.230 untuk golongan IA sd IID. Dan sebesar Rp 3.530.111.560 untuk golongan IIIA sd IVD. Perincian iuran pensiun dan pembayaran pensiun per april 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 4 . 1 Perincian Iuran dan Pembayaran Pensiun Gol IA sd IID PT.Perkebunan Nusantara II Cabang Tanjunag Morawa Per April 2011 Rekapitulasi APARIL 2011 Koreksi MP Bulan ini Total MP Triwulan ini - Pensiun normal - Pensiun dipercepat - Pensiun jandaduda - Pensiun anak - Pensiun ditunda - Pensiun cacat 9767 2.836.899.360 733 140.232.685 3462 501.842.595 49 5.187.055 1424 0 3 519.750 9.493.880 6.075.715 -330.950 2.846.393.240 146.308.400 501.511.645 5.187.055 519.750 TOTAL SELURUH 15438 3.484.681.445 15.238.645 3.499.920.090 Sumber : Dapenbun PTPTN-II Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah pensiunan golongan IA sd IID adalah 15438 pensiunan dengan jumlah pengeluaran dana per bulan adalah sebesar Rp 3.499.920.090. Seluruh pengeluaran ini disalurkan pada kebun-kebun Universitas Sumatera Utara PTPN-II yang di bantu oleh Dapenbun sebagai mitra kerja perusahaanpemberi kerja. Tabel 4.2 Perincian Iuran dan Pembayara Pensiun Gol IIIA sd IVD PT.Perkebunan Nusantara II Cabang Tanjung Morawa Per April 2011 Rekapitulasi APARIL 2011 Koreksi MP Bulan ini Total MP Triwulan ini - Pensiun normal - Pensiun dipercepat - Pensiun jandaduda - Pensiun anak - Pensiun ditunda - Pensiun cacat 520 602.082.795 34 24.361.100 433 255.721.410 1 183.685 4 0 0 0 602.082.795 24.361.100 255.721.410 183.685 TOTAL SELURUH 992 882.348.990 882.348.990 Sumber : Dapenbun PTPTN-II Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah pensiunan golongan IIIA sd IVD adalah 992 pensiunan dengan jumlah pengeluaran per bulan adalah sebesar Rp882.348.990. Seluruh pengeluaran ini disalurkan pada kebun-kebun PTPN-II yang di bantu oleh Dapenbun sebagai mitra kerja perusahaanpemberi kerja. Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa tidak ada perbedaan antara karyawan golongan bawah dengan karyawan golongan atas begitu pula dengan manajer ataupun atasan. Dalam perhitungannya yang membedakan adalah gaji pokok masing-masing karyawan baik karyawan golongan bawah maupun golongan atas. Besarnya tarif iuran pensiun telah ditetapkan sebelumnya sebesar 6 dari potongan gaji pokok untuk masing-masing karyawan, baik karyawan bawahan maupun karyawan atasa. Dan 6,53 yang akan di berikan oleh perusahaan atau Universitas Sumatera Utara pemberi kerja. Akan tetapi perusahaan atau pemberi kerja memiliki wewenang untuk merubah dengan cara menaikkan atau menurunkan iuran yang akan diberikan, jadi perubahan iuran dari perusahaan atau pemberi kerja bisa berubah- ubah sesuai dengan keputusan dewan direksi.

d. Pengakuan dan PencatatanJurnal Iuran Dana Pensiun

Pengakuan iuran dana pensiun di dalam neraca PTPN-II adalah sebagai kewajiban tidak lancar atau dengan kata lain disebut sebagai hutang iuran dana pensiun. Dikatakan sebagai kewajiban tidak lancar atau hutang dana pensiun adalah dikarenakan perusahaan sebagai pemberi kerja melakukan pembayaran kepada pensiunan secara berkala dengan pembayaran per bulan yang akan dibayarkan berdasarkan perhitungan yang telah ditentukan. Dengan demikian secara langsung perusahaan atau pemberi kerja berhutang kepada pensiunan, yang pengakuannya di dalam neraca diakui sebagai kewajiaban tidak lancar atau di sebut juga hutang iuran dana pensiun. Jurnal yang digunakan untuk mencatat pembayaranpengeluaran bagi perurasahaan atau pemberi kerja adalah sebagai berikut : Hutang iuran dana pensiun xxx Jurnal pembayaran dana pensiun Kas xxx Atau Biaya iuran dana pensiun xxx Biaya yang masih harus dibayar xxx Universitas Sumatera Utara Beban gaji xxx Jurnal pembayaran gaji Kas xxx Sedangkan jurnal penerimaan pembayaran bagi pensiunan adalah sebagai berikut : Kas xxx Jurnal penerimaan dana pensiun Piutang iuran dana pensiun xxx Jurnal penerimaan dicatat sebagai utang Iuran dana pensiun diterima dimuka xxx Pendapatan dana pensiun xxx Dengan demikian dana pensiun yang ada di neraca PTPN-II diakui sebagia kewajiban tidak lancar atau disebut juga sebagai hutang iuran pensiun. 2. Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional atas Dana Pensiun a. Langkah awal dalam pemeriksaan operasional, yang terdiri dari : 1 Penetapkan tujuan spesifik dan ruang lingkup Ruang lingkup merupakan elemen sistem, lokasi dan atau unit organisasi. Tujuan pemeriksaan : • Menetukan kesesuaian terhadap standar • Menentukan efektivitas sistem dalam pemcapaian sasaran mutu • Menetukan ide untuk peningkatan improvement 2 Penunjukan lead auditorauditorpemeriksa. Adapun tanggung jawabnya antara lain : Universitas Sumatera Utara • Membuat dan merencanakan jadwal pemeriksaan audit plan • Melaksanakan opening meeting dan closing meeting • Mengkomunikasikan pesyaratan dan kebijakan • Mengambil keputusan akhir mengenai masalah yang timbul selama pemeriksaan • Melaksanakan, menyiapkan, dan menyerahkan laporan pemeriksaan 3 Menginformasikan auditee Aturan untuk auditee adalah sebagai berikut : • Mengkoordinasikan dan membantu tim pemeriksa menyediakan waktu • Menjamin kehadiran personil yang relevan untuk kelancaran pemeriksaan • Bekerja sama dengan tim pemeriksa untuk mencapai sasaran pemeriksaan • Memberikan keleluasaan kepada tim pemeriksa untuk mengaudit bagian atau informasi • Maninjau hasil temuan pemeriksaan dan membuat perjanjian dengan tim pemeriksa mengenai batas waktu tindakan perbaikannya • Mendokumentasikan perbaikan yang telah dilaksanakan. 4 Tinjauan awal dokumen. Universitas Sumatera Utara

b. Persiapan pemeriksaan operasional

Persiapan pemeriksaan operasional harus diawali dengan bebrapa langkah- langkah berikut, yaitu : 1 Menyiapkan rencana pemeriksaan, seperti : • Mengidentifikasi anggota tim pemeriksa • Menetukan tujuan dan ruang lingkup • Menetukan tanggal dan tempat pemeriksa serta unit yang akan diperiksa • Memperkirakan waktu atau lama pemeriksaan • Penugasan elemen atau klausal sistem pada Dapenbun 2 Penugasan pekerjaan anggota tim pemeriksa Adapun tugas anggota tim pemeriksa seperti : • Menentukan pemeriksaan sesuai dengan standar atau ruang lingkup yang telah di sepakati • Mengumpulkan dan menganalisis bukti-bukti objektif • Menberikan pertanyaan • Bertindah etis dalam pemeriksaan • Mencatat adanya kelemahan dalam suatu pemeriksaan untuk menjadi perhatian atau perlunya pemeriksaan tambahan. 3 Penyiapan dokumen-dokumen kerja, yang terdiri dari : • Cheklist • Prosedur operasional Universitas Sumatera Utara Adapun prosedur operasional di PTPN-II yaitu prosedur pembayaran gaji baik karyawan maupun manajer yang di bauat oleh bagian SDM yang ada di kantor direksi akan di teruskan oleh bagian keuangan guna penyaluran gaji. Bagian keuangan akan membuat catatan mengenai gaji perbulan bagi masing-masing karyawan ataupun manajer, sehingga pada saat karyawan atau pun manajer yang bersangkutun pensiun catatan yang dimiliki oleh bagian keuangan dan bagian SDM akan di berikan ke Dapenbun. Kemudian Dapenbun akan menghitung berapa besar manfaat pensiun yang didapatkan oleh karyawan ataupun manajer sesuai dengan tarif pensiun yang berlaku. Bagi para pensiunan mereka akan mengambil gaji pada kantor Dapenbun atau pada kebun- kebun tempat mereka bekerja yang dimasukkan ke dalam amplop gaji. Berbeda dengan manajer, manajer akan di transfer ke masing- masing rekening. 4 Mempersiapkan ruang lingkup Dokumen atau berkas yang akan di audit. Ruang lingkup Dokumen atau berkas yang akan di audit adalah sebagai berikut : • Tidak hanya terbatas pada masalah-masalah keuangan atau akuntansi saja, seperti neraca, laporan labarugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas. • Dokumen Evaluasi terhadap struktur organisasi Universitas Sumatera Utara • Dokumen Evaluasi terhadap metode produksi • Dokumen Evaluasi pemasaran hasil produksi • Dan dokumen kas masuk dan kas keluar 5 Mempersiapkan dokumenberkas yang akan di periksa yaitu pada priode 31 desember 2009. Pada pemeriksaan operasional atas dana pensiun ini peneliti menggunakan dokumenberkas pada priode 31 desember 2009. 6 Temuan-temuan audit yang kemungkinan ditemukan dalam pemeriksaan ini. a Sifat temuan audit yang ditemukan oleh auditor adalah berupa : • Temuan audit dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran • Temuan audit sering dikatakan sebagai kekurangan • Temuan audit menjelaskan bahwa sesuatu yang baik saat sekarang atau masa lalu serta yang mungkin terjadi di masa yang akan datang terdapat kesalahan • Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang cukup, andal, relevan dan berguna untuk mencapai tujuan penugasan • Observasi rekomendasi harus didasarkan pada atribut : kriteria, kondisi, penyebab, dan dampak. • Kualitas kriteria komunikasi haruslah : objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu. • Sasaran-sasaran perbaikan, seperti : - Temuan audit membutuhkan tindakan perbaikan Universitas Sumatera Utara - Manajer operasi memiliki hak untuk mengimplementasikan saran tersebut atau tidak • Temuan audit yang dapat dilaporkan, seperti : - Tidak setiap kelemahan dapat dilaporkan - Temuan audit yang dilaporkan harus memiliki kriteria : cukup signifikan, didasarkan pada fakta, objektif, relevan dan cukup meyakinkan. b Tingkat signifikansi • Temuan-temuan tidak signifikan, tidak disembunyikan atau dilewatkan • Temuan-temuan kecil, perlu dilaporkan kepada manajemen lewat surat • Temuan-temuan besar, dapat menghalangi tujuan utama organisasi atau entitas • Pengklasifikasian tersebut merupakan tanggung jawab auditor internal, bukan manajemen c Elemen-elemen temuan audit • Kriteria = tujuan dan sasaran serta kualitas pencapaian • Kondisi = merupakan jantungnya temuan • Penyebab = memerlukan latihan pemecahan masalah • Dampak = temuan tentang keekonomisan dan efisiensi dan temuan tentang keefektivan • Kesimpulan = harus didukung dengan fakta Universitas Sumatera Utara • Rekomendasi = tindakan yang dapat dipertimbangkan oleh manajemen untuk memeperbaiki kondisi yang salah atau memperkuat sistem pengendalian internal d Pembahasan temuan • Pencatatan temuan audit : - Aktivitas pencatatan temuan audit internal yang dibuat sesuai dengan tujuan - Laporan pencatatan temuan audit : • Memberikan acuan untuk bahan pembahasan • Digunakan untuk mengkomunikasikan temuan dengan auditee dan untuk mendapatkan tanggapan tertulis • Komunikasi penting bagi presentase hasil audit e Penelahaan pengawasan • Setiap temuan audit yang dilaporkan telah melalui penelahaan pengawasan yang ketat • Tujuannya untuk memepertahankan kredibilitas aktivitas audit internal • Penyedia audit harus melakukan riview secara rutinpriodik untuk menjaga mutukualitasa audit f Pelaporan temuan audit • Beberapa organisasi audit menyusun ringkasan eksekitif atas laporan audit internal Universitas Sumatera Utara • Ringkasan ksekutif : biasanya dibuat dalam satu halaman, menjelaskan lingkup audit, menyajikan opini audit secara keseluruhan, dan menyajikan penilaian auditor atas objek yang di audit.

c. Pelaksanaan Pemeriksaan operasional

Pelaksanaan pemeriksaan operasional harus memalui bebrapa tahap atau sistematis pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan harus diawali dengan : • Opening audit Dalam rapat pembukaan yang dilakukan oleh kepala Dapenbun dan staf Dapenbun harus dihadiri oleh manajer karena akan menjelaskan tentang item-item yang telah disediakn yang akan di audit yang kemungkinan telah dilampirkan. • Pembagian audit Dalam hal ini pembagian audit, harus ada team leader dalam satu bidang dan semua staf harus menguasai bidangnya masing-masing. • Audit final adalah hasil audit setelah diverifikasi sama pimpinan rapat yang akan langsung disampaikan kepada direktur bagian SDMumum. • Closing meeting Pada rapat penutupan ini kepalapimpinan rapat akan mengundang manajer dan staf manajer serta auditee yang telah membantu dalam pemeriksaan. Dan juga menjelaskan hasil audit.pemeriksaan dan Universitas Sumatera Utara mengklarisifikasi temuan apabila terdapat ketidaksesuaian, konfirmasikan kepada auditee dan meminta tindakan koreksi serta target penyelesaian serta memberikan saran-saran dan rekomendasi.

d. Pelaporan hasil pemeriksaan operasional

Hasil akhir dari pelaksanaan pemeriksaan operasional ini berupa laporan tertulis yang ditujukan kepada manajemen perusahaan dan kepala Dapenbun. Laporan tersebut merupakan masukan dari pemecahan masalah yang difokuskan pada usaha peningkatan prosedur, operasi, dan metode serta pelaksaan dan juga ditunjukan untuk menilai penyaluran dana pensiun telah efektif dan efisien sesuai dengan peraturan dalam Program Pensiun. Penulisan laporan hasil pemeriksaan tidak banyak berbeda dengan penulisan laporan bermacam-macam audit lainnya, yaitu laporan harus jelas, nyata, bersih, menyeluruh dan persensive. Dalam hasil audit biasanya banyak ditemukan temuan-temuan yang di terima oleh auditor dan setelah melakukan pertemuan akan dibahas pada rapat. Di dalam rapat auditor menjelaskan temuan yang didapat dan jika ada yang tidak terima dengan temuan tersebut maka auditor akan menyertakan bukti dokumen. Hasil pemeriksaan ini setelah selesai akan diberikan kepada Dapenbun Pusat, Kepala Direktur, dan Kepala Dapenbun Cabang. Hasil pemeriksaan priode 31 desember 2009 ini berupa pernyataan pendapat mengenai objek yang di periksa telah sesuai dengan standar dan tidak adanya Universitas Sumatera Utara salah saji yang material. Pendapat atau opini yang akan di berikan oleh auditor tehadap objek pemeriksaan adalah sebagai berikut : a Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinoin b Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasa unqualified opinoin with explanatory paragraph c Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion d Pendapat tidak wajar adverse opinion e Meneolak memberikan pendapat disclamer

e. Tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan operasional

Pemeriksaan tindak lanjut terbatas pada usaha untuk mengkaji ulang atau review tindakan koreksi yang telah atau sedang dilakukan oleh auditor terhadap rekomendasi temuan pemeriksaan, termasuk membandingkan dengan tindakan yang disarankan atau direkomendasikan. 1. Sasaran pemeriksaan Sasaran pemeriksaan dari tindak lanjut adalah menilai sejauh mana mana manajemen telah mengambil langkah tindak lanjut atas rekomendasi temuan hasil pemeriksaan. 2. Ruang lingkup pemeriksaan Ruang lingkup pemeriksaan tindak lanjut adalah semua temuan yang hasil pemeriksaannya telah disepakati tindak lanjutnya antara manajemen dengan auditor, tetapi masih butuh tindak lanjut atau bisa dikatakan belum selesai ditindak lanjuti. Universitas Sumatera Utara 3. Kriteria pemeriksaan tindak lanjut : • Tanggung jawab pelaksanaan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan harus ditetapkan secara jelas. • Tindakan yang diambil harus sesuai dengan rekomendasi dan mendapat persetujuan oleh pihak yang berwenang. • Tindakan harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan pada rencana tindak lanjut, dan sejalan dengan dokumen atau bukti yang real. Proses verifikasi : 1. Memverifikasi bahwa akar penyebab permasalahan telah benar-benar teridentifikasi. 2. Memverifikasi bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan telah cukup baik dan efektif. 3. Memverifikasi bahwa personel yang terkait benar-benar mengetahui tindakan perbaikan yang dilaksanakan atau dengan adanya pelatihan mengenai perubahan sistem dokumen akibat tindakan perbaikan tersebut. 4. Melihat dokumentasi dari tindakan perbaikan yang telah dilakukan adanya perubahan dokumen data. Laporan hasil pemeriksaan yang telah diterima pihak manajemen mengenai berbagai temuan atas kelemahan sebaiknya ditindak lanjuti oleh manajer dan para stafnya dalam arti harus diterapkan mengenai segala Universitas Sumatera Utara rekomendasi untuk mencegah semua hal yang menyebabkan menjadi tidak efektif dan efisien.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Pemeriksaan Operasional atas Dana Pensiun

Pemeriksaan operasional atas dana pensiun yang dilakukan oleh perusahaan khususnya Dapenbun yaitu : a. Tahap pendahuluan Langkah awal yang dilakukan oleh auditor adalah melakukan survey pendahuluan terhadap dana pensiun yang ada di Dapenbun perusahaan, dimana auditor mulai mencari data – data apa saja yang akan diaudit dan dalam bentuk tetulis. Auditor juga melakukan wawancara kepada pihak manajemen Dapenbun agar auditor dapat memahami kebijakan-kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan atau pun Dapenbun sendiri. Auditor sebelum melakukan audit sudah terlebih dahulu diberikan pedoman internal yang telah ada di perusahaan atau Dapenbu itu sendiri. b. Tahap pemeriksaan mendalam Pada tahap ini auditor melakukan studi lapangan, dimana auditor melakukan pengamatan secara langsung atas kegiatan dana pensiun khususnya pada penyaluran dan pengolahan data base. Auditor juga melakukan kegiatan analisis untuk mengetahui penyimpangan antara rencana dengan realisasi dalam dana pensiun pada Dapenbun. Universitas Sumatera Utara c. Tahap pelaporan Auditor membuat laporan hasil audit yang terdiri dari informasi mengenai objek yang diaudit serta hasil audit yang mencakup temuan-temuan, rekomendasi dan hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditindak lanjuti. Pemeriksaan operasional dalam hal dana pensiun ini telah sesuai dan telah memadai dengan yang diterapkan oleh perusahaanDapenbun. PerusahaanDapenbun juga melakukan audit sesuai dengan teori yang ada didalam buku, maka dalam hal pemeriksaan ini yaitu dana pensiun sudah berjalan dengan efektif dan efisien karena mulai dari awal hingga saat ini. Selain itu pengendalian internal yang ada di perusahaanDapenbun ini telah berjalan dengan baik sehingga mengurangi risiko penyelewengan dan kecurangan yang mungkin bisa terjadi. Pemeriksaan operasional atas dana pensiun ini telah berjalan secara memadai sesuai dengan ketentuan dari pihak manajemen yang ada diperusahaan, karena prosedur dari sistem penyaluran dana pensiun sudah terkendali dengan baik dan efektif. Standar yang digunakan oleh Dapenbun Pusat adalah standar pemeriksaan yang sesuai dengan Standar Profesi Akuntan Publik yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangna dan standar pelaporan yang bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat kepada pemakai laporan. Dapenbun yang berada di PTPN- II merupakan anak cabang dari Dapenbun Pusat sehimgga semua jenis pengeluaran dan penyaluran akan dilaporkan oleh Dapenbun Cabang kepada Dapenbun pusat. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya Dapenbun pusat akan kembali melakukan pemeriksaan berdasarkan dokumen dan bukti yang telah kembali kepada Dapenbun pusat yang dilakukan oleh auditor yang dimiliki oleh Dapenbun pusat. Hasil dari pemeriksaan tersebut merupakan informasi bagi manajer yang disajikan oleh auditor.

2. Hasil Pemeriksaan Operasional atas Dana Pensiun

Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor berupa laporan. Berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan, standar tersebut mengharuskan auditor untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar auditor memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan Dana Pensiun khususnya Dapenbun cabang PTPN-II ini bebas dari salah saji yang material. Material sendiri adalah kesalahan penyajian laporan keuangan dapat dianggap material jika kesalahan penyajian tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh para pengguna laporan. Audit yang dilakukan oleh auditor meliputi pemeriksaan, dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung, jumlah-jumlah dan pengungkapan yang mendukung dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikansi yang di buat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Dengan hasil pemeriksaan inilah perusahaan atau Dapenbun sendiri dapat melihat dan membuat keputusan terhadap pengendalian internal yang ada sekarang ini. Jika sudah berjalan dengan sebagaimana semestinya, maka berhasillah peranan pengendalian internal dan peranan audit dalam perusahaan Universitas Sumatera Utara atau Dapenbun, hal ini karena telah dilakukannya pemeriksaan fisik terhadap proses penyaluran yang langsung di salurkan kepada pensiunan, adanya pengawasan terhadap proses pengambilan dana pensiun, adanya pemisahan tugas yang efektif, juga telah memiliki kebijakan mengenai sanksi penyelewengankecurangan yang kemungkinan dilakukan oleh para pegawai atau staf Dapenbun. Adapun tujuan pengendalian internal yang ada di Dapenbun PTPN-II ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan dari pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan sistem pengendalian internal adalah memastikan bahwa sistem pengendalian internal memberikan jaminan bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 2. Tujuan dari pemeriksaan dan evaluasi atas efektivitas sistem pengendalian internal dana pensiun adalah memastikan bahwa sistem pengendalian telah berjalan dengan baik. 3. Tujuan pemeriksaan dan evaluasi kualitas pelaksaan tugas masing-masing adalah memastikan bahwa tujuan bisnis perusahaan telah di capai. Karena peran dan tanggung jawab auditor internal yang begitu penting bagi tercapainya tujuan perusahaan Dapenbun sendiri maka auditor internal perlu lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas yang dimiliki dan disesuaikan denga luasnya cakupan pemeriksaan yang harus dilakukan. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan