7
B. Perumusan Masalah
Adapun Permasalahan yang akan diangkat penulis adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana kewenangan Badan Permusyawaratan Desa dalam melaksnakan pemerintahan desa?
2. Bagaimana hubungan Badan Permuswayaratan Desa dengan perangkat
pemerintahan desa? 3.
Bagaimana Badan Permusyawaratan Desa menjalankan kewenanganya 4.
Bagaimana kinerja Badan Permusyawaratan Desa.
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dlam penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisa kewenangan Badan Permusyawaratan Desa
dalam melaksanakan pemerintahan desa. b.
Untuk menganalisa hubungan Badan Permusyawaratan Desa dengan perangkat pemerintah desa.
c. Untuk menganalisa kendala-kendala yang dihadapi Badan
Permusyawaratan Desa dalam menjalankan kewenangannya d.
Untuk menganalisa upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kinerja Badan Permusyawaratan Desa.
8
2. Mamfaat Penulisan
Ada pun yang menjadi tujuan penulisan skripsi penulis yang berjudul:
TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TERHADAP KEWENANGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM
SISTEM PEMERINTAHAN DESA, sesuai dengan permasalahan yang
diajukan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut: a
Secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu hokum pada umumnya dan secara khusus administrasi Negara yang
menyangkut mengenai masalah pelaksanaan pemerintahan desa. b
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat dalam penyebarluasan informasi kepada masyarakat tentang kewenangan badan
Permusyaratan desa dalam melaksanakan pemerintah desa.
D. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi ini adalah asli bukan jiplakan, sebab ide, gagasan pemikiran dan usaha penulis sendiri bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil
penggandaan dari karya tulis orang lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Dengan ini penulis dapat bertanggung jawab atas keaslian penulisan
skripsi ini, belum pernah ada judul yang sama demikian juga dengan pembahasan yang diuraikan. Dalam hal mendukung penulisan ini dipakai pendapat-pendapat
para sarjana yang diambil atua dikutip berdasarkan daftar referensi dari buku para sarjana yang ada hubungannya dengan masalah dan pembahasan yang disajikan.
9
E. Tinjauan Kepustakaan
Penulis melakukan tinjauan kepustakaan berdasarkan refernsi dari buku- buku. Badan Permusyawaraan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah,
badan Permusyawaratan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat di desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat peraturan desa, menampung
dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Salah satu tugas pokok yang dilaksanakan lembaga ini BPD adalah berkewajiban dalam menyalurkan aspirasi dan meningkatkan kehidupan
masyarakat desa, sebagaimana juga diatur dalam PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa, BPD dituntut mampu menjadi aspirator dan articulator antara masyarakat
desa dengan pejabat atau instansi yang berwenang. Sesuai dengan PP No. 72 Tahun 2005 tentang Pokok-pokok pemerintahan
di Daerah, program-program pendayagunan kelembagaan pemerintah daerah dan desa terutama adala yang menyangkut rumusan tugas, fungsi, saling hubungan,
tanggun jawab dan kewenangan yang melekat pada struktur organisasi dalam seluruh hirarki administrasi pemerintah daerah dan desa. Sehubungan dengan
upaya peningkatan kemapuan penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah, baik dalam rangka desentralisasi, dekontrasi dan pelaksanaan tugas pembantuan,
dalam Repelita V dilakukan perjanjian dan langkah-langkah penataan dan pengatuan kembali pembagian dan batas-batas wewenang antara Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah Tingkat I dan Pemerintah Derah Tingkat II. Selanjutnya
10 unsure-unsur organisasi yang berperan dalam upaya peningkatan pendapatan asli
akan dimantapkan system dan kemampuan teknis dan manajemennya. Pemilihan Anggota BPD dilaksanakan oleh penduduk desa dari dusun
dalam wilayah desa yang bersangkutan yang mempunyai hak pilih yang pelaksanaanya dilakukan oleh Panitia Pemilihan. Panitia pemilihan adalah, Panitia
pemilihan anggota Badan Permusyawaratan Desa yang ditetapkan dengan Keputusan BPD.
Jumlah anggota Badan Permusyawaratan Desa ditentukan berdasarkan jumlah penduduk desa yang bersangkutan. Anggota BPD dipilih dari calon-calon
yang dijukan oleh kalangan adat, agama, organisasi sosial-politik, golongan profesi dan unsur pemuka masyarakat lainnya yang memenuhi persyaratan.
F. Metodologi Penulisan