Metodologi Penulisan Sitematika Penulisan

10 unsure-unsur organisasi yang berperan dalam upaya peningkatan pendapatan asli akan dimantapkan system dan kemampuan teknis dan manajemennya. Pemilihan Anggota BPD dilaksanakan oleh penduduk desa dari dusun dalam wilayah desa yang bersangkutan yang mempunyai hak pilih yang pelaksanaanya dilakukan oleh Panitia Pemilihan. Panitia pemilihan adalah, Panitia pemilihan anggota Badan Permusyawaratan Desa yang ditetapkan dengan Keputusan BPD. Jumlah anggota Badan Permusyawaratan Desa ditentukan berdasarkan jumlah penduduk desa yang bersangkutan. Anggota BPD dipilih dari calon-calon yang dijukan oleh kalangan adat, agama, organisasi sosial-politik, golongan profesi dan unsur pemuka masyarakat lainnya yang memenuhi persyaratan.

F. Metodologi Penulisan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. MateriBahan Penelitian Adapun materi atau bahan penelitian ini bersumber dari data sekunder. Data sekunder tersebut terdiri dari : a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hokum yang mengikat, yakni : peraturan perundang-undangan yang terkait seperti PP No. 72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah. b. Bahan hukum sekunder, yaitu berupa bahan-bhan perpustakaan, yakni buku- buku bacaan yang berkaitan dengan masalah kewenangan Badan Permusyaratan Desa dalam melaksanakan pemerintah desa. 11 2. Alat Pengumpul Data Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah studi dokumen, yaitu pengumpulan data dengan cara penelusuran kepustakaan. 3. Analisis Hasil Penelitian Keseluruhan data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif yaitu dengan cara menguraikan dengan kata-kata.

G. Sitematika Penulisan

Secara sistematis penulis membagi skripsi ini dalam beberapa bab dan tiap bab dibagi atas sub bab yang terperinci sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab ini Mengemukakan tentang latar belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan Skripsi ini.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Dalam Bab ini Mengemukakan tentang tinjauan umum tentang latar belakang berdirinya badan permusyawaraan desa, Pengertian Badan Pemusyaratan Desa dan Pemerintah Desa, Dasar Hukum Pembentukan Badan Permusyaratan Desa, Tata Cara Pengangkatan Badan Permusyawaratan Desa 12 BAB III TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TERHADAP KEWENANGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DESA Dalam Bab Ini Mengemukakan tentang Pengertian Hukum Administrasi Negara, Pengertian Badan Pemusyaratan Desa dan Pemerintah Desa, Kewenangan Badan Permusyaratan Desa Dalam Melaksanakan Pemerintahan Desa. BAB IV HUBUNGAN YURIDIS ANTARA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DAN PERANGKAT DESA Dalam Bab ini Mengemukakan tentang Hubungn Yuridis antara Badan Permusyawaratan Desa dan perangkat Desa, Hubungan Badan Permusyawaratan Desa Dengan Perangkat Pemerintahan Desa, Kendala-Kendala Badan Permusyaratan Desa Dalam Menjalankan Kewenangannya dan upaya penyelesaian kendala. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam Bab ini berisi tentang kesimpulan yang merupakan penutup dariseluruh rangkaian bab-bab sebelumnya dan juga berisi saran dari penulisan yang mungkin bermamfaat di masa mendatang. 13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

A. Latar Belakang Berdirinya Badan Permusyawaratan Desa dan

Pemerintahan Desa Badan Permusyawaratan Desa merupakan organisasi yang berfungsi sebagai badan yang menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Anggotanya adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. BPD mempunyai peran yang besar dalam membantu Kepala Desa untuk menyusun perencanaan desa dan pembangunan desa secara keseluruhan. Dalam UU No. 32 dijelaskan bahwa pembangunan kawasan pedesaan yang dilakukan oleh kabupaten kota dan atau pihak ketiga mengikutsertakan pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Dalam rangka pemberdayaan dan penguatan desa, pemerintah mendorong terbentuknya Badan Perwakilan Desa BPD yang dalam UU.No.32 tahun 2004 , menjadi Badan Permusyawaratan Desa. Dalam melaksanakan kewenangan yang dimilikinya untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya, Badan Permusyawaratan Desa BPD sebagai lembaga legeslasi menetapkan kebijakan desa dan menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat bersama Kepala Desa. Lembaga ini pada hakikatnya adalah mitra kerja pemerintah desa yang memiliki kedudukan sejajar dalam menyelenggarakan urusan Pemerintahan Desa, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Sebagai lembaga legislasi, Badan Permusyawaratan