Pengertian dan Struktur Hukum Administrasi Negara

35

BAB III TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TERHADAP

KEWENANGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA, DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DESA

A. Pengertian dan Struktur Hukum Administrasi Negara

Pada dasarnya definisi Hukum Administrasi Negara sangat sulit untuk dapat memberikan suatu definisi yang dapat diterima oleh semua pihak, mengingat Ilmu Hukum Administrasi Negara sangat luas dan terus berkembang mengikuti arah pengolahanpenyelenggaraan suatu Negara. 1. Namun sebagai pegangan dapat diberikan beberapa definisi dari para Ahli sebagai berikut : Oppen Hein mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenagnya yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara. 2. ” J.H.P. Beltefroid mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alat pemerintahan dan badan-badan kenegaraan dan majelis-majelis pengadilan tata usaha hendak memenuhi tugasnya. 3. ” Logemann mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat dari norma-norma yang menguji hubungan Hukum Istimewa yang diadakan 36 untuk memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas mereka yang khusus. 4. ” De La Bascecoir Anan mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab Negara berfungsi bereaksi dan peraturan-peraturan itu mengatur hubungan- hubungan antara warga Negara dengan pemerintah. 5. ” L.J. Van Apeldoorn mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan yang hendaknya diperhatikan oleh para pendukung kekuasaan penguasa yang diserahi tugas pemerintahan itu 6. .” A.A.H. Strungken mengatakan “ Hukum Administarsi Negara adalah aturanaturan yang menguasai tiap-tiap cabang kegiatan penguasa sendiri. 7. ” J.P. Hooykaas mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah ketentuan – ketentuan mengenai campur tangan dan alat-alat perlengkapan Negara dalam lingkungan swasta. 8. ” Sir. W. Ivor Jennings mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah hukum yang berhubungan dengan Administrasi Negara, hukum ini menentukan organisasi kekuasaan dan tugas-tugas dari pejabat-pejabat administrasi. 9. ” Marcel Waline mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan yang menguasai kegiataan-kegiatan alat-alat perlengkapan Negara yang bukan alat perlengkapan perundang-undangan atau kekuasaan kehakiman menentukan luas dan batas-batas kekuasaan alat-alat perlengkapan tersebut, baik terhadap warga masyarakat maupun antara alat- 37 alat perlengkapan itu sendiri, atau pula keseluruhan aturan-aturan yang menegaskan dengan syarat-syarat bagaimana badan-badan tata usaha negara administrasi memperoleh hak-hak dan membebankan kewajiban- kewajiban kepada para warga masyarakat dengan peraturan alat-alat perlengkapannya guna kepentingan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan umum 10. .” E. Utrecht mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan agar memungkinkan para pejabat pemerintahan Negara melakukan tugas mereka secara khusus 11. .” Prajudi Atmosudirdjo mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah hukum mengenai operasi dan pengendalian dari kekuasaan-kekuasaan administrasi atau pengawasan terhadap penguasa-penguasa administrasi 12. .” Bachsan Mustofa mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah sebagai gabungan jabatan-jabatan yang dibentuk dan disusun secara bertingkat yang diserahi tugas melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintaha dalam arti luas yang tidak diserahkan pada badan-badan pembuat undang-undang dan badan – badan kehakiman. 1. A. Pengertian Hukum Administrasi Negara Dari pengertian-pengertian di atas jelaslah bahwa bidang hukum administrasi Negara sangatlah luas, banyak segi dan macam ragamnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum Administarsi Negara adalah Hukum mengenai pemerintahEksekutif didalam kedudukannya, tugas-tuganya, fungsi dan wewenangnya sebagai Administrator Negara. 38 Hukum Administrasi Negara dan Hukum Tata Pemerintahan itu meliputi segala sesuatu mengenai pemerintahan, yakni seluruh aktifitas pemerintah yang tidak termasuk perundangan dan peradilan.[1] Untuk mendapatkan pemahaman yang dirasakan cukup memadai, berikut ini akan dikemukakan batasan pengertian Hukum Administrasi Negara dari beberapa pakar ilmu hukum. Van Vollenhoven mengemukakan bahwa; “Hukum Administrasi Negara adalah suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun yang rendah apabila badan- badan itu menggunakan wewenangnya yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara.” De La Bassecour Laan mendefinisikan HAN sebagai berikut; “Hukum Administrasi Negara adalah himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab negara berfungsi beraksi, maka peraturan- peraturan itu mengatur hubungan-hubungannya antara tiap-tiap warga negara dengan pemerintahnya.” Dalam bukunya yang telah disebutkan di atas E. Utrecht mengemukakan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah cabang ilmu pengetahuan hukum yang menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat ambtsdrages, yakni administrasi negara melakukan tugas istimewa mereka.[2] Dan menurutnya HAN Hukum Tata Pemerintahan itu mempunyai obyek : 39 1. Sebagian hukum mengenai hubungan hukum antara alat perlengkapan negara yang satu dengan alat perengkapan negara yang lain. 2. Sebagian aturan hukum mengenai hubungan hukum, antara perlengkapan negara dengan perseorangan. HAN juga disebut sebagai perhubungan- perhubungan hukum istimewa yang diadakan sehingga memungkinkan para pejabat negara melakukan tugasnya yang istimewa. Dengan kata lain bisa dikemukakan bahwa: 1. Obyek HAN adalah semua perbuatan yang tidak termasuk tugas mengadili, meskipun mungkin tugas itu dilakukan oleh badan di luar eksekutif, bagi HAN yang penting bukan siapa yang menjalankan tugas itu, tetapi adalah masuk ke bidang manakah tugas itu. 2. HAN merupakan himpunan peraturan-peraturan istimewa. Istimewa dalam pengertian HAN di atas adalah kekuasaan istimewa khusus yang dimiliki administrasi negara. Pada dasarnya administrasi negara dalam melakukan hubungan hukum tunduk pada hukum biasa. Sebagai subyek hukum dalam melakukan Hukum Administrasi Negara dapat menggunakan KUH Perdata seperti subyek hukum lainnya. Tetapi agar dapat melaksanakan tugas khususnya dengan baik tugas yang tidak dapat dilaksanakan oleh subyek hukum lain dalam rangka menjamin kesejahteraan umum, maka administrasi negara diberi kekuasaan istimewa agar semua masyarakat dapat tunduk pada perintahnya. Adapun wujud dari kekuasaan istimewa ialah adanya kekuasaan “memaksa” agar perintah administrasi negara dapat ditaati. Dalam perjanjian misalnya administrasi 40 negara dapat memaksa seseorang atau badan hukum untuk menjual tanahnya kepada negara melalui lembaga Onteigening. Jadi dengan demikian HAN merupakan hukum istimewa karena memberikan kekuasaan yang lebih bisa memaksa, sedangkan hukum yang lain berlaku bagi subyek selain administrasi negara adalah hukum biasa[3]

B. Pengertian Dan Kedudukan Pemerintahan Desa Dalam Hukum