vasodilatasi dengan penurunan tonus simpatis. Perubahan volume cairan memengaruhi tekanan arteri sistemik. Bila tubuh mengalami kelebihan garam dan air,
tekanan darah meningkat melalui mekanisme fisiologi kompleks yang mengubah aliran balik vena ke jantung dan mengakibatkan penurunan tekanan darah. Kondisi
patologis yang mengubah ambang tekanan pada ginjal dalam mengekskresikan garam dan air akan meningkatkan tekanan arteri sistemik Udjianti, 2010.
2.1.3. Manifestasi Klinis
Berbagai tingkatan tekanan darah dan gejala-gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan, yang
bisa saja baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal Muhammadun, 2010.
Gejala-gejala tersebut mulai bisa dirasakan oleh para penderita hipertensi dengan tekanan darah lebih besar dari 14090 mmHg. Gejala-gejala yang dirasakan
penderita hipertensi adalah pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan,
muka pucat, suhu tubuh rendah M. Shadine, 2010. Biasanya tanpa gejala atau tanda-tanda peringatan untuk hipertensi dan sering
disebut silent killer. Pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami klien antara lain : sakit kepala rasa berat ditengkuk, palpitasi, kelelahan, nausea, vomiting,
ansietas, keringat berlebihan, tremor otot, nyeri dada, epistaksis, pandangan kabur atau ganda, tinnitus telinga berdenging, serta kesulitan tidur Udjianti, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Komplikasi
Komplikasi hipertensi terjadi karena kerusakan organ yang diakibatkan peningkatan tekanan darah sangat tinggi dalam waktu lama. Organ-organ yang paling
sering rusak, antara lain otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal. Organ-organ ini disebut target organ hipertensi.
a. Otak. Hipertensi akan menimbulkan komplikasi cukup mematikan. Berdasarkan penelitian, sebagian besar kasus stroke disebabkan hipertensi. Apabila
hipertensinya dapat dikendalikan resikonya pun menjadi menurun. Selain stroke, komplikasi pada organ otak akibat hipertensi ini adalah demensia atau pikun. Ini
adalah penyakit kehilangan daya ingat dan kemampuan mental yang lain. Resiko demensia dapat diturunkan dengan pengobatan hipertensi.
b. Mata. Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan pembuluh darah halus mata. Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh-pembuluh darah halus pada retina
bagian belakang mata robek. Darah merembes kejaringan sekitar sehingga dapat menimbulkan kebutaan. Kejadian ini dapat dihindari dengan pengendalian
hipertensi secara benar. c. Jantung :
a. Hipertrofi bilik kiri jantung. Bilik kiri jantung atau serambi kiri jantung adalah
ruang pompa utama jantung. Akibat otot yang bekerja terlalu berat ketika memompakan darah ke aorta karena hipertensi, akhirnya terjadi hipertropi
atau penebalan otot serambi kiri tersebut sehingga mengakibatkan semakin
Universitas Sumatera Utara
besar ruang serambi kiri jantung. Semakin besarnya serambi menyebabkan semakin bertambahnya pasokan darah. Di lain pihak penyempitan pembuluh
darah karena hipertensi menyebabkan tidak tercukupinya kebutuhan darah tersbut sehingga jantung akan rusak dan akan bekerja lebih kuat lagi dalam
memompa darah. b.
Gagal jantung. Suatu keadaan ketika jantung tidak kuat memompa darah keseluruh tubuh sehingga banyak organ lain rusak karena kekurangan darah
dan tidak kuatnya otot jantung dalam memompa darah kembali ke jantung. d. Pembuluh darah arteri
a. Arterisklerosis atau pengerasan pembuluh darah arteri. Pengerasan pada dinding arteri ini terjadi karena terlalu besarnya tekanan. Karena hipertensi, lama
kelamaan dinding arteri menjadi tebal dan kaku. b. Aterosklerosis atau penumpukan lemak pada lapisan dinding pembuluh darah
arteri. Penumpukan lemak dalam jumlah besar disebut plak. Pembentukkan plak dalam pembuluh darah sangat berbahaya karena dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah sehingga organ-organ tubuh akan kekurangan pasokan darah. Aterosklerosis paling terjadi pada arteri yang melewati jantung,
otak, dan ginjal, juga pada pembuluh darah besar yang disebut aorta abdominalis di dalam perut dan tungkai.
e. Ginjal. Komplikasi hipertensi timbul karna pembuluh darah dalam ginjal mengalami aterosklerosis karena tekanan darah terlalu tinggi sehingga aliran
Universitas Sumatera Utara
darah ke ginjal akan menurun dan ginjal tidak dapat melaksanakan fungsinya Marliani dkk, 2007.
2.1.5. Penatalaksanaan