Jumlah Rokok yang di Hisap Kerangka Konsep

b. Perokok Aktif Perokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari isapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap mainstream. Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif adalah orang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar Marliani, 2007.

b. Jumlah Rokok yang di Hisap

Jumlah rokok yang di hisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu : a. Perokok Ringan: Disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari. b. Perokok Sedang: Disebut perokok sedang jika menghisap 10-20 batang per hari. c. Perokok Berat: Disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang Bustan, 2007. Bila sebatang rokok dihabiskan dalam sepuluh kali hisapan asap rokok maka dalam tempo setahun bagi perokok sejumlah 20 batang satu bungkus per hari akan mengalami 70.000 hisapan asap rokok. Beberapa zat kimia dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan bersifat kumulatif ditimbun, suatu saat dosis racunnya akan mencapai titik toksis sehingga akan mulai kelihatan gejala yang ditimbulkan Muttaqin, 2009. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aris Sugiharto 2007 di Kabupaten Karanganyar dikatakan bahwa kebiasaan merokok, untuk perokok berat terbukti merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi dengan nilai p=0,001; OR = 2,47; 95 CI = 1,44 – 4,23.

2.3. Masa Dewasa Madya Middle Adulthood

2.3.1. Pengertian Masa Dewasa Madya Middle Adulthood

Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk tujuan pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam pengertian periode atau fase perkembangan. Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai berikut: Periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak anak, masa pertengahan dan akhir anak anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa pertengahan dewasa dan masa akhir dewasa M. Baitul, 2009. Perkiraan rata rata rentang usia menurut periode berikut ini memberi suatu gagasan umum kapan suatu periode mulai dan berakhir. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai setiap periode tahap tahap perkembangan manusia dalam buku Life-Span Development oleh John Santrock 2000. a. Periode prakelahiran prenatal period ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan. Universitas Sumatera Utara b. Masa bayi infacy c. ialah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial. Masa awal anak anak early chidhood d. yaitu periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf, dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak. Masa pertengahan dan akhir anak anak middle and late childhood ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat. Universitas Sumatera Utara e. Masa remaja adolescence f. ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. Masa awal dewasa early adulthood g. ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tigapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak. Masa pertengahan dewasa middle adulthood ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 55 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir. Universitas Sumatera Utara h. Masa akhir dewasa late adulthood Teori perkembangan Havighurst 1972, telah diringkas dalam tujuh tugas perkembangan untuk orang dewasa tengah. Tugas perkembangan tersebut meliputi: ialah periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru. a. Pencapaian tanggung jawab sosial orang dewasa b. Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan c. Membantu anak-anak remaja d. Mengembangkan aktivitas luang e. Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu f. Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan g. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

2.3.2. Tahap-Tahap Perkembangan Dewasa Madya

a. Perkembangan fisiologis Perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini. Universitas Sumatera Utara b. Perkembangan kognitif Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan. c. Perkembangan psikosial Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat memengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa Winanti, 2009. 2.4. Landasan Teori Menurut Blum 1986 dalam buku Notoatmodjo 2005, bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan seseorangmasyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu ; a. Environment lingkungan. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik baik natural atau buatan manusia, dan sosiokultur ekonomi, pendidikan, pekerjaan dll. b. Perilaku Life Styles, gaya hidup individumasyarakat sangat memengaruhi derajat kesehatan. Dalam masyarakat yang mengalami transisi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, akan terjadi perubahan gaya hidup pada masyarakat tersebut yang akan memengaruhi derajat kesehatan. Misalnya; pada masyarakat tradisonal dimana sarana transportasi masih sangat minim maka Universitas Sumatera Utara masyarakat terbiasa berjalan kaki dalam beraktivitas, sehingga individumasyarakat senantiasa menggerakkan anggota tubuhnya berolah raga. Pada masyarakat modern dimana sarana transportasi sudah semakin maju, maka individumasyarakat terbiasa beraktifitas dengan menggunakan transportasi seperti kendaraan bermotor sehingga individumasyarakat kurang menggerakkan anggota tubunya berolah raga. Kondisi ini dapat beresiko mengakibatkan obesitas pada masyarakat modern karena kurang berolah raga ditambah lagi kebiasaan masyarakat modern mengonsumsi makanan cepat saji yang kurang mengandung serat. Fakta di atas akan mengakibatkan transisi epidemiologis dari penyakit menular ke penyakit degeneratif. c. Heredity, faktor genetik ini sangat berpengaruh pada derajat kesehatan. Hal ini karena ada beberapa penyakit yang diturunkan lewat genetik. Faktor hereditas sulit untuk diintervensi karena hal ini merupakan bawaan dari lahir dan jika dapat diintervensi maka harga yang dibayar sangat mahal. d. Health Care Sevices, pelayanan kesehatan juga memengaruhi derajat kesehatan. Pelayanan kesehatan disini adalah pelayanan kesehatan yang paripurna dan integratif antara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Semakin mudah akses individumasyarakat terhadap pelayanan kesehatan maka derajat kesehatan masyarakat akan semakin baik. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesehatan Landasan teori menurut HL.Blum 1986, dari faktor-faktor yang dapat memengaruhi derajat kesehatan manusia, tidak semuanya akan diteliti pada penelitian ini, dengan berbagai pertimbangan dan melihat situasi di lapangan bahwa variabel yang diambil harus dapat diukur dan sesuai dengan kepustakaan yang ada menurut peneliti. Variabel yang diambil adalah variabel karakteristik kelompok dewasa madya umur, pendidikan, jenis kelamin dan pekerjaan dan gaya hidup kelompok dewasa madya aktifitas fisik, pola makan, kebiasaan istirahat dan riwayat merokok. Lingkungan: a. Fisik b. Biologis c. Sosiokultural Pelayanan Kesehatan: a. Promotif b. Preventif c. Kuratif d. Rehabilitatif Perilaku: a. Gaya hidup b. Sikap Herediter Genetik Derajat Kesehatan Universitas Sumatera Utara

2.5. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian Gaya Hidup Dewasa Madya: - Aktifitas Fisik - Pola Makan - Kebiasaan Istirahat - Kebiasaan Merokok Kejadian Hipertensi Karakteristik Kelompok Dewasa Madya: - Umur - Pendidikan - Jenis Kelamin - Pekerjaan Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan disain studi Matched Case Control dengan memilih kasus yang menderita hipertensi pada kelompok dewasa madya dan kontrol yang tidak menderita hipertensi pada kelompok dewasa madya. Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan hipertensi retrospektif melalui survey dan pemeriksaan secara langsung kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya hidup aktifitas fisik, pola makan, istirahat dan riwayat merokok terhadap kejadian Hipertensi pada Dewasa Madya di Wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul. Rancangan Penelitian Case Control yang diajukan sebagai berikut: Gambar 3.1. Desain Case Control Terpapar Faktor Resiko Tidak Terpapar Faktor Resiko Retrospektif Responden yang menderita Hipertensi Kasus Terpapar Faktor Resiko Tidak Terpapar Faktor Resiko Retrospektif Responden yang tidak menderita Hipertensi Kontrol Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

1 1 19

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 2

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 9

Pengaruh Sosial Budaya dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Suku Alas di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kutambaru Kabupaten Aceh Tenggara

0 0 46

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 18

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 2

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 8

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 29

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 5

Faktor-Faktor yang Memengaruhi terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor tahun 2012

0 0 18